Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)

Mo Ziqian melotot memandangiku, pandangan itu ada maksud mendalam lainnya.

Pria itu menundukan badan menggendong anak perempuan yang merengek di lantai, “Papa bawa kamu pergi beli yang lain.”

Sisi tidak menuruti, kaki kecilnya menendang sembarangan Mo Ziqian, “Tidak mau, Sisi maunya yang ini.”

Ini juga adalah anak yang sudah terlalu dimanja, bisa kelihatan betapa sayangnya Mo Ziqian terhadapa anak perempuannya ini. Melihat pria itu menggendong anak perempuannya pergi, aku juga tidak ada perasaan bersalah, aku sudah menolak seorang anak kecil, dan aku adalah orang dewasa, aku rasanya tidak seharusnya membawa dendam antara orang dewasa ke anak kecil. Tapi benar kah ini aku yang salah?

Anak perempuan itu sudah sudah terlalu dimanja, dan lampion ini awalnya juga memang aku beli sebagai hadiah untuk Qiang Qiang, Sisi, dia ada cinta kasih yang memanjakannya sampai ke langit dari Mo Ziqian, anakku ada apa? Dia hanya ada aku seorang.

Aku membawa pulang lampion ikan, ternyata benar Qiang Qiang sangat menyukainya, memang ibu lah yang memahami anak, Qiang Qiang membawa lampion itu berlari naik ke atas dan ke bawah, sangat suka.

Bulan 1 tanggal 15 penanggalan Cina malam harinya bisa menikmati festival lampion, aku membawa Qiang Qiang pergi ke satu jalan tempat festival lampion, untuk pertama kalinya Qiang Qiang mengunjungi tempat yang seramai dan semeriah ini,dia pun menjadi sangat senang, dan juga penuh penasaran.

Di depan ada penjual yang berpakaian tebal, tubuhnya sangat tinggi, di wajahnya memakai topeng monyet, di tangannya membawa beberapa lampion kartun, kelihatan Qiang Qiang pun bertanya padanya, “Adik, mau tidak menebak teka-teki? Kalau benar menebaknya, lampion kera sakti ini aku kasih ke kamu.”

Mata Qiang Qiang langsung bercahaya, “Baik lah!”

Penjual mengangkat naik lampion, membaca sesuai teka-teki yang ada di lampion, “Muka bulat seperti apel, asam dan juga manis banyak gizinya, bisa dimasak jadi sebagai sayuran, juga bisa dijadikan buah-buahan.”

Qiang Qiang memiringkan kepala kecilnya berpikir dan berpikir, “Tomat.”

Penjual tertawa hehe mengelus-elus kepala kecil Qiang Qiang, “Benar, sungguh pandai, lampion ini milikmu.”

Pria itu memberikan lampion kera sakti itu ke Qiang Qiang, Qiang Qiang dengan senang berkata: “Terima kasih paman.”

Saat ini, ada satu suara anak perempuan menyebar kemari, “Mama, aku juga mau menebak teka-teki!”

Telingaku bergetar sebentar, saat itu hati gembira pun hilang, tidak perlu dipikir pun tahu, suara anak kecil yang sombong dan juga bossy itu berasal dari anak perempuan Mo Ziqian, Sisi, hanya saja aku tidak tahu, Mo Ziqian datang bersama atau tidak.

Aku ingin membawa Qiang Qiang pergi, Sisi dan Chen Liyan sudah datang kemari.

Sisi melihat lampion Kera Sakti di tangan Qiang Qiang, mata itu terlihat jelas meremehkan, anak perempuan itu dengan angkuh berkata ke penjual: “Aku juga mau menebak teka-teki lampion, kalau benar, kamu juga harus memberiku lampion!”

Penjual menoleh dan melihat Sisi, dan juga melihat-lihat orang yang dingin dan angkuh di belakang Sisi, Chen Liyan yang berpakaian bermerk dan mahal, mengangkat tangan juga memegang-megang kepala Sisi, “Baik, kamu tebak, kalau menebak benar yang mana, Paman kasih kamu yang mana.”

Tangan kecil Sisi menarik salah satu di antara belasan lampion yang ada di tangan penjual, mendapatkan satu yang berbentuk nanas, “Aku tebak yang ini.”

Penjual pun membaca berdasarkan teka-teki yang ada di atas lampion berkata: “Kepala seperti domba, leher seperti angsa, bisa menempuh puluhan ribu mil di gurun Gobi, bisa tahan haus dan juga bisa tahan lapar.”

Sisi mengerutkan bulu alis bertanya, “Gurun Gobi itu apa?”

Penjual menjawab dengan sabar: “Gurun Gobi itu padang gurun.”

Sisi mengunci alis mata berpikir dan berpikir, “Burung unta.” Menepuk tangan kecil meloncat, “Burung unta burung unta!”

Penjual terkejut sejenak, di matanya seakan terbesat beberapa kekecewaan, tapi masih tersenyum berkata: “Adik, kamu salah menebak loh.”

Qiang Qiang dengan suara nyaring berkata: “Unta benar tidak?”

Penjual tersenyum, alis mata sangat ramah, mengangkat tangan mengelus-elus rambut hitam Qiang Qiang, “Iya, anak kecil, benar yang kamu bilang, Unta.”

“Siapa yang menyuruhmu sembarangan bicara!”

Sisi tiba-tiba marah, menjulurkan tangan mendorong Qiang Qiang yang tak memiliki persiapan sama sekali, membuat Qiang Qiang terdorong jatuh.

Qiang Qiang dengan terkejut duduk terjongkok, saat itu bersuara aduh, penjual melepaskan lampion di tangannya, langsung memapah Qiang Qiang berdiri, “Adik, kamu terluka tidak?”

Qiang Qiang menggelengkan kepala.

Aku malah melihat tangan besar penjual itu dengan gelisah memegang erat lengan Qiang Qiang, meski mukanya tertutup topeng monyet, aku malah tidak menyangka ada semacam perasaan yang sangat gelisah dari penjual itu terhadap Qiang Qiang.

Penjual dengan muka cemberut berkata ke penjual: “Gadis kecil, kamu salah tebak, lampion tidak bisa diberi ke kamu.”

Sisi marah menghempaskan kaki, “Mama, dia tidak memberiku lampion, Mama, aku mau panggil paman datang, biar mereka lari semua!”

Anak kecil-kecil, juga sudah tahu mencari pamannya Hu Yeming untuk jadi tiang sandaran.

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu