Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 120 Jebakan (2)

Siapa yang kalah, maka wanitanya harus membuka pakaiannya, tanpa sadar aku melihat kearah wanita cantik di sisi Tuan Kelima, dia diam-diam berkeringat dingin, siapa sangka wanita itu malah menggeliat dengan lembutnya, memancungkan bibirnya yang merah juga seksi berkata dengan tidak rela, “Aku tidak ingin buka, jika ingin buka juga, dia yang seharusnya membuka.”

Bibir wanita itu menunjuk kearahku, kedua mata indah Tuan Kelima melihat kearahku, ada rasa kesal yang terlihat dengan jelas, tatapannya juga sangat dingin.

Mereka yang bermain dengan Tuan Kelima langsung mengarahkan pandangan mereka kearahku, mereka semua pernah bertemu denganku, tentu saja mereka tahu aku adalah wanita yang konon dikatakan adalah wanita milik Tuan Kelima, ada yang berkata sambil tersenyum, “semua adalah wanita milik Tuan Kelima, siapapun yang membuka sama saja, iya kan Tuan Kelima?”

Tuan Kelima hanya tersenyum, jarinya menjepit sebatang rokok dan menghisapnya dalam.

Wanita cantik itu mendorong pundak Tuan Kelima, “Tuan Kelima, biarkan dia saja yang buka, aku hari ini sedang tidak bisa.”

Semua menatapku dengan tatapan penasaran, “Tuan Kelima, cepat suruh dia buka, wanita kami semua sudah pernah kamu lihat, sudah giliranmu memperlihatkannya.”

Rasa penasaran mereka jauh lebih besar padaku karena aku konon adalah wanita milik Tuan Kelima, berbeda dengan wanita cantik lainnya, sehingga seluruh mata tertuju padaku.

Tiba-tiba sekujur tubuhku merasa tidak enak.

“Tuan Kelima, aku datang mencarimu karena ingin menanyakan sesuatu padamu, aku tidak mengikuti permainan kalian.” Aku mempertegasnya.

Jemari Tuan Kelima yang lentik mengetuk abu rokoknya, “Baiklah, sekarang kamu boleh keluar.”

Seketika aku membisu, Tuan Kelima berkata dengan dingin, “hari ini Shali sedang tidak bisa, hutang dulu.” Temannya berseru, “Tuan Kelima, Shali tidak bisa, tapi kamu kan masih punya satu orang wanita lagi? Apakah Tuan Kelima tidak tega?”

Tuan Kelima menjawab dengan ketus, “Tidak ada tidak tega, jika aku menyuruhnya ke Barat, dia tidak akan berani ke Timur!”

Setelah mengatakannya, ia langsung berpaling kearahku dan berkata dengan dingin, “Buka!”

Sekujur tubuhku gemetar, api kemarahan berkobar, aku menatapnya dengan dingin, ada tatapan sinis dan cibiran yang melayang kesana, tanpa mengatakan apapun, aku berbalik dan langsung pergi.

Pintu ruang VIP tertutup kencang dibelakangku, aku pergi tanpa menengok. Aku memang ingin menanyakan sesuatu padanya, namun tidak berarti aku harus menerima penghinaannya.

Namun sebelum aku meninggalkan tempat itu, ada suara langkah yang besar berbunyi dibelakangku, ada angin berhembus melewatiku, lenganku digenggam oleh Tuan Kelima.

“Bukankah datang karena ingin mencariku? Kenapa sekarang pergi?”

Tatapan matanya dingin dan sinis, tangannya yang menggenggam lenganku seperti sedang meremas jeruk.

“Sekarang sudah tidak butuh!”

Kami berdua memang manusia yang berbeda dunia, jalan kami tidak bersinggungan, dia punya kehidupan glamornya, aku punya kehidupanku yang biasa, mungkin kedatanganku mencarinya hanya sebuah kesalahan.

Aku melepaskan tanganku yang diremas bagaikan jeruk olehnya, mengangkat kaki lalu pergi, namun Tuan Kelima menghadang didepanku dengan langkah besar, berbalik dengan sangat cepat ,”Bukankah ada yang ingin kau tanyakan? Sudah tidak mau tahu lagi jawabannya?”

“Tidak mau tahu!” api amarah sudah menggumpal didadaku, aku tidak ingin menggubrisnya.

Bibir Tuan Kelima melengkung, “Aku tahu apa yang ingin kau tanyakan, masalah kandungan zat beracun digunung itu bukan? Mo Ziqian sudah tahu sejak awal, masalah tanah yang beracun juga dia yang meminta orang untuk menyebarkannya.”

Apa?

Aku tercengang, menatap pria berwajah cuek dihadapanku dengan wajah tidak percaya, apakah Mo Ziqian idiot? bagaimana bisa ia menggali lubang dan mengubur diri sendiri.

Tuan Kelima tertawa sinis, “Kalau soal ini kamu harus menanyakannya langsung. Namun orang ini memang memiliki kemampuan, bisa-bisanya ia menyebar berita ini.”

“Sudah, apa yang ingin kau ketahui sudah kuberitahu, aku harus kembali, kamu pulanglah.”

Setelah mengatakannya, ia kembali masuk kedalam club itu.

Aku berbalik dengan perasaan berat, lampu jalanan yang terang, tidak mampu menerangi kebimbangan dihatiku, Mo Ziqian, apa yang sedang kamu lakukan?

Setiap kali berangkat kerja ia pasti melewati gedung milik Mo Ziqian, ia bisa melihat situasi para pemilik rumah yang marah sedang melempari gedung itu dengan berbagai macam benda. Dengar-dengar, orang dalam perusahaan Mo Ziqian sudah ketakutan, dari yang berkedudukan tinggi sampai yang berkedudukan rendah, melihat kondisi perusahaan yang seperti ini hanya menunggu mengambil gaji lalu kabur.

Mo Ziqian tetap tidak ada kabar, hatiku juga ikut diselimuti kabut tebal, membuatku merasa tidak tenang.

Wen Yiru kembali dari Kanada, aku tahu dia kembali karena masalah Mo Ziqian, meskipun ia tidak pernah mengakui Mo Ziqian sebagai anaknya secara langsung, namun aku yakin, hubungan antara dirinya dan Mo Ziqian tidaklah sesederhana itu.

Ketika aku kembali, Wen Yiru sedang menelepon dikamar, aku mendengar suara Wen Yiru yang biasanya lembut meningkat, “Bagaimana bisa seperti ini, kamu ini ayahnya, apakah kamu tidak tahu sama sekali masalah tentangnya? Tidak, bagaimana mungkin, sebenarnya dimana anak itu!”

Tidak tahu apa yang dikatakan Mo Cheng, Wen Yiru menarik nafas panjang, “Aku menyerahkan anakku padamu karena aku percaya kamu bisa memberikannya masa depan yang cemerlang, tapi sekarang kamu bahkan tidak tahu apa yang sedang ia lakukan dan dimana dia, Mo Cheng, kamu benar-benar membuatku kecewa!”

Wen yiru mematikan telepon, emosinya tetap sulit dipadamkan, aku memanggil bibi Wen.

Wen Yiru menjawab, “Kamu sudah kembali.”

Wajahnya terlihat tidak terlalu baik, wajahnya pucat, ada urat darah merah dimatanya.

“Bibi Wen, kamu tidak apa?”

Aku sangat khawatir jika benar Mo Ziqian adalah anak kandung Wen Yiru, maka perasaan dia sekarang pasti sangat sedih.

Wen Yiru menggeleng, dia duduk di tepi ranjang dengan wajah kecewa, “Xiaoxiao, bukankah kamu selalu ingin tahu hubunganku dengan Mo Ziqian? Sebenarnya, aku adalah ibu kandungnya.”

Hatiku tersentak, ternyata mereka berdua benar ibu dan anak, tebakanku benar.

Tatapan matanya yang indah terlihat penuh luka, “30 tahun lalu, aku dan Mo Cheng adalah sepasang kekasih semasa kuliah, kami berdua diam-diam memutuskan hubungan kami, ia bersumpah tidak akan menikah jika pasangan wanitanya bukan aku, begitu juga sebaliknya. Namun tidak lama berselang, istri Mo Cheng sekarang, yaitu Wujuan menemukan kampus kami, ia adalah pasangan yang dijodohkan oleh ibu Mo Cheng, ketika Wujuan datang, aku sedang berkencan dengan Mo Cheng di tepi danau kampus, Wujuan tidak muncul untuk mengejutkan kami, melainkan langsung kembali melapor pada ibu Mo Cheng."

"Ibu Mo Cheng sangat menyukai dan menyayangi Wujuan, wanita ini sangat hebat, meskipun usianya masih sangat muda, namun ia sanggup mengurus seluruh urusan dirumahnya, ketika itu Mo Cheng bersekolah keluar negeri, Wujuan bertanggungjawab mengurus ibunya, kondisi kesehatan ibunya tidak baik, Wujuan terus menjaga disampingnya, sehingga ibu Mo Cheng mengambil keputusan untuk menikahkan Mo Cheng dengan Wujuan, Mo Cheng tidak bersedia, namun ibunya memaksa dengan ancaman akan mati dihadapannya, aku tidak ingin membuat Mo Cheng kesulitan, setelah bertahan begitu lama, akhirnya aku menyerah dan pergi."

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu