Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
Mo Ziqian bergegas datang, langsung memeluk Sisi ke dalam pelukannya, sambil memelototiku dengan marah, “Mo Wanwan, apa yang kamu lakukan?”
Tanganku gemetar karena saking marah, dan seluruh tubuhku bergetar, “Mo Ziqian, mengapa kamu tidak bertanya pada putri kesayanganmu, apa yang dia lakukan di tengah malam tidak tidur datang ke ruang tamu dan mengambil telepon? Jangan menunggu suatu hari nanti dia membakar rumahmu ini, kamu pun masih tidak tahu!”
Sisi segera masuk ke pelukan Mo Ziqian, dan tangannya menarik erat piyama Mo Ziqian, seluruh tubuhnya menggigil dan berkata: “Papa, Sisi hanya merindukan Mama, jadi meneleponnya, dan terlihat oleh tante, dia langsung ingin mencekik membunuhku......”
Aku marah hingga otak terasa kosong, aku menunjuk pada Sisi, “Kamu ular kecil, kamu.....”
Karena saking marah, aku tidak dapat mengatakan apapun, di depan Sisi, yang berusia belum sampai delapan tahun, aku bodoh seperti seorang idiot.
Mo Ziqian menggendong Sisi dan berkata padaku dengan dingin, “Sisi adalah putriku, bukan ular kecil apapun. Aku tidak ingin mendengar kata-kata seperti itu lagi!”
Mo Ziqian menggendong Sisi naik ke atas, aku melihat gadis di punggung ayahnya menunjukkan senyuman bangga padaku.
Dia mengedipkan matanya padaku, sepertinya sedang menertawakanku hidup selama lebih dari dua puluh tahun, tetapi dipermainkan olehnya.
Aku terasa gelap di depan mataku, ular kecil berbisa, aku pasti akan membuatmu menunjukkan bentuk aslimu.
Sisi hanyalah seorang anak di bawah usia delapan tahun, aku seorang wanita yang berusia hampir tiga puluh tahun, kalau tidak bisa bertarung dengan anak sekecil ini, aku benar-benar buang waktu hidup selama bertahun-tahun.
Keesokan harinya, aku pergi membeli sebuah jam tangan anak-anak yang sangat indah, dengan fungsi pemantauan dan pemotretan, aku menghabiskan seratus juta rupiah, aku meletakkan jam tangan itu di meja kopi di ruang tamu, menunggu ular kecil jatuh ke perangkap.
Ketika Sisi kembali, dia langsung terlihat jam tangan itu, dia mengambil dan melihat. Anak itu lahir dalam keluarga kaya, meskipun dia masih kecil, tetapi aku melihat jam tangan di pergelangan tangannya tidak pernah sama modelnya.
Jam tangan ini belum tentu dapat menarik perhatiannya, aku sengaja berjalan mendekati dan merebut kembali jam tangan itu, “Ini papa berikan untuk adik.”
Benar saja, Sisi langsung tidak bisa diam ketika mendengarnya. Dia langsung merebut jam tangan itu dan memakainya di pergelangan tangannya, “Anak haram itu tidak layak memakai jam tangan yang begitu indah. Jam tangan ini hanya boleh diberikan padaku!”
Aku mengangkat sudut bibirku dengan dingin, si ular kecil, bagaimanapun kamu dipenuhi pikiran buruk, kamu tetap hanya seorang anak kecil.
Sisi mengambil jam tangan itu, dan pergi.
Mo Ziqian keluar kota melakukan perjalanan bisnis, dalam rumah hanya tersisa aku dan Sisi serta ibu pengasuh bertiga, Sisi secara terbuka menelepon Chen Liyan, “Mama, datang menginap di sini malam ini, hanya ada wanita bodoh itu di dalam rumah.”
Aku sepertinya terdengar tawaan bangga Chen Liyan.
Dengan cepat, Chen Liyan datang dengan mengendarai mobilnya, setelan Chanel yang indah, dan mempesona.
Dia sengaja menatapku dan mengangkat alisnya, “Lin Xiao, kamu tidak akan terlalu lama lagi berada di sini, cepat atau lambat Ziqian akan bercerai denganmu lagi.”
Chen Liyan menggoyangkan pinggulnya, dibawa Sisi naik ke lantai atas. Gadis kecil itu membawa ibunya masuk ke kamar tidur utama, “Mama, malam ini kamu tidur di sini, cepat atau lambat ini akan menjadi tempatmu, wanita bodoh itu tidak akan tinggal lama di sini.”
Aku mendengar suara ular kecil berbisa itu berkata dengan bangga.
Chen Liyan menggendong ular kecil itu dan mencium di wajahnya yang kecil, “Putri Mama yang baik, kamu sangat pintar, begitu cepat langsung membiarkan papamu membencinya....”
Aku tersenyum dingin dan pergi, tidak akan butuh waktu lama Mo Ziqian akan mengetahui semua ini dan melihat wajah jelek pasangan ibu dan anak ini.
Mo Ziqian menelepon akan pulang, pada saat itu, aku berada di ruang tamu di lantai bawah. Ibu pengasuh memberi tahu Sisi, Mo Ziqian mencarinya, dan Sisi berlari menuruni tangga dengan senang.
Aku mendengar dia memegang gagang telepon dan berkata dengan penuh khawatir pada orang di dalam: “Papa, Mama datang, Sisi membiarkan mama tinggal di sini satu malam, menemani Sisi, Sisi rindu sama Mama.”
“Papa.” Sisi melirik ke arahku yang tidak jauh darinya. Matanya yang mirip seperti Chen Liyan menunjukkan kebanggaan, “Tetapi tante sepertinya tidak terlalu senang, Papa, bagaimana kalau tante mengusir mama keluar?”
“Papa, kamu memberitahu tante, Sisi akan patuh, dan mama juga tidak akan membuatnya marah, buat dia jangan marah dengan Sisi, biarkan mama tinggal bersama Sisi satu malam, ok?Sisi benar-benar sangat kangen sama Mama.”
Tiap Kalimat yang dikatakan ular kecil penuh permohonan, membuat orang mengasihaninya, tetapi sebenarnya dia selalu menatapku dengan tatapan yang sangat bangga.
Dan Chen Liyan, dia berdiri di tangga, tersenyum melihat semua adegan ini, memiliki putri yang lebih licik darinya, dia pasti sangat senang.
“Papa, Sisi kangen denganmu, kamu cepat kembali ya, selamat malam.”
Sisi berpura-pura bersikap sopan pada Mo Ziqian, dan menutup telepon. Anak itu mengejek padaku dengan wajah menghina, lalu berlari sambil melompat naik mencari Chen Liyan.
Ponselku juga berdering pada saat ini, itu adalah panggilan dari Mo Ziqian, dan telepon terhubung sebentar dia baru berkata:
“Malam ini, Chen Liyan akan tinggal di rumah menemani Sisi, mereka tidak akan mempengaruhi kamu, kamu jangan menyalahkan Sisi, dia rindu pada ibunya itu normal.”
“Baik.”
Aku menutup telepon dengan ekspresi kosong.
Pada malam ini, Chen Liyan dan Sisi menempati kamar tidur utama milik aku dan Mo Ziqian. Sisi juga melemparkan selimutku ke lantai, pakaianku juga terlempar ke mana-mana. Dia mengenakan sepatu dan menginjak-injak di atas pakaianku, Chen Liyan juga menekan rokok di salah satu gaunku yang sangat mahal dan membiarkan bajunya terbakar satu lubang.
Di pagi hari, ketika aku turun, Chen Liyan sudah pergi. Aku melihat di aula lantai bawah, dua pot anggrek yang aku tanam, satu pot ditarik dan dilemparkan ke lantai, dan pot satu lagi, kuncup bunga yang baru saja tumbuh keluar, semuanya dipetik.
Orang yang melakukannya adalah Sisi, dan ketika melihat aku turun dan marah, dia menunjukkan wajah mengejek padaku. Pot anggrek itu adalah cinta hatiku, melihat mereka dihancurkan oleh ular kecil ini, aku sangat kesal, aku tidak sabar ingin bergegas, memberinya dua tamparan, tetapi aku membiarkan diriku tetap sabar, aku tidak boleh membiarkan gadis kecil ini mengacaukan langkahku.
Aku berjalan mendekati dan memungut anggrek yang terlempar di lantai dan sudah tak bernyawa, “Benar-benar kasihan.”
Sisi melengkungkan matanya dan berjalan dengan tangannya di belakang, “Hey bodoh, kalau kamu tinggal lagi bersama papaku, aku akan menghancurkan semua barang kesukaanmu, dan anak haram itu, aku akan menjualnya. Bodoh, cepat pergi, Papaku, dia tidak menyukaimu, yang dia sukai adalah Mamaku.....”
Aku berpura-pura sangat marah, bewajah pucat dan sudut mulut bergemetar, “Kamu, anak ini, aku akan memberitahu papamu tentang apa yang telah kamu lakukan, membiarkan papamu mengajarimu!”
Sisi tertawa terbahak-bahak, penampilan senyumannya yang cerah itu, sangat mirip dengan ular kecil yang menggoyangkan tubuhnya dan mengeluarkan lidahnya. “Papaku tidak akan percaya padamu, papaku paling mencintaiku, selama aku memberitahunya, ini semua dilakukan oleh dirimu sendiri, papaku akan percaya. Kamu dan anak haram itu, cepat atau lambat pasti akan keluar dari rumah ini, mamaku pasti akan kembali......”
Ayo marah, semakin kotor yang dikatakan, semakin senang diriku.
Aku tidak hanya tidak marah, malah tertawa, aku mengangkat alisku pada Sisi dan berangkat kerja.
Ketika aku pulang kerja, Mo Ziqian sudah kembali dari perjalanan bisnis, dia sedang duduk di ruang tamu, memberi hadiah pada Sisi, Sisi sangat senang, sebentar mencoba pakaian baru, dan sebentar memeluk boneka baru
Ketika aku masuk, Sisi tiba-tiba merangkul leher Mo Ziqian dengan kedua tangan dan menunjukkan ekspresi yang sangat ketakutan, “Papa, aku takut.”
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeYour Ignorance
YayaEternal Love
Regina WangBeautiful Lady
ElsaMenantu Hebat
Alwi GoLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyPerjalanan Selingkuh
LindaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)