Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 214 Tembakan (1)

“Siapa kamu?” Orang tua itu bertanya.

Ai Lisi dengan tatapan bingung berkata:”Aku Ai Lisi, datang ke sini untuk melihat-lihat.”

Sambil berkata, dia mendorong membuka pintu besi, berjalan masuk ke dalam.

Dia berjalan ke pohon tua di dalam halaman, jarinya yang putih lembut memegang di pohon itu, dengan pikiran yang penuh keraguan berkata: “Dalam mimpiku juga ada pohon ini, tetapi pohon itu lebih kecil.”

Orang tua merasa aneh dan berkata: “Sebenarnya siapa dirimu? Kamu orang orang China, mengapa bernama Ai apa, kenapa memiliki nama yang begitu aneh.”

Ai Lisi membalik badan dan menundukkan matanya, berpikir dan berkata: “Namaku Ai Lisi, dan sepertinya juga bukan namaku.”

Dia mengomel seperti begini melangkah keluar dari halaman orang tua, meninggalkan orang tua berada di dalam halaman, berwajah bingung dan terdiam.

Aku menatap fokus pada wajah Ai Lisi, memperhatikan dengan teliti pada tindakan-tindakannya, aku takut dia akan mendadak pingsan seperti hari itu, kemudian marah dan tidak mengenal orang, namun dia tidak pingsan dan juga tidak marah, dia hanya berjalan sambil mengomel dengan sedih dan penuh pikiran, “Siapa sebenarnya namaku?”

Apakah orang ini sakit jiwa?

Aku menatap pada Lan Ke, Lan Ke melambaikan tangannya padamu, menunjukkan maksud bahwa dia juga ingin tahu, ada apa dengannya.

Ai Lisi mengangkat kepala, tatapannya semakin mendalam dan menatap kejauhan, penuh dengan pikiran.

Aku mengerutkan alisku, mengikutinya, dalam hati aku berpikir, kalau dia benar-benar memiliki perubahan apapun, aku bisa melayaninya. Tetapi pada saat ini, mata Ai Lisi tiba-tiba fokus ke satu arah.

Matanya menatap fokus pada satu arah, dalam tatapannya penuh dengan ketakutan, aku tidak tahu apa yang telah dia lihat, jadi aku ikut menatap ke arah pandangannya, tetapi aku tiba-tiba mendengar jeritan Ai Lisi, “Sembunyi disana!”

Aku tidak sempat beraksi, tubuhku tiba-tiba didorong jatuh oleh tenaga yang keras, aku mendengar suara tembakan dan kemudian jeritan Ai Lisi, tubuhnya jatuh ke arahku dengan kuat.

“Siapa!”

Lan Ke terkejut dan berteriak marah, seluruh tubuhnya segera dalam kaadaan persiapan pertahanan, namun kami hanya terlihat sosok seseorang bergegas pergi.

Lan Ke tidak peduli mengejar orang itu, dia segera datang, mengangkat Ai Lisi, “Hey, bangun?”

Tembakan itu terkena punggung Ai Lisi, belakang tubuhnya dipenuhi darah, Lan Ke tidak berani menunggu lama, menggendong Ai Lisi, bergegas menuju mobil Land Rover nya yang diparkir di tepi jalan, aku juga tidak peduli luka jatuh di tubuhku, bangkit dan masuk ke dalam mobil, orang tua yng di belakang itu terkejut dan wajahnya menjadi pucat, tertegun bingung melihat mobil kami melaju pergi.

Ai Lisi diletakkan di deretan belakang, aku duduk di sampingnya dan memeluknya, dia tidak bergerak sama sekali dan baring di dalam pelukanku, kepalanya bersandar di pahaku, lalu perlahan-lahan dia membuka matanya, “Aku sudah teringat, aku adalah wanita itu.”

Ai Lisi pingsan, aku berteriak: “Cepat jalan! Ayo!”

Pada saat ini tidak tahu mengapa hatiku begitu menyakitkan, seolah-olah ada sepotong daging ditubuhku yang terpotong. Mataku menatap lurus pada Ai Lisi yang pingsan didalam pelukanku, aku tidak dapat mengendalikan emosiku, hampir berteriak marah pada Lan ke.

Dahi Lan Ke sudah berkeringat, dia sudah menggunakan kecepatan tercepat mengendarai mobil, sepanjang jalan sudah tidak tahu berapa kali melanggar lampu merah, beberapa kali hampir terjadi kecelakaaan, akhirnya tiba di rumah sakit.

Lan Ke turun dari mobil, menggendong Ai Lisi dari pelukanku langsung bergegas ke ruang gawat darurat, aku turun dari mobil dan mengikutinya dengan gelisah.

Aku sangat takut Ai Lisi akan meninggal begitu saja.

Aku menangis sambil membayar biaya pendaftaran, Ai Lisi sedang diselamatkan di ruang darurat, hatiku berantakan dan tak berhenti berjalan di luar tanpa terkendali.

Pada saat itu, aku tidak tahu mengapa diriku begitu ketakutan, bagaikan seorang saudara dekat yang akan pergi meninggalkanku.

Aku menelepon Tuan Wu, memberitahunya Ai Lisi terjadi sesuatu, Tuan Wu tidak mengatakan apapun langsung menutup telepon, dan belasan menit kemudian Aisha menangis dan bergegas datang.

“Mama! apa yang kamu lakukan pada Mamaku!”

Aisha langsung menarik kerah bajuku, wajahnya penuh tangisan, sangat kesal dan marah.

Lan Ke menariknya pergi, “Bukan dia yang melakukan apapun terhadap Mamamu, tapi orang lain yang melakukan sesuatu pada Mamamu!”

Aisha mengedipkan matanya yang berlinang, “Apa maksudnya?”

Lan Ke: “Mamamu ditembak oleh seseorang.”

Aisha mulai menangis lagi, “Mama, kamu tidak boleh mati!”

Pada saat ini, polisi bergegas datang, mereka menanyakan padaku dan Lan Ke tentang kejadian tadi, Lan Ke mengatakan yang sejujurnya, dia mengatakan bahwa dia hanya terlihat sosok seorang pria setelah menembak bergegas melarikan diri, dan sosok pria itu sedikit mirip dengan Hu Yeming.

Hu Yeming.

Ternyata itu adalah dia.

Pasti karena Ai Lisi menemukan Hu Yeming mengarahkan pistol padaku, dia menahan tembakan itu untukku, Ya Tuhan, bagaimana mungkin? Aku terkejut dan tidak bisa menahan diri.

Ketika polisi mendengar nama “Hu Yeming”, mereka segera meningkatkan kewaspadaan dan mengatur perencanaan untuk menangkap Hu Yeming.

"Mamaku pasti terluka karena kamu!"

Aisha mulai lagi tak berhenti menarik bajuku, berpenampilan seakan-akan mengambil kembali nyawaku.

Dan aku tidak mengerti, mengapa Ai Lisi menggunakan nyawanya sendiri menyelamatkanku, kami adalah dua orang yang tidak memiliki hubungan, aku bahkan begitu membencinya.

Air mata dengan cepat membasahi wajahku, aku memohon pada Tuhan jangan membiarkan Ai Lisi terjadi sesuatu.

Tuan Wu berada jauh di Kanada, dia tiba di rumah sakit pada saat tengah malam, datang tergesa-gesa, membawa kelelahan di seluruh tubuh, dan kekhawatiran yang kuat dan tak tersembuyikan.

Aisha melihat Tuan Wu langsung masuk ke dalam pelukannya, “Papa.....”

Tuan Wu menenangkannya dengan memeluknya dan datang mendekati kami dengan ekspresi suram, bertanya padaku dan Lan Ke tentang kejadiannya, mengapa Ai Lisi bisa terluka, aku dan Lan Ke baik-baik saja. Dan mengapa kami membawa Ai Lisi ke tempat seperti itu.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu