Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 241 Gangguan (1)
“Eh itu, apa…. kamu berpikiran untuk?”
Aku terbata bertanya ke pria itu, pipi seperti api yang berkobar.
Tuan muda melirikku dengan aneh, “Pikir apa?”
Mungkin yang kukatakan terlalu kabur, tuan muda tidak mengerti apa yang kukatakan.
Sebenarnya aku juga sangat tidak enak hati, selama ini dia yang berinisiatif, sekarang, aku yang bertanya pertanyaan ini. Meski aku hanya mau mengetes pria itu, tapi terasa sangat malu.
“Itu…. Aku melirik sebentar ke badan bagian bawahnya, apa kamu sedang menahan hasrat? Sudah beberapa bulan, tidak itu, apa benar kamu tidak berpikiran?”
Wajah tampan tuan muda seketika memerah, menarik selimut ke atas, menutupi setengah badan sendiri, “Kamu itu ibu hamil, aku kepikir juga mana bisa, tidak mungkin tidak peduli dengan keselamatan kamu dan anak?”
“Apa benar?”
Aku tiba-tiba terpikir maksud tersembunyi dari perkataan Lin Xueman, lalu berkata ke Tuan Kelima: “Kalau kamu mau, jangan ditahan, aku bisa membantumu.”
Bukannya banyak sekali pria yang mencari pelacur atau menyeleweng saat istri sedang hamil? Tuan muda sebelumnya juga merupakan orang yang suka bermain di antara “para bunga”, takutnya mengenai hal itu tidak akan mempersulit dirinya.
Wajah Tuan Kelima jadi memerah, agak sebal berkata: “Mikir apa, tidur!”
Pria itu menarik sendiri selimut ke atas, berbaring tidak peduli aku lagi.
Malam hari aku terbangun samar-samar, merasa ada keanehan di samping, aku memandangi sinar bulan, melihat orang di samping sedang melempar dan menyampingkan badan, meski gerakan sengaja dibuat jadi sangat ringan, masih saja aku bisa merasakan.
“Kenapa kamu?”
Aku agak khawatir.
Tuan Kelima terkejut, langsung memandang kemari, “Apa aku sudah mengganggumu?”
Aku menyampingkan badan, kedua tangan agak menopang badan, menyimaki pria itu dengan cermat, dengan sangat pasti berkata: “Apa terbakar oleh hasrat, tidak bisa tidur? Tidak apa, kamu adalah pria normal, aku bisa paham.”
Maksudku adalah, kalau kamu mau pergi menyelesaikan sendiri, aku tidak akan menghalangimu, juga tidak akan menertawakanmu.
Tuan Kelima terbengong, “Apa maksud kamu?”
“Hey…”
Aku agak salah tingah, “Maksudku itu, kalau kamu benar tidak tahan lagi, kamu bisa memuaskan diri sendiri sebentar.”
Meski di dalam ruangan hanya ada sedikit sinar bulan, tapi aku masih bisa merasakan, muka tuan muda memerah.
“Sembarangan omong!”
Pria itu menutup diri dengan selimut tidak peduli aku lagi.
Setelah langit terang.
Tuan muda sudah pergi ke kantor, aku duduk di depan komputer, mengurus email penting dari Kaiwelz, Wen Yiru sudah meninggal, kantor pengacara diserahkan kepadaku, aku tidak mungkin menetap di Kanada, juga sibuk harus setiap hari pergi ke kantor, banyak sekali urusan semua diselesaikan melalui email.
Aisha menggantikanku mengantar Qiang Qiang ke sekolah, ketika kembali, tertawa gembira bertanya: “Kak, menurutmu, orang bermarga Lan itu, apa benar mandul? Hehe, mulut pria itu begitu berbisa, ini termasuk karma!”
“Sembarangan, jangan sembarangan omong!”
Aku membentaknya dengan wajah murung.
Lan Ke itu kakakku, orang selain tuan muda, yang paling baik terhadapku di dunia ini.
Aisha tertawa, “Iya juga, aku lupa, dia itu kakakmu.”
Menyebut tentang Lan Ke, aku juga sudah beberapa waktu tidak pernah melihat pria itu, dalam hati sangat rindu. Jadi menelpon ke Lan Ke, “Kapan ada waktu, ke sini makan, Qiang Qiang sudah rindu paman.”
Lan Ke: “Kamu tidak rindu kakak?”
Aku: “Tentu saja rindu. Tapi kamu tidak rindu aku adikmu ini! Lama seperti ini tidak muncul, ini sudah ada pacar, apa sudah lupa adik?”
Aku ingat Lan Ke pernah mengatakan, dia pernah dicomblangi.
Lan Ke: “Mana ada pacar. Malam aku ke sana, masak makanan enak yang banyak.”
Malam, Lan Ke datang menepati janji.
Aisha membuka pintu, Lan Ke kelihatan Aisha, alis mengerut, seterusnya menjulurkan tangan ke Qiang Qiang dan tersenyum dengan tampan, “Qiang Qiang, sini paman gendong, lihat Qiang Qiang sudah tumbuh dengan gagah belum.”
Qiang Qiang agak malu-malu berjalan ke sana, membiarkan Lan Ke menggendong, Lan Ke mengerutkan alis, “Kenapa kamu masih ringan seperti ini.”
Menurunkan Qiang Qiang ke lantai, berkata: “Suruh ayah angkatmu buat makanan enak yang banyak biar badan makin kuat, anak laki-laki harus kuat dan gagah, di kemudian hari baru bisa punya pacar.”
Qiang Qiang dibuat tertawa oleh perkataan Lan Ke, “Paman, aku masih kecil. Yang seharusnya cari pacar itu paman.”
Lan Ke tersenyum, “Paman tidak terburu-buru, paman masih belum menemukan yang disukai!”
Saat Lan Ke berkata, Aisha di samping, tidak berbicara sepasang mata bak kacang almond tak berhenti menyoroti wajah Lan Ke, tidak tahu sedang melihat apa.
Lan Ke menyadari, alis mengerut, menoleh berkata ke Aisha, “hei, kamu lihat apa! tidak pernah lihat pria ya!”
Aisha menggeleng, mata besar berkilauan, “Tidak lihat apapun.”
Kemudian dengan sangat cepat naik ke atas.
Aku sangat penasaran memandang bayangan Aisha yang melangkah naik ke atas, gadis ini, memikirkan apa ya!
Makan malam disajikan, Lan Ke dan Qiang Qiang sudah pergi ke ruang makan, tuan muda malam ini ada urusan, malam sekali baru pulang, aku memanggil Aisha turun makan, namun Aisha hanya menjawab, tidak turun.
Lalu aku naik ke atas memanggil wanita itu.
Saat berjalan sampai di depan pintu kamarnya, aku kedengaran suara gumaman yang datang dari dalam kamarnya, aku mengerutkan alis, sedang melakukan apa gadis ini?
Aku menempel ke celah pintu melihat ke dalam, hanya kelihatan Aisha mengenggam ponsel, sedang menggunakan fungsi speaker, “Andaikan seorang pria impoten, bisa ada penampakan luar apa?”
Gadis ini ternyata sedang memeriksa ini.
Aku dengan suara keras memanggil: “Aisha!”
Aisha terkejut sekali, prak, ponsel terjatuh ke lantai.
Buru-buru membungkukkan badan memunggut.
Aku dengan wajah berat berkata: “Siapa yang mengatakan Lan Ke impoten, kamu jangan sembarangan menerka! Wanita, meneliti hal seperti ini juga tidak malu.”
Wajah cantik Aisha tertekan memerah, ekspresinya sangat aneh, “Tidak… kak, aku tidak meneliti ini, aku penasaran saja. Aku… Lan Ke dia setampan itu, kalau memang… dia impoten, kalau begitu….. terlalu terlalu, sayang sekali….”
Mata almond Aisha membesar, dengan sangat terkejut memandang ke depan pintu, mulut berbentuk huruf O, tidak mengatakan keluar satu kata pun.
Aku sudah merasakan semacam tekanan ringan yang datang dari belakang, membuat orang sama sekali tidak bisa membuat orang mengeluarkan amarah, aku menoleh dan melihat ke sana, hanya kelihatan Lan Ke berdiri tepat di depan pintu, wajah itu sangat tampan sekali, saat itu yang terlihat semua adalah ekspresinya yang dingin. Sorotan mata itu, sungguh ganas dan jahat yang tak bisa dikatakan keluar.
Kulit kepalaku langsung mati rasa, kenapa bisa kebetulan seperti ini, Lan Ke ke sini?
“Ah itu… Kak, Aisha dia bercanda, dia… dia tidak mengatakan tentang kamu.”
Aisha masih adalah adikku, dia salah berkata, aku juga mau membantunya.
Di wajah tampan Lan Ke, urat hijau keluar, sorotan mata yang jahat itu sungguh bisa membunuh semua orang.
“Aaa…”
Ketika suara gertakan tangan dari Lanke keluar, Aisha akhirnya tidak tahan, menjerit berlari keluar.
Lan Ke juga langsung pergi.
Tapi ekspresi terlihat menyeramkan sekali.
Aku tidak tahu apa benar Lan Ke impoten, yang aku tahu masalah kali ini besar, bagus kalau badan pria itu tidak bermasalah, paling-paling anggap Aisha sembarangan bicaara, Lan Ke marah sebentar, akan baik kalau sudah dilepaskan keluar. Kalau benar bermasalah seperti yang dikatakan oleh Aisha, kalau begitu Lan Ke pasti bisa marah dan juga benci, sedih sekali.
Novel Terkait
The Revival of the King
ShintaUntouchable Love
Devil BuddyMarriage Journey
Hyon SongPejuang Hati
Marry SuThe Gravity between Us
Vella PinkyDiamond Lover
LenaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)