Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 110 Siapa Itu
Jarum infus dimasukkan kembali ke dalam pergelangan tangan Tuan kelima yang agak kurus, membuat orang terasa sakit hati. Bagaimanapun, orang ini hanyalah seorang anak yang tidak memiliki cinta dari ayahnya sejak kecil.
“Kakak Xiaoxiao, lihatlah, Tuan muda paling mendengar katamu, ketika kamu marah, dia langsung menjadi diam. Dia pasti menyukaimu.”
Perawat kecil menarik tanganku dan berbisik.
Aku menggelengkan kepala, “Mana mungkin.”
Tuan muda memiliki wanita yang berjumlah tak terhitung, dan tiap wanita lebih cantik dariku, bagaimana dia aka menyukaiku. Lagipula kalau dia benar-benar menyukaiku, mana mungkin selalu mengusirku pergi, kalau benar menyukai seseorang, bukankah seharusnya bersikap lembut?
“Kakak Xiaoxiao, kamu jangan tidak percaya, semalam kamu tidak datang, Tuan muda hampir saja menghancurkan kamar pasien ini, dan hari ini bertengkar dengan dokter dan memarahi perawat, sekali kamu datang, hanya menegurnya beberapa kata, dia langsung menjadi diam, ini dinamakan segala sesuatu pasti memiliki suatu benda yang dapat menaklukkannya, dia takut padamu, seorang pria kalau takut pada seorang wanita berarti pria itu menyukai dia.”
Perawat kecil tidak pernah pacaran, tetapi membicarakan tentang pria lumayan masuk akal.
Aku tidak tahu harus menangis atau tertawa, aku menepuk bahunya, “Sudah sudah, cepat pergi beli makan malam, nanti Tuan muda marah lagi.”
Perawat kecil barulah pergi dengan enggan.
Cairan infus yang tersisa habis dengan cepat, perawat kecil membeli makan malam dan kembali, membawa kotak bekal, dengan waktu yang lama baru berani mendekati, aku tahu bahwa gadis muda ini terlalu takut dengan emosional Tuan muda ini.
Tuan muda tanpa berkata langsung mulai makan. Setelah makan malam, dia tetap tidak berkata, tetapi menyerahkan sebuah kontrak padaku, “Cari waktu pergi balik nama.”
Aku tertegun, setelah mengambil kontrak dan melihatnya, ternyata itu adalah perjanjian pembelian rumah, ditandatangani oleh pembeli dan penjual secara pribadi, dan belum diaktakan oleh notaris.
“Untuk apa ini?”
Aku bingung.
Tuan kelima terus memainkan ponsel tanpa mengangkat kepalanya, “Rumah ini aku berikan padamu, bukankah kamu suka menanam bunga? Rumah ini memiliki teras besar, dapat memuaskan pikiranmu.”
Aku terkejut.
“Tidak, ini terlalu berharga, aku tidak boleh terima.”
Aku tidak ngerti mengapa Tuan kelima memberiku sebuah rumah tanpa sebab. Di dalam kota ini, lokasi yang paling terpencil, harganya pun lebih dari 40 juta per meter persegi, apalagi tempat yang tertulis dalam perjanjian, komplek yang bernama Mei Gui Jing, yang berada di tengah kota, daerah emas dan strategis.
Aku mendorong perjanjian itu kembali ke Tuan kelima, tetapi Tuan kelima dengan keras kepala mengangkat tangan menghalangiku, “Kalau kamu tidak menginginkannya, buang saja.”
Aku: .........
“Tetapi itu terlalu berharga, kalau kamu memberiku sehelai baju atau sebuah tas, aku akan menerimanya, tetapi ini adalah sebuah rumah yang berharga milyaran!”
Tuan kelima: “Ada apa dengan rumah, aku ingin memberimu, kamu cukup menerima saja, jangan banyak omong.”
Dia sambil berkata sambil memainkan ponselnya, aku melihatnya, itu adalah pasar saham hari ini, ternyata dia sedang menganalisis saham.
Untuk sesaat aku tidak dapat berkata.
Hanya dapat menyimpan perjanjian itu di kabinet samping tempat tidur untuk sementara waktu, meskipun membunuhku, aku juga tidak akan menerima rumah itu.
Tuan kelima tanpa mengangkat kepala, “Kalau kamu tidak menerimanya, aku akan merobeknya.”
Aku tiba-tiba tidak dapat berkata, “Oke, tetapi rumah ini harus atas namamu, cukup membiarkanku tinggal gratis.”
Aku memasukkan surat perjanjian itu ke dalam tas, Tuan kelima menatapku, “Terserah kamu.”
Sebelum tidur, perawat kecil diam-diam menarik sudut bajuku, “Lihatlah, benarkan kataku, Tuan muda menyukaimu, bahkan rumah pun dibelikan untukmu. Hehe....Kamu benar-benar sangat bahagia.”
Ketika perawat kecil tertawa, dia bahkan lupa bagaimana Tuan kelima memarahinya dan dia ketakutan hingga bergetar.
Kepalaku dipenuhi garis hitam, menepuk bahunya, “Cepat tidurlah.”
Aku berbaring, memikirkan kata-kata perawat kecil, apakah Tuan kelima menyukaiku? Mana mungkin, dia memiliki begitu banyak wanita, dan semuanya lebih cantik daripada aku yang pernah bercerai.
Aku ingin tidur, tetapi terdengar Tuan kelima sedang menelepon, dia menggunakan bluetooth untuk menelepon, sedang memberitahu pihak sana stock saham mana yang harus dibeli, mana yang akan dijual, dan aku mendengarkannya. Tuan kelima memegang ponsel setiap malam, apakah karena untuk mempelajari saham?
Setelah Tuan kelima selesai menelepon, dia mengangkat mata melihat ke arahku, aku bersandar di sofa, menopang kepalaku dengan tangan, “kamu sedang meneliti saham?”
Tuan kelima: “Tentu saja, uangku semuanya didapatkan dari sana.” Berbicara tentang saham, Tuan kelima sangat senang.
Aku teringat Jiayu juga bermain saham, jadi ingin membantunya menanyakan, dengan penasaran aku bertanya: “Kalau begitu kamu beritahu aku, besok harus membeli stock saham mana yang akan meningkat?”
Tuan kelima: “Beli logam non-ferro, terserah mau yang mana semuanya akan mendapat untung.”
Aku menatapnya dengan tidak percaya, “Benarkah?”
Tuan kelima: “Ya tentu.”
Dia mendadak mengangkat kepala, “Kamu ingin beli?”
Aku menggelengkan kepala, sementara ini, aku masih belum memiliki uang lebih untuk memainkan ini.
Tuan kelima melirikku, lalu mengambil kembali pandangannya, terus meneliti pasar sahamnya.
Tidak lama kemudian.
“Kamu membantu mengangkatku pergi menggosok gigi.”
Tuan kelima meletakkan ponselnya berkata.
Aku sudah terasa sedikit ngantuk, tetapi tetap bangun, pergi membantu mengangkatnya. Pada saat ini, perawat kecil sudah tidur, ketika aku berada disini, dia selalu dapat tidur dengan nyaman.
Ketika Tuan kelima menggosok gigi, aku berdiri di luar kamar mandi, memikirkan kasus yang aku terima hari ini, Setelah Tuan kelima selesai menggosok gigi dan keluar, dia menggulurkan satu lengan padaku, aku memegangnya, menjadi tongkatnya, membantu mengangkatnya menuju ke arah ranjang.
Tuan kelima dengan tidak sengaja memutarkan kepala, dan tatapannya membeku di bagian leherku, suaranya yang penuh kejutan, “Apaan ini?”
Aku tiba-tiba menjadi tegang.
“Kamu bersama siapa tadi malam!” Nada suara Tuan kelima berubah sepenuhnya. Tadinya yang masih bersuasana senang, sekarang tiba-tiba berwajah suram, seperti segera akan terjadi badai.
Hatiku tiba-tiba tertegun, ketika aku keluar di pagi hari, aku sengaja mengenakan sweter berleher tinggi, dan masih saja terlihat oleh Tuan kelima.
“Tidak ada.”
Kejadian semalam terlalu memalukan, aku hanya bisa menelannya sendiri ke dalam perut, bukan menyebarkan kemana-mana.
Tuan kelima terlihat keberatan, dan bernafas dengan kuat, dia mendadak mendorongku, tanpa memerlukan bantuan dariku, dia sendiri berjalan pincang menuju ke arah ranjang.
Ketika dia menaikkan kakinya yang terluka ke tempat tidur, dia mengangkatnya sendiri tanpa ragu, dan kemudian dia berbaring.
Sampai aku tertidur, Tuan kelima tidak mengatakan sepatah kata pun lagi. Kekesalannya muncul dengan tak jelas dan membuatku merasa sedikit tak berdaya.
Aku tidur semalaman di sofa bersama perawat kecil, pada pagi hari, aku mengambil obat yang akan di makan Tuan kelima sebelum sarapan, tetapi Tuan kelima langsung melambaikan tangan membuangnya, dengan keberatan dia berkata, “Siapa pria itu!”
Dua biji obat yang di tanganku tiba-tiba jatuh dari tanganku, dengan tanganku yang kaku aku berdiri di depannya, namun jawaban ini aku tidak akan mengatakan selamanya.
“Chen Hui atau Mo Ziqian!”
Tuan kelima menggertakkan gigi dan berekspresi ganas.
“Semuanya bukan.” Aku berkata dengan tenang dan mengambil tasku, “Aku akan berangkat kerja, dan beberapa hari lagi datang menjengukmu.”
Seleesai berkata, aku meninggalkan kamar pasien Tuan kelima.
Dalam lift, aku menutup bagian leherku yang berjejak merah, semuanya karena Mo Ziqian, membuatku malu di depan orang. Aku benci Mo Ziqian, tetapi aku tidak mengerti mengapa Tuan kelima begitu peduli dengan bekas ciuman ini, aku bukan siapa-siapanya, meskipun aku dan dia pernah berpura-pura di depan orang, tetapi dalam hati kami jelas mengetahui itu bukan sebenarnya.
Kembali ke apartemen, kebetulan ketemu Jiayu dan Chen Hui di lantai bawah. Chen Hui menenteng sekantong besar barang di tangannya, mereka berdua kelihatannya baru saja selesai belanja.
Kami naik ke atas bersama-sama. Setelah memasuki rumah, Jiayu pergi ke kamar mandi dulu, Chen Hui menundukkan kepalanya dan meletakkan barang-barang, tetapi tiba-tiba bertanya padaku: “Siapa yang membullymu?”
Aku tertegun, dan menatapnya dengan bingung, tatapan Chen Hui bergerak ke bagian leherku, dan wajahnya perlahan menjadi keberatan. Dengan tinggi tubuhnya, sangat mudah untuk melihat bekas ciuman di belakang kerahku.
Aku tiba-tiba menyadari jejak yang ditinggalkan Mo Ziqian pada tubuhku sekali lagi masuk pandangan orang.
“Tanpa sengaja tergores.”
Aku tidak ingin menjelaskannya, hatiku benar-benar kesal, dan juga tidak peduli pada Chen Hui, langsung masuk ke kamar dan menutup pintu.
Chen Hui tidak berhenti lama, Jiayu keluar dari kamar mandi, dia pamit dan langsung pulang, Jiayu tersenyum dan memasuki kamarku, “Xiaoxiao, aku dan Chen Hui berencana akan menikah sebelum Hari Tahun Baru.”
Aku terkejut: "Begitu cepat?"
Sebelum Tahun baru jadi hanya sisa waktu seminggu.
Jiayu: “Kami sudah tidak muda, kami saling menyukai, dan merasa baik juga kalau kami hidup bersama. Jadi mengambil surat pernikahan lebih awal, sehingga kami dapat saling menjaga satu sama lain.”
Aku mengangguk: “Benar juga.”
Chen Hui, orangnya selain antusiasme yang berlebihan, benar-benar tidak ada sifat buruk lainnya. Jiayu bersamanya seharusnya akan bahagia.
Jiayu memelukku, “Xiaoxiao, aku dan Chen Hui sudah menetap, yang akan datang tinggal melihatmu.”
“Ya.”
“Yiiii, apaan ini!”
Jiayu tiba-tiba menunjuk leherku dan menjerit histeris.
Kepalaku tiba-tiba membesar, Mo Ziqian, kalau memberiku kesempatan, aku pasti membunuhmu.
Aku menaikkan kerah bajuku, “Tidak ada apa-apa, aku sudah mau tidur.”
Aku menutup dengan selimut sampai kepalaku.
Tetapi Jiayu tidak ingin melepaskanku seperti ini, dia menarik pergi selimutku, “Xiaoxiao, apakah ini dilakukan Tuan muda itu?”
“Bukan.”
Aku sedikit kesal.
“Jadi siapa itu!”
“Jiayu, bagaimana kalau aku tidak ingin membicarakannya?”
Aku menatap Jiayu dengan tatapan memohon, aku benar-benar tidak ingin membicarakan kejadian pagi itu, Mo Ziqian dia adalah binatang.
Jiayu membuka mulut, melihat aku tidak ingin membicarakannya, dia tidak lagi bertanya, “Lupakan saja, kamu adalah orang dewasa, bukan anak kecil lagi, aku tidak perlu begitu mengkhawatirkan, ok deh, selamat malam.”
Jiayu berpura-pura lega dan pergi, aku tahu dia sebenarnya sangat mengkhawatirkan aku.
Khawatir aku akan di bully orang jahat.
Aku pagi-pagi pergi rumah sakit menjenguk Tuan kelima, kakinya sudah jauh membaik, tetapi dirinya menjadi aneh, tidak melayani siapapun, terutama aku.
Diam-diam aku bertanya pada perawat kecil, “Apa saja yang telah dilakukan Tuan kelima akhir-akhir ini? Masih marah-marah?”
Perawat kecil menggeleng kepala, “Tidak marah-marah, tetapi juga tidak terlalu berbicara. Kakak Xiaoxiao, apakah kamu bertengkar dengan Tuan kelima? Semalam setelah kamu pergi, dirinya seperti berubah menjadi orang lain, tidak berkata sepatah katapun.”
“Tidak.”
Hatiku menjadi kacau, Tuan kelima peduli pada bekas ciuman di bagian leherku, dan orang yang membuat bekas ciuman itu.
“Kalau ada memerlukan bantuanku di sini, telepon saja padaku, aku akan pergi dulu.”
Aku pamit dengan perawat kecil dan aku pergi dengan tergesa-gesa.
Setelah tiga hari terlewati, jejak yang ditinggalkan oleh Mo Ziqian berangsur-angsur menghilang. Salju pertama sejak musim dingin juga turun, Min Min mengajakku untuk pergi bersama ke sumber air panas, dibawah hujan salju, kami datang ke tempat pemandian air panas.
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeI'm Rich Man
HartantoTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelHei Gadis jangan Lari
SandrakoTakdir Raja Perang
Brama aditioAfter The End
Selena BeePria Misteriusku
LylyCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)