Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 203 Bodoh (1)
Tuan kelima: “Apaan!”
Merobek bungkusan kado dan melihat, itu adalah sebuah pisau cukur elektrik.
Tuan kelima dengan penuh menjijikkan mendorong benda itu ke pelukan Qiang-Qiang, “Simpan dan gunakan ketika kamu besar!”
Memutar kepala melihatku, “Apa benefit yang diberikan si marga Chen padamu, sampai pergi ke tempatnya setiap hari.”
Aku: “Benefit apa, dia adalah suami Jiayu, aku pergi melihat Jiayu dan putri kecil.”
Lagipula, ada makan gratis, sayang kalau tidak dimakan.
Tuan kelima: “Lain kali tidak boleh pergi begitu sering!”
Sikap sombong orang ini muncul lagi, aku mengangkat alis tidak berkata, tetapi tetap bertanya dengan penasaran: “Kamu mengatakan dirimu mendapatkan info terbaru, info apa? Apa yang kamu dengar?”
Mata Tuan kelima yang ganas melirikku, “Tidak ada apapun, bercanda denganmu!”
Aku: .......
Memelototinya dengan marah, “Kamu mempermainkan aku!”
Tuan kelima mendengus, “Kalau tidak begini, bisakah kamu pulang begitu cepat?”
Aku sangat tak berdaya, tidak melayaninya.
Tuan kelima melihatku marah, langsung mengeluarkan sebuah benda dari sakunya dan menyerahkan pada Qiang-Qiang: “Qiang-Qiang, berikan ini pada Mamamu.”
Tidak lama kemudian, Qiang-Qiang memegang sebuah buku tabungan dan berjalan datang, “Mama, lihatlah apa ini?”
Aku melihat buku tabungan itu, pada saat itu langsung terkejut dan bingung.
Buku tabungan ini adalah namaku, tetapi jumlah saldo di dalam rekening, bukan lagi 200 juta rupiah yang dulu, namun.......
Aku tertegun melihat jumlah diatas.
“Satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluh ribuan.” Qiang-Qiang menghitung dengan jari tangannya, “Mama, apakah ini adalah enam kali seratus juta?”
Tingkat perhitungan angka si kecil yang terbatas tidak dapat menghitung jumlah sebenarnya yang di dalam rekening, aku bagaikan berada di atas awan, belum kembali sadar, tertegun bingung mengatakan: “Satuan puluhan ratusan ribuan puluh-ribuan, ini adalah enam ratus juta.”
“Mama, apa itu enam ratus juta? Apakah itu sangat banyak?”
Mata Qiang-Qiang yang terlihat bagai permata bersinar terang.
“Tentu saja. Ini adalah uang terbanyak atas nama Mama.”
Aku mengambil buku tabungan itu dan tak tertahan menciumnya.
Enam ratus juta loh, jumlah terbanyak dalam rekening selama hidupku.
Qiang-Qiang: “Mama, apakah sekarang kita sudah menjadi orang kaya?”
“Ya, terhitung sedikit kaya.”
Aku mencium di wajah si kecil, meskipun enam ratus juta bagi beberapa orang mungkin bukan apa-apa, namun bagiku, itu bukanlah jumlah kecil.
Apalagi, angka ini datang dengan begitu cepat, bagaikan menaiki roket.
Qiang-Qiang bersorak dan melompat, “Wah, kita sudah menjadi orang kaya.”
Tuan kelima melihat Qiang-Qiang begitu senang, tak tertahan ikut senang, “Heh, hanya enam ratus juta, lihat kalian begitu senang, itu bahkan cuma tetesan air.”
Aku tidak peduli apa yang dikatakan Tuan kelima, enam ratus juta bagi dia memang bukan apa-apa, namun bagiku dalam waktu singkat ini adalah angka luar biasa, aku sangat senang dan tak berhenti mencium buku tabunganku.
Tuan kelima mengangkat sudut bibirnya, “Lin Xiao, apakah buku tabungan itu begitu wangi? Kamu seharusnya menciumku, ok? Tanpa aku, mana mungkin begitu banyak uang?”
Mendengar suara Tuan kelima yang penuh keluhan, aku tersenyum padanya, berjalan ke sana mengangkat wajahnya, mencium di wajahnya yang tampan tak tertandingi.
“Ini berterima kasih padamu, Tuan muda!”
Wajah Tuan kelima memerah.
Menghadapku, dengan sedikit malu-malu dan berkata: “Hanya sekali?”
Aku tersenyum, sekali lagi mengangkat wajahnya, dan mencium lagi.
Sepanjang jalan sampai saat ini, tanpa sadar aku telah menerimanya, bahkan menciumnya pun telah menjadi hal yang sangat alami.
Qiang-Qiang bersorak: “Mama memiliki banyak uang, Mama tidak perlu menulis naskah setiap hari, tidak perlu begitu lelah lagi.”
Si kecil juga bergegas datang, tangannya merangkul di leher Tuan kelima, dan mencium di sebelah wajahnya.
Wajah Tuan kelima senang sekali.
Pada hari berikutnya, aku pergi ke mall, ingin membeli sebuah kado untuk berterima kasih padanya. Setiap barang di konter merek sangatlah mahal membuatku kaget.
Melihat dan memilih, aku memilih sehelai dasi yang berwarna terang, Tuan kelima dia sifatnya lebih pamer dan sangat suka benda yang berwarna warni, aku merasa dasi ini sangat cocok dengannya.
Tepat ketika ingin membiarkan pelayan membungkusnya, langsung terdengar suara gadis kecil mengatakan, “Bibi, dasi itu, Papa pasti sangat suka.”
Aku menoleh dan melihat, terlihat Sisi sedang menunjuk pada dasi di tanganku, dan berkata pada Lin Xueman.
Musuh selalu bertemu di jalan sempit, aku bertemu lagi dengan dua orang ini.
Lin Xueman melihatku, tidak melayaniku, namun berkata pada pelayan: “Nona, bungkuskan dasi model itu untukku.”
Pelayan: “Maaf Nona, ini yang terakhir, sudah tidak ada lagi.”
Lin Xueman mengerutkan kening memandangku, saling bertatapan denganku, dia tidak merasa ragu, langsung berjalan mendekatiku.
“Berikanlah dasi ini padaku, Ziqian ulang tahun, aku ingin menjadikan kado ulang tahun dan berikan padanya.”
“Maaf, dasi ini aku sangat suka, tidak akan memberikannya pada yang lain.”
Aku menunjukkan sebuah senyuman polos dan membiarkan pelayan membungkus untukku.
Lin Xueman sedikit panik, mengeluarkan selembar kartu VIP dari dalam dompet, “Nona Lin, barang-barang di sini kamu pilih sesuka hati, tidak peduli menghabiskan berapa banyak uang, semuanya boleh bayar dengan kartuku, tetapi dasi ini Ziqian akan sangat menyukainya, tolong berikan padaku.”
Aku dengan tidak berani percaya menatap pada Lin Xueman, jarinya yang putih dan lembut menjepit selembar kartu VIP yang mempesona, namun tatapannya membawa kecemasan ingin mendapatkan dasi itu, hanya karena kata Sisi, Papa pasti akan menyukainya.
“Nona Lin, apakah kamu benar-benar mengerti Mo Ziqian? Apakah dia benar akan menyukai warna yang begitu cerah?” Aku menggelengkan kepala, dengan sangat tak berdaya meletakkan dasi itu, berkata dengan nada biasa: “Disampingmu itu hanyalah seekor ular berbisa, dia berkata bahwa Papanya akan menyukainya hanyalah ingin merebut dasi ini denganku.”
Aku memperingatkan Lin Xueman, aku merasa tidak hanya dasi ini, meskipun sekarang aku mengambil sepasang kaos kaki, ular berbisa itu juga akan mengatakan Papanya suka.
Mo Ziqian bersifat tenang, dasi yang dia pakai biasanya berwarna polos, tidak pernah memiliki gambar cerah seperti ini.
Aku merasa tak berdaya terhadap Lin Xueman, karena terlalu mencintai menjadi bodoh, atau memang kecerdasannya hanya segitu?
Aku tidak membeli dasi itu, benda yang diambil Lin Xueman dan direbut ular berbisa, dalam hatiku itu sudah tidak cocok dengan Tuan kelima.
Aku memilih dasi yang lain dan pergi.
Pada malam hari, Tuan kelima membawa bau alkohol yang samar ke apartemenku, aku menyerahkan dasi yang telah kupilih padanya.
Tuan kelima agak kaget, “Apa ini?”
Aku: “Ini untukmu, berterima kasih padamu membuatku memiliki begitu banyak uang.”
Tuan kelima tersenyum, matanya yang indah penuh dengan kelicikan, dia membuka kotak yang terbungkus, mengeluarkan dasi dari dalam, melihat dengan teliti, dan berkata: “Lumayan”
“Ayolah, ikatkan untukku.”
Aku membantunya melepaskan dasi yang dia pakai, mengganti dengan yang aku beli dan mengikatkan untuknya, Tuan kelima berjalan ke depan cermin, memandang dengan teliti, “Ini adalah dasi termurah di dalam semua dasiku, tetapi aneh sekali, aku sangat menyukainya. Lin Xiao....”
Dia memanggil namaku, membalik badan, jarinya yang ramping menaikkan daguku, menatapku dengan tatapan yang mendalam, “Apakah kamu adalah narkoba?”
“Mengapa aku begitu menyukai segala sesuatu yang kamu berikan padaku, meskipun itu hanya semangkuk mie.”
Aku membuka mulut, menghadapi mata yang begitu mempesona, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan.
“Ayah angkat, apa itu narkoba, enakkah?”
Terdengar suara Qiang-Qiang dari luar pintu kamar, seluruh tubuhku dan Tuan kelima tiba-tiba menjadi tegang, terlihat si kecil mengenakan baju tidur dan sandal jepit, dengan rambutnya yang berantakan berdiri di luar pintu kamarnya.
Novel Terkait
My Cold Wedding
MevitaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaThat Night
Star AngelLoving The Pain
AmardaUnlimited Love
Ester GohAsisten Bos Cantik
Boris DreyMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)