Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 68 Golongan Darah Panda
Bab 68 Golongan Darah Panda
Hingga terdengar suara langkah kaki dari tangga, sampai sekarang aku masih belum tahu nama pemimpin komandan itu, ayah dari Tuan kelima. Dia memegang gagang tangga dan bergegas turun.
Ketika Xu Jingya melihat suaminya turun, dia segera menarik putrinya dan berjalan mendekat. "Chen, lihat putramu. Begitu masuk, dia langsung membanting ini dan itu, seperti ingin membunuh orang. Lihat itu, dia telah membuat Jiao Jiao ketakutan!"
Pemimpin itu menyayangi putri kecilnya. Ketika dia melihat air mata putri kecilnya mengalir, dia kemudian melihat ke aula, semuanya berantakan. Pada saat itu, emosinya memuncak dan dia berjalan mendekat. Dia kemudian mengangkat tangan dan memberi Tuan kelima dua tamparan, dia marah sambil menunjuk wajah Tuan kelima dan berkata: "Bedebah, beraninya kamu menentangku, Kamu hanya punya Ayah yang membesarkanmu, tidak ada ibu yang mengajarimu!"
Dia cekikikan mendengar kalimat ini. Namun, dalam senyumnya tersimpan cemooh. "Benar, Ayah membesarkanku, tidak ada ibu yang mengajariku ! Ibuku sudah meninggal dari dulu! Dia mati karena lelah dengan keluarga Chen, hari ini adalah hari peringatan kematiannya. Bagaimana denganmu?“
“Istri keduamu, putri kecilmu, keluargamu yang berjumlah tiga orang hidup bahagia. Tapi Ibuku sudah mati kelelahan karenamu. Dia tinggal sendirian di hutan belantara, tidak ada suami yang menyiapkan tugu peringatan untuknya. Tidak ada pria yang mencintainya dan membangun kuburan yang indah untuknya. Di mata suaminya hanya ada istri keduanya! "
Prakk!
Pemimpin komandan menampar wajah Tuan kelima. "Binatang, Ibumu sudah mati, mengapa kamu tidak bisa membiarkan orang lain hidup?"
Walau berkata demikian, emosi pemimpin mulai stabil, dia sedikit merasa bersalah. Dia mengangkat tangannya ke arah Tuan kelima.: "Pergi sana, jangan biarkan aku melihatmu lagi, agar aku tidak memukulmu lagi. "
Dia sungguh adalah ayah yang penuh belas kasih, ini merupakan toleransi besar dengan mengangkat tangan dan meminta putranya untuk pergi. Meskipun aku tidak tahu masa lalu antara Ibu Tuan kelima dan pemimpin, tapi aku sedih karena Tuan kelima memiliki ayah seperti ini.
Jelas, Tuan kelima bukan putra kesayangannya, pemimpin lebih menyayangi putrinya dan wanita di sisinya.
Tuan kelima mendengus, tatapan matanya dingin, dia berbalik dan berjalan ke arah pintu. Tuan kelima sudah pergi, aku mengikutinya keluar dari bangunan kecil itu.
Tamparan pemimpin sangat kencang, dia memiliki latar belakang militer, walaupun usianya sudah tua, tapi tenaganya cukup besar. Wajah Tuan kelima bengkak, sudut bibirnya berdarah.
Setelah naik ke atas mobil, aku mengambil tissue dari dalam tas. Ketika aku membasuh sudut bibis Tuan kelima dengan tissue basah, mata Tuan Kelima menatapku dengan tajam.
Saat ini, aku tiba-tiba kasihan dengan pria ini.
Dibandingkan dengan status anak yatim piatu pada diriku, aku merasa kondisi Tuan kelima lebih menyedihkan. Dia memiliki ayah yang memiliki jabatan tinggi, tapi ayahnya tidak menyanyanginya.
Aku membasuh jejak darah di sudut bibir Tuan kelima, dan dia berkata dengan pelan, "Terima kasih.
Nada marah dan emosi mulai menghilang, tetapi ada luka yang jelas di dalam matanya.
Saat kembali, Tuan kelima seakan berubah menjadi orang lain, dia mengendarai mobil dengan tenang tanpa berbicara, tetapi aku dapat melihat kesedihan dari dalam matanya.
Tuan kelima membawaku ke apartemennya, aku juga ikut naik. Tuan kelima duduk di sofa, tangannya membasuh pipinya, aku melihat air matanya menetes.
"Ibuku banting tulang demi keluarga Chen, melayani orang tuanya, membesarkan adiknya, tetapi ayahku malah menikah dengan wanita lain. Hari ini adalah hari peringatan kematian ibuku, lima belas tahun yang lalu, ketika ibuku meninggal, aku bahkan tidak mampu membeli kain kafan. Dan ayahku, dia dan wanita itu tinggal di gedung itu dan menikmati hidup mewah. Aku pergi ke rumah kepala desa untuk menghubunginya dan dia sedang merayakan hari ulang tahun wanita itu. Dia tidak menjawab telepon. "
Tuan kelima menjadi semakin sedih dan dia tiba-tiba menangis.
Ini adalah pertama kalinya aku melihat seorang lelaki menangis, lelaki tidak mudah meneteskan air mata jika belum melukai hatinya. Untuk orang seperti Tuan kelima, dia memiliki waktu untuk menangis.
Tanganku diletakkan di bahunya, aku ingin menghiburnya, tetapi aku tidak tahu harus berkata apa sehingga dapat membuatnya merasa lebih nyaman saat ini.
Aku hanya bisa menepuk punggungnya beberapa kali.
Ini adalah Tuan kelima yang paling rapuh yang pernah kulihat. Bukan orang yang sombong dan semena-mena di hadapan orang lain, tetapi seorang anak yang melihat ibunya meninggal karena sakit, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Tangisan Tuan kelima mendadak berhenti, dia menatapku dengan mata merah, dia tiba-tiba menyadari sesuatu, dia langsung bangkit dan bergegas ke kamar mandi.
Aku tahu dia pasti merasa tidak nyaman karena aku telah melihat sisi rapuhnya.
Terdengar suara Tuan kelima dari dalam kamar mandi, "Pergilah, jangan ceritakan masalah hari ini kepada orang lain!"
Dia masih semena-mena seperti dulu.
Aku sedikit lega, dia baik-baik saja, aku meninggalkan apartemennya saat Tuan kelima keluar dari kamar mandi.
Aku berpikir sepanjang jalan, seperti apakah Ibu kandung Tuan kelima? Dia dapat menerima suaminya menjalin hubungan dengan wanita lain, dan dia tinggal di rumah mertuanya, melayani mertuanya dan membesarkan adiknya?
Aku teringat dengan orang tuaku yang belum pernah kutemui sebelumnya. Aku tidak tahu mereka seperti apa. Mengapa mereka membuangku di depan panti asuhan, dan apa aku masih memiliki saudara lelaki dan perempuan?
Aku pergi ke toko dan merapikan barang-barang yang jatuh saat gempa kemarin. Untungnya, hanya lampu gantung yang pecah, dan beberapa benda kecil hanya jatuh, tetapi tidak pecah. Aku membereskan semuanya dan kemudian memesan perlengkapan lampu yang baru sebelum pergi.
Namun, saat aku naik bus kembali ke apartemen, teleponku berdering, nomor yang sangat asing.
Aku menjawab, terdengar suara perempuan menangis, "Apakah Anda adalah Nona Lin? Aku adalah ibu angkat Qiang qiang."
Aku tertegun, dan jantungku berhenti berdetak pada saat itu.
"Ada apa dengan Qiang qiang?"
Naluriku mengatakan ibu angkat Qiang qiang tidak akan meneleponku tanpa alasan, biasanya dia selalu ingin bersembunyi dariku.
Ibu angkat menangis, "Qiang qiang terluka parah, dia membutuhkan transfusi darah, tapi aku tidak punya uang untuk membeli darah di rumah sakit, rumah sakit juga tidak punya darah yang dia butuhkan, bisakah kamu bisa datang dan menyumbangkan darahmu?"
"Aku segera pergi ke sana, katakan di mana alamatnya!"
Aku mendengus seakan keluar api dari dadaku. Putraku, dia menderita luka seberat apa sehingga membutuhkan transfusi darah.
Ibu angkat bergetar, "Rumah Sakit Anak."
Aku memukul pintu bus dengan kencang: "Pak, tolong berhenti!"
Namun, mobil ini baru mulai jalan, bus tidak akan berhenti sebelum tiba di halte berikutnya. Aku khawatir tentang anakku, dan menunggu sampai halte berikutnya.
Aku segera turun dari bus, bergegas menghentikan taksi dan pergi ke Rumah Sakit Anak.
Gempa tidak menyebabkan kematian, tetapi banyak orang terluka, terutama anak-anak.
Qiang qiang tidak terluka karena gempa bumi, tetapi karena ditabrak mobil saat pergi dengan ibu angkatnya. Mobil itu melarikan diri. Ibu angkat datang ke rumah sakit dengan menggendong Qiang qiang yang berlumuran darah dan dia diberitahukan bahwa Qiang qiang membutuhkan transfusi darah. Ibu angkat tidak tahu berapa banyak biaya pengobatan dan uang transfusi darah yang harus dikeluarkan, dia tertegun.
Jadi dia terpikir untuk menghubungiku, aku adalah ibu biologis anak ini, aku tidak akan meninggalkannya begitu saja.
Aku bergegas ke ruangan pasien dengan penuh keringat, melihat bocah kecil yang terbalut kain kasa di ranjang, rasa kesedihan yang kuat membuatku hampir menangis, anakku yang malang, dia kembali mengalami penderitaan.
Namun, ini bukan hal yang paling menyakitkan. Kemudian kata-kata dokter membuatku menghadapi keputusasaan. Anakku ternyata memiliki golongan darah RH-negatif, yang umumnya dikenal sebagai golongan darah panda. Ini bukan masalah uang lagi. Tetapi tidak ada golongan darah seperti ini di bank darah rumah sakit.
Ibu angkat melihat aku tertegun dan buru-buru menarik bajuku, "Apakah kamu bukan ibu kandungnya? Mengapa kamu tidak bisa menyelamatkannya?"
Aku menggelengkan kepalaku, "Darahku tidak bisa menyelamatkannya."
Aku tidak bisa berbuat apa-apa, air mataku mengalir.
Sang ibu angkat langsung duduk di lantai, "Bagaimana bisa, apa kamu bukan ibunya? Bukan kamu melahirkannya? Mengapa golongan darahmu berbeda! Kenapa!"
Aku tertegun, tiba-tiba aku teringat sesuatu. Aku mengambil ponsel ibu angkat dan memasukkan satu baris angka dengan cepat . "Cepat hubungi nomor ini, dia juga bergolongan darah panda, sama seperti Qiang qiang. Dia bisa menyelamatkan Qiang qiang! "
Ibu angkat tertegun, dia segera mengambil telepon dan menghubungi nomor itu.
Ketika suara Mo Ziqian yang datar dan dewasa terdengar, ibu angkat menangis tiba-tiba, "Tuan, apakah Anda memiliki golongan darah panda? Selamatkan anakku! Kumohon!"
Mo Ziqian berdiam diri sejenak, aku mendengar suaranya samar-samar, "Kamu tahu dari mana aku memiliki golongan darah panda, mengapa aku harus menyelamatkan putramu, cari saja orang lain!"
“Tidak, Tuan, kumohon, aku hanya punya satu anak, anak ini adalah hidupku, kumohon Anda untuk menyelamatkannya!” Ibu angkat menangis di tanah.
Saat ini, dokter spesialis tidak bisa menahan diri lagi, dia mengambil ponsel ibu angkat dan berkata pada Mo Ziqian: "Pak, menyelamatkan seseorang lebih besar pahalanya daripada membangun tempat ibadah paling mewah. Jika Anda memiliki golongan darah yang sama dengan anak ini, selamatkan dia, ini adalah sebuah nyawa. "
Mo Ziqian sudah menutup telepon dan dokter menghela nafas, "Kita pikirkan cara lain. Coba kita sebarkan berita ini di internet apakah ada orang dengan golongan darah yang sama yang dapat menyelamatkan anak ini."
Tubuh Ibu angkat bergetar dan mulai menyebarkan berita ini di Internet. Pikiranku sangat kacau. Putraku hampir mati, Mo Ziqian menolak untuk menyelamatkannya. Haruskah aku mengatakan yang sebenarnya padanya?
Agar dia dapat menyelamatkan putranya?
Tidak, Mo Ziqian ingin anak ini mati. Jika dia tahu bahwa Qiang qiang adalah anak yang dia minta untuk diaborsi, dia mungkin akan lebih menginginkan kematiannya.
Saat hatiku kacau dan kebingungan, aku mendengar suara pria yang familiar dari luar, "Siapa yang membutuhkan transfusi darah."
Itu adalah Mo Ziqian.
Aku sangat senang, Mo Ziqian akhirnya datang juga, naluriku mengingatkan bahwa Mo Ziqian tidak boleh mengetahui identitas anak ini yang sebenarnya. Aku segera berkata kepada ibu angkat. "Jangan katakan padanya bahwa anak ini adalah anak angkatmu, jika dia tahu bahwa anak ini aku yang melahirkannya, dia tidak akan menyelamatkannya. Kamu harus mengatakan bahwa anak ini dilahirkan olehmu! "
Ibu angkat mengangguk kebingungan. Bagaimana dia bisa tahu kebaikan dan kebencianku pada Mo Ziqian, dia tidak memikirkannya dan bergegas keluar, "Tuan, anakku ada di sini ..."
Novel Terkait
My Only One
Alice SongThe Revival of the King
ShintaPrecious Moment
Louise LeeLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaAwesome Guy
RobinMy Secret Love
Fang FangMarriage Journey
Hyon SongPerjalanan Selingkuh
LindaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)