Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 71 Siapa Yang Berbohong
Bab 71 Siapa Yang Berbohong
Ruangan sudah disiapkan dari tadi. Gao Le menunjukkan jalan dan aku mengendong Qiang Qiang. Mo Ziqian berada di belakang kita. Aku meletakkan Qiang Qiang di atas tempat tidur dan mengangkat telpon dari ibu angkat. Dia bertanya dengan cemas, "Apakah kalian merancang ini semua? Kalian merancang untuk membawa pergi anakku! Kamu pembohong!"
"Tidak, aku tidak membohongi kamu. Aku tidak akan merebut anak ini juga. Kami hanya mengantikan rumah sakit Qiang Qiang, aku akan memberi tahu kamu alamatnya. Kamu dan Jiayu panggil taksi....."
Aku belum sempat selesai berbicara dan ponselku sudah direbut Mo Ziqian. Dia berkata dengan nada suara yang rendah dan sedikit emosi, "Kamu dengar, cara kamu mengasuh anak ini adalah ilegal. Kalian bahkan tidak menambahkan nama anak ini di kartu keluarga. Sekarang aku ingin mengambil kembali anak ini, jika kamu berani berkata tidak, aku akan menyuruh orang untuk membunuhmu!"
Ibu angkat kaget mendengar kata kata Mo Ziqian, dia tidak berbicara dan Mo Ziqian mematikan telponnya. Tatapan Mo Ziqian ketika dia berkata dia akan membunuh ibu angkat itu membuat aku merasa ketakutan. Mo Ziqian berjalan ke sisi tempat tidur Qiang Qiang dan memandang ke anaknya yang lemah dan terluka. Setelah beberapa saat, Mo Ziqian mengulurkan tangannya dan mengendong Qiang Qiang. Penampilan Mo Ziqian terus melirik Qiang Qiang sangat mirip dengan anaknya. Air mata Mo Ziqian pun tiba tiba mengalir, "Maaf, ayah membuat kamu kesusahan. Selanjutnya, ayah pasti akan merawatmu dengan baik"
Kata kata Mo Ziqian membuat aku merasa bingung, apakah dia juga mencintai anak ini? Bukankah dia selalu berharap anak ini mati? Qiang Qiang tetap sangat takut kepadanya, dia mengulurkan tangannya kepadaku, "Tante, Peluk"
Aku mengendong Qiang Qiang, tangan kecil Qiang Qiang melingkari leherku. Aku juga tidak tahu apakah Qiang Qiang mengerti kata kata Mo Ziqian, dia memasangkan wajah yang sedih, "Tante, Qiang Qiang ingin mencari ibu"
"Ibu akan datang bentar lagi, Qiang Qiang jangan cemas"
Aku menghiburnya dengan lembut. Tetapi Qiang Qiang sudah hampir menangis, air matanya membuat matanya berkaca kaca. Aku berkata dengan Mo Ziqian, "Kamu harus menyuruh ibu angkat datang. Dia adalah orang membesarkan anak ini dan anak ini tidak sanggup meninggalkannya"
Mo Ziqian melirik aku dengan matanya yang jahat, "Aku sudah pernah mencari tahu. Aku pernah mencari tahu kemarin dan aku mencari tahu lagi semalam, mengapa mereka tidak ada satu orang pun yang memberi tahu aku bahwa kamu pernah melahirkan! Mengapa aku sebagai ayah bisa sampai sekarang baru tahu aku memiliki seorang anak!" Tatpan Mo Ziqian diisi dengan kemarahan, sakit hati dan perasaan yang kacau.
Aku tidak tahu apakah Mo Ziqian sedang berkata dengan jujur, aku juga tidak tahu mengapa orang orang itu tidak memberi tahu Mo Ziqian bahwa aku permah melahirkan. Dokter yang mengurus aku ketika aku melahirkan, polisi yang mengawasiku pada waktu itu dan orang yang mencari orang tua pengasuh Qiang Qiang. Ada sekian banyak orang yang tahu tentang hal ini. Jika Mo Ziqian mencari tahu, dia pasti akan bisa tahu semua ini. Tetapi mengapa dia bisa berkata tidak ada yang memberi tahu dia bahwa aku pernah melahirkan?
"Mo Ziqian, aku tidak tahu kamu sedang bicara apa. Yang aku tahu hanya kamu menyuruh aku untuk mengugurkan anak ini, kamu berkata kamu tidak akan mau mengakui kandungan yang haram ini!"
Air mataku mengalir dengan kemarahan dan kebencian. Sejak aku melahirkan Qiang Qiang, ada setengah dari kesusahan yang aku alami adalah karena Mo Ziqian. Tatapan Mo Ziqian berubah sejenak, "Percaya atau tidak, aku tidak pernah berkata kata kata seperti ini. Aku sudah menghitung, waktu kamu melahirkan aku tidak berada di dalam negeri"
"Iya, Kamu dan Chen Liyan membawa anak kalian pergi liburan ke luar negeri"
Suara Mo Ziqian menjadi makin rendah dan tidak percaya diri, "Aku memang pergi ke luar negeri pada saat itu. Tetapi aku bersumpah demi masa depanku, aku benar benar tidak tahu tentang masalah ini. Tidak ada yang memberi tahu aku kamu hamil dan bahkan melahirkan anakku. Jika aku berbohong, aku bersumpah usiaku akan berkurang sepuluh tahun!"
"Aku tidak tahu mengapa bisa jadi begitu. Siapa yang berbohong di masalah ini!"
Aku melihat Mo Ziqian dengan tatapan yang membenci, Qiang Qiang menyandar di bahuku dan menangis dengan suara rendah
"Aku tidak tahu. Semua masalah masih perlu dicari tahu dengan jelas, termasuk insiden ini"
Mo Ziqian sedikit melamun, "Tidak ada kebetulan sampai orang itu mengemudi mobil yang sama denganku. Bahkan sampai nomor plat mobilnya pun sama. Ini bukan insiden, tetapi sudah dirancang"
Kata kata Mo Ziqian memukul kepala aku seperti kayu, membuat aku sadar. Benar, tidak mungkin ada kebetulan seperti ini. Mo Ziqian tidak terlihat seperti berbohong. Polisi juga sudah membuktikan bahwa masalah ini tidak berhubungan dengannya. Kalau begitu, orang yang menabrak Qiang Qiang itu siapa? Jelas, tujuan orang itu adalah sengaja mau membuat Mo Ziqian terlihat bersalah. Siapa orang itu? Benar benar sangat mengakutkan.
Secara tidak sadar, aku mengendong anaku dengan erat. Identitas anak ini saja belum diumumkan dan sudah ada orang yang tahu masalah ini sampai ingin membunuhnya.
Mo Ziqian berkata, "ini juga merupakan alasan aku sengaja membiarkan anak kita pindah rumah sakit. Kita tidak boleh membiarkan Chen Liyan dan Hu Yeming tahu keberadaan anak inI"
Otak Mo Ziqian sepertinya sudah kacau
"Aku harus pergi sebentar. Besok pagi, dokter disini akan lanjut mengobati anak ini. Kamu jaga dia dengan baik"
Setelah itu, Mo Ziqian pun pergi.
Gao Le melihat ke aku dan Qiang Qiang, setelah itu dia juga ikut Mo Ziqian pergi. Qiang Qiang tertidur di pelukanku selama satu malam, mungkin karena dia masih mengingat kehangatan pada saat berada di rahimku, dia sama sekali tidak menolak aku dan tertidur di pelukanku dengan nyaman.
Aku mengirim pesan teks kepada Jiayu dan menyuruh dia untuk kontak Gao Le, agar Gao Le bisa mengantar ibu angkat ke rumah sakit ini. Jiayu bertanya apakah Mo Ziqian ada melukai kita, aku menjawab tidak dan sepertinya Mo Ziqian tidak tahu apa-apa tentang semua ini.
Ketika langit sudah terang, Ibu angkat Qiang Qiang langsung datang ke rumah sakit. Di belakangnya ada Gao Le yang terlihat emosi. Ibu angkat memeluk Qiang Qiang dan menangis, "Ibu mengira ibu tidak akan bisa bertemu dengan kamu lagi"
Gao Le berkata, "Lain kali, masalah seperti ini jangan mencari aku. Mo Ziqian sudah berkata dia akan mengambil kembali anak ini dan kalian masih menyuruh aku untuk mengantar ibu angkat ke sini. Apakah kalian melihat hidupku terlalu menganggur?"
Gao Le sudah terbiasa menuruti kata kata Mo Ziqian, aku menyuruh dia membuat dua hal yang bertantangan dengan Mo Ziqian. Pantas saja dia emosi.
Aku berkata, "Gao Le, apakah kamu masih teman baikku? Kalau kamu hanya memikirkan Mo Ziqian, kamu jangan berteman lagi bersamaku!"
Gao Le membuka mulutnya, "Aku tidak akan berteman dengan siapa pun. Kalian semua jangan mencari aku. Aku akan pergi menjadi seorang pria sukses yang bebas!"
Goa Le memutarkan badannya dan meninggalkan ruangan dengan wajah yang tidak peduli.
Ibu angkat berkata kepadaku dengan tatapan yang membenci, "Bukankah kamu berkata kamu tidak akan merebut anak ini? Jadi orang itu harus memiliki hati nurani. Aku adalah orang yang membesarkan anak ini. Kamu tidak boleh mengambil anak ini begitu saja!"
"Aku berjanji tidak akan merebut Qiang Qiang. Kamu tenang saja"
Aku merapikan rambutku yang sudah berantakan. Hatiku menjadi kacau ketika aku mengingat Mo Ziqian.
"Pria itu siapa? Apakah dia benar benar adalah ayah kandung Qiang Qiang?" Ibu angkat bertanya dengan suara dingin
"Iya. Dia adalah ayah Qiang Qiang"
Ibu angkat berkata, "Apakah dia tidak tahu masalah kamu melahirkan? Dia kelihatan sangat kaya. Mengapa dia tidak mau mengasuh anaknya ketika anak ini dilahirkan dan malah datang merebut anak ini sekarang!"
Aku : "Pada saat itu dia berada di luar negeri. Sepertinya dia tidak tahu aku melahirkan Qiang Qiang. Di tengah tengah masalah ini pasti ada sesuatu"
Aku bicara kata-kata yang ibu angkat tidak mengerti. Hatiku menjadi semakin kacau lagi.
Ibu angkat berkata dengan marah, "Aku tidak peduli masalah apa yang terjadi di antara kalian. Yang penting Qiang Qiang adalah milikku. Dia adalah satu satunya keluargaku sekarang. Aku tidak akan melepaskannya, kalian tidak akan bisa merebut dia dari aku!"
aku menggelengkan kepala, "Iya. Aku tidak akan merebut Qiang Qiang"
Tetapi aku tidak bisa berjanji kalau Mo Ziqian tidak akan merebut juga
"Kamu harus berjanji pria itu tidak boleh merebut juga!"
Aku menggelengkan kepalaku dengan diam, aku benar benar tidak bisa berjanji kalau berkaitan dengan Mo Ziqian, "Aku akan berusaha"
Jam delapan, dokter datang memeriksa kondisi Qiang Qiang. Sistem pengobatannya masih sama dengan dulu tetapi ditambah beberapa obat yang baru. Dokter bilang ini adalah obat terbaik yang bisa di gunakan. obat obat ini di impor langsung dari luar negeri.
Orang yang berkuasa untuk membuat hal seperti ini hanya Mo Ziqian. Apakah dia benar benar peduli dengan anak ini?
Hari ini, Mo Ziqian tidak datang ke rumah sakit. Ibu angkat berada di sisi Qiang Qiang seharian, sepertinya dia takut aku akan membawa Qiang Qiang pergi. Dia mencintai Qiang Qiang, seperti kata-kata yang diucapkannya, Qiang Qiang adalah satu satunya keluarga yang dia miliki di dunia ini. Aku tidak bisa menghancurkan itu.
Qiang Qiang sekarang dalam kondisi aman. Kondisi lukanya juga sedang perlahan pulih. Aku tidak begitu risau. Jadi aku menggunakan waktu yang lebih untuk membaca materi ujian pengacara di ponsel. Sampai ponselku mati karena sudah kehabisan baterai.
Aku meminjam ponsel ibu angkat, dia melirik aku dengan tatapan kebencian. Tetapi akhirnya dia meminjamkan ponselnya kepadaku juga.
Aku menelpon ke atasan kantor konsultan hukum dan mengambil dua hari cuti. Aku ingin mengambil cuti lebih banyak hari, tetapi aku tidak sanggup mengatakannya. Aku baru saja bekerja di sana dan sudah mengambil cuti beberapa hari. Ini tidak masuk akal.
selama beberapa hari, Mo Ziqian tidak datang ke rumah sakit. Gao Le pernah datang satu kali dan membawa banyak mainan dan cemilan anak anak.
Hari ketiga, aku benar benar harus pergi bekerja. Aku menggunakan waktu jam makan siang untuk membaca buku dan setelah pulang kerja, aku buru buru pergi ke rumah sakit militer.
Qiang Qiang tersenyum setelah melihat aku, "Tante, cerita"
"Boleh. Bentar lagi tante akan cerita dongeng kepadamu"
Melihat senyuman anakku yang murni, hatiku terasa lebih manis dari makan gula. Ibu angkat melihat aku dengan wajah tidak senang, dia takut kalau aku berada di sini setiap hari, aku bisa merebut cinta Qiang Qiang terhadapnya. Dia takut Qiang Qiang terlalu menyukai aku.
Aku mengerti.
Aku menyerahkan barang yang berada di tanganku kepadanya, "Apa ini?"
"Ini adalah baju untuk kamu ganti"
Ibu angkat melihat aku dengan wajah tidak percaya dan melihat ke dalam kantong, "Terima kasih"
"Kamu benar benar perhatian"
Aku tertawa.
Ibu angkat meletakkan kantong dan duduk di samping tempat tidur dengan tatapannya tertuju pada Qiang Qiang
"Apakah kamu sudah makan malam?" Aku bertanya kepada ibu angkat. Dia menggelengkan kepalanya
"Kamu mau makan apa? Aku akan pergi beli"
Ibu angkat: "Aku sudah tidak memiliki banyak uang. Luka Qiang Qiang tidak tahu butuh berapa banyak uang untuk mengobatinya. Aku tidak makan saja"
Aku, ".........."
Novel Terkait
Jalan Kembali Hidupku
Devan HardiAku bukan menantu sampah
Stiw boyPengantin Baruku
FebiSomeday Unexpected Love
AlexanderBeautiful Lady
ElsaLelaki Greget
Rudy GoldCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)