Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
Pada malam hari, aku dan Jiayu makan di sebuah restoran bebek panggang terkenal di kota. Beberapa lama ini, pertama kali aku menghabiskan uang tanpa mengedipkan mata, aku memesan beberapa hidangan khas dan menghabiskan satu juta rupiah, meskipun begitu aku dan Jiayu merasa sangat senang tidak dapat berkata.
Hari berikutnya, aku melapor ke Kaiwelz.
Wen Yiru sangat sibuk, pada hari pertama aku pergi bekerja, dia sudah terbang ke Kanada. Lisa yang membawaku ke kepala departemen. Sejak saat itu, aku mulai bekerja di Kaiwelz.
Kantor hukum menerima kasus baru. Itu adalah kasus kontraktor menuntut pada pembangun properti. Kontraktor itu adalah sebuah unit perusahaan konstruksi yang terkenal di kota. Dan Pembangun propertinya adalah Perusahaan Qianpin Internasional.
Kontraktor menggugat Qianpin International karena menghutang biaya rekayasa proyek dalam jumlah yang besar. Setelah serangkaian investigasi, kantor hukum dengan cepat menerima kasus ini.
Qianpin International memiliki departemen hukumnya sendiri dan juga mempekerjakan dua pengacara profesional, tetapi meskipun begitu, Kaiwelz tetap memenangkan 10% dari biaya konstruksi untuk kontraktor. Meskipun hanya 10%, itu juga bukan jumlah yang kecil.
Pada sore hari, Wen Yiru kembali pulang dari Kanada, dia sangat senang, pihak kita bisa menang, Karena kontrak yang ditandatangani oleh Qianpin International dan kontraktor, syarat dan ketentuannya sangat ketat, yang membuatnya kalah adalah, mereka memasukkan kehendak subyektif seseorang di luar persyaratan kontrak.
Orang itu adalah Mo Ziqian.
Karena kontraktor itu serius melanggar aturan pada titik tertentu, Mo Ziqian sangat marah, dan mengurangi 50% dari biaya konstruksi yang tersisa dari kontraktor, dan menurut kontrak, dan secara komprehensif menghukum berbagai pelanggaran, maksimal 40%.
Qianpin Internasional kalah atas kehendak subyektif Mo Ziqian. Dia seharusnya tidak menggunakan perasaan pribadinya di dalam pekerjaan.
Pada malam itu, Wen Yiru membiarkan asistennya memesan ruangan di hotel paling mewah di kota, semua staf dari kasus ini ikut serta.
Ketika kelompok kami melangkah masuk ke lobi hotel yang mempesona bagai istana kristal, sekelompok orang juga memasuki.
Semuanya pria muda, pria yang berdiri paling depan memiliki sosok tubuh yang tinggi, dan wajahnya yang mempesona, itu adalah Mo Ziqian.
Tim Mo Ziqian kebanyakan pria-pria muda.
Kedua belah pihak bertemu secara tak terduga. Mo Ziqian menghentikan langkahnya, dia tidak terlihat frustasi ataupun marah yang disebabkan kekalahan serta merugikan uang dalam jumlah yang besar. Dia menghadap Wen Yiru dan berkata dengan lembut, “Ternyata ini adalah Direktur Wen, sangat senang bertemu denganmu.”
Tatapan Wen Yiru seperti air yang tenang, diam-diam menatap Mo Ziqian, dan sepasang mata paruh baya yang masih jernih dan indah terdiam sesaat di wajah pria berdarah dingin yang berdiri di depannya, berkata: “Tuan Mo adalah pria muda yang sukses, dan merupakan kebanggaan universitas A. Hari itu pada perayaan hari ulang tahun sekolah, sudah pernah melihat penampilan Tuan Mo, benar-benar luar biasa.”
Sudut bibir Mo Ziqian terangkat, “Terima kasih atas pujiannya, Tim seperti Direktur Wen barulah dikatakan hebat, baru tiba langsung menunjukkan kekuatan yang mengejutkan.”
Senyuman Mo Ziqian penuh bermakna, makna dalam perkataan-perkataannya juga sangat jelas, Wen Yiru hanya tersenyum.
Mo Ziqian melirik wajahku dan pergi membawa sekelompok orang.
Wen Yiru menatap pada sosok belakangnya dan berkata: “Ayo kita pergi.”
Jadi, kami pergi ke ruangan yang sudah dipesan.
Wen Yiru adalah seorang bos yang ketat dan serius di tempat kerja. Diluar jam kerja, dia adalah seorang senior yang sangat tenang.
Ketika kami makan, kami tidak merasakan tekanan dari identitas bosnya, dan suasananya sangat baik.
Di tengah perkumpulan, Wen Yiru ada urusan dan duluan pulang bersama asistennya. Dan aku, karena harus mempersiapkan ujian hukum, aku juga meninggalkan ruangan lebih awal, tetapi ketika aku keluar aku baru tahu bahwa luar sedang hujan, dan lumayan deras. Aku melihat ada taksi yang berhenti di bawah tangga hotel, tanpa berpikir aku berlari mendekati, menarik pintu mobil, dan duduk di deretan belakang mobil.
“Pak, komplek Xianghe.”
Untuk waktu yang lama, supir itu tidak bergerak.
“Pak, Xianghe........” Aku mengulurkan tangan mengelap tetesan hujan di poni, dan mengulanginya lagi, tetapi belum selesai berkata, aku merasa ada yang aneh, karena ada penumpang lain di dalam mobil dan orang itu duduk di sampingku.
Seberapa bodohnya diriku, baru mengetahuinya sekarang, aku menaiki taksi yang sudah di pesan orang, dan orang itu adalah...........
Aku benar-benar tidak berani percaya, bagaimana bisa begitu kebetulan, orang itu adalah Mo Ziqian. Aku dan Mo Ziqian berada di dalam mobil yang sama, dan sepertinya dia yang duluan masuk.
Aku sedikit malu, hari hujan seperti ini, sangat sulit mendapatkan taksi, jika harus turun, itu adalah hal yang sangat tidak ingin aku lakukan, tetapi membiarkan Mo Ziqian turun, apakah ada kemungkinan?
Melihat diriku tidak bermaksud ingin turun dari mobil, Mo Ziqian berkata, “Antar dia dulu.”
Supir taksi barulah mulai mengendarai mobil.
Bersama Mo Ziqian berada di dalam ruangan yang sempit dan pengap, aku merasa sangat tidak nyaman, aku tidak ingin bersamanya tetapi tidak ada cara lain, jadi aku hanya bisa memandang ke luar jendela. Hujan membanting jendela, pemandangan di luar terlihat kabur, dan mobil berjalan dengan lambat.
Mo Ziqian sangat tenang, satu tangannya menyiku di jendela, dengan tidak ada kerjaan dia menatap keluar, dan kadang-kadang melihat ke arahku, meskipun tidak mengeluarkan suara tetapi aku bisa merasakan kehangatannya. Samar-samar terasa dan lembut, tetapi tidak bisa diabaikan.
Kemudian, dia menyikukan tangannya di jendela dan terus menatap padaku dengan lembut.
Tidak berkata dan tidak melakukan gerakan lainnya.
Aku merasa bingung dengan tatapan ini, hatiku terasa panik, tidak nyaman, tetapi aku tidak memiliki cara lain. Dikarenakan hujan terlalu deras, mobil tidak dapat berjalan dengan cepat, dan apartemenku benar-benar jauh. Aku tidak mungkin turun di tengah jalan.
Tiba-tiba, aku terlihat samar ada sosok seseorang yang menggendong seorang anak berdiri di tengah hujan tepi jalan.
Wanita itu telihat cemas, sambil menggendong anaknya, dengan tangan sebelahnya memegang payung, dan sambil melambaikan tangannya untuk menghentikan taksi yang terus melaju di jalan.
Anak itu sepertinya sakit, terlihat lemas di dalam pelukan ibunya, wanita sambil menggendongnya sambil memegang payung melindungi diatas kepala anaknya, dan tubuhnya sendiri dibasahi hujan.
Dan satu tangannya lagi berusaha sekuat tenaga melambaikan pada mobil-mobil yang tidak henti melaju.
“Berhenti!”
Aku tiba-tiba berteriak, aku tidak tahan melihat pemandangan seperti ini, hujan deras, anak yang sakit, ibu yang cemas, adegan seperti ini menyakiti hatiku.
Tetapi supir tidak berhenti, malah berkata dengan sangat tidak sabar: “Nona, hujan begitu deras, sulit untuk parkir.”
“Aku mau kamu berhenti, apakah kamu dengar?”
Aku tiba-tiba berteriak marah, supir itu dengan enggan menepikan mobil di tepi jalan, aku membuka pintu, berlari dalam kehujanan.
“Ayo cepat masuk ke mobil kami!”
Aku membawa wanita yang menggendong anak, sambil memegang payungnya melindungi kepala mereka berdua, sambil membawanya mendekati mobil, membiarkan mereka duduk di tempat dudukku yang tadi.
Wanita itu berkata, “Anakku menderita demam tinggi empat puluh derajat. Aku ingin mengantarnya ke rumah sakit. tetapi tidak ada mobil yang mau berhenti. Terima kasih, terima kasih. Terima kasih banyak.”
Sepertinya terlalu lama menunggu di tengah hujan, ibu yang tidak muda ini sambil mengucapkan terima kasih dan sambil menangis.
“Tidak perlu berterima kasih, yang penting kamu bisa merawat anakmu yang sakit.
Aku duduk di bagian depan mobil samping pengemudi.
Tetapi supir tidak sabar berkata, “kalian sebenarnya ingin kemana? Mengantar kalian dulu atau mengantar dia dulu, menambah satu orang, diwajibkan harus membayar lebih.”
Aku membuka tas, dan mengeluarkan empat ratus ribu rupiah dari dalam.Aku tidak pernah bermurah hati seperti ini, aku mengambil empat lembar seratus ribu uang kertas, aku memukul di tangan supir yang sedang memegang sterling mobil, “Cukupkan ini! Kalau cukup tolong cepat jalan!”
Mungkin amarahku yang tiba-tiba membuat supir merasa terkejut, atau mungkin karena uang. Supir itu hanya berkata: “Untuk apa marah-marah, aku akan mengantarnya.”
Dia memutar arah mobil, dan mengendarai mobil kearah rumah sakit.
Dari kaca spion, terlihat Mo Ziqian sedikit memiringkan kepalanya, menatap padaku yang baru saja membuat keributan.
Dia tidak menolak.
Dengan cara ini, supir mengendarai mobil ke rumah sakit. Pada saat ini, hujan sudah mulai reda. Aku juga turun dari mobil, membantu ibu membuka pintu mobil, dan membantu mengangkat dia turun, dan memegangkan payung, dan mengikutiya sepanjang jalan ke ruang gawat darurat
Anak itu demam tinggi, dan terus tidur, wanita itu tidak berhenti menangis, bahkan tidak tahu cara mendaftar. Aku membantunya mendaftar dan mencarikan dokter.
Anak itu radang paru-paru dan perlu dirawat di rumah sakit. Pada saat ini, wanita itu menangis lagi, “Aku tidak membawa banyak uang. Tadi terlalu mendesak untuk keluar, dan ayah anak sedang bekerja di luar kota.......”
Aku bisa memahami keluhan dan kesulitan seorang wanita sendirian membawa anak-anaknya, terutama ketika anak itu sakit di malam hari dan menyusul hujan deras. Hati ibu ini pasti sangat menderita.
Aku juga terpikir anakku, aku tidak tahu apakah dia sehat, dan ketika dia sakit, apakah ibu angkatnya akan begitu cemas mengantarnya ke rumah sakit. Tiba-tiba hidungku terasa masam, “Kamu jangan khawatir, aku akan membayar biaya rawat inap untukmu.”
Meskipun aku juga tidak aada banyak uang, tetapi untungnya, dalam kartuku masih tersisa beberapa juta rupiah, aku membayarkan empat juta rupiah untuk setoran rawat inap, wanita itu mengucapkan terima kasih dan berkata, besok setelah dia mengambil uang akan langsung mengembalikannya padaku.
Tetapi dia bahkan lupa meminta cara kontak padaku, langsung tergesa-gesa menggendong anaknya pergi mencari dokter.
Dan aku, meskipun sangat miskin, tetapi aku tidak menyesal, aku hanya berharap, ketika putraku sakit dan membutuhkan perawatan, ibu angkatnya tidak pelit, dan dapat mengeluarkan uang mengantarnya kerumah sakit.
Ketika terpikir putraku, hatiku terasa sakit, aku sedikit kehilangan akal berjalan keluar dari unit gawat darurat, aku melihat Mo Ziqian berdiri di pintu masuk gedung darurat, sosok tubuhnya yang tinggi mempesona, bersandar di pintu itu, dia menunduk kepala sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
Dia belum pergi, aku sedikit kaget.
“Kamu sendiri sudah miskin tidak memiliki apa-apa, malah mengeluarkan uang membayarkan biaya rawat inap, apa sebenarnya yang kamu pikirkan?”
Ketika aku berjalan mendekati, Mo Ziqian berdiri tegak, menatapku dengan tatapan mendalam dan membawa suatu perasaan tidak berani percaya.
“Apa yang aku pikirkan, orang seperti kamu, selamanya tidak akan bisa mengerti.”
Aku bersikap dingin berjalan melewatinya.
Dia tidak akan tahu, dia masih memiliki seorang putra, dan aku juga tidak akan memberitahu dia tentang perasaanku sekarang.
Hujan turun deras lagi, sama juga sulit mendapatkan taksi seperti tadi, aku masuk lagi ke dalam taksi tadi, Mo Ziqian juga menarik pintu dan masuk duduk ke dalam.
Kami seperti itu, diam di sepanjang jalan.
Namun, baru berjalan tidak jauh, mobil tiba-tiba mogok.
Supir mengambil payung keluar memeriksa mobil, dan kembali memberitahu kami dengan kesal, “Mobilnya rusak, maaf, kalian harus menaiki mobil lain untuk kembali pulang.”
Novel Terkait
Akibat Pernikahan Dini
CintiaCinta Dan Rahasia
JesslynLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieHidden Son-in-Law
Andy LeeMy Charming Wife
Diana AndrikaHalf a Heart
Romansa UniverseLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaBack To You
CC LennyCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)