Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 163 Jantung Berdebar (1)
Tiba-tiba aku menyadari aku menyukai interaksi seperti ini, Tuhan, sepertinya aku sudah mau gila.
Aku mematikan ponselku dan merasa takut terhadap perubahan emosiku yang tidak normal.
Aku berdiri di depan jendela dan menepuk dadaku, seolah-olah ada seekor rusa yang sedang meloncat sana sini di dalam dadaku.
Langit sudah mau terang, hari yang sibuk pun tiba lagi. Pada saat istirahat jam makan, aku mengirim uang 100 juta rupiah yang aku ambil dari Lan Ke, ke Chen Hui, aku meminta dia untuk mendonasikan uang tersebut ke panti asuhan dalam kondisi tidak meninggalkan nama pendonasi, Chen Hui merasa sangat kaget : "Uang ini dari mana, jangan-jangan itu uangmu sendiri!"
Aku : "Yang penting bukan uang hasil curi atau jambret, kamu langsung donasikan saja"
Donasikan sedikit uang Lan Ke yang begitu kaya dan kejam itu sedang membantu dia menambah karma baik.
Chen Hui : "Baik" Kemudian dia menambah lagi, "Aku mendengar kamu sudah meninggalkan konsultan hukum Kaiwelz, bagaimana dengan konsultan hukum baru? Masih terbiasa?"
Aku : "Lumayan bagus, tidak perlu khawatirkan aku"
Chen Hui : "Baik"
Aku : "Beri tahu Jiayu, tunggu dia melahirkan, aku akan membawa Qiang Qiang pulang menjenguknya"
Chen Hui : "Baik"
Waktu pulang kerja pun tiba, aku pergi ke sekolah untuk menjemput Qiang Qiang kemudian kami berangkat ke supermarket di pusat kota, pada saat sedang belanja barang yang dibutuhkan, aku melihat sebuah bayangan tubuh yang familiar, orang itu adalah pembantu China Wen Yiru di rumah Kanada, Bibi Li.
Bibi Li menyapa aku dulu, aku juga menanyakan kabarnya. Bibi Li memuji Qiang Qiang pintar dan baik, tidak seperti anak kejam itu yang berada di rumah Wen Yiru, pada saat Wen Yiru berada di dalam rumah, anak itu berpenampilan sangat baik dan penurut, setelah Wen Yiru pergi, ekspresi dan sikapnya langsung berubah.
"Jangan melihat usia anak itu kecil, dia sangat jahat dan kejam, kelicikan dia bahkan tidak bisa berbanding dengan sepuluh orang dewasa. Padahal dia sendiri yang memecahkan vas bunga kesukaan Nyonya Wen, tetapi dia malah bersikap keras kepala mengatakan aku yang memecahkannya"
Bibi Li merasa disalahkan dan frustrasi, "Untungnya kamu sudah pindah bersama Qiang Qiang, kalau tidak Qiang Qiang pasti akan diganggu olehnya"
Aku menjilat bibirku dan tidak berkata apa-apa, mengenai sifat anak itu, aku sudah jelas dari dulu.
Bibi Li merendahkan suaranya dan menambah lagi : "Beberapa hari lalu, Tuan Mo bertengkar dengan Nyonya Wen, Tuan Mo menyalahkan Nyonya Wen mengusir kamu dan berkata dia tidak akan memasuki rumah itu lagi, setelah itu Nyonya menangis sendiri di dalam rumah sangat lama"
Aku melamun sejenak, aku tidak menyangka Mo Ziqian akan bertengkar dengan Wen Yiru demi aku, meskipun Wen Yiru benar-benar menyakiti hatiku, tetapi dia pernah menolong aku, putra kandungnya menyalahkan dia demi aku, dia pasti merasa sangat sedih.
Aku bersikap diam terhadap kata-kata Bibi Li, "Qiang Qiang, pamit dulu dengan nenek Li"
Qiang Qiang pamit dengan sopan : "Nenek Li, sampai jumpa"
Bibi Li tersenyum dengan penuh kasih sayang, "Sampai jumpa lagi Qiang Qiang, kamu benar-benar adalah anak yang baik......"
Setelah meninggalkan supermarket, aku dan Qiang Qiang kembali ke rumah, karena di sepanjang jalan aku berpikir tentang masalah Mo Ziqian bertengkar dengan Wen Yiru karena aku, aku tidak bisa fokus dan menerobos lampu merah. Pada saat aku sadar, semuanya sudah terlambat, seorang polisi menghalangi mobilku dan mau memeriksa kartu pengemudiku, aku sibuk mau mengambil kartu pengemudiku tetapi aku tidak bisa menemukannya.
Kartu pengemudiku hilang.
"Nona, kartu pengemudi!" Polisi gendut itu mengulurkan tangannya kepadaku, wajahku sudah mulai berkeringat, kartu pengemudiku kemana?
"Maaf, kartu pengemudiku sepertinya ketinggalan di rumah" Tubuhku juga sudah mulai berkeringat, aku mengingat dengan jelas kartu pengemudiku selalu diletakkan di dalam mobil, aku tidak pernah membawanya kemana-mana.
Sementara mobilku selalu dikendarai olehku, tidak ada yang pernah menyentuhnya, kartu pengemudi tidak mungkin hilang! Tiba-tiba, aku teringat dengan Lan Ke, manusia itu pernah mengemudi mobilku. Pasti dia. Hanya dia yang memiliki kesempatan untuk mengambil kartu mengemudiku!
Kebencianku terhadap Lan Ke pun semakin mendalam, aku memberikan semua kartu identitasku kepada polisi, setelah diperiksa dengan teliti, polisi itu membuka surat denda sebesar enam juta rupiah untukku.
Melihat angka di atas kertas itu, hatiku tiba-tiba merasa sakit.
Aku meninggalkan tempat dan menelpon Lan Ke dengan marah : "Kamu ambil kartu pengemudiku kan!"
Lan Ke : "Sekarang baru sadar, rasa kewaspadaan kamu sangat buruk"
"Sialan!" Aku memarahinya, "Kamu dimana! Cepat kembalikan kartu pengemudiku!"
Lan Ke : "Hotel Tony 201, datang ambil sendiri"
Kemudian Lan Ke mematikan telponnya.
Aku tidak tahu Hotel Tony dimana, akhirnya aku menggunakan ponsel untuk membuka peta, setelah setengah jam, aku pun tiba di tempat.
Aku membawa Qiang Qiang masuk ke dalam hotel itu dengan marah, kemudian aku mencari kamar nomor 201 dan mengetuk pintunya, Lan Ke membuka pintu dengan malas. "Oh, lumayan cepat ya" Nada suaranya berisi ejekan.
"Kartu pengemudiku dimana, berikan kepadaku!" Aku mengulurkan tanganku.
Lan Ke melihat telapak tanganku yang putih dengan senyuman bercanda : "Nona, seratus juta rupiah"
Tubuhnya yang tinggi memakai baju santai dan menyandar di tiang pintu, kemudian dia mengedipkan matanya kepadaku.
Emosiku langsung naik, aku baru saja donasikan seratus juta itu ke panti asuhan, tidak menyangka manusia ini sedang menungguku dengan rencana ini!
"Sudah tidak ada, sudah didonasikan"
"Donasi?" Lan Ke melihat aku dengan aneh, sepertinya dia tidak mengerti.
"Iya, sudah donasi ke panti asuhan" Aku berkata dengan suara dingin.
"Menjadi orang baik menggunakan uangku, wanita licik!"
Lan Ke merasa sedikit tidak senang, setelah memarahi aku, dia masuk ke dalam kamarnya dan mengambil kartu pengemudiku, "Ini, aku kembalikan kepadamu karena melihat kamu membantu aku kemarin, lain kali harus waspada!"
Aku mengambil kartu pengemudiku dan melirik Lan Ke, kemudian aku memegang tangan Qiang Qiang dan bersiap untuk meninggalkan tempat, pada saat itu Lan Ke menyadari keberadaan Qiang Qiang dan dia mengangkat alisnya : "Ini adalah anakmu yang dirumorkan!"
"Rumor apa, dia memang anakku!" Aku merasa otak manusia ini tidak normal, pada saat aku mau pergi, Lan Ke berkata lagi, "Tunggu!"
"Anak ini.........." Lan Ke berjalan kemari dan memegang wajah Qiang Qiang kemudian melihatnya dengan teliti, "Sedikit familiar" Kemudian dia melihat lagi ke belakang telinga Qiang Qiang, "Tidak ada tahi lalat"
Aku memukul tangan Lan Ke yang memegang wajah Qiang Qiang, "Orang gila, tentu saja kamu akan merasa familiar melihat anakku"
Lan Ke tidak terpengaruh oleh kata-kataku, dia mengerutkan alisnya dan berpikir, setelah beberapa saat dia berkata : "Tidak mirip kamu"
Aku : "........"
"Qiang Qiang, ayo kita pergi"
Lan Ke : "Mirip, mulut mirip, dagu juga mirip"
"Paman, aku mirip siapa?" Qiang Qiang bertanya dengan penasaran.
Lan Ke : "Mirip satu bibi paman, ibumu tidak mirip, tetapi kamu mirip"
Qiang Qiang menoleh ke aku : "mama, paman berkata apa? Aku tidak mengerti"
Aku masih merasa marah dengan manusia ini mencuri kartu pengemudiku sehingga membuat aku harus didenda lebih banyak, dia bahkan masih sembarang berkata kepada anakku, akhirnya aku bersuara dengan tidak senang : "Siapa tahu, jangan hiraukan dia, dia orang gila"
Kemudian aku pun menarik Qiang Qiang dan pulang, aku mendengar suara Lan Ke yang sedang mengamati dari belakang : "Benar-benar mirip.........."
Aku tidak tahu bibi Lan Ke itu siapa, tetapi aku merasa penasaran dan ragu kepada wanita itu, tetapi sayangnya wanita itu sudah mati. Kalau tidak aku benar-benar ingin melihat tahi lalat di belakang telinganya dan seberapa mirip mulut dan dagu dia dengan Qiang Qiang.
Novel Terkait
My Perfect Lady
AliciaCinta Dan Rahasia
JesslynAkibat Pernikahan Dini
CintiaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)