Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 163 Jantung Berdebar (1)

Tiba-tiba aku menyadari aku menyukai interaksi seperti ini, Tuhan, sepertinya aku sudah mau gila.

Aku mematikan ponselku dan merasa takut terhadap perubahan emosiku yang tidak normal.

Aku berdiri di depan jendela dan menepuk dadaku, seolah-olah ada seekor rusa yang sedang meloncat sana sini di dalam dadaku.

Langit sudah mau terang, hari yang sibuk pun tiba lagi. Pada saat istirahat jam makan, aku mengirim uang 100 juta rupiah yang aku ambil dari Lan Ke, ke Chen Hui, aku meminta dia untuk mendonasikan uang tersebut ke panti asuhan dalam kondisi tidak meninggalkan nama pendonasi, Chen Hui merasa sangat kaget : "Uang ini dari mana, jangan-jangan itu uangmu sendiri!"

Aku : "Yang penting bukan uang hasil curi atau jambret, kamu langsung donasikan saja"

Donasikan sedikit uang Lan Ke yang begitu kaya dan kejam itu sedang membantu dia menambah karma baik.

Chen Hui : "Baik" Kemudian dia menambah lagi, "Aku mendengar kamu sudah meninggalkan konsultan hukum Kaiwelz, bagaimana dengan konsultan hukum baru? Masih terbiasa?"

Aku : "Lumayan bagus, tidak perlu khawatirkan aku"

Chen Hui : "Baik"

Aku : "Beri tahu Jiayu, tunggu dia melahirkan, aku akan membawa Qiang Qiang pulang menjenguknya"

Chen Hui : "Baik"

Waktu pulang kerja pun tiba, aku pergi ke sekolah untuk menjemput Qiang Qiang kemudian kami berangkat ke supermarket di pusat kota, pada saat sedang belanja barang yang dibutuhkan, aku melihat sebuah bayangan tubuh yang familiar, orang itu adalah pembantu China Wen Yiru di rumah Kanada, Bibi Li.

Bibi Li menyapa aku dulu, aku juga menanyakan kabarnya. Bibi Li memuji Qiang Qiang pintar dan baik, tidak seperti anak kejam itu yang berada di rumah Wen Yiru, pada saat Wen Yiru berada di dalam rumah, anak itu berpenampilan sangat baik dan penurut, setelah Wen Yiru pergi, ekspresi dan sikapnya langsung berubah.

"Jangan melihat usia anak itu kecil, dia sangat jahat dan kejam, kelicikan dia bahkan tidak bisa berbanding dengan sepuluh orang dewasa. Padahal dia sendiri yang memecahkan vas bunga kesukaan Nyonya Wen, tetapi dia malah bersikap keras kepala mengatakan aku yang memecahkannya"

Bibi Li merasa disalahkan dan frustrasi, "Untungnya kamu sudah pindah bersama Qiang Qiang, kalau tidak Qiang Qiang pasti akan diganggu olehnya"

Aku menjilat bibirku dan tidak berkata apa-apa, mengenai sifat anak itu, aku sudah jelas dari dulu.

Bibi Li merendahkan suaranya dan menambah lagi : "Beberapa hari lalu, Tuan Mo bertengkar dengan Nyonya Wen, Tuan Mo menyalahkan Nyonya Wen mengusir kamu dan berkata dia tidak akan memasuki rumah itu lagi, setelah itu Nyonya menangis sendiri di dalam rumah sangat lama"

Aku melamun sejenak, aku tidak menyangka Mo Ziqian akan bertengkar dengan Wen Yiru demi aku, meskipun Wen Yiru benar-benar menyakiti hatiku, tetapi dia pernah menolong aku, putra kandungnya menyalahkan dia demi aku, dia pasti merasa sangat sedih.

Aku bersikap diam terhadap kata-kata Bibi Li, "Qiang Qiang, pamit dulu dengan nenek Li"

Qiang Qiang pamit dengan sopan : "Nenek Li, sampai jumpa"

Bibi Li tersenyum dengan penuh kasih sayang, "Sampai jumpa lagi Qiang Qiang, kamu benar-benar adalah anak yang baik......"

Setelah meninggalkan supermarket, aku dan Qiang Qiang kembali ke rumah, karena di sepanjang jalan aku berpikir tentang masalah Mo Ziqian bertengkar dengan Wen Yiru karena aku, aku tidak bisa fokus dan menerobos lampu merah. Pada saat aku sadar, semuanya sudah terlambat, seorang polisi menghalangi mobilku dan mau memeriksa kartu pengemudiku, aku sibuk mau mengambil kartu pengemudiku tetapi aku tidak bisa menemukannya.

Kartu pengemudiku hilang.

"Nona, kartu pengemudi!" Polisi gendut itu mengulurkan tangannya kepadaku, wajahku sudah mulai berkeringat, kartu pengemudiku kemana?

"Maaf, kartu pengemudiku sepertinya ketinggalan di rumah" Tubuhku juga sudah mulai berkeringat, aku mengingat dengan jelas kartu pengemudiku selalu diletakkan di dalam mobil, aku tidak pernah membawanya kemana-mana.

Sementara mobilku selalu dikendarai olehku, tidak ada yang pernah menyentuhnya, kartu pengemudi tidak mungkin hilang! Tiba-tiba, aku teringat dengan Lan Ke, manusia itu pernah mengemudi mobilku. Pasti dia. Hanya dia yang memiliki kesempatan untuk mengambil kartu mengemudiku!

Kebencianku terhadap Lan Ke pun semakin mendalam, aku memberikan semua kartu identitasku kepada polisi, setelah diperiksa dengan teliti, polisi itu membuka surat denda sebesar enam juta rupiah untukku.

Melihat angka di atas kertas itu, hatiku tiba-tiba merasa sakit.

Aku meninggalkan tempat dan menelpon Lan Ke dengan marah : "Kamu ambil kartu pengemudiku kan!"

Lan Ke : "Sekarang baru sadar, rasa kewaspadaan kamu sangat buruk"

"Sialan!" Aku memarahinya, "Kamu dimana! Cepat kembalikan kartu pengemudiku!"

Lan Ke : "Hotel Tony 201, datang ambil sendiri"

Kemudian Lan Ke mematikan telponnya.

Aku tidak tahu Hotel Tony dimana, akhirnya aku menggunakan ponsel untuk membuka peta, setelah setengah jam, aku pun tiba di tempat.

Aku membawa Qiang Qiang masuk ke dalam hotel itu dengan marah, kemudian aku mencari kamar nomor 201 dan mengetuk pintunya, Lan Ke membuka pintu dengan malas. "Oh, lumayan cepat ya" Nada suaranya berisi ejekan.

"Kartu pengemudiku dimana, berikan kepadaku!" Aku mengulurkan tanganku.

Lan Ke melihat telapak tanganku yang putih dengan senyuman bercanda : "Nona, seratus juta rupiah"

Tubuhnya yang tinggi memakai baju santai dan menyandar di tiang pintu, kemudian dia mengedipkan matanya kepadaku.

Emosiku langsung naik, aku baru saja donasikan seratus juta itu ke panti asuhan, tidak menyangka manusia ini sedang menungguku dengan rencana ini!

"Sudah tidak ada, sudah didonasikan"

"Donasi?" Lan Ke melihat aku dengan aneh, sepertinya dia tidak mengerti.

"Iya, sudah donasi ke panti asuhan" Aku berkata dengan suara dingin.

"Menjadi orang baik menggunakan uangku, wanita licik!"

Lan Ke merasa sedikit tidak senang, setelah memarahi aku, dia masuk ke dalam kamarnya dan mengambil kartu pengemudiku, "Ini, aku kembalikan kepadamu karena melihat kamu membantu aku kemarin, lain kali harus waspada!"

Aku mengambil kartu pengemudiku dan melirik Lan Ke, kemudian aku memegang tangan Qiang Qiang dan bersiap untuk meninggalkan tempat, pada saat itu Lan Ke menyadari keberadaan Qiang Qiang dan dia mengangkat alisnya : "Ini adalah anakmu yang dirumorkan!"

"Rumor apa, dia memang anakku!" Aku merasa otak manusia ini tidak normal, pada saat aku mau pergi, Lan Ke berkata lagi, "Tunggu!"

"Anak ini.........." Lan Ke berjalan kemari dan memegang wajah Qiang Qiang kemudian melihatnya dengan teliti, "Sedikit familiar" Kemudian dia melihat lagi ke belakang telinga Qiang Qiang, "Tidak ada tahi lalat"

Aku memukul tangan Lan Ke yang memegang wajah Qiang Qiang, "Orang gila, tentu saja kamu akan merasa familiar melihat anakku"

Lan Ke tidak terpengaruh oleh kata-kataku, dia mengerutkan alisnya dan berpikir, setelah beberapa saat dia berkata : "Tidak mirip kamu"

Aku : "........"

"Qiang Qiang, ayo kita pergi"

Lan Ke : "Mirip, mulut mirip, dagu juga mirip"

"Paman, aku mirip siapa?" Qiang Qiang bertanya dengan penasaran.

Lan Ke : "Mirip satu bibi paman, ibumu tidak mirip, tetapi kamu mirip"

Qiang Qiang menoleh ke aku : "mama, paman berkata apa? Aku tidak mengerti"

Aku masih merasa marah dengan manusia ini mencuri kartu pengemudiku sehingga membuat aku harus didenda lebih banyak, dia bahkan masih sembarang berkata kepada anakku, akhirnya aku bersuara dengan tidak senang : "Siapa tahu, jangan hiraukan dia, dia orang gila"

Kemudian aku pun menarik Qiang Qiang dan pulang, aku mendengar suara Lan Ke yang sedang mengamati dari belakang : "Benar-benar mirip.........."

Aku tidak tahu bibi Lan Ke itu siapa, tetapi aku merasa penasaran dan ragu kepada wanita itu, tetapi sayangnya wanita itu sudah mati. Kalau tidak aku benar-benar ingin melihat tahi lalat di belakang telinganya dan seberapa mirip mulut dan dagu dia dengan Qiang Qiang.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu