Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 48 Godaan
Pada pagi hari, aku menaiki taksi ke tempat anakku, ibu angkat berjanji akan mengantarnya ke taman kanak-kanak, tetapi aku tidak tahu apakah dia sudah melakukannya. Namun, ketika aku mengetuk pintu tetapi tidak ada yang membukanya, tetangga di sebelah keluar dan berkata, “Nona, Apakah kamu datang untuk mencari Tuan rumah yang sebelumnya? Wanita itu telah pergi membawa anaknya pindah ke tempat lain.”
Aku dengan terkejut menatap pada tetangga wanita, dan hatiku tertegun, “Bagaimana bisa, bukankah mereka tinggal baik-baik disini?”
Tetangga wanita berkata: “Aneh juga, beberapa hari yang lalu, wanita tuan rumah ini tiba-tiba ingin segera menjual rumahnya, dan rumah ini pun dengan cepat terjual, dan wanita itu menghilang dengan anaknya.”
Aku terkejut dan tidak dapat berkata apapun, wanita itu karena takut aku akan merebut kembali putraku, dia membawa pergi putraku dari dalam hidupku.
Aku tidak ingat bagaimana diriku meninggalkan komplek tua itu, ibu angkat membawa anak pergi tanpa berpamitan, menghancurkan kepercayaanku, membuatku pertama kali merasakan bahwa kepercayaan sesama manusia begitu rapuh.
Aku bagai kehilangan jiwa berjalan di sepanjang jalan, aku tidak tahu tempat mana yang telah kulewati, matahari perlahan-lahan terbenam, tetapi diriku sepertinya tidak merasakan capek, hanya ingin terus berjalan, jika berhenti aku takut diriku akan kehilangan kendali menangis dengan keras.
Putraku, sekali lagi ibu kehilangan dirimu.
Tiba-tiba, aku melihat sebuah mobil yang aku kenal berada didepan, nomor plat mobil itu dan seseorang segera muncul di dalam pikiranku, memang benar, ini adalah mobil Mo Ziqian, dia berhenti di depan pintu rumah sakit anak.
Sekali lagi aku mendapatkan pukulan kuat karena kehilangan putraku, membuatku semakin membenci pria ini, aku ingin sekali mematahkan tulangnya, menyobek kulitnya, aku mengambil batu bata dan melemparkannya dengan kuat ke arah belakang mobil Mo Ziqian yang mewah dan berharga beberapa milyar rupiah.
Sekali tidak cukup, dua kali dan tiga kali, kemarahan dan rasa kebencian dalam hatiku dilampiaskan dengan cara ini.
Mobil itu mengeluarkan suara alarm yang menusuk telinga, orang pertama yang keluar dari rumah sakit hewan adalah Sisi, dia berteriak “ahh ahh”, “Ayah, ada tante gila yang sedang merusak mobilmu!”
Tubuh ramping Mo Ziqian segera melangkah keluar dari rumah sakit anak, matanya yang jernih berkedip, pada saat itu dia juga terkejut.
Kemudian Chen Liyan juga keluar, dia marah hingga tubuhnya bergemetar, “Ziqian, kamu terlalu memanjakannya, kenapa kamu tidak menghubungi polisi untuk menangkapnya!”
Dan saat ini, tidak jauh dari keberadaanku telah dikelilingi banyak orang, mereka sedang menunjuk pada diriku, “Lihatlah, wanita ini telah gila.”
Sisi duluan berlari mendekatiku, gadis kecil ini menunjukku dengan jari kecilnya, dengan marah bertanya: “Mengapa kamu merusak mobil ayahku! Apakah kamu cemburu melihat ayah dan ibuku bersama? Aku memberitahumu, ayah dan ibuku bersama karena cinta sejati, kamu hanyalah suatu kesenangan ketika ayahku merasa sendirian, ayahku tidak akan pernah mencintaimu.”
Aku melihat pada gadis kecil yang baru berusia sekitar enam tahun lebih ini, dia sangat terkesan oleh ibunya. Tinggi badannya bahkan tidak setinggi pinggangku, tetapi dia sudah seperti seorang ibu.
Aku tersenyum, membungkukkan badanku, mencubit wajah Sisi, “gadis kecil, apakah kamu tahu mengapa aku merusak mobil ayahmu?”
Sisi menggelengkan kepalanya, tatapan permusuhannya yang jelas.
Aku berkata: “Karena ayahmu pernah melukai seorang anak laki-laki yang tidak bersalah, dia membiarkan wanita yang telah mengandung untuk menggugurkan anaknya, itu adalah seorang anak laki-laki yang sangat imut. Gadis kecil, ayahmu bahkan tidak peduli jiwa anaknya sendiri, apakah kamu tidak takut suatu hari nanti dia juga akan membunuhmu?”
Kata “bunuh” dariku, membuat gadis kecil ini bergemetar, dia panik dan mundur beberapa langkah, berkata dengan keras: “Ayahku tidak akan membunuhku! Ayahku paling mencintaiku!”
Sisi membalikkan badannya, dan bergegas ke pelukan Mo Ziqian, menangis dengan keras, “Ayah, segera biarkan polisi untuk menangkap tante jahat ini!”
“Sisi.”
Chen Liyan panik dan bergegas ke samping anaknya, dan memeluknya, “Sisi, apakah dia memukulmu?”
Mo Ziqian bertanya padaku dengan teriakan marah: “Apa yang kamu katakan pada anak-anak?”
Pria ini, ketika berhubungan dengan putrinya maka semua ketenangannya akan hancur.
Aku hanya tersenyum dengan senyuman yang dingin, dicampur dengan air mata dalam hatiku, “Apa yang aku katakan, kamu cukup bertanya padanya!”
Chen Liyan berteriak marah, “Kamu wanita gila, aku akan melapor polisi, biarkan polisi menangkapmu!”
“Ayo, biarkan polisi menangkapku!”
Aku benar-benar sudah gila, aku tidak dapat menemukan putraku, apa artinya aku hidup?
“Baik, aku sekarang mengantarmu ke kantor polisi!”
Mo Ziqian tiba-tiba mengambil langkah besar mendekatiku, merangkul lenganku dan membuka pintu belakang mobil, dengan gerakannya yang kasar mendorongku memasuki mobil.
“Pong....” pintu mobil tertutup.
Pada pandangan Chen Liyan yang terkejut, dan Wajah Sisi yang pucat, dia memasuki tempat duduk pengemudi, menyalakan mobil dan mulai mengendarainya.
Mo Ziqian mengendarai mobil di sepanjang jalan pada malam hari, benar-benar mengabaikan perlawananku. Aku memukul jendela mobil dengan kuat, “Mo Ziqian cepat hentikan mobilmu, aku mau turun!”
Mo Ziqian sama sekali tidak melayaniku, dia mengendarai mobilnya ke rumah yang pernah dia tinggal dan pernah mengurungku selama lima hari.
Setelah Mo Ziqian turun dari mobil, dia menarikku turun, dan terus menarikku ke dalam rumah, kemudian dengan suara “phiang” pintu rumah tertutup.
Mo Ziqian menekanku didinding, dadaku berdebar dengan kencang, sepasang mata yang memancarkan cahaya api, “Katakan, anak laki-laki apa, apa maksud dari perkataanmu? Jangan beritahu aku, kamu pernah mengandung anakku!”
Di akhir perkataan, suaranya menjadi keras, sepertinya dia sama sekali tidak mengetahui aku pernah mengandung anaknya.
Aku tersenyum dingin, tatapan dinginku bagai tumpukan es, “Mo Ziqian, Apakah kamu melupakan perkataan yang kamu katakan sendiri? Bukankah kamu berkata, untuk tidak melahirkan anak haramku, membiarkanku menggugurkan kandunganku? Begitu cepat melupakannya, kamu benar-benar seorang pelupa.”
Jantung Mo Ziqian berdebar dengan kencang, kemarahan di dalam matanya, “Apa yang kamu katakan!”
Kedua tangannya memegang di bahuku, membantingku ke dinding dengan kuat, dan aku merasa pusing, tulang punggungku sepertinya akan patah.
“Kamu katakan lagi sekali, kamu benar-benar pernah mengandung anakku!”
Dia berteriak mengatakannya.
Aku berkata: “Kamu pura-pura untuk apa, kamu sendiri membiarkanku menggugurkan kandunganku, dan aku melakukannya sesuai dengan harapanmu, aku mengaborsikannya, dia seorang anak laki-laki, kamu tidak akan memiliki anak laki-laki lagi!”
Mo Ziqian tiba-tiba seperti dipukul dengan tongkat, dia melepaskanku dan mulai berjalan terengah-engah.
“Kapan kejadiannya, bagaimana aku tidak tahu, kapan kamu mengandung, bukannya kamu tidak bisa hamil.......”
Mo Ziqian bagai kehilangan jiwa berbicara dengan dirinya sendiri, dan juga seperti sedang membujuk dirinya sendiri. Didalam ingatanku, dia pertama kali kehilangan ketenangannya.
Dan dalam hidup ini, aku tidak akan memberitahukannya aku melahirkan anak itu dan dia masih hidup.
Aku tersenyum dingin, menarik pintu rumah dan pergi.
Aku tidak kembali ke apartemen, aku sendirian pergi ke bar, setelah dua gelas alkohol, aku menggoyangkan tubuhku dan kepalaku seperti pasangan pria dan wanita yang kegirangan, aku tidak pernah menyadari ternyata rasanya begitu enak setelah melampiaskan emosi.
“Lihat pada gadis itu, lumayan menarik.”
Di depanku muncul beberapa pria, salah satunya menunjuk pada diriku, aku mengedipkan mataku kepada pria yang berbicara, dan menggoyangkan pinggangku melangkah kearahnya. Dan setelah mendekatinya, aku menggulurkan tanganku yang kurus dan lemah mencubit dagunya, aku berkata: “Pria tampan, bagaimana kalau kita bersama di malam hari gini?”
Aku menghembus bau alkohol yang manis pada pria itu, antara mabuk dan sadar aku melihat wajah pria dengan cepat menjadi muram.
Dia memegang tanganku, dengan marah berkata: “kenapa kamu datang ke tempat ginian!”
“Ada apa dengan tempat ini?”
Aku mengerutkan alisku, mengangkat tinggi bibirku, aku merasa tidak puas karena dia tiba-tiba begitu serius denganku, “bocah kecil, apakah kamu merasa kakak terlalu tua?”
Wu.........
Tubuhku tiba-tiba digendong menggantung olehnya.
“Hey, Gao Le!” suara kejutan terdengar dari belakang, dan pria ini telah menggendongku dan melangkah keluar.
Iya benar, pria ini adalah Gao Le, pria yang pernah membantuku disaat aku keluar dari penjara, dan sangat akrab denganku beberapa tahun yang lalu.
Gao Le menggendongku keluar, dan menurunkanku, dengan wajahnya yang penuh kemarahan berkata: “Mo Wanwan, oh bukan, Lin Xiao, Mana boleh kamu seperti gitu, sini bukan tempat yang seharusnya kamu datang, ayo, aku mengantarmu pulang!”
Dia memegang tanganku dan ingin menarikku pergi, tetapi sekarang keseimbanganku sudah kacau, kalau tadi dikatakan masih memiliki sedikit kesadaran, sengaja bercanda dengannya, sekarang diriku sudah mabuk sepenuhnya, sama sekali tidak sadar apa yang sedang aku lakukan.
Aku ditarik olehnya, melangkah besar ke arah mobilnya, sambil berjalan aku sambil tidak berhenti tertawa, “pria tampan, berpura-pura serius sangat membosankan, kamu begitu tampan, bagaimana kalo kamu menciumku?”
Tangan Gao Le yang memegang di pergelangan tanganku semakin erat, aku bisa melihat wajahnya yang kaku, terlihat sangat segan.
Gao Le mendorongku masuk ke dalam mobil, dan memakaikan sabuk pengaman, dan aku menciumnya ketika dia menundukkan kepalanya, lalu tertawa: “haha... sangat panas, apakah dirimu demam?”
Seluruh tubuh Gao Le menjadi canggung, kemudian berdiri, “phiang” menutup pintu mobil.
Aku melihat Gao Le berdiri di luar mobil, tangannya menggaruk kepalanya dan bolak balik berjalan, pria ini adalah rekan kerja Mo Ziqian yang terdekat, seperti adik beradik, dia sekarang pasti sangat panik.
Gao Le membawaku ke sebuah hotel, karena aku tidak berhenti menyuruhnya menginap di hotel, Gao Le menggunakan Kartu identitasnya untuk membuka sebuah kamar lalu dengan susah payah mengantarku yang tidak bisa diam ke dalam kamar.
Dan aku berputar-putar didalam kamar, dan tidak berhenti tertawa, dan sesekali memprovokasi pada Gao Le, “Bodoh, pria palsu! Gratis untukmu tetapi dirimu menolak, kamu bukan pria!”
Gao Le sudah hampir gila dipaksaku, kedua tangannya memegang kepalanya dan bolak balik berjalan didalam kamar, dan wajahnya memerah.
Pada akhirnya dia benar-benar tidak dapat menahannya, dia mengeluarkan ponsel dan mulai menelepon, “Mo Ziqian, aku tidak dapat membereskan permasalahanmu, KAMU SEGERA, CEPAT, LANGSUNG KESINI!”
Ketika Mo Ziqian kesini, aku sudah sangat capek, aku berbaring di ranjang besar, sepasang sandalku sudah menghilang di lemparku, aku menggoyangkan kedua kaki bebekku, membuka lebar mataku, aku menatap pada langit-langit dan menyanyikan lagu yang bahkan tidak kuingat.
Mo Ziqian mendorong pintu dan masuk, Gao Le menatap pada diriku yang sangat diam sekarang, dengan nada rendah berkata pada Mo Ziqian, “kamu berpikirlah bagaimana menyelesaikan semua ini.”
Kemudian dia pergi.
Hanya sisa Mo Ziqian dan aku yang berada di dalam kamar.
Dan aku masih menyanyikan lagu yang tidak ku ingat, sepertinya sama sekali tidak mengetahui keberadaan Mo Ziqian di dalam kamar ini.
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeMy Perfect Lady
AliciaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)