Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 247 Vasektomi (2)

Itu adalah Mo Ziqian, hatiku tersentuh.

Ketika Mo Ziqian membalik badan, melihatku, pandangannya fokus menatapku, tetapi hanya sebentar langsung mengambil langkah dan pergi.

Tetapi terdengar suara anak kecil yang lembut dari belakang: “Papa!”.

Sosok tubuh Mo Ziqian tiba-tiba tertegun.

Lumayan lama kemudian dia baru membalik badan, dan sepertinya sedang berusaha menahan sesuatu, hingga tenggorokannya bergerak dan otot di wajahnya bergetar.

Aku melihat matanya yang jernih bersinar suatu semangat, dia menatap lurus ke arah bocah kecil yang meletakkan kedua tangan kecilnya di pagar.

“Papa, bolehkah kamu ke sini sebentar?”

Qiang-Qiang berkata pada Mo Ziqian.

Mo Ziqian merasa ragu sejenak dan kemudian melangkah besar ke sana, Qiang-Qiang menggulurkan kedua tangannya kepada Mo Ziqian, “Papa, gendong.”

Mo Ziqian tidak merasa ragu lagi, mengulurkan kedua lengannya yang panjang melintasi pagar untuk menggendong si kecil yang di dalam.

Qiang-Qiang berusaha keras untuk menempelkan tubuhnya ke dalam pelukan Mo Ziqian. Namun, karena terpisah oleh pagar, agak sulit untuk mencapai pelukan yang diinginkan si kecil.

Ada sesuatu yang berkilauan di mata Mo Ziqian, tidak lama kemudian dia melepaskan tangannya yang menggendong Qiang-Qiang, “Ayo, pergilah bermain, Papa akan datang untuk melihatmu lagi nanti.”

Selesai berkata, dia langsung membalik badan dan pergi. Qiang-Qiang menatap fokus pada sosok ayahnya yang masuk ke dalam mobil, kedua tangan menggenggam erat pada pagar, berdiri tertegun disana untuk waktu yang lama dan tidak ingin pergi.

Aku menggendong Tian Tian dan berjalan mendekatinya.

“Qiang-Qiang?”

Qiang-Qiang mendengar suaraku, memutar kepala melihatku dan memanggil Mama.

Kemudian berkata dengan sedih: “Mama, sebenarnya aku tahu setiap kali Papa datang, tetapi dia tidak pernah berbicara denganku, hanya melihatku diluar pagar, aku takut Papa tidak ingin berbicara denganku, jadi aku berpura-pura tidak melihatnya.”

“Kamu ini.”

Hatiku sakit, menggulurkan tangan mengelus kepala si kecil dengan lembut, “Sebenarnya, dia menyayangimu.”

Aku tidak mengerti apa pikiran yang dimiliki Mo Ziqian, didepan umum dia selalu bersikap dingin terhadap Qiang-Qiang, tetapi di belakang, perasaannya begitu mendalam.

“Qiang-Qiang?”

Guru Qiang-Qiang datang, “Nyonya Chen, ternyata kamu ya.”

“Maaf, telah mengganggu kalian.”

Aku berkata dengan penuh bersalah.

Guru berkata: “Tidak apa-apa, Qiang-Qiang, kita seharusnya masuk ke dalam kelas.”

Aku melihat Guru menggandeng tangan Qiang-Qiang, mengikuti anak-anak masuk ke dalam, aku membalik badan akan pergi, tetapi terlihat Mo Cheng.

Tidak tahu kapan dia datang, pada saat ini dalam pandangannya ada perasaan bersyukur dan ada juga desahan.

Aku menggendong Tian Tian berjalan mendekati, “Bagaimana kamu datang?”

Mo Cheng: “Rindu Qiang-Qiang, jadi datang melihatnya, hey, ini adalah putrimu? Benar-benar imut.”

Ketika Mo Cheng melihat si kecil di pelukanku, tatapannya lembut dan ramah.

Sekitar setengah tahun tidak bertemu, Mo Cheng menjadi tua, mungkin karena banyak perubahan dalam hidupnya, mungkin juga karena kepergian Wen Yiru memberinya sebuah pukulan yang keras, keanggunan dan ketampanan di masa lalu telah tiada, sekarang yang kulihat hanyalah seorang orang tua yang beruban, dan penuh kemalangan di dalam matanya.

“Melihat dirimu begitu bahagia, dan melahirkan bayi, aku benar-benar merasa senang untukmu, Ziqian tidak memiliki berkah. Dulu telah menyia-nyiakanmu.” Mo Cheng berkata.

Aku mengangkat sudut mulutku, tidak tahu apa gunanya Mo Cheng mengatakan ini.

Mo Cheng masih berada dalam perasaannya, “Kegagalan terbesar Ziqian dalam hidup ini adalah tidak mendidik Sisi dengan baik. Hidupnya telah dihancurkan oleh gadis itu. Ziqian mengirimnya ke pedesaan di Inggris, sekalian bersama neneknya, dan bersumpah untuk tidak bertemu lagi seumur hidup.”

Perkataan Mo Cheng membuat hatiku menimbulkan suatu perasaan aneh, kalau Mo Ziqian dapat seperti begini sejak dulu, maka pernikahan kami juga tidak akan hancur, kedua anaknya dan Lin Xueman juga tidak akan keguguran, apakah semua ini sudah agak terlambat?

Sore hari, Mo Cheng menjemput Qiang-Qiang pergi, dan hari berikutnya langsung antar ke taman kanak-kanak, aku sambil merawat Tian Tian sambil menangani pekerjaan di Kaiwelz, hidupku penuh melimpah dan kepuasan.

Di malam hari, aku mengenakan piyama sutra yang memperlihatkan bentuk tubuh dengan jelas, dan berbaring di ranjang menuggu Tuan muda memasuki kamar dengan gaya postur yang indah.

Tuan muda datang dari luar dan terkejut melihat diriku yang mengedipkan mata dan merasa diri sendiri sangat mempesona, dan berkata: “Apa yang kamu lakukan?”

Sudah bersama begitu lama, selalu saja dia yang mengambil inisiatif, dia tidak pernah melihat diriku seperti begitu.

“Baguskah diriku?”

Aku juga tidak tahu kapan wajahku menjadi begitu tebal, sambil berkata dengan nada suara yang lembut, sambil membuat postur tubuh yang mempesona.

Tenggorokan Tuan muda bergerak, sepertinya sudah hampir mimisan, tetapi dia tidak mendekatiku seperti yang kubayangkan, malah menelan ludah dengan sulit, “Itu apa, aku masih memiliki sedikit pekerjaan, harus menangani dulu.”

Tuan muda malah pergi.

Setelah melahirkan, kami berdua hampir tidak pernah melakukannya, tidak tahu mengapa, dia selalu sengaja menjauhiku, apakah karena trauma yang dibawakan wanita Malaysia itu belum menghilang? Aku menyangka mungkin aku mengubah penampilan, dia akan membaik.

Jadi, aku sengaja membuat penampilan yang mempesona dan menggodainya, tetapi Tuan muda malah mengabaikanku, pergi ke ruang studi.

Ini membuatku sangat kesal.

Aku mengenakan pakaian, dan pergi ke ruang studi. Pintu di ruang studi tertutup, pelan-pelan aku mendorongnya, Tuan muda awalnya duduk di kursi, setelah melihatku, dia terkejut dan kaget.

Aku berjalan mendekatinya, berkata dengan sangat kesal: “Apakah diriku yang telah melahirkan dua anak, sudah tidak tertarik bagimu? Jadi, kamu lebih memilih tengah malam bermain ponsel di ruang studi, juga tidak ingin seranjang denganku?”

Tatapan Tuan muda bersinar, “Bukan seperti ini.”

Dia mematikan ponsel, “Beberapa hari ini..... Sebenarnya tubuh tidak terlalu nyaman.”

Tuan muda bergumam.

Aku mendadak membuka lebar mataku, “Apa mungkin kamu juga datang mens?

Wajah Tuan muda yang tampan langsung menjadi gelap dan memelototiku, “Apa yang kamu katakan! Malah menghinaku!”

Dia berkata dan berdiri, lengan melintasi meja dan menjatuhkan suatu benda, tidak menunggu dia memungutnya, aku duluan mengambilnya, “Laporan operasi?”

Aku membaca dengan tidak berani percaya, namun semakin melihat kebawah, wajahku semakin hitam.

Tuan muda dengan cepat merebut lembaran laporan itu, “Jangan melihat, sudah berlalu.”

Dia merobek laporan itu dan membuang ke dalam tong sampah, kemudian datang merangkul bahuku, “Ayo, kembali ke kamar dan tidur.”

Dan aku dikejutkan oleh tulisan di laporan itu.

Lumayan lama kemudian baru kembali sadar, “Kamu.....apakah kamu pergi melakukan vasektomi?”

Tuan kelima agak segan, “Aku hanya takut kamu hamil tanpa terduga, kamu sudah pernah sesar sebanyak dua kali, tidak boleh ketiga kali.”

Aku tiba-tiba tidak dapat berkata, “Kita...... sebenarnya dapat menggunakan cara lain, bagaimana kalau vasektomi tidak baik bagi kesehatan?”

Bukankah pria sangat mempedulikan itu?

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu