Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
“Untuk apa mengkhawatirkanmu, jangan terlalu menyombongkan diri.” Aku mematikan ponselku.
Sepertinya Tuan muda itu baik-baik saja, aku juga agak tenang. Ada seorang rekan kerja Kanada dalam kantor hukum baru mengalami peradangan bahu, dan sudah mencoba banyak metode pengobatan Barat tapi tidak sembuh, ketika mengangkat tangan, langsung kesakitan, aku teringat Lan Ke, Lan Ke bisa menyembuhkan tulang punggungku, mungkin juga bisa menyembuhkan peradangan bahunya.
Aku membawa kolega Kanada itu ke rumah sakit tempat Lan Ke berada, dan mengambil nomor antrian Lan Ke, Lan Ke menyambungkan tulang seorang pasien, mengangkat kepala menatap kami, “Apa yang terjadi?”
Bahasa Mandarin rekan kerja Kanada ini masih di pertengahan belajar, jadi aku membantu menjawab untuknya: “Dia memiliki masalah dengan bahunya, kamu bantu lihat!”
Lan Ke datang, menekan lengan rekan dan menekan bahunya: “Pulang kerja pergi ke apartemen mencariku, dua ratus juta rupiah, dijamin sembuh.”
Aku berteriak marah: “Hati hitam!”
Lan Ke tidak berpikir begitu: “Uang orang bule, kalau tidak mengambilnya sangat merugikan.”
Rekan Kanada mendengarkan dengan wajah bingung dan bertanya padaku dalam bahasa Mandarin mencampur inggris, “Apa yang dia katakan?”
Aku: “Dia berkata bahwa dia dapat menyembuhkanmu, namun harus menghabiskan agak banyak uang.”
Rekan kerja: “Berapa?”
Aku: “dua ratus juta rupiah.”
Kolega Kanada itu mendengar dan menggertakkan giginya, tetapi dia berkata: “Selama bisa disembuhkan, berapa banyak uang pun aku rela.”
Ketika pulang kerja, aku membawa rekan kerja pergi ke apartemen Lan Ke, Lan Ke memberiku selembar foto: “Lihatlah, apakah ini sangat mirip?”
Aku tidak tahu apa yang dia katakan, aku mengambil foto dengan curiga, tetapi pada saat aku melihat tiba-tiba aku tertegun.
Foto itu adalah seorang wanita muda, rambut dan pakaiannya sangat kuno, tetapi sudut bibir yang terangkat dan dagunya sangat mirip dengan Qiang-Qiang, hanya saja Qiang-Qiang adalah anak laki-laki, dan jenis kecantikan femininnya itu menjadi ketangguhan seorang pria.
“Siapa ini?” Aku melihat wanita di foto ini, hatiku seperti diketuk oleh sesuatu, tiba-tiba bergetar.
Sambil membantu memijat pada rekan, Lan Ke berkata, “Ini adalah bibi yang aku katakan, bagaimana, dan apakah mirip dengan Qiang-Qiang?”
“Sedikit mirip.” Aku penuh keraguan.
Belakang telinga wanita ini memiliki tahi lalat hitam yang sama denganku. Mulut dan dagunya mirip dengan Qiang-Qiang, apakah dia akan memiliki hubungan dengan identitasku?”
Aku sedang konsen dalam berpikir, Lan Ke berkata: “Tadi malam, aku mendengar bahwa Tuan muda itu dihajar oleh orang tua itu, dia dipukuli dan melukai bahunya. Hehe, Tuan muda itu benar-benar keras kepala, terang-terangan melawan Tuan kepala militer.....”
“Apa yang kamu katakan? Tuan Kelima dipukuli?” Aku mengerutkan alisku dan suatu adegan muncul dalam pikiranku. Situasi Kepala Militer Tua itu memegang tongkat dan memukul ke pundak Tuan Kelima, seberapa kejam dia memukul putranya, aku pernah melihat.
Lan Ke: “Tuan muda itu memarahi orang yang paling dipedulikan oleh Tuan tua itu, mana mungkin tidak dipukuli!”
Benar-benar mendapatkan masalah, aku merasa sakit hati untuk Tuan Kelima, sementara dalam hatiku sambil memarahi direktur pejabat tua itu tidak memiliki kasih sayang ayah dan anak, meskipun harimau kejam tetapi tidak akan memakan anaknya, dia memukuli putranya sendiri, kata kejam tidak cukup untuk menggambarkannya.
Meninggalkan tempat Lan Ke, aku meminta rekan kerjaku untuk kembali menaiki taksi. Sedang bersiap-siap akan pergi melihat Tuan Kelima, aku melihat Lan Ke perlahan-lahan keluar dari rumah: “Hei, begitu cepat sudah bergabung jadi satu, sudah mengendarai mobil Tuan Kelima.”
Aku memelototi Lan Ke, masuk ke mobil dan langsung bergegas menuju apartemen Tuan Kelima.
Ketika Tuan Kelima membuka pintu untukku, pandangannya sedikit terkejut, dia telanjang bagian atasan, dan bagian bawah mengenakan celana panjang, terlihat aku, dia secara alami menutupi bahu kiri dengan satu tangan, namun aku telah melihat dia memiliki memar di bahu kirinya.
“Apakah ini menyakitkan?” Aku benar-benar terasa sakit hati.
Tuan Kelima tersenyum “Ternyata kamu begitu peduli padaku.” Dia berkata sambil mengangkat tangannya mencubit wajahku dan berekspresi nakal, terlihat sangat tidak serius.
Aku mengerutkan kening, sangat kesal dan melambaikan tangannya, memarahi: “Sudah terluka seperti ini, masih saja tidak serius!”
Mata Tuan Kelima yang indah semakin bersinar, dan senyumannya semakin nakal, “Aku sangat senang melihat kamu begitu peduli padaku.”
Melihat dia berpenampilan tidak serius dan tersenyum, aku benar-benar marah dan sakit hati, “Lain kali jangan lagi meyinggung wanita itu, dia suka mengatakan apa, biarkan saja, kan tidak sampai terluka! Kamu selalu ingin pergi bertengkar dengannya, orang tua itu sangat peduli pada istrinya, mungkinkah dia tidak datang menghajarmu untuknya?”
Tuan Kelima melihatku blablabla tak berhenti berkata, dia hanya memeluk dadanya dengan senang, seolah-olah aku telah melakukan sesuatu yang membuatnya sangat senang dan bahagia.
Menunggu aku selesai berkata, sosok tubuhnya mendekatiku, dan kedua tangannya memegang wajahku, dan menempel ke bibirku dengan kuat.
“Lin Xiao, tahukah kamu? Aku sangat senang melihat perubahanmu, selama ini, tidak pernah ada seseorang yang benar-benar peduli padaku, aku tidak punya ibu, Ayahku hanya tahu bagaimana menghajar dan menegurku, sekumpulan teman itu, kebanyakan dari mereka hanyalah melihat kekuatan di belakangku, dan uangku, hanya kamulah yang benar-benar peduli padaku.”
Matanya yang indah, mata yang selalu mempesona dan penuh rayuan di mana saja, pada saat ini sedang mengungkapkan kasih sayang yang mendalam, namun itu membuat orang terasa sangat menyedihkan.
Aku menemukan diriku sendiri hampir menangis dan segera mengganti topik, “Apakah kamu sudah makan? Aku akan membuatnya untukmu!”
Tuan Kelima mengangkat bibir tersenyum: “Oke.”
Aku pergi ke dapur Tuan Kelima dan melihatnya, masih saja tidak ada apa-apa di dalamnya, jadi aku pergi keluar dan membeli beberapa sesuai dengan permintaannya.
Makan malam telah siap, Tuan Kelima makan dengan sangat berselera, dan aku menatap fokus pada memar di bahunya, membayangkan bagaimana ayahnya itu dapat menurunkan tangannya yang kejam.
“Yah, lumayan, ada kemajuan.” Tuan Kelima makan sambil memuji.
Aku menimbulkan pikiran konyol: “Tidak mirip makanan babi lagi?”
Tuan Kelima: “Lebih enak sedikit daripada makanan babi!”
Aku mencibir: “Makan makanan yang aku buat, sepertinya kamu tidak jauh beda dengan babi.”
Tuan Kelima: “Apa salahnya menjadi babi, mereka tidak memiliki pikiran tidak memiliki perasaan. Mereka makan dengan baik dan tidur nyenyak, mereka lebih nyaman daripada siapapun.”
Aku: “.....”
Bel pintu berdering dan aku pergi membuka pintu.
“Kakak Kelima, aku membawakan minyak obat untukmu, kamu mengolesnya....” Lan Yue membawa kotak obat di tangannya, dia akan memasuki rumah, tetapi saat dia melihatku, dia langsung mengubah wajahnya, “Bagaimana kamu berada di sini!”
Aku tidak terduga Lan Yue akan datang, dan kelihatannya dia belum melupakan Tuan Kelima, dan keduanya masih berhubungan.
“Kenapa aku tidak boleh berada di sini?” Aku merasa sedikit tersumbat di hatiku dan wajahku menjadi dingin.
Lan Yue meremehkanku dengan mengangkat bibirnya, berbisik dengan suara yang hanya dapat didengar kami berdua: “Datang mengantarkan dirimu sendiri, benar-benar tidak tahu malu.”
Selesai berkata, dia memasuki rumah melewatiku, ekspresi meremehkan dan penuh sindiran di wajahnya berubah menjadi penuh perhatian pada saat dia melihat Tuan Kelima, “Kakak Kelima, aku membawakan minyak obat untukmu, kamu mencoba mengolesnya, ini sangat berguna.”
Tuan Kelima berkata dengan dingin: “Siapa yang minta kamu datang, apakah pintu rumahku bisa membiarkanmu masuk tanpa diundang? Keluar!”
Kata-kata Tuan Kelima yang dingin dan kejam sama sekali tidak memberi wajah untuk Nona besar ini.
Wajah Lan Yue yang hangat seperti menempel pantat dingin, dan diusir dengan kata “Pergi”. Pada saat itu, ekspresinya tertegun dan wajahnya yang cantik dan make up yang mempesona itu, disaat ketika sebelum runtuh, dirinya tersenyum berkata:
“Aku datang tanpa diundang memang salah, tetapi hatiku berniat baik. Aku mencari orang khusus membuatkan minyak obat ini untukmu, sangat baik untuk menyembuhkan lukamu. Kamu membenciku, aku akan pergi sekarang, tetapi sebaiknya kamu mengoles minyak obat ini.”
Novel Terkait
Menantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiLove In Sunset
ElinaYama's Wife
ClarkCinta Yang Dalam
Kim YongyiKamu Baik Banget
Jeselin VelaniSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)