Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 85 Istri Teman

Qiang Qiang masih tertidur, di atas ujung mulut anak kecil tergantung lesung pipi yang dangkal,sepertinya bermimpi baik.

Hari ini adalah hari Minggu, tidak perlu pergi kerja, kalau tidak, pasti bisa pusing bagaimana mau pergi ke kantor, takutnya tidak ada bus yang melewati kawasan daerah ini, taksi pun takutnya seribu tahun juga tidak sekali lewat.

Aku kebetulan mau menarik balik pandangan mataku, tiba-tiba terlihat berkabut tebal di kejauhan sana, ada sebuah bayangan sedang agak berlari turun dari atas gunung.

Itu adalah Mo Ziqian, pria itu punya kebiasaan olah raga lari setiap hari.

Aku melihat pria itu mengangkat tangan menyapa seorang pria paruh baya yang sama dengan dirinya sedang berlari, kemudian berlari ke arah sini.

Mo Ziqian sudah pulang.

Saat itu aku masih berada di dalam kamar, tidak keluar, hanya terdengar ada suara melangkah ke atas, selama bertahun-tahun ini seakan ada satu hari yang stabil.

Belasan menit kemudian, Mo Ziqian telah mengganti pakaian olah raga, dengan rambut yang basah masuk ke kamarku dan Qiang Qiang, pria itu baru saja mandi, di tubuhnya membawa wangi harum. Pria ini terlihat sangat bugar.

Pria itu melihat sejenak ke atas ranjang, saat kelihatan anak kecil tidur lelap di atas ranjang, ujung mulutnya secara tak langsung muncul senyuman dangkal, dalam matanya juga dibanjiri dengan kasih sayang yang jelas.

“Bagaimana mereka pergi?”

Aku sangat sangsi dengan hal semalam, tidak tahu Mo Ziqian menggunakan cara seperti apa, membuat Hu Yeming dengan begitu mudahnya pergi.

“Aku memberinya beberapa foto untuk dilihat.”

Tubuh Mo Ziqian yang tinggi membungkuk ke bawah, kedua tangan menopang di samping ranjang, alis yang lembut yang datar melihat dengan seksama anak kecil yang sedang tertidur nyenyak.

“Foto apa?”

Aku curiga.

Mo Ziqian menegakkan badan, melototiku sejenak, dari dalam kantong bajunya mengeluarkan sebuah amplop.

Aku melihat amplop yang disodorkan itu, ragu untuk sesaat dan menerimanya. Aku sesaat menjadi was-was dan penasaran barang apa yang bisa membuat Hu Yeming begitu cepatnya pergi.

Aku menjulurkan jari ke dalam amplop putih itu, mengeluarkan satu lembar foto, kemudian melotot melihatnya. Saat melihatnya, pikiranku kosong.

Di foto itu sepasang pria dan wanita muda terlihat dari sudut samping sedang acuh tak acuhnya berciuman, dan dipotret dengan diam-diam, dua orang berciuman yang sangat lupa diri, wajahnya hampir saling menutupi, tapi bentuk tubuh itu malah terasa agak kenal baik.

Aku membuang foto itu ke jendela, mengayun-ayunkan amplop, seakan seperti menuangkan kacang keluar dari bungkusnya, foto di dalamnya ‘sret sret’ semua keluar.

Selanjutnya beberapa foto itu seakan seperti kupu-kupu terjatuh dengan lembut, aku melihat satu per satu foto mesra pria dan wanita dari jauh maupun dekat. Mesra sampai semacam itu, mereka bugil di atas ranjang besar…..

Aku melihat kedua muka itu, ekpresi muka mereka dipenuhi dengan ekspresi kegairahan, tapi pemilik kedua muka itu malah membuatku terkaku.

Wanita itu adalah Chen Liyan, pria itu adalah Cheng Ziang, mereka satu adalah istri Mo Ziqian, satu adalah teman baik Mo Ziqian.

Aku sesaat hampir saja terkejut sampai daguku copot, sama sekali tidak berani percaya, semua ini adalah kenyataan. Chen Liyan bisa-bisanya selingkuh dengan Cheng Ziang.

“Kamu memberi mereka obatkah?”

Aku dengan shock bertanya ke Mo Ziqian, bagaimana pun, Chen Liyan begitu mencintai Mo Ziqian, pernikahan yang didapatnya dengan susah payah itu, tidak mungkin dirusaknya sendiri.

Dan pria iu masih adalah teman baik Mo Ziqian. Ini terlalu dibuat-buat.

Mo Ziqian menggelengkan kepala, “Bukan, mereka seharusnya sudah satu tahun bersama.”

Aku bertambah kaget lagi, begitu terang-terangan memelototi Mo Ziqian, ingin melihat sedikit reaksi yang keluar dari muka tenang pria itu, namun tidak ada.

Mata dan alis pria itu melayu, pandangan matanya masih saja terjatuh ke anak kecil yang tertidur lelap di atas ranjang.

“Aku pernah bilang, aku dan Chen Liyan tidak pernah berhubungan suami istri, wanita itu sepertinya tidak tahan lagi. Jadi, mencari kesenangan dari Cheng Ziang.

Saat Mo Ziqian berkata, ujung mulutnya muncul ejekan yang ringan.

Aku masih saja sulit untuk mempercayai, ini mana mungkin bisa?

Ini sangat lah sulit membut orang percaya betulkan?

Istri teman tidak boleh diperdaya, Cheng Ziang adalah teman baik Mo Ziqian, pria itu bagaimana bisa melakukan hal ini? Walaupun Chen Liyan dengan susah payah berpikir untuk menggoda, Cheng Ziang juga seharusnya tetap dengan logis menolak dengan keras.

Saat aku sedang berpikir sembarangan, terdengar lah suara Qiang Qiang.

“Mama.”

QIang Qiang mengeluarkan igauan setengah bermimpi setengah sadar.

Aku dengan buru-buru menjawab, “Mama di sini.”

Foto yang tidak pantas dilihat anak kecil itu masih bertebaran di atas lantai, aku dengan acak-acakan memunguti, menyumpalkan kembali ke dalam amplop, melemparkannya ke Mo Ziqian, “Barangmu, kamu simpan yang baik.”

Hatiku sangat kacau, aku sangat sulit percaya bahwa foto-foto itu adalah kenyataan, namun Mo Ziqian dia juga sepertinya tidak sedang berbohong. Pria itu memang pernah mengatakan, beberapa tahun ini, pria itu dan Chen Liyan belum pernah bercinta, kalau begitu Chen Liyan tidak tahan lagi, mencari orang untuk mengeluarkan kehausannya juga bukan lah tidak mungkin.

Hanya, aku masih saja sulit percaya.

Mo Ziqian sudah menggendong Qiang Qiang, “Mau pipis kah?”

Qiang Qiang menganggukkan dagu, Mo Ziqian pun menggendong Qiang Qiang yang matanya masih mengantuk ke toilet. Saat kedua ayah anak itu kembali, suasana hatiku masih saja tidak bisa tenang kembali, di benakku masih saja bermunculan gambaran yang ada di foto-foto itu, istri sendiri dan teman baik berselingkuh, Mo Ziqian dia masih sangat bisa menahan emosi. Tidak mencari sebatang besi langsung pergi membelah dua kepala Cheng Ziang.

Mo Ziqian sudah menggendong Qiang Qiang keluar dari toilet, anak kecil dengan pantat telanjang menyelusur ke atas ranjang, digelitik oleh Mo Ziqian, anak kecil tertawa-tawa, kedua lengan kecil yang tadi baru saja ada beberapa otot mengepit dengan erat, sambil tertawa sambil bergerak ke belakang bersembunyi.

Adegan ini benar-benar sangat lah indah, jika terjadi di masa pernikahanku dan Mo Ziqian, tapi sayang sekarang, kita adah orang asing.

Ini pun secara tak beralasan membuat nyeri di hati.

Qiang Qiang melemparkan ke bawah pantat kecil dan berjongkok, lengan kecil sesaat menggendong lenganku, “Mama.” Anak kecil salah memanggil dan mengganti panggilan lagi, “Tante, Paman menggelitik.”

Anak kecil sambil berkata, tubuh kecilnya sambil menyerbu masuk ke dalam pelukkanku, sepasang mata hitam itu masih saja dengan semangat mencuri-curi melirik kea ah Mo Ziqian, melihat gaya Mo Ziqian menjulurkan tangan lagi kemari untuk menggelitik lagi, kepala kecilnya juga langsung menusuk masuk ke dalam pelukkanku, “Tante, Mama….”

Anak kecil bermain dengan gembira, lupa membedakan antara mama dan tante, ini menjelaskan bahwa di dalam benak anak ini sudah menerima aku sebagai ibunya.

Aku percaya tidak berapa lama lagi, Qiang Qiang bisa sepenuhnya mengganti panggilan tante, dengan ikhlas memanggilku mama.

“Sudah sudah, jangan membuat anak ini tertawa habis-habisan.”

Aku menggunakan tangan menghadang tangan Mo Ziqian yang menjulur ke sini, seakan seperti seekor kucing besar melindungi kucing kecil, melindungi Qiang Qiang di dalam pelukkan, sambil mengambil baju membantunya mengenakan.

Mo Ziqian di samping sana, dengan tenang memandangi, sepasang mata menyipit kecil-kecil, seperti benar-benar menikmati masa-masa ini.

Tapi masa seperti ini terhenti oleh telepon dari Sisi.

Handphone Mo Ziqian berdering, saat Mo Ziqian mengangkat telepon, aku terdengar pria itu menyebut suara Sisi, itu adalah seorang ayah yang sangat lemah lembut terhadap anak perempuannya, pria itu tidak menetap tinggal di dalam kamar, menarik kaki pergi keluar.

Aku tadi tenggelam di dalam perasaan yang indah dan juga bersedih, saat ini pun juga bertambah kesunyian yang pekat.

Mo Ziqian, pria itu tidak hanya ada Qiang Qiang seorang anak, pria itu masih ada seorang anak perempuan yang sangat perlu kasih sayang. Seumur hidup ini, meski dengan segera akan menyobek dengan jelas hubungannya dengan Chen Liyan, hubungan pria itu dan anak perempuannya seakan darah lebih kental daripada air, selamanya tidak akan bisa terpisahkan.

Mo Ziqian berjalan jauh sekali, jauh sampai kita sedikit pun tidak bisa mendengar suara bicaranya dengan Sisi.

Aku sudah memakaikan Qiang Qiang baju, menggandeng tangan kecilnya turun ke bawah.

Bibi Li sudah menghidangkan sarapan pagi, menyapaku, dan juga menggendong Qiang Qiang pergi ke arah ruang makan.

Aku tidak melihat Mo Ziqian, mungkin pria itu takut kita mendengar pembicaraan dia dan anak perempuannya, sengaja lari ke luar juga mungkin saja.

Aku dan Qiang Qiang duduk di depan meja makan, Bibi Li sudah mengenakan celemek di leher Qiang Qiang untuk menghindari dia mengotori bajunya.

“Paman pergi kemana?”

Qiang Qiang bertanya padaku.

“Paman sedang menerima telepon.”

Aku mengantarkan susu dengan suhu hangat itu ke mulut Qiang Qiang, mulut kecil Qiang Qiang mencicipi seteguk, tangan kecilnya mengetuk telur ayam ke atas meja, “Tante, Sisi itu siapa yah?”

Aku langsung terdiam. Tenyata anak kecil ini juga bisa tahu Sisi.

“Oh…. Keluarga Paman.” Aku membalas.

Tangan kecil Qiang Qiang sambil mengupas kulit telur, sambil berkata: “Anak perempuan Paman kah? Aku mendengar dia memanggil Paman dengan sebutan Papa di telepon.”

Aku langsung juga terdiam lagi.

Anak kecil ini ternyata adalah anak yang begitu cermat dan sensitif.

“Aku tahu, Paman bukan lah ayahku, pria itu sama seperti beberapa orang yang dulu ingin mengadopsi Qiang Qiang, mereka bukan ayah.”

Dalam mata Qiang Qiang tiba-tiba dipenuhi dengan butiran air mata, anak kecil sepertinya tiba-tiba teringat dirinya sendiri tidak ada ayah, hatinya sangat sedih.

Hatiku langsung saja tersumbat, menjulurkan lengan menarik Qiang Qiang masuk ke dalam pelukkan, “Anak baik, Qiang Qiang jangan menangis.”

“Paman adalah ayah Qiang Qiang, hanya saja Paman masih belum sempat memberitahumu.”

Suara berat Mo Ziqian tiba-tiba berbunyi, tidak tahu pria itu kapan sudah selesai menelepon dan kembali.

Qiang Qiang di dalam pelukkanku dengan kuat mengangkat kepala kecilnya, mata hitam kecilnya basah kuyup, dengan cepat dan tidak berkedip menatapi Mo Ziqian, namun beberapa saat kemudian kembali menguburkan kepala masuk ke dalam pelukkanku, “Paman sedang membohongi Qiang Qiang, Paman adalah ayah Sisi.”

Meski anak perempuan yang bernama Sisi itu masih belum pernah muncul di hadapan Qiang Qiang, tapi hati Qiang Qiang yang sensitif, masih saja dari awal sudah tahu keberadaan anak perempuan ini. Dia tahu, Paman adalah ayah Sisi, Paman setiap hari bisa menelepon anak perempuan itu dan berbincang dengan lemah lembut.

Dan dia, dia dari awal pun tidak ada ayah.

Mata jernih Mo Ziqian dipenuhi rasa terkejut, dia berjalan menghampiri, menggendong anak kecil yang berada di dalam pelukkanku ke sana, “Qiang Qiang, Paman benar-benar adalah ayahmu, hanya Paman masih belum sempat mengatakan ini ke kamu. Paman ada dua orang anak, satu adalah kakak perempuanmu, dia bernama Sisi, satu adalah kamu. Papa sangat mencintai kalian berdua.”

“Benar kah?”

Mata Qiang Qiang berisi butiran air mata, bulu mata yang panjang juga basah kuyup.

“Em.”

Mo Ziqian dengan serius menganggukkan kepala.

Qiang Qiang malah menjebir-jebir mulut kecil, “Paman berbohong, ayah Qiang Qiang sudah lama meninggal. Banyak orang ingin mama menjual Qiang Qiang kepada mereka, Qiang Qiang tidak mau.”

Anak kecil sambil berkata, punggung tangan kecilnya sambil mengusap mata, butiran air mata dengan cepat membasahi tangan kecilnya.

Hatiku sedih, ternyata ada begitu banyak orang yang pernah menginginkan Qiang Qiang, hampir saja, aku benar-benar kehilangan Qiang Qiang.

Di mata Mo Ziqian juga menyembur embun air yang kabur, pipi pria itu menempel ke atas muka anak kecil, dengan penuh keperihan berkata: “Papa bersalah padamu, semua ini karena papa yang tidak baik. Papa tidak akan membiarkan orang membawamu pergi lagi.”

Bibi Li di samping juga mengusap mata, dalam udara mengambang kesedihan.

Mo Ziqian menggendong Qiang Qiang pergi keluar, dibatasi dengan jendela, aku melihat pria itu menggendong Qiang Qiang ke atas anak tangga di samping jendela, sambil dengan lemah lembutnya mengusap mata anak kecil, sambil dengan lemah lembutnya membujuknya.

“Anak ini benar-benar terlalu pahit hidupnya.” Bibi Li tidak bisa menahan diri mengenang sepatah kata, dia adalah keluarga jauh keluarga Mo, hatinya sangat lah baik, jadi dipanggil Mo Ziqian ke sini untuk menjaga Qiang Qiang.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu