Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 85 Istri Teman
Qiang Qiang masih tertidur, di atas ujung mulut anak kecil tergantung lesung pipi yang dangkal,sepertinya bermimpi baik.
Hari ini adalah hari Minggu, tidak perlu pergi kerja, kalau tidak, pasti bisa pusing bagaimana mau pergi ke kantor, takutnya tidak ada bus yang melewati kawasan daerah ini, taksi pun takutnya seribu tahun juga tidak sekali lewat.
Aku kebetulan mau menarik balik pandangan mataku, tiba-tiba terlihat berkabut tebal di kejauhan sana, ada sebuah bayangan sedang agak berlari turun dari atas gunung.
Itu adalah Mo Ziqian, pria itu punya kebiasaan olah raga lari setiap hari.
Aku melihat pria itu mengangkat tangan menyapa seorang pria paruh baya yang sama dengan dirinya sedang berlari, kemudian berlari ke arah sini.
Mo Ziqian sudah pulang.
Saat itu aku masih berada di dalam kamar, tidak keluar, hanya terdengar ada suara melangkah ke atas, selama bertahun-tahun ini seakan ada satu hari yang stabil.
Belasan menit kemudian, Mo Ziqian telah mengganti pakaian olah raga, dengan rambut yang basah masuk ke kamarku dan Qiang Qiang, pria itu baru saja mandi, di tubuhnya membawa wangi harum. Pria ini terlihat sangat bugar.
Pria itu melihat sejenak ke atas ranjang, saat kelihatan anak kecil tidur lelap di atas ranjang, ujung mulutnya secara tak langsung muncul senyuman dangkal, dalam matanya juga dibanjiri dengan kasih sayang yang jelas.
“Bagaimana mereka pergi?”
Aku sangat sangsi dengan hal semalam, tidak tahu Mo Ziqian menggunakan cara seperti apa, membuat Hu Yeming dengan begitu mudahnya pergi.
“Aku memberinya beberapa foto untuk dilihat.”
Tubuh Mo Ziqian yang tinggi membungkuk ke bawah, kedua tangan menopang di samping ranjang, alis yang lembut yang datar melihat dengan seksama anak kecil yang sedang tertidur nyenyak.
“Foto apa?”
Aku curiga.
Mo Ziqian menegakkan badan, melototiku sejenak, dari dalam kantong bajunya mengeluarkan sebuah amplop.
Aku melihat amplop yang disodorkan itu, ragu untuk sesaat dan menerimanya. Aku sesaat menjadi was-was dan penasaran barang apa yang bisa membuat Hu Yeming begitu cepatnya pergi.
Aku menjulurkan jari ke dalam amplop putih itu, mengeluarkan satu lembar foto, kemudian melotot melihatnya. Saat melihatnya, pikiranku kosong.
Di foto itu sepasang pria dan wanita muda terlihat dari sudut samping sedang acuh tak acuhnya berciuman, dan dipotret dengan diam-diam, dua orang berciuman yang sangat lupa diri, wajahnya hampir saling menutupi, tapi bentuk tubuh itu malah terasa agak kenal baik.
Aku membuang foto itu ke jendela, mengayun-ayunkan amplop, seakan seperti menuangkan kacang keluar dari bungkusnya, foto di dalamnya ‘sret sret’ semua keluar.
Selanjutnya beberapa foto itu seakan seperti kupu-kupu terjatuh dengan lembut, aku melihat satu per satu foto mesra pria dan wanita dari jauh maupun dekat. Mesra sampai semacam itu, mereka bugil di atas ranjang besar…..
Aku melihat kedua muka itu, ekpresi muka mereka dipenuhi dengan ekspresi kegairahan, tapi pemilik kedua muka itu malah membuatku terkaku.
Wanita itu adalah Chen Liyan, pria itu adalah Cheng Ziang, mereka satu adalah istri Mo Ziqian, satu adalah teman baik Mo Ziqian.
Aku sesaat hampir saja terkejut sampai daguku copot, sama sekali tidak berani percaya, semua ini adalah kenyataan. Chen Liyan bisa-bisanya selingkuh dengan Cheng Ziang.
“Kamu memberi mereka obatkah?”
Aku dengan shock bertanya ke Mo Ziqian, bagaimana pun, Chen Liyan begitu mencintai Mo Ziqian, pernikahan yang didapatnya dengan susah payah itu, tidak mungkin dirusaknya sendiri.
Dan pria iu masih adalah teman baik Mo Ziqian. Ini terlalu dibuat-buat.
Mo Ziqian menggelengkan kepala, “Bukan, mereka seharusnya sudah satu tahun bersama.”
Aku bertambah kaget lagi, begitu terang-terangan memelototi Mo Ziqian, ingin melihat sedikit reaksi yang keluar dari muka tenang pria itu, namun tidak ada.
Mata dan alis pria itu melayu, pandangan matanya masih saja terjatuh ke anak kecil yang tertidur lelap di atas ranjang.
“Aku pernah bilang, aku dan Chen Liyan tidak pernah berhubungan suami istri, wanita itu sepertinya tidak tahan lagi. Jadi, mencari kesenangan dari Cheng Ziang.
Saat Mo Ziqian berkata, ujung mulutnya muncul ejekan yang ringan.
Aku masih saja sulit untuk mempercayai, ini mana mungkin bisa?
Ini sangat lah sulit membut orang percaya betulkan?
Istri teman tidak boleh diperdaya, Cheng Ziang adalah teman baik Mo Ziqian, pria itu bagaimana bisa melakukan hal ini? Walaupun Chen Liyan dengan susah payah berpikir untuk menggoda, Cheng Ziang juga seharusnya tetap dengan logis menolak dengan keras.
Saat aku sedang berpikir sembarangan, terdengar lah suara Qiang Qiang.
“Mama.”
QIang Qiang mengeluarkan igauan setengah bermimpi setengah sadar.
Aku dengan buru-buru menjawab, “Mama di sini.”
Foto yang tidak pantas dilihat anak kecil itu masih bertebaran di atas lantai, aku dengan acak-acakan memunguti, menyumpalkan kembali ke dalam amplop, melemparkannya ke Mo Ziqian, “Barangmu, kamu simpan yang baik.”
Hatiku sangat kacau, aku sangat sulit percaya bahwa foto-foto itu adalah kenyataan, namun Mo Ziqian dia juga sepertinya tidak sedang berbohong. Pria itu memang pernah mengatakan, beberapa tahun ini, pria itu dan Chen Liyan belum pernah bercinta, kalau begitu Chen Liyan tidak tahan lagi, mencari orang untuk mengeluarkan kehausannya juga bukan lah tidak mungkin.
Hanya, aku masih saja sulit percaya.
Mo Ziqian sudah menggendong Qiang Qiang, “Mau pipis kah?”
Qiang Qiang menganggukkan dagu, Mo Ziqian pun menggendong Qiang Qiang yang matanya masih mengantuk ke toilet. Saat kedua ayah anak itu kembali, suasana hatiku masih saja tidak bisa tenang kembali, di benakku masih saja bermunculan gambaran yang ada di foto-foto itu, istri sendiri dan teman baik berselingkuh, Mo Ziqian dia masih sangat bisa menahan emosi. Tidak mencari sebatang besi langsung pergi membelah dua kepala Cheng Ziang.
Mo Ziqian sudah menggendong Qiang Qiang keluar dari toilet, anak kecil dengan pantat telanjang menyelusur ke atas ranjang, digelitik oleh Mo Ziqian, anak kecil tertawa-tawa, kedua lengan kecil yang tadi baru saja ada beberapa otot mengepit dengan erat, sambil tertawa sambil bergerak ke belakang bersembunyi.
Adegan ini benar-benar sangat lah indah, jika terjadi di masa pernikahanku dan Mo Ziqian, tapi sayang sekarang, kita adah orang asing.
Ini pun secara tak beralasan membuat nyeri di hati.
Qiang Qiang melemparkan ke bawah pantat kecil dan berjongkok, lengan kecil sesaat menggendong lenganku, “Mama.” Anak kecil salah memanggil dan mengganti panggilan lagi, “Tante, Paman menggelitik.”
Anak kecil sambil berkata, tubuh kecilnya sambil menyerbu masuk ke dalam pelukkanku, sepasang mata hitam itu masih saja dengan semangat mencuri-curi melirik kea ah Mo Ziqian, melihat gaya Mo Ziqian menjulurkan tangan lagi kemari untuk menggelitik lagi, kepala kecilnya juga langsung menusuk masuk ke dalam pelukkanku, “Tante, Mama….”
Anak kecil bermain dengan gembira, lupa membedakan antara mama dan tante, ini menjelaskan bahwa di dalam benak anak ini sudah menerima aku sebagai ibunya.
Aku percaya tidak berapa lama lagi, Qiang Qiang bisa sepenuhnya mengganti panggilan tante, dengan ikhlas memanggilku mama.
“Sudah sudah, jangan membuat anak ini tertawa habis-habisan.”
Aku menggunakan tangan menghadang tangan Mo Ziqian yang menjulur ke sini, seakan seperti seekor kucing besar melindungi kucing kecil, melindungi Qiang Qiang di dalam pelukkan, sambil mengambil baju membantunya mengenakan.
Mo Ziqian di samping sana, dengan tenang memandangi, sepasang mata menyipit kecil-kecil, seperti benar-benar menikmati masa-masa ini.
Tapi masa seperti ini terhenti oleh telepon dari Sisi.
Handphone Mo Ziqian berdering, saat Mo Ziqian mengangkat telepon, aku terdengar pria itu menyebut suara Sisi, itu adalah seorang ayah yang sangat lemah lembut terhadap anak perempuannya, pria itu tidak menetap tinggal di dalam kamar, menarik kaki pergi keluar.
Aku tadi tenggelam di dalam perasaan yang indah dan juga bersedih, saat ini pun juga bertambah kesunyian yang pekat.
Mo Ziqian, pria itu tidak hanya ada Qiang Qiang seorang anak, pria itu masih ada seorang anak perempuan yang sangat perlu kasih sayang. Seumur hidup ini, meski dengan segera akan menyobek dengan jelas hubungannya dengan Chen Liyan, hubungan pria itu dan anak perempuannya seakan darah lebih kental daripada air, selamanya tidak akan bisa terpisahkan.
Mo Ziqian berjalan jauh sekali, jauh sampai kita sedikit pun tidak bisa mendengar suara bicaranya dengan Sisi.
Aku sudah memakaikan Qiang Qiang baju, menggandeng tangan kecilnya turun ke bawah.
Bibi Li sudah menghidangkan sarapan pagi, menyapaku, dan juga menggendong Qiang Qiang pergi ke arah ruang makan.
Aku tidak melihat Mo Ziqian, mungkin pria itu takut kita mendengar pembicaraan dia dan anak perempuannya, sengaja lari ke luar juga mungkin saja.
Aku dan Qiang Qiang duduk di depan meja makan, Bibi Li sudah mengenakan celemek di leher Qiang Qiang untuk menghindari dia mengotori bajunya.
“Paman pergi kemana?”
Qiang Qiang bertanya padaku.
“Paman sedang menerima telepon.”
Aku mengantarkan susu dengan suhu hangat itu ke mulut Qiang Qiang, mulut kecil Qiang Qiang mencicipi seteguk, tangan kecilnya mengetuk telur ayam ke atas meja, “Tante, Sisi itu siapa yah?”
Aku langsung terdiam. Tenyata anak kecil ini juga bisa tahu Sisi.
“Oh…. Keluarga Paman.” Aku membalas.
Tangan kecil Qiang Qiang sambil mengupas kulit telur, sambil berkata: “Anak perempuan Paman kah? Aku mendengar dia memanggil Paman dengan sebutan Papa di telepon.”
Aku langsung juga terdiam lagi.
Anak kecil ini ternyata adalah anak yang begitu cermat dan sensitif.
“Aku tahu, Paman bukan lah ayahku, pria itu sama seperti beberapa orang yang dulu ingin mengadopsi Qiang Qiang, mereka bukan ayah.”
Dalam mata Qiang Qiang tiba-tiba dipenuhi dengan butiran air mata, anak kecil sepertinya tiba-tiba teringat dirinya sendiri tidak ada ayah, hatinya sangat sedih.
Hatiku langsung saja tersumbat, menjulurkan lengan menarik Qiang Qiang masuk ke dalam pelukkan, “Anak baik, Qiang Qiang jangan menangis.”
“Paman adalah ayah Qiang Qiang, hanya saja Paman masih belum sempat memberitahumu.”
Suara berat Mo Ziqian tiba-tiba berbunyi, tidak tahu pria itu kapan sudah selesai menelepon dan kembali.
Qiang Qiang di dalam pelukkanku dengan kuat mengangkat kepala kecilnya, mata hitam kecilnya basah kuyup, dengan cepat dan tidak berkedip menatapi Mo Ziqian, namun beberapa saat kemudian kembali menguburkan kepala masuk ke dalam pelukkanku, “Paman sedang membohongi Qiang Qiang, Paman adalah ayah Sisi.”
Meski anak perempuan yang bernama Sisi itu masih belum pernah muncul di hadapan Qiang Qiang, tapi hati Qiang Qiang yang sensitif, masih saja dari awal sudah tahu keberadaan anak perempuan ini. Dia tahu, Paman adalah ayah Sisi, Paman setiap hari bisa menelepon anak perempuan itu dan berbincang dengan lemah lembut.
Dan dia, dia dari awal pun tidak ada ayah.
Mata jernih Mo Ziqian dipenuhi rasa terkejut, dia berjalan menghampiri, menggendong anak kecil yang berada di dalam pelukkanku ke sana, “Qiang Qiang, Paman benar-benar adalah ayahmu, hanya Paman masih belum sempat mengatakan ini ke kamu. Paman ada dua orang anak, satu adalah kakak perempuanmu, dia bernama Sisi, satu adalah kamu. Papa sangat mencintai kalian berdua.”
“Benar kah?”
Mata Qiang Qiang berisi butiran air mata, bulu mata yang panjang juga basah kuyup.
“Em.”
Mo Ziqian dengan serius menganggukkan kepala.
Qiang Qiang malah menjebir-jebir mulut kecil, “Paman berbohong, ayah Qiang Qiang sudah lama meninggal. Banyak orang ingin mama menjual Qiang Qiang kepada mereka, Qiang Qiang tidak mau.”
Anak kecil sambil berkata, punggung tangan kecilnya sambil mengusap mata, butiran air mata dengan cepat membasahi tangan kecilnya.
Hatiku sedih, ternyata ada begitu banyak orang yang pernah menginginkan Qiang Qiang, hampir saja, aku benar-benar kehilangan Qiang Qiang.
Di mata Mo Ziqian juga menyembur embun air yang kabur, pipi pria itu menempel ke atas muka anak kecil, dengan penuh keperihan berkata: “Papa bersalah padamu, semua ini karena papa yang tidak baik. Papa tidak akan membiarkan orang membawamu pergi lagi.”
Bibi Li di samping juga mengusap mata, dalam udara mengambang kesedihan.
Mo Ziqian menggendong Qiang Qiang pergi keluar, dibatasi dengan jendela, aku melihat pria itu menggendong Qiang Qiang ke atas anak tangga di samping jendela, sambil dengan lemah lembutnya mengusap mata anak kecil, sambil dengan lemah lembutnya membujuknya.
“Anak ini benar-benar terlalu pahit hidupnya.” Bibi Li tidak bisa menahan diri mengenang sepatah kata, dia adalah keluarga jauh keluarga Mo, hatinya sangat lah baik, jadi dipanggil Mo Ziqian ke sini untuk menjaga Qiang Qiang.
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiInnocent Kid
FellaMy Lifetime
DevinaIstri Pengkhianat
SubardiDark Love
Angel VeronicaLove Is A War Zone
Qing QingSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)