Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
"Ziqian" Aku meragu sebentar baru berkata.
"Kenapa?" Suara Mo Ziqian terdengar agak lega dari pada tadi, "Apakah ada sesuatu yang terjadi?" Mo Ziqian sedikit khawatir pada saat aku tidak bersuara.
"Begini…" Aku langsung berkata : "Qiang Qiang tadi menelepon aku, katanya kamu ada menelepon dia, dia sangat senang, terus dia ada tanya" Aku berhenti sejenak, "Dia tanya apakah kamu adalah anak nenek Wen, dia berharap kamu bisa pergi ke Kanada menjenguknya dan nenek Wen"
Mo Ziqian diam beberapa saat, "Wanwan, hal ini adalah urusanku"
Aku : "Aku tahu, tetapi Qiang Qiang sangat berharap kamu bisa pergi, dia paling menyukai nenek Wen, nenek Wen juga paling baik terhadapnya, Qiang Qiang tidak ingin melihat nenek Wen yang dia paling cintai merasa sedih"
Mo Ziqian diam beberapa saat.
"Wanwan, aku sudah bersumpah tidak akan mau jumpa dia lagi di kehidupan ini, ibuku hanya ada Wu Juan, kalau tidak ada masalah lain, aku mau tidur dulu, besok pagi masih ada urusan kerja" Mo Ziqian mematikan telepon.
Sepertinya Mo Ziqian sudah tidak akan pergi menjenguk Wen Yiru, aku berbaring dengan kecewa.
Mo Ziqian bilang paspor baru akan keluar sekitar dua hari lagi, karena tidak ada urusan, aku pergi ke toko kue, aku ingin memanggang sedikit kue untuk Jiayu karena aku sudah mau pergi ke Kanada, Jiayu paling suka makan kue yang aku buat.
Pada saat aku sedang sibuk menyiapkan bahan, pintu toko di dorong terbuka oleh seseorang, orang itu berjalan masuk dengan lambat dan santai.
"Tuan, toko tidak buka" Aku mengira ada pelanggan yang mau beli kue.
Tidak menyangka, aku mendengar suara yang enak di dengar dan malas : "Lukisan ini bagus, lumayan berarti"
Mendengar suara itu, aku mengangkat kepalaku dan melihat sebuah bayangan tubuh yang besar dan tinggi membelakangi aku, dia berdiri di depan lukisan di dinding, tidak lain orang itu adalah Tuan Kelima.
"Kenapa kamu datang?" Wajahku terlihat tidak senang, aku tidak bisa melupakan hal dia membuang pasporku ke dalam sungai.
Tuan Kelima berputar balik badannya dan mengangkat alisnya kepadaku dengan tampan, "Apakah aku tidak boleh datang?" "Keluar!" Aku mengusirnya.
Sudut mulut Tuan Kelima terangkat dengan cantik, matanya yang cantik semakin mempesona, "Wanita tapi bersifat begitu emosional, hati-hati tidak ada pria yang mau kamu"
"Tidak ada urusan dengamu!" Aku sama sekali tidak memberi wajah kepada tuan ini, aku hanya ingin dia segera pergi dariku.
Melihat aku yang marah, tatapan Tuan Kelima memancarkan godaan dan maksud menantang, "Kalau aku tidak mau pergi?"
"Aku akan usir kamu!" Aku masuk ke dalam kamar mandi dan mengambil pengepel lantai, melihat ekspresi aku yang marah, Tuan Kelima terlihat sedikit frustrasi, dia mengambil sebuah barang dari sakunya dan melambaikan barang tersebut di hadapanku, "Apakah kamu mau ini?" Barang itu adalah sebuah paspor.
Tuan Kelima membuka paspor itu dan menunjukkan dataku di dalamnya, aku melihat nama "Lin Xiao" dengan jelas.
Tuan Kelima : "Ini adalah paspor baru yang aku bantu kamu buat" Dia menggelengkan kepalanya dengan wajah tidak percaya, "Cara kerja Mo Ziqian benar-benar lambat, paspor yang dia sudah urus begitu lama pun akhirnya harus aku yang uruskan"
Aku mengulurkan tanganku dan ingin mengambil paspor : "Buat apa kamu mengambil pasporku, kembalikan padaku!"
Tuan kelima memiringkan badannya dan menghindari aku, kemudian dia mengangkat paspor dengan tinggi dan mengangkat alisnya kepadaku : "kamu boleh ambil kalau bisa!"
Emosi apiku menyala, dada, mata dan hidungku seperti menghembuskan api, aku meloncat ke atas dan mau mengambil pasporku, tetapi tangan Tuan Kelima segera bergeser ke belakang tubuhnya, aku tidak bisa berdiri dengan tegak karena meloncat dan akhirnya aku jatuh ke pelukan Tuan Kelima.
Tuan Kelima didorong olehku sampai menyandar ke rak kue, untungnya rak itu kosong dan tidak ada barang yang jatuh, Tuan kelima melingkari pinggangku dengan tangannya, "Apakah ini disebut minta dipeluk?"
"Minta kepalamu!" Tanganku mengayun dan menampar Tuan Kelima, Tuan Kelima tidak sempat menghindar dan dia mengeluarkan suara rasa sakit, aku berdiri dengan tegak dan mengulurkan tanganku kepadanya : "Berikan pasporku kepadaku!"
Tuan Kelima terlihat sangat marah, dia berkata kepadaku sambil menggertakan giginya : "Wanita busuk dan jahat, kamu tunggu saja!"
Tuan Kelima berdiri dan meninggalkan toko kue dengan marah.
Aku mulai merasa frustrasi lagi, pria itu mengambil pasporku, aku harus bagaimana mengambilnya kembali.
Pada saat aku sedang berpikir, Mo Ziqian meneleponku dan berkata sambil menggigit bibirnya : "Wanwan, aku baru saja dapat informasi, paspormu diambil oleh Tuan Kelima, demi melarang kamu pergi, tuan muda ini benar-benar berani melakukan semua hal!"
"Melarang aku pergi?" Aku bersuara dengan ragu.
Mo Ziqian berkata dengan nada suara tidak senang : "Dia menyukaimu, semua orang yang melihatnya pasti tahu, dia tidak ingin kamu pergi ke Kanada"
Aku bingung.
Apakah ini adalah cara Tuan Kelima mengekspresikan rasa cintanya kepada seseorang? Tetapi mana mungkin?
"Kamu jangan cemas dulu, aku akan pergi mencarinya" Mo Ziqian mematikan telepon.
Aku membawa kue yang sudah siap di panggang dan pergi ke tempat tinggal Jiayu, melihat kue, Jiayu langsung merasa senang, "Kebetulan aku lagi ingin makan ini dan kamu langsung membuatnya"
Jiayu berkata dan sambil membuka kotak kue, kemudian makan dengan lahap dan nyaman.
"Oh iya, bagaimana dengan paspormu?" Jiayu bertanya sambil makan.
Aku merasa frustrasi lagi : "Sudah siap di urus, tetapi di ambil sama Tuan Kelima"
Jiayu merasa kaget : "Tuan Kelima? Buat apa dia mau paspormu?"
"hanya setan yang bisa tahu" Aku merasa sangat marah.
Jiayu berkata : "Dia mengambil paspormu, jelas karena dia tidak mau membiarkan kamu pergi!" Kemudian Jiayu berkata lagi : "Jangan-jangan dia menyukaimu, makanya tidak mau membiarkan kamu pergi?"
Aku merasa pusing dan bingung, mengapa semua orang berkata dia menyukai aku tetapi aku sama sekali tidak merasa dan melihat begitu, Tuan Kelima memang orang gila.
Berkata tentang Tuan Kelima, aku merasa emosi lagi.
Setelah pulang dari Jiayu sana, aku menelepon Tuan Kelima, "Halo, kamu maunya apa? Cepat kembalikan pasporku kepadaku!"
Tuan Kelima sama sekali tidak menghiraukan aku, dia langsung mematikan telepon tanpa berkata apa pun.
Aku benar-benar marah dan menelepon ke petugas pengurus paspor dan memarahi mereka, aku marah mereka memberikan pasporku kepada orang lain tanpa izinku dan marah mereka menganggu yang lemah dan takut pada yang kuat, aku marah mereka tidak bekerja sesuai aturan dan aku berkata aku pasti akan melaporkan hal ini kepada pihak bertanggung jawab, mereka tidak berkata apa-apa dan sibuk minta maaf karena takut aku benar-benar melaporkan hal itu, mereka juga berjanji pasti akan menyelesaikan masalah ini dengan baik.
Hal ini baru kuanggap bisa selesai, tetapi pasporku masih ditangan Tuan Kelima, masalah ini yang membuat orang paling khawatir.
Mo Ziqian bilang dia akan membantu aku mengambil kembali pasporku, tetapi aku tidak tahu apakah dia bisa sukses, Tuan Kelima adalah orang yang hanya mengambil keuntungan dan tidak mau menerima kerugian.
Kalau Mo Ziqian tidak memberikan sesuatu kepada Tuan Kelima, takutnya dia benar-benar tidak akan mengembalikan pasporku.
Pada saat aku sedang berpikir tentang masalah ini, ponselku berdering lagi, kali ini yang meneleponku adalah Gao Le, "Xiao Xiao, kakak Qian di pukul sama anak orang kaya itu, sekarang berada di rumah sakit"
Jantungku berdebar dengan kuat, apakah 'Anak orang kaya' yang dimaksud oleh Gao Le adalah Tuan Kelima?
Aku mengambil tasku dan segera pergi ke rumah sakit.
Mo Ziqian berada di rumah sakit Jiang Yi bekerja, dan sedang mengobati lukanya.
Sambil membungkus kain putih di kepala Mo Ziqian, Jiang Yi berkata : "Kamu kenapa? seorang ahli bela diri yang kuat malah dipukul sampai begitu"
Mo Ziqian hanya memasang wajah dingin dan tidak berbicara.
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoUntouchable Love
Devil BuddyMy Enchanting Guy
Bryan WuWaiting For Love
SnowTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniLove and Trouble
Mimi XuIstri Yang Sombong
JessicaCinta Yang Terlarang
MinnieCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)