Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 87 Menyangkal
Aku bisa melihat kegelisahan dan keprihatinan yang ada dalam matanya, ekspresi semacam ini tidak bisa pura-pura.
Aku membalik kepalaku ke samping, "Aku tidak ingin bicara denganmu, kalau aku dan Qiang Qiang mati hari ini, aku berubah menjadi setan, aku juga tidak akan melepaskanmu!"
Sudut mulut Mo Ziqian gemetar, dan kata-kataku mengingatkannya, dia berbalik badan lagi, menuju ke tempat tidur Qiang Qiang.
Qiang Qiang setengah tidur setengah sadar, anak sekecil ini, beberapa waktu ini, terus terluka, dia menanggung penderitaan yang mungkin tidak akan ditanggung oleh anak kecil lainnya seumur hidup.
Mo Ziqian tidak berani menyentuh Qiang Qiang, tangan yang diulurkan itu, berhenti di atas kepala Qiang Qiang, aku bisa mendengar suaranya yang menggigil, membawa kesedihan yang susah ditutupi, “Qiang Qiang, papa bersalah padamu.”
Aku mengigit bibir, aku berjanji, tidak akan membiarkan Qiang Qiang dan Mo Ziqian ada hubungan apapun lagi.
“Mama…”
Qiang Qiang memanggil dengan bingung.
Mo Ziqian langsung menarik tangan Qiang Qiang, menggenggam dengan lembut, “Qiang Qiang, papa di sini.”
Qiang Qiang membuka matanya, melihat Mo Ziqian dengan mata yang binggung, “Siapa kamu? Aku sepertinya tidak kenal kamu, Mama…Tante…”
Mungkin kesadarannya masih belum jelas, Qiang Qiang tidak mengenali Mo Ziqian, malah mulai menengok kanan kiri mencariku.
“Mama ada di sini.”
Aku berusaha sekuat tenaga untuk membangkitkan badan, Qiang Qiang melihat aku, segera hendak memanjat ke tubuhku, tapi gegar otak membuat pandangannya menghitam, seketika langsung tergelatak kembali ke atas ranjang.
“Qiang Qiang?”
Mo Ziqian berteriak, sambil menepuk wajah Qiang Qiang.
Tubuhku jatuh dari tempat tidur, dan tulang-tulang kaki yang patah sepertinya menusuk ke dalam daging, dan rasa sakit itu membuat pandanganku menjadi gelap.
“Qiang Qiang!”
Aku berusaha naik ke tempat tidur Qiang Qiang.
Ketika Mo Ziqian membalikkan badannya, dia langsung memelukku, tapi aku mendorongnya. "Awas, semua gara-gara kamu, kamu hampir membunuh aku dan Qiang Qiang!"
Aku tidak peduli dengan kesakitan tulang yang ada di kakiku, kedua tanganku memegang rel tempat tidur, perlahan-lahan membangkitkan badanku, "Qiang Qiang, mama ada di sini."
Qiang Qiang dengan sulit membuka kelopak matanya lagi, melihatku dan memanggil dengan tidak jelas "Mama."
Aku memeluk badan kecil itu ke dalam pelukanku dengan erat.
"Mama ada di sini, mama akan bersamamu selamanya."
"Apa yang kalian lakukan? Apa tidak mau kakimu lagi?" Dokter masuk, ekspresinya terlihat sangat serius.
"Maaf."
Mo Ziqian mengatakan sepatah kata dengan suara rendah, dan berkata pada Qiang Qiang: "Qiang Qiang, mama sedang terluka, biarkan mama kembali ke tempat tidur sendiri."
Qiang Qiang menatap Mo Ziqian dengan tatapan tidak jelas, dan menggunakan mata hitamnya melihat tubuhku, dan kemudian menarik kembali badan kecilnya.
Pada saat ini, Mo Ziqian memelukku.
Dia memeluk aku kembali ke tempat tidur, dan menahan kedua tanganku, "Jangan bergerak, sekarang yang paling penting adalah menyembuhkan lukamu dulu."
"Dokter, tolong berikan obat yang paling baik untuk ibu dan anak ini."
Mo Ziqian berkata pada dokter itu lagi.
Dokter itu hanya bersuara “Iya” dengan nada polos dan dia pun datang memeriksa kakiku.
Pada saat ini, Gao Le datang, Mo Ziqian pun keluar berbicara dengan Gao Le, aku mendengar Gao Le berkata: "semua pengawal telah diracuni, dan sekarang mereka masih tertidur di sekeliling villa, tapi Bibi Li sudah terbangun, untungnya, hidupnya panjang, bisa menjadi seorang saksi, dasar, Chen Liyan ini benar-benar ular beracun ... "
Bagus kalau Bibi Li sudah bangun, kalau Bibi Li ingin mengatakan bahwa Chen Liyan menculik sepasang anaknya, dia dipaksa untuk membunuh aku dan Qiang Qiang, dan kemudian membakar mayatnya, maka Chen Liyan sudah bisa medapatkan hukuman.
Dan kemudian, situasinya tidak berkembang seperti yang aku duga, setelah Bibi Li bangun, dia tidak mengakui bahwa dirinya dipaksa oleh Chen Liyan, dia mengatakan bahwa dia bertengkar denganku di pagi hari, dan hatinya dendam, jadi saat aku dan Qiang Qiang tidur, dia mencekik leherku, tetapi aku tiba-tiba bangun, dan melukainya dengan pisau.
Semua ini di luar dugaanku. Saat polisi memberi tahu aku tentang pernyataan Bibi Li, aku langsung mencabut jarum infus dan pergi mencari Bibi Li untuk bertanya dengan jelas.
Jiayu yang menahanku, "Chen Liyan pasti sejak awal sudah meyampaikannya."
Dia melihatku dengan menggelengkan kepalanya, maksudnya, kamu pergi juga tidak ada gunanya. Chen Liyan bukan orang bodoh, dia pasti sejak awal sudah memikirkan cara bagus untuk melindungi dirinya sendiri
Pada saat ini juga, Chen Liyan masuk ke kamarku, dan menatap aku dengan tatapan yang beraneka ragam, “Malam itu, Sisi sama sekali tidak terluka, tapi Mo Ziqian masih berada disamping Sisi, tahu kenapa? Karena Sisi adalah putri kesayangannya, putramu, hanyalah cadangan saja, HAHA...
Chen Liyan tertawa, “melawanku, kamu masih terlalu lembut. Tapi kali ini kamu sangat beruntung, nikmatilah hidup kamu sekarang, suatu hari mungkin saja semua ini akan hilang.”
Chen Liyan terkikik, dan pergi dengan senyuman puas.
“Pelacur ini!” Jia Yu marah.
Wajahku tiba-tiba memucat, semua kemarahan hilang saat mendengar beberapa kalimat perkataan Chen Liyan, Mo Ziqian berada di samping Sisi, Chen Liyan mengambil kesempatan ini untuk bertindak, yang berarti, kalau Mo Ziqian tidak berada di samping Sisi, Bibi Li tidak mempunyai kesempatan untuk bertindak.
Semua ini, Mo Ziqian yang memberi kesempatan kepada Chen Liyan untuk menyakiti ibu dan anak, sepasang tanganku mengepal dengan erat, saat itu, seluruh tubuhku pun gemetar.
Malam pun semakin gelap, Mo Ziqian sudah datang, beberapa hari ini, dia datang setiap hari, Kadang-kadang datang dari tengah malam sampai pagi, Kadang-kadang datang saat pagi hari, Ketika dia datang, dia akan menemani Qiang Qiang bermain, kadang-kadang dia juga seperti seorang perawat membantu aku melakukan apapun, aku bisa menerima penjagaanya, tapi hatiku belum bisa memaafkannya. Semua ini disebabkan olehnya.
Mo Ziqian mencium wajah Qiang Qiang terlebih dahulu, anak kecil dengan tenang mengangkat kaki, berbaring di atas tempat tidur membaca komik, lukanya sudah sembuh, tapi aku tidak tenang menyerahkannya kepada siapapun, jadi aku selalu berada disampingnya, saat malam, kita berdua selalu tidur bersama.
Mo Ziqian mencari dua orang perawat untuk merawat kami. Saat malam hari, ada juga pegawal yang berjaga di depan pintu.
“Bagaimana perasaanmu?,” Mo Ziqian bertanya padaku, mengerutkan alis, itu adalah sentuhan kekhawatiran.
Aku melihatnya dengan dingin, "Mo Ziqian, kamu hanya perlu menjawab satu pertanyaanku."
"Apa?"
Mo Ziqian mengerutkan alisnya.
Aku: "Apakah Sisi benar terluka karena jatuh?"
Mata Mo Ziqian tampak gelap, "Tidak.”
“Lalu, apakah kamu pernah memikirkan ini sepertinya mencari kesempatan untuk bertindak? Sisi tidak terluka, mereka malah mengatakan kepada kamu bahwa Sisi jatuh dari tangga, dan kamu menyadari Sisi jatuh dari tangga itu hal palsu, tapi kamu malah tetap di sana, kamu yang memberi kesempatan kepada Chen Liyan untuk menyakiti aku dan Qiang Qiang, Mo Ziqian, semua ini kamu yang berikan!”
Aku semakin berkata semakin marah, kesedihan dan kebosanan di dadaku tiba-tiba meledak.
Mata Mo Ziqian mendalam, "Ya, semua ini salahku, aku tidak seharusnya berada di sana menemani Sisi, aku yang hampir membunuh kamu dan Qiang Qiang, maaf."
Raut muka Mo Ziqian gelap, rasa bersalah yang dalam sudah menyiksanya beberapa hari, sedangkan aku malah hanya terus melampiaskan kemarahan sendiri.
"Jangan berpura-pura di sini, kalau aku dan Qiang Qiang dicekik satu per satu oleh Bibi Li, kamu sekarang akan berhadapan dengan sepasang tengkorak.”
Hatiku sangat kacau, suara tersedu-sedu karena marah.
Mo Ziqian mengangkat kepala dan menarik napas dalam, “kalau memang begitu, aku akan membunuh mereka semua. Setelah itu, aku akan bunuh diri di depan kuburan kalian.”
Aku berkata: “Mo Ziqian, aku tidak ingin Qiang Qiang mati, aku sendiri juga tidak ingin mati, jadi tolong, menjauhlah dari kami!”
Mata Mo Ziqian melihat kemari dengan tatapan dalam, membawa penderitaan yang terlihat jelas, “Aku keluar dulu, kamu rawat dirimu dengan baik.”
Dia memilih menghindari kemarahanku.
"Bibi, Mama, apakah kamu bertengkar dengan paman?”
Qiang Qiang turun dari tempat tidur yang satu lagi, dia berlari ke tempat tidurku dengan kaki terpincang-pincang, matanya terpintas kecemasan.
"Tidak, Qiang Qiang tidak perlu khawatir, oke?"
Aku mengusap kepala Qiang Qiang, kasih sayang yang dalam pada putra, sehingga membuat aku tidak tega menyakiti perasaan anak kecil ini. Anak ini masih terlalu kecil, dan dunia ini, benar-benar terlalu rumit.
"Aku adalah teman Lin Xiao, aku ingin bertemu dengan Lin Xiao."
Diluar sana terdengar suara yang tidak asing, dan pegawal berkata: “Bos memerintah, siapapun tidak boleh masuk.”
“Aku tidak peduli siapa bos kalian, dengarkan aku!” jari-jari Chen Hui menunjuk dua kepala pengawal, “Aku adalah temannya, aku harus bertemu dengannya.”
Selesai berkata, Chen Hui berjalan masuk dengan langkah besar, pengawal buru-buru menghalanginya, tapi Chen Hui mempunyai keterampilan bela diri, satu orang satu tangan, dia mengeluarkan tangannya dengan cepat, sehingga dalam sekejap dia mengalahkan dua pegawal itu.
Aku terkejut melihat Chen Hui yang berjalan masuk, seluruh tubuhnya tampak lelah, mengenakan jas dan sepatu kulit, sepertinya dia baru saja pulang dari tempat yang jauh. Di belakangnya, dua pengawal berdiri dengan ekspresi tak bersemangat, dan mulai menelepon Mo Ziqian.
"Kenapa kamu datang?"
Aku membangkitkan badan, dan membiarkan diriku duduk.
Chen Hui mengerutkan alis tebalnya, saat sepasang matanya yang hangat menatapku, sedikit membawa belas kasihan, “Aku baru saja pulang dari Hongkong, aku mendengar masalahmu, jadi aku segera datang. Bagaimana dengan kamu, kakimu terluka?”
Melihat kakiku yang digantung dan dibalut dengan papan kayu, Chen Hui mengerutkan alis.
Aku tidak mengerti, mengapa dia menunjukkan ekpresinya yang gugup, aku hanya tersenyum, “Sudah membaik.”
Alis Chen Hui sama sekali belum dilepaskannya, “katakan padaku, apa yang terjadi, apakah ada orang menyakitimu? Tenanglah, aku tidak ada maksud yang lain padamu, aku hanya...menganggap kamu sebagai adik perempuan.”
Chen Hui menambahkan kalimat terakhir lagi.
Aku menghela napas, nafas yang penuh dengan tidak berdaya, “Chen Liyan, dia menculik sepasang anak milik pelayan, Bibi Li, dan menyuruh Bibi Li membunuh aku dan Qiang Qiang, tapi dia tidak berhasil, dan sekarang, dia menyangkal, mengatakan semua ini tidak ada hubungannya dengan Chen Liyan, ini semua karena pertengkaran dirinya dengan aku, barulah timbul perasaan ingin membunuh kami.”
"Ini sangat mudah diurus."
Chen Hui mengeluarkan handphone dan mulai menelepon.
Aku mendengar dia menelepon ke tim Wang, sepertinya adalah ketua polisi. Chen Hui berkata “aku langsung terang-terangan dengan kamu saja, ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu, kasus villa yang terbakar beberapa hari lalu...”
Chen Hui berbicara dengan tim Wang itu melalui telepon untuk waktu yang lama, aku mendengar apakah ada “pendeteksi kebohongan” beberapa kata ini. Entah apa yang dijawab oleh tim Wang, alis Chen Hui yang tampak kejam itu semakin berat.
Qiang Qiang berbaring di tempat tidurku, kepalanya memandang ke Chen Hui, mata hitamnya bersinar-sinar, sepertinya penasaran dengan pria yang memiliki punggung kuat dan tinggi ini.
" Tante Mama, siapa orang ini?"
Pria kecil itu bertanya padaku dengan nada suara rendah, beberapa hari ini, dia selalu memanggilku Tante Mama.
"Ini adalah Paman Chen."
Aku mengusap kepala Qiang Qiang dengan lembut, dalam garis pandanganku, Chen Hui sudah menutup telepon, alisnya terdapat kekejaman yang kental
Novel Terkait
My Beautiful Teacher
Haikal ChandraMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniAfter The End
Selena BeeMenaklukkan Suami CEO
Red MapleSi Menantu Dokter
Hendy ZhangMi Amor
TakashiCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)