Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 114 Menikmati
Tuan kelima mengulurkan satu tangannya, “Sini ponselmu.”
Aku menyerahkan ponselku padanya, dan jari Tuan muda menyentuh beberapa kali di atas layar, lalu mengembalikannya padaku, “Beritahu temanmu untuk membeli beberapa saham ini, aku jamin dia akan mendapat keuntungan besar.”
Aku melihat beberapa saham itu, ada jenis keuangan dan jenis konstruksi. Aku mengirim beberapa saham itu ke Jiayu. Kemudian bertanya pada Tuan kelima: “Apakah kamu mendapatkan banyak untung dari saham? Sepertinya kamu sangat mengerti.”
Tuan kelima menatapku dengan tatapan “Kamu telah melihat rendah padaku” dan berkata: “Tentu saja, sebagian besar asetku berasal dari saham.”
Aku terkejut dan tertegun, aku mulai menghitung dalam pikiranku. Berapa banyak aset yang dimiliki Tuan kelima? Yang lain aku tidak tahu, hanya mobil saja sudah lebih dari tiga, dan semuanya berharga milyaran, dan orang ini suka main wanita, dan tidak tahu berapa banyak uang yang harus dihabiskan setiap kalinya.
Menghitung dari ini, penghasilannya di saham seharusnya berupa angka astronomi.
*****(angka astronomi = jarak astronomi bintang-bintang yang sangat besar)****
“Aku menyangka itu diberikan ayahmu.”
Masih ada kalimat yang tidak kukatakan, yaitu aku menyangka Tuan muda ini adalah seorang playboy yang hanya tahu menghabiskan uang ayahnya, tanpa ayahnya, dia bukan apa-apa.
Tuan kelima mendengus, “Dia? Dia mana memiliki uang? Aku hanya meminjam sedikit kekuatannya. Bahkan uang yang aku gunakan pada awalnya untuk membeli saham juga dipinjam dari bank.”
Aku semakin tertegun, sebagai putra kepala jendral direktorat, bahkan membeli saham pun harus meminjam uang dari bank.
Pada saat ini, ponselku berdering, dan aku sibuk menjawabnya, atasanku yang menelepon dan meminta aku untuk pergi ke perusahaan karena memiliki hal-hal penting untuk ditangani.
Aku hanya dapat memberitahu Tuan kelima: “Aku harus pergi menangani sedikit pekerjaan, sampai jumpa di lain hari.”
Terdengar suara Tuan kelima dari belakang, “Hey, aku belum menyuruhmu pergi!”
Aku tidak memiliki waktu untuk melayani Tuan kelima, dan atasanku masih menunggu aku di perusahaan.
Setelah menyelesaikan pekerjaan, sudah jam enam malam. Ketika aku kembali ke apartemen, Jiayu belum kembali. Aku tidur lebih awal, pagi berikutnya, aku pergi ke pengadilan dan menangani sebuah kasus. Sidang berakhir dan pihak kami menang. Aku sangat senang jadi langkahku juga ikut ceria.
Ketika melewati tempat parkir, aku melihat mobil yang kukenal. Itu adalah Mo Ziqian. Untuk sejenak, aku memiliki beberapa pikiran dalam otakku. Aku ingin menghancurkan mobil bahkan ingin pergi mencari batu, tetapi kesadaranku memberitahuku bahwa ini adalah halaman pengadilan, dan aku harus memilih tempat yang tepat untuk menghancurkannya.
Ketika aku menggertakkan gigi menatap pada mobil, pintu mobil terbuka dan Mo Ziqian keluar dari dalam.
Dia ada di dalam mobil, dan aku sama sekali tidak mengetahuinya.
Aku dengan kaget melihat dia yang bertubuh tinggi dan mengenakan mantel hitam, berjalan mendekati. Mo Ziqian menghentikan langkahnya di depanku dan sudut mulutnya terangkat senyuman licik, “Trik apa lagi yang ingin kamu keluarkan, aku memperingatkanmu, jangan lagi melempar batu terkena kakimu sendiri. Hari itu ketika di ruang pria, ponselku sudah merekam video.”
Dia menggoyangkan ponsel hitamnya padaku, dan aku berteriak dengan tidak percaya, “Mo Ziqian, apa yang telah kamu lakukan? Kamu kurang ajar!”
Mo Ziqian tersenyum dan terlihat seperti pesona jahat, “Ini dipaksa olehmu.”
Selesai berkata, dia tidak lagi melayaniku, dia langsung melangkah pergi melewati sampingku.
Dan otakku mendengung karena kata-katanya, pada hari itu, gerakannya sangat mesra, dan dia merekamnya.
Benar-benar hanya semakin kurang ajar, tidak ada yang paling kurang ajar. Aku sangat marah hingga bergetar untuk sesaat. Atasan menelepon dan menanyakan hasil persidangan, Aku tertegun dan bahkan tidak terdengar ponsel berdering.
Hingga ponsel seperti akan meledak dalam tasku, aku baru kembali sadar dalam kebingungan dan segera mengangkat telepon.
Untungnya, atasan tidak mengatakan apa-apa, setelah mendengarkan laporan itu, dia menutupkan telepon.
Namun, video di tangan Mo Ziqian membuatku sangat tidak nyaman. Selama beberapa hari berturut-turut, aku merasa gelisah. Aku tak tertahan dan meneleponnya, “Mo Ziqian, apa yang kamu lakukan akan mendapatkan bayarannya”
Mo Ziqian hanya tersenyum dingin, “Aku juga tidak memiliki pilihan. Oh ya, penampilanmu hari itu masih seperti dulu, terlihat sangat menikmati. Aku mengenang kembali setiap malam....."
Kata-kata Mo Ziqian membuat dadaku seakan-akan meledak. Otakku mendengung dan aku benar-benar ingin mengambil pisau dan bergegas ke Qianpin International untuk membunuh Mo Ziqian.
“Oh ya.” kata-kata Mo Ziqian berbunyi, “Ingatlah jangan sering ke tempat Tuan kelima, kalau tidak, bisa-bisa aku salah pencet dan mengirim video ini padanya, itu tidak terlalu bagus.”
“Kamu!”
Tatapanku yang bagai api membara, dan hampir mengalami pendarahan otak karena Mo Ziqian.
Mo Ziqian tersenyum, suaranya sangat rendah dan merdu, “Aku selalu berada di sini, tetapi kamu harus menjaga tubuhmu tetap polos. Wanwan, setahun kemudian, aku akan menikah lagi denganmu.”
Mo Ziqian menutup telepon, aku saking marah hingga tubuh terasa tak berdaya. Di kantor yang sepi saat makan siang, aku tertegun memegang ponselku dan telingaku tidak berhenti menggemakan kata-kata Mo Ziqian, “Aku akan menikah lagi denganmu.”
Aku benar-benar sangat marah, dia ingin menikah lagi denganku, aoa sebenarnya yang dia pikirkan. Dia menyangka bahwa setelah begitu banyak kejadian yang terjadi, akankah aku bersamanya lagi? Dan, dapatkah dia meninggalkan Chen Liyan? Lalu apakah Chen Liyan akan memberinya kesempatan untuk pergi?
Suasana hatiku sangat buruk, aku sangat benci dengan pria yang bernama Mo Ziqian. Dalam hati berpikir, mengapa Raja neraka tidak membawanya pergi?
Dengan cepat seminggu telah berlalu, dalam minggu ini, aku melihat banyak iklan resor tentang kerja sama Mo Ziqian dan Hu Yeming. Diatas juga tersebar foto-foto tentang Mo Ziqian dan Hu Yeming menemani orang-orang luar kota untuk mengunjungi lokasi konstruksi. Dan dibawahnya tertulis bahwa penjualan resort sangat panas, puluhan villa telah terjual, dan bahkan ketika sedang bekerja pun terdengar rekan-rekan kerja membicarakan tentang resort ini, mereka mengatakan bahwa pemandangannya sangat indah, perusahaan yang mengembangkannya juga sangat terkenal, kalau dapat membeli villa di sana benar-benar adalah berkah dalam hidup.
Aku mematikan ponselku, benar-benar tidak ingin melihat berita mereka.
Pada akhir pekan, aku seperti biasanya datang ke apartemen Tuan kelima, Tuan kelima duduk di sofa ruang tamu, tangannya memegang selembar iklan real estate dan dia sedang melihatnya.
Aku melihat pada nama real estate, itu adalah resort Mo Ziqian dan Hu Yeming.
“Kamu tertarik dengan villa ini?”
Aku penasaran dalam hatiku.
Tuan kelima menggelengkan kepala, “Rumah ini tidak boleh dibeli.”
“Kenapa?” Aku terkejut.
Tuan kelima memutar kepalanya, “Ada keanehan di dalam ini.”
Aku menjadi bingung, “Apanya yang aneh?”
Tatapan Tuan kelima yang mendalam, dia melipat kertas iklannya dan meletakkannya ke samping, “Itu intuisi, aku juga tidak dapat mengatakan keseluruhannya.”
Aku tiba-tiba terasa lucu, “Kupikir kamu menemukan sesuatu.”
Tiba-tiba, aku melihat di balkon bertambah dua pot tanaman hias Dracaena, tingginya setinggi setengah orang, dedaunan hijau dan bertumbuh subur.
Hatiku merasa senang, aku tak tertahan berjalan mendekati dan melihat dengan teliti. Aku suka tanaman. Dulu di rumah bersama Mo Ziqian, ada ruang bunga pot penuh dengan berbagai bunga. Aku akan pergi ke ruang bunga setiap pagi untuk melihatnya. Dan pada malam hari, aku akan membawa secangkir kopi dan duduk di dalam ruangan bunga dan menghirup aroma bunga sambil membaca majalah.
Sekarang, kehidupan seperti ini telah jauh dariku, Sekarang aku tinggal di rumah bersama Jiayu, ruangnya sangat kecil dan hanya bisa menaruh beberapa pot bunga yang kecil.
Tatapan Tuan kelima bersinar dari belakangku, tatapannya yang lembut dan hangat, menyelubungi sosokku.
Perawat kecil itu akhirnya memberitahuku bahwa dia telah menatapku dalam waktu yang lama, dia pasti menyukaiku.
Aku sudah mendengar kata-kata ini tiga atau empat kali, tetapi aku masih juga tidak percaya.
“Ayo, ikuti aku ke Maldives.”
Tuan kelima mendadak berkata.
Aku tersenyum dan masih memperhatikan dedaunan hijau di depanku dengan teliti, “Tuan muda, aku harus bekerja untuk mendapatkan uang. Kalau kamu ingin menikmati pantai yang cerah, carilah Yiyi.”
Menurut yang aku lihat, dalam begitu banyak wanita Tuan kelima, dia paling sering bersama Yiyi. Ketika aku meneleponnya, beberapa kali dia terbangun di kamar Yiyi.
“Kalau tidak ingin pergi ya tidak usah pergi, jangan sembarang menjodohkan.”
Tuan kelima marah dan berdiri, lalu pergi meninggalkan ruang tamu.
Aku sedikit terkejut, reaksinya sepertinya agak besar.
Perawat kecil itu berkata dengan suara rendah, “Kakak Xiaoxiao, bagaimana kamu bisa membiarkan Tuan muda membawa wanita lain untuk pergi bermain? Dia mengajakmu loh! Kamu begitu membuatnya sangat malu, dan dia akan emosi lagi.”
Aku: ......
Tidak peduli bagaimana Tuan kelima melampiaskan emosi, aku tetap harus pergi bekerja, tidak bisa menunda pekerjaanku hanya karena menemani Tuan kelima untuk liburan bersama.
Aku tidak masuk untuk meminta maaf dengan Tuan kelima, tetapi langsung mengatakan sesuatu pada perawat kecil dan pergi. Sekarang kondisi fisik Tuan kelima sudah sangat baik. Aku tidak perlu khawatir tentang apa pun lagi. Malah dengan toko kueku, aku sudah banyak hari tidak ke sana.
Aku datang ke tokoku dan melihat catatan yang tertempel di kaca toko yang menanyakan kapan aku bisa kembali untuk membuat kue. Aku baru menyadari bahwa begitu banyak orang yang menungguku kembali.
Aku mengambil catatan pada tanggal terbaru dan menelepon bertanya apakah masih ada yang membutuhkan kue, besok Minggu aku bisa membuatnya untuk mereka, dan orang-orang di sana sangat senang, mereka mengatakan besok akan datang menjemputnya.
Jadi, pada hari Minggu aku sibuk sepanjang hari, dari pagi hingga sore, aku membuat empat kue antik, dan para pelanggan sangat senang ketika menerima kue.
Ketika selesai mengantar pelanggan terakhir, aku bersiap-siap akan pergi, pintu kaca didorong terbuka, dan seseorang masuk. “Kakak, kamu lihat, apakah itu kakak Xiaoxiao ada di dalam? Kan, sudah ku bilang ada orang!”
Orang yang masuk adalah Gao Xing, di belakang gadis kecil itu, diikuti oleh Gao Le, yang sangat enggan mendorong pintu dan masuk.
“Kakak Xiaoxiao? Kamu ada di sini, ya? Benar-benar sangat bagus, aku ingin sekali kue yang kamu buat, tetapi sayangnya kamu selalu tidak berada di toko, aku menyuruh kakakku mencarimu, kakakku selalu tidak mau.”
Gao Xing berlari mendekati dan menarik tanganku, mulutnya yang kecil, mata hitam berkedip kegembiraan dan semangat.
“Gao Xing, apa yang ingin kamu makan."
Aku menarik tangan gadis kecil itu dan tersenyum nelihat padanya.
Gadis kecil itu mengedipkan matanya dan berpikir. “Kakak Xiaoxiao, bolehkah kamu membuatkan kue dengan gambar Chen Changsheng? Ketika ulang tahun kemarin, aku menunjukkan foto kue Chen Changsheng di kelas kami. Teman-teman sekelasku semuanya mengatakan bahwa itu sangat mirip. Besok ada temanku yang ulang tahun, aku juga ingin memberikan satu yang sama padanya.”
******(Chen Changseng adalah tokoh fiktif drama klasik China yang diperankan aktor tampan Lu Han)******
Aku berkata, “Boleh, tidak bermasalah, pergi tunggu di sana.”
Aku menunjuk pada arah meja bundar dan gadis kecil dengan riang berjalan ke sana dan duduk. Gao Le berdiri di pintu, tidak melangkah maju, dan sepasang mata berbelok ke kiri dan ke kanan, tetapi tidak melihat ke sini.
“Kakak, apa yang kamu lakukan, kemari dan duduk!”
Gao Xing berteriak.
Gao Le melihatku dan menatap pada meja bundar. Dia menggelengkan kepalanya, “Tidak.”
Apakah orang ini takut akan ada ular di kursiku dan menggigit pantatnya? Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kukatakan, dan Gao Le mewaspadaiku bagai seorang pencuri.
Novel Terkait
Yama's Wife
ClarkIstri kontrakku
RasudinUnperfect Wedding
Agnes YuAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)