Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 114 Menikmati

Tuan kelima mengulurkan satu tangannya, “Sini ponselmu.”

Aku menyerahkan ponselku padanya, dan jari Tuan muda menyentuh beberapa kali di atas layar, lalu mengembalikannya padaku, “Beritahu temanmu untuk membeli beberapa saham ini, aku jamin dia akan mendapat keuntungan besar.”

Aku melihat beberapa saham itu, ada jenis keuangan dan jenis konstruksi. Aku mengirim beberapa saham itu ke Jiayu. Kemudian bertanya pada Tuan kelima: “Apakah kamu mendapatkan banyak untung dari saham? Sepertinya kamu sangat mengerti.”

Tuan kelima menatapku dengan tatapan “Kamu telah melihat rendah padaku” dan berkata: “Tentu saja, sebagian besar asetku berasal dari saham.”

Aku terkejut dan tertegun, aku mulai menghitung dalam pikiranku. Berapa banyak aset yang dimiliki Tuan kelima? Yang lain aku tidak tahu, hanya mobil saja sudah lebih dari tiga, dan semuanya berharga milyaran, dan orang ini suka main wanita, dan tidak tahu berapa banyak uang yang harus dihabiskan setiap kalinya.

Menghitung dari ini, penghasilannya di saham seharusnya berupa angka astronomi.

*****(angka astronomi = jarak astronomi bintang-bintang yang sangat besar)****

“Aku menyangka itu diberikan ayahmu.”

Masih ada kalimat yang tidak kukatakan, yaitu aku menyangka Tuan muda ini adalah seorang playboy yang hanya tahu menghabiskan uang ayahnya, tanpa ayahnya, dia bukan apa-apa.

Tuan kelima mendengus, “Dia? Dia mana memiliki uang? Aku hanya meminjam sedikit kekuatannya. Bahkan uang yang aku gunakan pada awalnya untuk membeli saham juga dipinjam dari bank.”

Aku semakin tertegun, sebagai putra kepala jendral direktorat, bahkan membeli saham pun harus meminjam uang dari bank.

Pada saat ini, ponselku berdering, dan aku sibuk menjawabnya, atasanku yang menelepon dan meminta aku untuk pergi ke perusahaan karena memiliki hal-hal penting untuk ditangani.

Aku hanya dapat memberitahu Tuan kelima: “Aku harus pergi menangani sedikit pekerjaan, sampai jumpa di lain hari.”

Terdengar suara Tuan kelima dari belakang, “Hey, aku belum menyuruhmu pergi!”

Aku tidak memiliki waktu untuk melayani Tuan kelima, dan atasanku masih menunggu aku di perusahaan.

Setelah menyelesaikan pekerjaan, sudah jam enam malam. Ketika aku kembali ke apartemen, Jiayu belum kembali. Aku tidur lebih awal, pagi berikutnya, aku pergi ke pengadilan dan menangani sebuah kasus. Sidang berakhir dan pihak kami menang. Aku sangat senang jadi langkahku juga ikut ceria.

Ketika melewati tempat parkir, aku melihat mobil yang kukenal. Itu adalah Mo Ziqian. Untuk sejenak, aku memiliki beberapa pikiran dalam otakku. Aku ingin menghancurkan mobil bahkan ingin pergi mencari batu, tetapi kesadaranku memberitahuku bahwa ini adalah halaman pengadilan, dan aku harus memilih tempat yang tepat untuk menghancurkannya.

Ketika aku menggertakkan gigi menatap pada mobil, pintu mobil terbuka dan Mo Ziqian keluar dari dalam.

Dia ada di dalam mobil, dan aku sama sekali tidak mengetahuinya.

Aku dengan kaget melihat dia yang bertubuh tinggi dan mengenakan mantel hitam, berjalan mendekati. Mo Ziqian menghentikan langkahnya di depanku dan sudut mulutnya terangkat senyuman licik, “Trik apa lagi yang ingin kamu keluarkan, aku memperingatkanmu, jangan lagi melempar batu terkena kakimu sendiri. Hari itu ketika di ruang pria, ponselku sudah merekam video.”

Dia menggoyangkan ponsel hitamnya padaku, dan aku berteriak dengan tidak percaya, “Mo Ziqian, apa yang telah kamu lakukan? Kamu kurang ajar!”

Mo Ziqian tersenyum dan terlihat seperti pesona jahat, “Ini dipaksa olehmu.”

Selesai berkata, dia tidak lagi melayaniku, dia langsung melangkah pergi melewati sampingku.

Dan otakku mendengung karena kata-katanya, pada hari itu, gerakannya sangat mesra, dan dia merekamnya.

Benar-benar hanya semakin kurang ajar, tidak ada yang paling kurang ajar. Aku sangat marah hingga bergetar untuk sesaat. Atasan menelepon dan menanyakan hasil persidangan, Aku tertegun dan bahkan tidak terdengar ponsel berdering.

Hingga ponsel seperti akan meledak dalam tasku, aku baru kembali sadar dalam kebingungan dan segera mengangkat telepon.

Untungnya, atasan tidak mengatakan apa-apa, setelah mendengarkan laporan itu, dia menutupkan telepon.

Namun, video di tangan Mo Ziqian membuatku sangat tidak nyaman. Selama beberapa hari berturut-turut, aku merasa gelisah. Aku tak tertahan dan meneleponnya, “Mo Ziqian, apa yang kamu lakukan akan mendapatkan bayarannya”

Mo Ziqian hanya tersenyum dingin, “Aku juga tidak memiliki pilihan. Oh ya, penampilanmu hari itu masih seperti dulu, terlihat sangat menikmati. Aku mengenang kembali setiap malam....."

Kata-kata Mo Ziqian membuat dadaku seakan-akan meledak. Otakku mendengung dan aku benar-benar ingin mengambil pisau dan bergegas ke Qianpin International untuk membunuh Mo Ziqian.

“Oh ya.” kata-kata Mo Ziqian berbunyi, “Ingatlah jangan sering ke tempat Tuan kelima, kalau tidak, bisa-bisa aku salah pencet dan mengirim video ini padanya, itu tidak terlalu bagus.”

“Kamu!”

Tatapanku yang bagai api membara, dan hampir mengalami pendarahan otak karena Mo Ziqian.

Mo Ziqian tersenyum, suaranya sangat rendah dan merdu, “Aku selalu berada di sini, tetapi kamu harus menjaga tubuhmu tetap polos. Wanwan, setahun kemudian, aku akan menikah lagi denganmu.”

Mo Ziqian menutup telepon, aku saking marah hingga tubuh terasa tak berdaya. Di kantor yang sepi saat makan siang, aku tertegun memegang ponselku dan telingaku tidak berhenti menggemakan kata-kata Mo Ziqian, “Aku akan menikah lagi denganmu.”

Aku benar-benar sangat marah, dia ingin menikah lagi denganku, aoa sebenarnya yang dia pikirkan. Dia menyangka bahwa setelah begitu banyak kejadian yang terjadi, akankah aku bersamanya lagi? Dan, dapatkah dia meninggalkan Chen Liyan? Lalu apakah Chen Liyan akan memberinya kesempatan untuk pergi?

Suasana hatiku sangat buruk, aku sangat benci dengan pria yang bernama Mo Ziqian. Dalam hati berpikir, mengapa Raja neraka tidak membawanya pergi?

Dengan cepat seminggu telah berlalu, dalam minggu ini, aku melihat banyak iklan resor tentang kerja sama Mo Ziqian dan Hu Yeming. Diatas juga tersebar foto-foto tentang Mo Ziqian dan Hu Yeming menemani orang-orang luar kota untuk mengunjungi lokasi konstruksi. Dan dibawahnya tertulis bahwa penjualan resort sangat panas, puluhan villa telah terjual, dan bahkan ketika sedang bekerja pun terdengar rekan-rekan kerja membicarakan tentang resort ini, mereka mengatakan bahwa pemandangannya sangat indah, perusahaan yang mengembangkannya juga sangat terkenal, kalau dapat membeli villa di sana benar-benar adalah berkah dalam hidup.

Aku mematikan ponselku, benar-benar tidak ingin melihat berita mereka.

Pada akhir pekan, aku seperti biasanya datang ke apartemen Tuan kelima, Tuan kelima duduk di sofa ruang tamu, tangannya memegang selembar iklan real estate dan dia sedang melihatnya.

Aku melihat pada nama real estate, itu adalah resort Mo Ziqian dan Hu Yeming.

“Kamu tertarik dengan villa ini?”

Aku penasaran dalam hatiku.

Tuan kelima menggelengkan kepala, “Rumah ini tidak boleh dibeli.”

“Kenapa?” Aku terkejut.

Tuan kelima memutar kepalanya, “Ada keanehan di dalam ini.”

Aku menjadi bingung, “Apanya yang aneh?”

Tatapan Tuan kelima yang mendalam, dia melipat kertas iklannya dan meletakkannya ke samping, “Itu intuisi, aku juga tidak dapat mengatakan keseluruhannya.”

Aku tiba-tiba terasa lucu, “Kupikir kamu menemukan sesuatu.”

Tiba-tiba, aku melihat di balkon bertambah dua pot tanaman hias Dracaena, tingginya setinggi setengah orang, dedaunan hijau dan bertumbuh subur.

Hatiku merasa senang, aku tak tertahan berjalan mendekati dan melihat dengan teliti. Aku suka tanaman. Dulu di rumah bersama Mo Ziqian, ada ruang bunga pot penuh dengan berbagai bunga. Aku akan pergi ke ruang bunga setiap pagi untuk melihatnya. Dan pada malam hari, aku akan membawa secangkir kopi dan duduk di dalam ruangan bunga dan menghirup aroma bunga sambil membaca majalah.

Sekarang, kehidupan seperti ini telah jauh dariku, Sekarang aku tinggal di rumah bersama Jiayu, ruangnya sangat kecil dan hanya bisa menaruh beberapa pot bunga yang kecil.

Tatapan Tuan kelima bersinar dari belakangku, tatapannya yang lembut dan hangat, menyelubungi sosokku.

Perawat kecil itu akhirnya memberitahuku bahwa dia telah menatapku dalam waktu yang lama, dia pasti menyukaiku.

Aku sudah mendengar kata-kata ini tiga atau empat kali, tetapi aku masih juga tidak percaya.

“Ayo, ikuti aku ke Maldives.”

Tuan kelima mendadak berkata.

Aku tersenyum dan masih memperhatikan dedaunan hijau di depanku dengan teliti, “Tuan muda, aku harus bekerja untuk mendapatkan uang. Kalau kamu ingin menikmati pantai yang cerah, carilah Yiyi.”

Menurut yang aku lihat, dalam begitu banyak wanita Tuan kelima, dia paling sering bersama Yiyi. Ketika aku meneleponnya, beberapa kali dia terbangun di kamar Yiyi.

“Kalau tidak ingin pergi ya tidak usah pergi, jangan sembarang menjodohkan.”

Tuan kelima marah dan berdiri, lalu pergi meninggalkan ruang tamu.

Aku sedikit terkejut, reaksinya sepertinya agak besar.

Perawat kecil itu berkata dengan suara rendah, “Kakak Xiaoxiao, bagaimana kamu bisa membiarkan Tuan muda membawa wanita lain untuk pergi bermain? Dia mengajakmu loh! Kamu begitu membuatnya sangat malu, dan dia akan emosi lagi.”

Aku: ......

Tidak peduli bagaimana Tuan kelima melampiaskan emosi, aku tetap harus pergi bekerja, tidak bisa menunda pekerjaanku hanya karena menemani Tuan kelima untuk liburan bersama.

Aku tidak masuk untuk meminta maaf dengan Tuan kelima, tetapi langsung mengatakan sesuatu pada perawat kecil dan pergi. Sekarang kondisi fisik Tuan kelima sudah sangat baik. Aku tidak perlu khawatir tentang apa pun lagi. Malah dengan toko kueku, aku sudah banyak hari tidak ke sana.

Aku datang ke tokoku dan melihat catatan yang tertempel di kaca toko yang menanyakan kapan aku bisa kembali untuk membuat kue. Aku baru menyadari bahwa begitu banyak orang yang menungguku kembali.

Aku mengambil catatan pada tanggal terbaru dan menelepon bertanya apakah masih ada yang membutuhkan kue, besok Minggu aku bisa membuatnya untuk mereka, dan orang-orang di sana sangat senang, mereka mengatakan besok akan datang menjemputnya.

Jadi, pada hari Minggu aku sibuk sepanjang hari, dari pagi hingga sore, aku membuat empat kue antik, dan para pelanggan sangat senang ketika menerima kue.

Ketika selesai mengantar pelanggan terakhir, aku bersiap-siap akan pergi, pintu kaca didorong terbuka, dan seseorang masuk. “Kakak, kamu lihat, apakah itu kakak Xiaoxiao ada di dalam? Kan, sudah ku bilang ada orang!”

Orang yang masuk adalah Gao Xing, di belakang gadis kecil itu, diikuti oleh Gao Le, yang sangat enggan mendorong pintu dan masuk.

“Kakak Xiaoxiao? Kamu ada di sini, ya? Benar-benar sangat bagus, aku ingin sekali kue yang kamu buat, tetapi sayangnya kamu selalu tidak berada di toko, aku menyuruh kakakku mencarimu, kakakku selalu tidak mau.”

Gao Xing berlari mendekati dan menarik tanganku, mulutnya yang kecil, mata hitam berkedip kegembiraan dan semangat.

“Gao Xing, apa yang ingin kamu makan."

Aku menarik tangan gadis kecil itu dan tersenyum nelihat padanya.

Gadis kecil itu mengedipkan matanya dan berpikir. “Kakak Xiaoxiao, bolehkah kamu membuatkan kue dengan gambar Chen Changsheng? Ketika ulang tahun kemarin, aku menunjukkan foto kue Chen Changsheng di kelas kami. Teman-teman sekelasku semuanya mengatakan bahwa itu sangat mirip. Besok ada temanku yang ulang tahun, aku juga ingin memberikan satu yang sama padanya.”

******(Chen Changseng adalah tokoh fiktif drama klasik China yang diperankan aktor tampan Lu Han)******

Aku berkata, “Boleh, tidak bermasalah, pergi tunggu di sana.”

Aku menunjuk pada arah meja bundar dan gadis kecil dengan riang berjalan ke sana dan duduk. Gao Le berdiri di pintu, tidak melangkah maju, dan sepasang mata berbelok ke kiri dan ke kanan, tetapi tidak melihat ke sini.

“Kakak, apa yang kamu lakukan, kemari dan duduk!”

Gao Xing berteriak.

Gao Le melihatku dan menatap pada meja bundar. Dia menggelengkan kepalanya, “Tidak.”

Apakah orang ini takut akan ada ular di kursiku dan menggigit pantatnya? Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kukatakan, dan Gao Le mewaspadaiku bagai seorang pencuri.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu