Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 122 Koma (1)
“Jadi kenapa, kami sudah tidak memiliki hubungan apapun.”
Aku selalu khawatir tentang dia, tetapi aku tidak mengatakannya keluar.
Gao Le mengerutkan kening, menatapku dengan tatapan yang sangat sedih, tapi aku sudah pergi meninggalkan pandangannya.
Mo Ziqian menghilang dengan aneh, tidak ada yang tahu ke mana dia pergi, bahkan Chen Liyan pun pergi membawa putri mereka dan semua asetnya ke Amerika Serikat, namun dia juga tidak muncul.
Sepertinya benar-benar menghilang dari dunia ini.
“Ma.”
Di tengah malam, Qiang-Qiang mengenakan piyama dan datang ke kamarku dengan kaki telanjang. Tubuh kecilnya naik ke ranjang dan berbaring di sebelahku. Kepala kecilnya bersandar di bahuku dan lengan kecil merangkul di leherku. “Ma, aku mimpi ayahku, bukan ayah angkat, tetapi papa Mo Ziqian. Aku bermimpi bahwa dia datang untuk menemuiku. Tetapi tubuhnya penuh dengan darah, sangat menakutkan.”
Apakah Qiang-Qiang juga dapatkan mimpi seperti ini? Aku tertegun sesaat, dan aku memeluk si kecil ke dalam pelukanku dan memeluknya dengan erat, “Qiang-Qiang, jangan takut, semuanya akan baik-baik saja.”
Ini untuk menghibur anak dan juga menghibur diriku sendiri. Terhadap Mo Ziqian, aku benar-benar sangat khawatir.
Ketika aku tertidur memeluk Qiang-Qiang, ponselku tiba-tiba berdering, aku terfokus dalam mimpi buruk tubuh Mo Ziqian yang penuh darah, dikejutkan suara dering itu, jantung berdebar kencang, sepertinya akan melompat keluar dari dada, aku bangkit dan mengambil ponsel yang terletak jauh dari tempat tidur, “Halo?”
Suara Chen Hui yang rendah terdengar di subuh, “Xiaoxiao, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu, kuharap kau tetap tenang.”
“Apa?”
Aku merasakan sesuatu yang buruk, Chen Hui memiliki sesuatu dalam kata-katanya, Jari-jariku tidak tertahan menggenggam erat pada ponsel hitamku, Pada saat itu, jantung yang berdebar kencang seolah-olah akan berhenti.
“Mo Ziqian, dia sekarang berada di unit perawatan intensif rumah sakit, nyawanya dalam kondisi berbahaya.”
Ponselku jatuh dari tanganku dan banting di lantai kayu, membunyikan suara keras.
“Ma!”
Aku mendengar teriakan kaget Qiang-Qiang, si kecil telah terbangun oleh dering ponsel tadi, dan sekarang dia sedang duduk di ranjang, menatapku dengan membuka lebar matanya.
“Tidak ada apa-apa.”
Aku membujuknya, bangkit dari ranjang dan mengambil ponsel yang jatuh di lantai, dan bergegas ke kamar tidur Wen Yiru.
“Bibi Wen!”
Aku mengetuk pintu dengan cemas, dan kemudian tidak menunggu Wen Yiru berbicara, aku sudah mendorong pintu dan masuk.
Wen Yiru sepetinya bangun dari mimpi buruk, wajahnya pucat, berkeringat di dahinya, tangannya menahan tubuh bangkit duduk di ranjang, suaranya lemah, “Xiaoxiao?”
“Sudah ada kabar Mo Ziqian.”
Melihat Wen Yiru seperti itu, hatiku sakit, tapi Mo Ziqian adalah putranya, jadi aku harus memberitahunya.
Mata Wen Yiru yang tenang tiba-tiba membuka lebar, “Dia.....”
Ini adalah insting antara Ibu dan anak, Wen Yiru pasti sudah merasakan sesuatu tentang dia, wajahnya semakin pucat dan mengerikan, kejutan di matanya dan gelisah, satu tangan memegang di bagian dada, karena takut mulutku akan mengatakan berita buruk.
“Dia.... dia ada di unit perawatan intensif.”
Aku tidak rela melihat wanita di depanku ini sakit hati, tetapi berita Mo Ziqian aku harus memberitahunya, dia adalah Mama kandungnya dan dia memiliki hak untuk mengetahuinya.
Wen Yiru tiba-tiba memejamkan matanya dan mengambil napas dalam-dalam. Ketika dia membuka matanya, tatapannya menjadi tegas, “Aku tahu, kamu keluar dulu.”
Sangat jelas sudah menyakitkan hingga ke tulang, tetapi tetap saja menahan emosinya, Inilah sifat Wen Yiru.
Aku diam-diam keluar dari kamarnya.
Belasan menit kemudian, Wen Yiru keluar dari rumah. Dia tidak memanggilku, dia meminta supir untuk membawanya ke rumah sakit.
Aku duduk di atas ranjang kamar tidur, merasa canggung dan gelisah. Qiang-Qiang naik ke pangkuanku dan dengan cemas bertanya: “Ma, apakah ayahku sakit”
Aku memeluk Qiang-Qiang, dahiku menempel padanya dan mendengus.
Qiang-Qiang tiba-tiba menangis keras, “Ma, Qiang-Qiang tidak ingin ayah sakit, Qiang-Qiang mau ayah, Qiang-Qiang mau ayah!”
Hatiku hancur karena tangisan Qiang-Qiang dan menjadi semakin tidak bersemangat. Aku menurunkannya, “Ayo, berpakaianlah, kita pergi ke rumah sakit.”
Qiang-Qiang dengan cepat mengenakan pakaian dan keluar, aku juga sudah merapikan diri. Kami ibu dan anak dengan cepat tiba di rumah sakit.
Yang mengejutkan aku adalah ada dua polisi yang berdiri di luar unit perawatan intensif. Mo Cheng berdiri di luar, alisnya berkerut, dan tidak bisa melakukan apa-apa. Wu Juan menarik pakaian salah satu polisi dan menangis, “Ziqian, mengapa Ziqian menjadi seperti ini! Apa yang kalian lakukan padanya!”
Meskipun bukan ibu kandung dari Mo Ziqian, tetapi cinta Wu Juan pada Mo Ziqian adalah murni.
Chen Hui juga ada di sana, ketika dia melihat aku datang membawa Qiang-Qiang, dia berjalan mendekati. Aku melihat ketika sosoknya yang tinggi berjalan mendekati, tanganku tanpa sadar mengepal erat, aku sangat takut mendengar kabar buruk dari mulutnya.
Chen Hui menghela nafas dengan tenang dan pandangannya menatap lurus ke mataku, “Aku memiliki teman sekelas di kepolisian, dia memberitahuku bahwa pada saat Mo Ziqian menghilang, dia memasuki kelompok perdagangan narkoba. Polisi menggunakan petunjuk darinya, berhasil mencegat obat-obatan itu dan menangkap para penjahat, tetapi bos besar di belakang layar, yaitu, Hu Yeming, telah melarikan diri.”
Aku sangat terkejut dan tertegun di sana, kapan Mo Ziqian menjadi mata-mata polisi?
Chen Hui berkata: “Masih ada banyak hal dalam masalah ini, aku akan menceritakannya nanti. Mo Ziqian sekarang dalam kondisi koma, kamu boleh pergi melihatnya, tetapi dokter mungkin tidak mengizinkan.”
Chen Hui selesai berkata, dia berdiri ke samping, tetapi aku tidak mengambil langkah. Pikiranku berantakan, dan banyak keraguan menyelubungi bagian kepalaku, menyebabkan kabut di depan mataku.
Dalam pandanganku, polisi yang ditarik Wu Juan dengan sabar menjelaskan, “Bibi, jangan panik, urusan Tuan Mo, kapten kami akan menjelaskannya kepada kamu dan paman. Kamu harus sabar menunggu.”
Ketika berbicara, pintu unit perawatan intensif dibuka, Wen Yiru dan seorang polisi setengah baya keluar. Polisi setengah baya itu berwajah keberatan, dan ada jejak menangis di mata Wen Yiru, suasana hatinya sangat rendah.
Qiang-Qiang memanggil nenek.
Ketika Wen Yiru melangkah ke arah sini, lengannya ditarik Wu Juan, “Kamu? Bagaimana kamu berada di sini? Bagaimana kamu tahu Ziqian terjadi masalah?”
Wu Juan memutarkan kepala melirik Mo Cheng dan menggertakkan giginya berkata, “Aku tahu kalian masih saling berhubungan, itu pasti Mo Cheng yang memberitahumu, kan? Kalian berselingkuh!”
Wu Juan mengangkat tangannya menampar ke wajah Wen Yiru, dan Wen Yiru tanpa terduga, mendengus karena tamparan itu.
Qiang-Qiang berteriak, “Nenek!” mengangkat kakinya bergegas ke sana, si kecil merentangkan lengan kecilnya menghalang di depan Wen Yiru, dengan marah mempertanyakan Wu Juan, “Mengapa kamu menampar nenekku, kamu orang jahat! Penyihir!”
Dalam kesadaran Qiang-Qiang, orang-orang yang memukuli orang bukanlah orang baik. Mereka adalah penyihir dalam dongeng, terutama Wu Juan. Dia pernah memberi kesan buruk pada Qiang-Qiang. Sekarang dia melihatnya menampar nenek yang paling dia cintai, Qiang-Qiang sangat marah.
Wu Juan melihat Qiang-Qiang, dia semakin marah, “Oh ternyata kamu anak haram! Pergi sana!”
Melihat dia memarahi Qiang-Qiang anak haram, aku ingin pergi menegurnya, tetapi Mo Cheng sudah meraih lengan Wu Juan, “Kamu cukup, bukan aku yang memberitahu Yiru, dia yang datang sendiri, dan jangan memanggil Qiang-Qiang anak haram dia adalah putra Ziqian, sebagai cucuku!”
Mo Cheng selalu bersikap lembut. Bahkan marah hingga seluruh tubuhnya bergetar, dia pun tidak akan memukuli orang, atau berteriak marah perkataan kasar, dia hanya memperingatkan Wu Juan dengan tatapan marah.
Novel Terkait
Back To You
CC LennyCinta Tak Biasa
SusantiWahai Hati
JavAliusMarriage Journey
Hyon SongIstri kontrakku
RasudinAku bukan menantu sampah
Stiw boyMore Than Words
HannyCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)