Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 144 Anak Siapa (2)
Pihak rumah sakit tidak mengizinkan keluarga menemani di dalam kamar pasien, dan aku masih harus pergi bekerja, jadi aku pergi tergesa-gesa. Pada malam hari, aku tetap pergi ke tempat Tuan Kelima, hari itu Tuan Kelima minta aku memasak untuknya selama sebulan, ini baru seminggu.
“Tuan muda, apa yang ingin kamu makan hari ini?” Aku berdiri di depan pintu rumah Tuan Kelima dan bertanya.
Tuan Kelima, melirikku dengan tatapannya yang ganas dan dingin, "Bagaimana kamu bisa bersama Lan Ke si bocah itu? Apakah kamu menyukainya?”
Informasi Tuan muda ini terlalu lancar.
“Apakah aku Lin Xiao adalah orang yang buta!” Aku berkata dengan wajah depresi, lebih baik bunuh aku daripada berhubungan dengan orang itu.
Ekspresi Tuan Kelima agak lega, “Mie kecap.” Selesai berkata dia membalik badan dan pergi.
Aku pergi membeli bahan-bahan dan kembali, Tuan Kelima berdiri di dekat jendela dan menelepon, sedang membicarakan tentang kurs saham, aku bertanya dengan santai: “Saham mana yang akan naik baru-baru ini?”
Tuan Kelima memutarkan kepala, tatapannya agak dingin, “Untuk apa kamu menanyakan ini?”
Aku mengangkat sudut mulutku dan berkata,“Membantu temanku bertanya.”
Tuan Kelima: “Orang lain aku tidak peduli, kamu sendiri ingin beli baru datang tanya padaku!”
Ok, aku menyerah dan dengan sedikit tertekan aku membawa bahan-bahan masuk ke dapur.
Mie kecap, jamur dan saus daging! Aku mencelup jamur dan mulai membuat saus. Jamur dimasukkan ke dalam panci, langsung mengeluarkan suara plaplapla yang keras, potongan jamur yang meletus keluar terkena ke wajahku. Aku kaget dan menjerit, tiba-tiba langsung merasakan sakit bagai terbakar.
“Ada apa?” Sosok Tuan Kelima melintas dan berlari dengan cepat ke arahku, tangannya yang besar langsung menaikkan wajahku dan melihat bagian wajahku yang terluka, dia mengerutkan kening pada saat itu: “Kenapa tidak hati-hati, bukankah hanya membuat mie kecap? Kenapa seperti tempat pembunuhan!”
Tuan Kelima langsung mengambil sehelai tisu kertas dari kotak tisu di lemari dan menyeka wajahku. Gerakannya yang kikuk tetapi hati-hati, aku sakit bernafas dingin, tetapi secara tidak sengaja aku melihat sesuatu di dalam matanya yang indah, apakah itu adalah kasih sayang?
Tiba-tiba aku merasa canggung.
Tuan Kelima terasa aku sedang melihatnya, dia tertegun, tiba-tiba menjilat bibirnya, mengomel dalam mulutnya, “Bau apa ini, berapa hari kamu tidak mandi, bau sekali!”
Tuan Kelima membuang tisu ditangannya yang sudah digunakan ke tong sampah dan pergi. Melihat sosok kepergian pria itu yang kuat, sedikit kebingungan keluar dari pandanganku. Aku baru kembali sadar, bahwa diriku diejek orang, dengan marah aku berkata: “Kamu yang tidak mandi, kamu yang bau! Kamu sekeluargamu bau sekali!”
Tidak ada suara dari luar, aku tidak tahu apakah Tuan Kelima mendengarnya, dengan marah aku ingin lanjut memasak, tetapi ketika aku mengangkat kepala, aku melihat jendela di seberang rumah, ada sosok seseorang yang berdiri dengan tenang. Mo Ziqian, dia berdiri di sana, dan dia pasti terlihat kejadian tadi. Suasana hatiku tiba-tiba berubah menjadi suram dan dingin.
Tidak tahu berapa lama Mo Ziqian berdiri di depan jendela, ketika aku selesai masak, dia sepertinya masih di sana. Aku tidak melihat ke sana lagi, Kami berdua di dalam kehidupan ini, telah ditakdirkan untuk menjadi orang asing.
Ketika aku membawa mie kecap ke dalam ruangan, aku tidak tahu Tuan Kelima sedang melampiaskan emosi pada siapa, menjerit kata-kata kotor pada ponsel, dan meminta orang itu pergi. Orang ini, haikss.....seperti orang kasar.
Aku meletakkan mie di atas meja dan menunggunya selesai menelepon, aku berkata, “Makanan sudah disiapkan, silakan makan!”
Tuan Kelima mengangkat matanya dan menatapku, memasukkan ponsel ke dalam saku dan berjalan mendekati.
Jarang sekali, dia tidak mengatakan bahwa mie yang aku buat tidak enak. Aku terlihat seperti tongkat kayu berdiri di sebelahnya, “Tuan muda, bagaimana menurutmu mie hari ini?”
Tuan Kelima: “bisa diterima!”
Aku: “Kalau bisa diterima, bolehkah kamu menandatangani ini?”
Aku mendorong kontrak hukum baru yang telah aku siapkan ke depannya, tatapan Tuan Kelima saat itu langsung menjadi gelap: “Waktu apa sekarang?”
Aku: “Waktu makan.”
Tuan Kelima: “Kamu tahu ini adalah waktu makan, jadi kontrak apa yang kamu bicarakan, bawa pergi!”
Aku: ......
Aku sangat enggan untuk menyimpan kontrak itu, duduk di kursi berhadapan dengan Tuan Kelima, dengan meletakkan kedua tangan di pipiku dan penuh depresi, kalau begitu terus, kapan aku bisa pergi ke Kanada dan berkumpul bersama Qiang-Qiang.
“Apakah Lan Ke mencari masalah denganmu?” Tuan Kelima tiba-tiba berkata.
Aku menggelengkan kepala dan terpikir Lan Ke bocah itu, seluruh tubuhku terasa tidak nyaman.
“Dia tidak mengganggumu, jadi untuk apa kamu mengerutkan kening berwajah depresi, dan mengeluh!”
Tuan Kelima berkata dengan nada yang tidak baik.
Aku tiba-tiba terdiam, Tuan muda, untuk apa aku mengeluh, bukankah ini harus bertanya pada dirimu yang menjeratku masuk ke masalah keluarga Lan?
“Tuan muda, tolong lakukan hal baik, jangan mempersulit orang kecil seperti aku, oke?”
Tuan Kelima melirikku: “Nanti baru bicarakan lagi!”
Aku benar-benar tidak ingin berkata lagi, mengambil tas tangan dan pergi.
Dalam perjalanan kembali, Wen Yiru menelepon dan bertanya apa yang terjadi, aku menghela nafas: “Tuan muda itu menolak untuk menandatangani.”
Wen Yiru berkata: “Biarkan saja kalau dia tidak ingin menandatangani, jangan memohon padanya lagi, langsung membatalkan kontrak saja, Qiang-Qiang masih menunggumu datang!”
Aku: “Bagaimana bisa. Pembatalan harus membayar uang.”
Tertulis dengan jelas pada kontrak: setiap perubahan dalam kontrak yang belum disetujui oleh kedua pihak harus dibayar oleh pihak yang berubah. Jumlah pelanggaran sama dengan dua kali lipat biaya pengacara selama setahun, yang sama saja dengan fakta bahwa Kaiwelz belum mendapat untung, malah harus mengeluarkan ratusan juta rupiah kepada Tuan Kelima.
Wen Yiru berkata: “Bayar saja kompensasi itu, uang hanyalah sesuatu di luar tubuh, lagipula uang itu bukan jumlah yang tidak dapat diterima untuk Kaiwelz. Ayolah, datanglah dalam beberapa hari ini, jangan membiarkan Qiang-Qiang menunggu, Urusan di sana aku akan membiarkan orang khusus yang menangani.”
Wen Yiru menutup telepon.
Aku berpikir tentang bagaimana membuat Tuan Kelima bisa segera menandatangani, ratusan juta rupiah tidak bisa hilang begitu saja.
Tanpa sadar, mobil sudah berhenti di lantai bawah apartemen Wen Yiru, aku naik ke atas mengganti sandalku dan melihat seseorang duduk di sofa ruang tamu.
Mo Ziqian, tidak tahu kapan dia datang, pada saat ini, dia sedang menatap lukisan Qiang-Qiang, dan ada beberapa yang lain terletak di meja kopi di samping kakinya. Ketika aku memandangnya, dia meletakkan foto di tangannya dan mengambil yang lain. Sudut mulutnya terangkat sebuah senyuman, dan dia mengulurkan jari-jarinya yang ramping dan menyentuh di wajah anak lelaki si bocah di dalam gambar, matanya penuh kasih sayang.
“Tuan Mo telah lama menunggumu.” Bibi Wang seperti takut aku mengeluh bahwa dia membiarkan Mo Ziqian masuk, berkata dengan sedikit tidak tenang.
Mo Ziqian menoleh dan memandangiku, wajah yang tidak terlihat selama beberapa hari, terlihat lelah. Dia menatapku dengan pandangan tenang seperti air: “Apakah Tuan Kelima mencari masalah padamu?”
“Tidak.” Aku menjawab dengan polos, Masalah Sisi mencairkan cintaku pada Mo Ziqian. Saat ini melihatnya, selain hatiku terasa suram dan dingin, aku sama sekali tidak ingin berbicara.
Mo Ziqian berjalan mendekati: “Kalau ada yang perlu aku bantu, silakan katakan padaku, aku akan pergi dan memberitahunya.”
“Tidak perlu, tidak ada yang perlu dibantu.” Aku menjawab dengan polos.
Mo Ziqian memegang tanganku dengan lembut, “Wanwan, berikan aku kesempatan lagi.”
Aku bisa merasakan permohonan dari matanya yang jernih, dia adalah seseorang yang sombong yang tidak pernah menundukkan kepala pada siapapun, tetapi sekarang dia meletakkan harga dirinya. Aku menggelengkan kepala dan menghela nafas: “Ziqian, mari kita tenang dulu dan berikan segalanya pada waktu.”
Mo Ziqian terdiam sejenak, “Oke!”
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaPernikahan Kontrak
JennyLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyVillain's Giving Up
Axe AshciellyUangku Ya Milikku
Raditya DikaUntouchable Love
Devil BuddyJalan Kembali Hidupku
Devan HardiEternal Love
Regina WangCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)