Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 144 Anak Siapa (2)

Pihak rumah sakit tidak mengizinkan keluarga menemani di dalam kamar pasien, dan aku masih harus pergi bekerja, jadi aku pergi tergesa-gesa. Pada malam hari, aku tetap pergi ke tempat Tuan Kelima, hari itu Tuan Kelima minta aku memasak untuknya selama sebulan, ini baru seminggu.

“Tuan muda, apa yang ingin kamu makan hari ini?” Aku berdiri di depan pintu rumah Tuan Kelima dan bertanya.

Tuan Kelima, melirikku dengan tatapannya yang ganas dan dingin, "Bagaimana kamu bisa bersama Lan Ke si bocah itu? Apakah kamu menyukainya?”

Informasi Tuan muda ini terlalu lancar.

“Apakah aku Lin Xiao adalah orang yang buta!” Aku berkata dengan wajah depresi, lebih baik bunuh aku daripada berhubungan dengan orang itu.

Ekspresi Tuan Kelima agak lega, “Mie kecap.” Selesai berkata dia membalik badan dan pergi.

Aku pergi membeli bahan-bahan dan kembali, Tuan Kelima berdiri di dekat jendela dan menelepon, sedang membicarakan tentang kurs saham, aku bertanya dengan santai: “Saham mana yang akan naik baru-baru ini?”

Tuan Kelima memutarkan kepala, tatapannya agak dingin, “Untuk apa kamu menanyakan ini?”

Aku mengangkat sudut mulutku dan berkata,“Membantu temanku bertanya.”

Tuan Kelima: “Orang lain aku tidak peduli, kamu sendiri ingin beli baru datang tanya padaku!”

Ok, aku menyerah dan dengan sedikit tertekan aku membawa bahan-bahan masuk ke dapur.

Mie kecap, jamur dan saus daging! Aku mencelup jamur dan mulai membuat saus. Jamur dimasukkan ke dalam panci, langsung mengeluarkan suara plaplapla yang keras, potongan jamur yang meletus keluar terkena ke wajahku. Aku kaget dan menjerit, tiba-tiba langsung merasakan sakit bagai terbakar.

“Ada apa?” Sosok Tuan Kelima melintas dan berlari dengan cepat ke arahku, tangannya yang besar langsung menaikkan wajahku dan melihat bagian wajahku yang terluka, dia mengerutkan kening pada saat itu: “Kenapa tidak hati-hati, bukankah hanya membuat mie kecap? Kenapa seperti tempat pembunuhan!”

Tuan Kelima langsung mengambil sehelai tisu kertas dari kotak tisu di lemari dan menyeka wajahku. Gerakannya yang kikuk tetapi hati-hati, aku sakit bernafas dingin, tetapi secara tidak sengaja aku melihat sesuatu di dalam matanya yang indah, apakah itu adalah kasih sayang?

Tiba-tiba aku merasa canggung.

Tuan Kelima terasa aku sedang melihatnya, dia tertegun, tiba-tiba menjilat bibirnya, mengomel dalam mulutnya, “Bau apa ini, berapa hari kamu tidak mandi, bau sekali!”

Tuan Kelima membuang tisu ditangannya yang sudah digunakan ke tong sampah dan pergi. Melihat sosok kepergian pria itu yang kuat, sedikit kebingungan keluar dari pandanganku. Aku baru kembali sadar, bahwa diriku diejek orang, dengan marah aku berkata: “Kamu yang tidak mandi, kamu yang bau! Kamu sekeluargamu bau sekali!”

Tidak ada suara dari luar, aku tidak tahu apakah Tuan Kelima mendengarnya, dengan marah aku ingin lanjut memasak, tetapi ketika aku mengangkat kepala, aku melihat jendela di seberang rumah, ada sosok seseorang yang berdiri dengan tenang. Mo Ziqian, dia berdiri di sana, dan dia pasti terlihat kejadian tadi. Suasana hatiku tiba-tiba berubah menjadi suram dan dingin.

Tidak tahu berapa lama Mo Ziqian berdiri di depan jendela, ketika aku selesai masak, dia sepertinya masih di sana. Aku tidak melihat ke sana lagi, Kami berdua di dalam kehidupan ini, telah ditakdirkan untuk menjadi orang asing.

Ketika aku membawa mie kecap ke dalam ruangan, aku tidak tahu Tuan Kelima sedang melampiaskan emosi pada siapa, menjerit kata-kata kotor pada ponsel, dan meminta orang itu pergi. Orang ini, haikss.....seperti orang kasar.

Aku meletakkan mie di atas meja dan menunggunya selesai menelepon, aku berkata, “Makanan sudah disiapkan, silakan makan!”

Tuan Kelima mengangkat matanya dan menatapku, memasukkan ponsel ke dalam saku dan berjalan mendekati.

Jarang sekali, dia tidak mengatakan bahwa mie yang aku buat tidak enak. Aku terlihat seperti tongkat kayu berdiri di sebelahnya, “Tuan muda, bagaimana menurutmu mie hari ini?”

Tuan Kelima: “bisa diterima!”

Aku: “Kalau bisa diterima, bolehkah kamu menandatangani ini?”

Aku mendorong kontrak hukum baru yang telah aku siapkan ke depannya, tatapan Tuan Kelima saat itu langsung menjadi gelap: “Waktu apa sekarang?”

Aku: “Waktu makan.”

Tuan Kelima: “Kamu tahu ini adalah waktu makan, jadi kontrak apa yang kamu bicarakan, bawa pergi!”

Aku: ......

Aku sangat enggan untuk menyimpan kontrak itu, duduk di kursi berhadapan dengan Tuan Kelima, dengan meletakkan kedua tangan di pipiku dan penuh depresi, kalau begitu terus, kapan aku bisa pergi ke Kanada dan berkumpul bersama Qiang-Qiang.

“Apakah Lan Ke mencari masalah denganmu?” Tuan Kelima tiba-tiba berkata.

Aku menggelengkan kepala dan terpikir Lan Ke bocah itu, seluruh tubuhku terasa tidak nyaman.

“Dia tidak mengganggumu, jadi untuk apa kamu mengerutkan kening berwajah depresi, dan mengeluh!”

Tuan Kelima berkata dengan nada yang tidak baik.

Aku tiba-tiba terdiam, Tuan muda, untuk apa aku mengeluh, bukankah ini harus bertanya pada dirimu yang menjeratku masuk ke masalah keluarga Lan?

“Tuan muda, tolong lakukan hal baik, jangan mempersulit orang kecil seperti aku, oke?”

Tuan Kelima melirikku: “Nanti baru bicarakan lagi!”

Aku benar-benar tidak ingin berkata lagi, mengambil tas tangan dan pergi.

Dalam perjalanan kembali, Wen Yiru menelepon dan bertanya apa yang terjadi, aku menghela nafas: “Tuan muda itu menolak untuk menandatangani.”

Wen Yiru berkata: “Biarkan saja kalau dia tidak ingin menandatangani, jangan memohon padanya lagi, langsung membatalkan kontrak saja, Qiang-Qiang masih menunggumu datang!”

Aku: “Bagaimana bisa. Pembatalan harus membayar uang.”

Tertulis dengan jelas pada kontrak: setiap perubahan dalam kontrak yang belum disetujui oleh kedua pihak harus dibayar oleh pihak yang berubah. Jumlah pelanggaran sama dengan dua kali lipat biaya pengacara selama setahun, yang sama saja dengan fakta bahwa Kaiwelz belum mendapat untung, malah harus mengeluarkan ratusan juta rupiah kepada Tuan Kelima.

Wen Yiru berkata: “Bayar saja kompensasi itu, uang hanyalah sesuatu di luar tubuh, lagipula uang itu bukan jumlah yang tidak dapat diterima untuk Kaiwelz. Ayolah, datanglah dalam beberapa hari ini, jangan membiarkan Qiang-Qiang menunggu, Urusan di sana aku akan membiarkan orang khusus yang menangani.”

Wen Yiru menutup telepon.

Aku berpikir tentang bagaimana membuat Tuan Kelima bisa segera menandatangani, ratusan juta rupiah tidak bisa hilang begitu saja.

Tanpa sadar, mobil sudah berhenti di lantai bawah apartemen Wen Yiru, aku naik ke atas mengganti sandalku dan melihat seseorang duduk di sofa ruang tamu.

Mo Ziqian, tidak tahu kapan dia datang, pada saat ini, dia sedang menatap lukisan Qiang-Qiang, dan ada beberapa yang lain terletak di meja kopi di samping kakinya. Ketika aku memandangnya, dia meletakkan foto di tangannya dan mengambil yang lain. Sudut mulutnya terangkat sebuah senyuman, dan dia mengulurkan jari-jarinya yang ramping dan menyentuh di wajah anak lelaki si bocah di dalam gambar, matanya penuh kasih sayang.

“Tuan Mo telah lama menunggumu.” Bibi Wang seperti takut aku mengeluh bahwa dia membiarkan Mo Ziqian masuk, berkata dengan sedikit tidak tenang.

Mo Ziqian menoleh dan memandangiku, wajah yang tidak terlihat selama beberapa hari, terlihat lelah. Dia menatapku dengan pandangan tenang seperti air: “Apakah Tuan Kelima mencari masalah padamu?”

“Tidak.” Aku menjawab dengan polos, Masalah Sisi mencairkan cintaku pada Mo Ziqian. Saat ini melihatnya, selain hatiku terasa suram dan dingin, aku sama sekali tidak ingin berbicara.

Mo Ziqian berjalan mendekati: “Kalau ada yang perlu aku bantu, silakan katakan padaku, aku akan pergi dan memberitahunya.”

“Tidak perlu, tidak ada yang perlu dibantu.” Aku menjawab dengan polos.

Mo Ziqian memegang tanganku dengan lembut, “Wanwan, berikan aku kesempatan lagi.”

Aku bisa merasakan permohonan dari matanya yang jernih, dia adalah seseorang yang sombong yang tidak pernah menundukkan kepala pada siapapun, tetapi sekarang dia meletakkan harga dirinya. Aku menggelengkan kepala dan menghela nafas: “Ziqian, mari kita tenang dulu dan berikan segalanya pada waktu.”

Mo Ziqian terdiam sejenak, “Oke!”

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu