Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 238 Munafik (1)
Aku tidak tahu mengapa Tuan Kelima tidak melanjutkan ciuman itu, aku juga tidak memiliki keraguan tentang hal itu. Setelah bolak-balik seharian, aku sudah sangat lelah, dan aku langsung tertidur.
Ketika aku bangun, langit sudah cerah, dan posisi di sekitarku kosong. Aku bangun dan pergi menggosok gigi dan mencuci muka. Ketika aku keluar dari kamar, aku melihat Tuan Kelima berdiri di depan jendela, badannya yang tinggi dan masih mengenakan baju tidur tadi malam, dia sedang merokok dengan diam.
"Apa yang kamu lakukan?"
Aku bertanya dengan aneh.
Aku selalu merasa bahwa dia terlalu diam dan aneh. Dalam ingatanku, Tuan Kelima selalu bersinar dan bangga, dia begitu diam, tampaknya memiliki sesuatu yang sangat berat dalam hatinya.
Tuan Kelima berbalik dan mematikan rokok, "Kamu sudah bangun ya."
Dia berjalan ke arahku, sosoknya yang tinggi berdiri di depanku, tatapan matanya lembut, kemudian dia perlahan berjongkok, satu kaki berlutut dan meletakkan separuh pipinya di perutku yang rata, “Kapan aku bisa merasakan dia? "
Suara Tuan Kelima penuh dengan harapan.
"Seharusnya perlu waktu empat bulan."
Ketika aku hamil Qiang Qiang sebelumnya, gerakan janinnya dirasakan sekitar empat bulan.
Tuan Kelima menempelkan pipinya di perutku melalui pakaian, "Bagus sekali. Nama apa yang kita berikan padanya?"
Aku tertawa, "jenis kelaminnya saja belum tahu, bagaimana cara memberinya nama."
Tuan Kelima: "Kalau begitu mari memberinya masing-masing satu nama untuk satu jenis kelamin."
Aku: "Kamu yang memberi nama saja."
Tuan Kelima meluruskan badannya, menarik tanganku untuk duduk di sofa sebelah, dia mengeluarkan kertas dan pena, mulai menulis dan berhenti di atasnya.
Masing-masing menulis sekitar belasan nama untuk nama-nama anak perempuan dan laki-laki, tetapi pada akhirnya semuanya dicoret olehnya.
"Ternyata memberi nama itu merupakan hal yang sangat sulit."
Tuan Kelima menghela nafas.
Aku tertawa, "Mudah untuk memberikan nama, tetapi sulit untuk mendapatkan nama yang terbaik. Tapi untungnya, waktunya masih lama, dan kita bisa perlahan memberinya nama."
Pada saat ini, telepon Tuan Kelima berdering, dan dia bangun untuk mengangkat telepon.
"Ada apa?"
Aku melihat dia sedikit mengerutkan keningnya.
Aku menegakkan telingaku untuk mendengarkan sampai Tuan Kelima menutup telepon, lalu aku bertanya kepadanya, "Siapa yang menelepon?"
Tuan Kelima: " itu Lan Zhengye (ayah biologis Lin Xiao), dia berkata kamu harus kembali ke rumah pada hari ketiga, kamu harus pergi ke rumah keluarga Lan, dan dia sudah bersiap-siap di sana."
Aku mengerutkan kening, hatiku muncul kejijikan, "Apakah dia tidak takut bahwa aku akan merebut hartanya?"
Tuan Kelima: "Sekarang sudah berbeda dengan dulu, dia sibuk untuk memperbaiki hubungannya denganmu."
Kata-kata Tuan Kelima membuatku semakin jijik dengan Lan Zhengye, "Kamu memberitahunya bahwa aku tidak mau pergi! Kembali ke rumah itu kembali ke rumah orang tua, orang tuaku sudah meninggal."
Tuan Kelima: "Baik, aku menghargai keputusanmu."
Dia menelepon kembali, dan di depanku, dia berkata kepada Lan Zhengye: "Maaf, Paman Lan, Xiao Xiao berkata bahwa kembali ke rumah itu kembali ke rumah orang tua, tetapi orang tuanya sudah meninggal, prosedur ini diabaikan saja, Bye-bye. "
Tuan Kelima menutup telepon, dan ponselku berdering lagi, aku sangat tertekan untuk menjawabnya.
Lan Ke: "Xiao Xiao, orang tua itu sudah meneleponmu? Dia ingin memintamu pulang ke rumah tiga hari kemudian, bagaimana pendapatmu?"
"Tidak mau pergi!"
Aku mengatakannya dengan lelah.
Lan Ke: "Aku akan menghargai keputusanmu baik kamu datang atau tidak."
Setelah aku menutup telepon, suasana hatiku yang baik pada pagi hari langsung menghilang, Lan Zhengye ini benar-benar tak tahu malu, bagaimana dia memperlakukanku sebelumnya, apakah dia sudah melupakannya?
Tuan Kelima mengangkat tangannya dan memegang pundakku, "Jangan terpengaruh olehnya, bicarakan tentang hal-hal kita di masa depan, misalnya ke mana kita mau berbulan madu."
Aku tertawa, "Bulan madu yang mana, aku merupakan orang yang telah mengalami beberapa pernikahan, sekarang aku hanya ingin hidup dengan tenang, hal yang lain semuanya tidak penting."
Tuan Kelima juga tertawa. "Bagus juga. Tapi kamu sementara ini jangan pergi bekerja, istirahat di rumah saja!"
Aku mengerutkan kening lagi, dan menjatuhkan kepalaku ke bahunya, dengan sedikit merasa dirugikan dan berkata: "Apakah itu selama masa hamil? Bukankah itu akan sangat membosankanku?"
Tuan Kelima: "Hanya beberapa bulan, waktu akan berlalu sangat cepat. Kamu dapat menonton TV, merawat bunga dan tanaman, membaca majalah, dan kehidupan sehari-harimu bisa dipenuhi dengan aktivitas-aktivitas tersebut."
Aku dengan sedih menghela napas, "Baiklah, aku dengarkan perkataanmu."
Kepala Tuan Kelima mendekatiku dan dia ingin menciumku, tetapi tidak tahu mengapa, ketika bibirnya hampir menyentuh dahiku, dia berhenti.
"Apakah kamu sudah lapar? Aku pergi lihat bagaimana persiapan sarapannya."
Tuan Kelima turun ke bawah.
Sebentar lagi dia naik lagi, aku mencium aroma sup ayam.
Tuan Kelima naik ke atas dengan membawa baki besar.
Ada beberapa hidangan porselen biru dan putih yang indah di dalam baki, semua jenis lauk, dan ada semangkuk kecil sup ayam rebus. Ini semua dimasak oleh Bibi Li, aku menikah dengan Tuan Kelima, dan Bibi Li menjadi pengasuh rumah.
Ketika aku sedang makan, Tuan Kelima melihatku dengan tatapan mata yang lembut. Aku mengambil sesendok sup ayam untuk memberinya makan, tetapi dia menggelengkan kepalanya. "Ini untukmu. Nanti aku akan makan di bawah."
Aku tersenyum dan berkata, "Apakah kamu tidak suka denganku? Mengapa kamu tidak mau makan bersamaku?"
Tuan Kelima: "Mana mungkin, aku minum banyak anggur kemarin, dan sekarang nafsu makanku tidak begitu baik. Nanti aku lapar, aku akan turun ke bawah dan makan sendiri."
"Oh, baiklah."
Aku tidak berpikir hal lain.
Di malam hari, Aisha membawa Qiang Qiang datang. Qiang Qiang melihatku, dan matanya yang besar menunjukkan kegembiraan, "Mama, apakah dunia berdua antara kamu dan ayah angkat sudah berakhir? Bolekah aku datang dan tinggal di sini?"
"Tentu saja boleh."
Aku tersenyum dan menyentuh kepala Qiang Qiang, Tuan Kelima tersenyum dan berkata, "Qiang Qiang, kedepannya jangan panggil ayah angkat lagi, langsung panggil papa, oke?"
Qiang Qiang mengkedipkan matanya dan mengangguk.
Aisha: "Kalian sudah menikah, aku harus kembali ke Kanada, sudah mau tahun baru, aku harus kembali untuk menemani ayahku."
Aku: "Kapan kamu kembali lagi?"
Aisha berpikir sejenak: "Ketika kamu melahirkan baby!" Tiba-tiba dia tersenyum cerah dan berkata, "Mungkin saja, aku mulai bosan berada di sana dan kembali dalam satu atau dua bulan."
Aku: "Baik, aku selalu menyambut kedatanganmu."
Dua hari kemudian, Aisha meninggalkan China. Segera, festival tradisional China yaitu Imlek, segera tiba.
Pada malam hari sebelum Imlek, Mo Ziqian menelepon dan dia ingin membawa Qiang Qiang pergi ke dia sana untuk merayakan Imlek, aku langsung menolaknya. Mo Ziqian sangat kesal: "Qiang Qiang adalah anak keluarga Mo, jika dia tidak merayakan Imlek di sini, buat apa dia tinggal di kamu situ? "
Aku tertawa dingin, "Qiang Qiang bermarga Mo itu tidak salah, tetapi suasana keluargamu tidak cocok untuknya, dan kamu juga tidak kekurangan Qiang Qiang sebagai anakmu, bukan?"
Aku dengan dingin menutup teleponnya.
Mo Ziqian tidak menelepon lagi. Aku tidak tahu dari mana mukanya untuk mengatakan bahwa Qiang Qiang adalah anak dari keluarga Mo. Dia sebagai seorang ayah, tapi dia sudah lama tidak menganggap Qiang Qiang sebagai anggota keluarga Mo.
Pada malam hari sebelum Imlek, aku, Tuan Kelima, Qiang Qiang, dan anak di perutku, kami sekeluarga duduk bersama, meskipun tidak seramai seperti keluarga besar yang memiliki tiga generasi, tetapi memiliki kehangatan dari keluarga kecil.
Novel Terkait
Unperfect Wedding
Agnes YuGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraMy Greget Husband
Dio ZhengSi Menantu Buta
DeddyStep by Step
LeksBeautiful Lady
ElsaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)