Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 101 Selalu Mencintainya

Aku memiringkan kepalaku dan meliriknya dengan tatapan mengejek, "Mo Ziqian, kamu mengikutiku malam-malam begini, apakah kamu tidak takut istri tercintamu cemburu!"

Mo Ziqian hanya berkata dengan datar : "Dia tertidur di belakang, besok pagi baru bangun."

Aku merasa terkejut dan menoleh ke bagian belakang mobil, malam sangat gelap, jadi aku tidak dapat melihat sosok yang ada di dalam mobil, tetapi memang sepertinya di bagian belakang mobil ada orang yang tidak bergerak sedang bersandar ke sandaran kursi mobil.

"Apa kamu memberikannya obat tidur?"

Aku merasa sangat tidak percaya, sebenarnya apa yang sedang dilakukan Mo Ziqian?

Mo Ziqian berkata dengan pelan : "Iya, demi mendapatkan satu kesempatan untuk berbicara denganmu, aku terpaksa berbuat seperti ini. Ada beberapa hal yang kamu mungkin tidak akan percaya jika aku mengatakannya kepadamu, semua yang aku perbuat dan katakan saat ini bukanlah apa yang aku inginkan, Wanwan, aku akan memberikanmu sebuah jawaban yang memuaskan."

Jendela mobil hitam itu tertutup pelan-pelan, lalu mobil Mo Ziqian pergi berlalu begitu saja.

Aku berdiri di sana dengan bodoh sambil melihat ke arah kemana mobil itu pergi, untuk sesaat aku merasa sangat bingung.

Taksi berhenti di luar apartemenku, lalu aku turun dari taksi, saat aku baru mau pulang, pundakku tiba-tiba ditepuk oleh seseorang, aku yang saat itu sedang tidak fokus merasa sangat terkejut, saat aku hampir berteriak orang itu berkata terlebih dahulu, "Ini aku."

Suara yang familiar disertai dengan aroma yang familiar membuatku menoleh ke arah orang itu, aku melihat Tuan kelima berdiri di depanku dengan satu tangan dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Kapan kamu datang kemari?"

Aku terkejut, baru saja, kira-kira setengah jam yang lalu dia melemparku di tengah jalan begitu saja, sedangkan dia sendiri pergi dengan mengendarai mobil sport super mewahnya itu begitu saja, sekarang dia ternyata muncul lagi di depan rumahku.

"Beberapa menit yang lalu."

Di malam yang gelap, mata Tuan kelima yang indah bagaikan mengandung sesuatu yang tidak biasa, dia melirikku dengan mata yang berkilau.

Aku tidak tahu apa yang ingin dia lakukan, tetapi melihat ekspresinya yang terlihat berbeda dengan biasanya, aku merasa gugup, setelah itu aku mendengarnya berkata, "Tadi Mo Ziqian mencarimu?"

"Kamu melihatnya?"

Aku merasa curiga, saat Mo Ziqian mencariku, jelas-jelas Tuan kelima sudah pergi dengan mengendarai mobil sport mewahnya itu, apakah dia kembali lagi?

"Iya, aku melihatnya."

Tuan kelima memajukan tubuhnya, perbuatannya membuatku tanpa sadar mundur beberapa langkah dan akhirnya tubuhku menabrak tembok bagian luar apartemenku. Tuan kelima mengulurkan tangannya dan menaruhnya di dinding di belakang tubuhku, dia sedikit membungkukkan tubuhnya yang tinggi besar dan matanya yang berkilau terlihat dingin.

"Kamu masih mencintainya bukan?"

Pikiranku tiba-tiba terasa kacau, aku masih mencintai Mo Ziqian? tidak, aku sudah lama tidak mencintainya lagi, dia adalah seorang pembohong dan pengkhianat.

"Tidak, aku sudah tidak mencintainya lagi, bahkan aku sangat ingin membunuhnya."

Pandangan mata Tuan kelima yang dingin membuat seluruh tubuhku merasa sangat tidak nyaman, tanpa sadar aku ingin menolehkan wajahku ke samping untuk menghindari tatapannya yang tajam itu.

Tetapi Tuan kelima malah menjepit daguku, "Kamu bohong, matamu tidak dapat membohongi siapapun."

"Tidak!"

Aku berkata dengan keras : "Aku sudah tidak mencintainya lagi, sudah lama tidak mencintainya!"

Bagaikan ingin membuktikan sesuatu, aku tiba-tiba saja berjinjit dan mengalungkan kedua tanganku ke leher Tuan kelima, lalu aku ingin menciumnya, tetapi dia mengangkat tangannya yang besar dan menghalanginya.

"Ini menunjukkan kalau kamu merasa bersalah."

Tuan kelima berkata dengan dingin lalu mundur selangkah dan berbalik dengan tiba-tiba, sosoknya yang tinggi berjalan ke arah mobil sportnya yang diparkir di kegelapan malam, dia membuka pintu mobil lalu masuk ke dalamnya, mobil itu mundur lalu berbalik dengan gesit, setelah itu melesat pergi bagaikan anak panah.

Wajahku tiba-tiba terasa panas, apa yang baru saja aku lakukan?

Bahkan Tuan kelima merasa kalau pembuktianku adalah palsu, aku tiba-tiba mengangkat kepalaku dan menampar diriku sendiri dengan sangat keras. Lin Xiao, kau benar-benar murahan!

Ponsel di dalam tasku terus bergetar, aku mengangkatnya sambil naik ke atas, Qiang Qiang mengajakku video call, di sana masih pagi, saat wajah kecil Qiang Qiang yang tampan muncul di depanku, segala kegundahanku bagaikan menghilang.

Anak itu ngobrol sebentar denganku lalu menyerahkan ponselnya kepada Wen Yiru, Wajah Wen Yiru yang lembut muncul di layar ponsel, suaranya juga sangat lembut dan tenang, "Xiao Xiao, aku sudah menyuruh asistenku untuk membelikanmu tiket pesawat, ayo kemari untuk melihat Qiang Qiang, kalian ibu dan anak sudah hampir satu bulan tidak bertemu, anak ini sangat merindukanmu. kamu juga sekalian jalan-jalan keluar."

Aku ragu-ragu sejenak, tetapi akhirnya berkata : "Ok."

Wen Yiru tersenyum lalu memutuskan sambungan telepon.

Aku merindukan Qiang Qiang, juga ingin jalan-jalan keluar, mungkin perjalananku ke Kanada bisa membuat kabut di hatiku menghilang.

Prosedur kepergianku ke luar negeri semuanya diurus berbarengan dengan Qiang Qiang, jadi kepergianku ke Kanada hanya tinggal tunggu waktu saja, Wen Yiru sendiri yang menghubungi managerku untuk membantuku cuti kerja selama setengah bulan, aku juga tidak menundanya lagi, setelah menyelesaikan segala urusan pekerjaanku, keesokan malamnya aku langsung naik pesawat ke Kanada.

Penerbangannya sangat panjang, memakan waktu belasan jam, aku merasa sangat ngantuk dan tubuhku terasa sangat lelah. Tidak terasa aku bersandar di sandaran kursi lalu tertidur.

Saat aku terbangun, pesawatnya sudah terbang di atas langit negara Kanada.

Setelah pesawatnya mendarat, aku menarik koperku keluar dari bagian imigrasi, lalu aku langsung melihat seorang pria paruh baya yang mengangkat papan nama yang bertuliskan "Lin Xiao", dia adalah supir Wen Yiru.

Supir mengantarkanku ke kediaman Wen Yiru, sebuah villa yang terletak di daerah pinggiran Vancouver. Wen Yiru mengenakan gaun putih bunga-bunga, tangannya menggandeng Qiang Qiang yang mengenakan kemeja kotak-kotak dan celana pendek hitam bagaikan seorang gentleman kecil, mereka berdiri di depan pintu untuk menyambutku.

Begitu Qiang Qiang melihatku, dia langsung berlari secepat kilat kearahku, "Mama, mama."

Aku memeluk anak itu, dia sekarang terlihat putih bersih dan sedikit berisi, sama sekali terlihat berbeda dari sosoknya yang dulu kurus dan lemah, dia juga terlihat kuat dan sehat.

Aku mengecup dahi dan wajah lelaki kecil itu berkali-kali, dia terkikik lalu mengerucutkan bibirnya dan mencium wajahku berkali-kali, Wen Yiru tersenyum dan berkata : "Sudah, sudah, cepat masuk ke dalam rumah."

Supir mengangkat koperku, aku memeluk Qiang Qiang, Wen Yiru berjalan di depan kami untuk menunjukkan jalan, kami bersama-sama masuk ke dalam villa kecil yang bersih dan indah ini.

Setelah terpisah selama lebih dari sebulan, Qiang Qiang semakin menempel padaku, selain pergi ke sekolah, sisa waktunya semua dihabiskan denganku.

Qiang Qiang sudah dapat dengan lancar memainkan lagu Fur Elise, saat suara piano terdengar, aku seperti tenggelam di dalamnya, aku memandang anak kecil yang baru berumur 3 tahun itu, dia terlihat sangat serius, bagaikan seorang seniman kecil sejati, jarinya berlarian di atas tuts piano, lagu yang indah bagaikan air yang mengalir.

Wen Yiru tersenyum dan berkata : "Anak ini sangat berbakat, kelak masa depannya pasti akan sangat luar biasa."

Aku mengangkat kepalaku dan memandang wanita elegan di depanku ini dengan pandangan mata memuja, "Itu semua karena didikan tante."

Wen Yiru tertawa dan berkata : "Tidak lama lagi aku tidak akan bisa mengajarinya lagi, beberapa bulan lagi aku harus memanggil guru les piano untuk mengajarinya, anak ini benar-benar seorang jenius."

Wen Yiru memandang Qiang Qiang dengan tatapan sayang, itu adalah rasa sayang dari seorang senior kepada juniornya, aku merasa bahagia untuk Qiang Qiang, jika anak ini benar-benar ahli di bidang musik, itu merupakan suatu berkah bagi hidup kami.

Wen Yiru pergi ke firma hukum, aku dan Qiang Qiang dengan ditemani supir pergi mengunjungi museum di Vancouver, Stanley Park dan terakhir pergi ke China Town untuk makan.

Qiang Qiang ingin makan daging kecap, kami sudah mencari ke beberapa restoran chinese food tetapi tidak ada yang menjual masakan ini, Qiang Qiang sangat kecewa, dia berkata dengan lirih : "Dulu saat di rumah Paman Mo, aku pernah makan, sangat enak sekali."

Melihatnya begitu kecewa, aku juga merasa sangat sedih, aku menyesal kenapa dulu tidak belajar memasak beberapa macam masakan, jadi aku bisa memasak daging kecap untuknya.

Saat kami berdua kecewa dan ingin pulang, supir dengan bersemangat keluar dari satu restoran yang terakhir, "Nona Lin, Qiang Qiang, restoran ini bisa membuat daging kecap."

Supir adalah orang China yang berbahasa kanton, jadi saat dia berbicara, aksen kantonnya sangat kental.

Aku seketika merasa sangat gembira, lalu melihat Qiang Qiang, wajah kecilnya juga menampilkan senyuman yang paling polos dan imut.

Setelah menunggu dengan sabar selama setengah jam, sepiring daging kecap akhirnya dikeluarkan.

"Adik kecil, silahkan dimakan."

Pelayannya memakai kostum ayam jago, jengger yang merah, mulut yang runcing, tubuhnya juga dipenuhi bulu yang berwarna-warni, membawa piring masakan sambil bergoyang-goyang.

Qiang Qiang menoleh dan langsung tertegun.

"Mama, Mama, ayam jago juga bisa bicara."

Anak itu sangat kaget, sepasang matanya yang hitam seperti permata terus menatap ke arah "ayam jago" yang sebesar orang itu.

Mulutnya yang kecil juga terbuka dan membentuk huruf O.

Saat pelayan ayam jago itu melihat Qiang Qiang menatapnya dengan tatapan terkejut, dia berkukuruyuk menirukan suara ayam, lalu berkata : "Adik kecil, ayo dicoba, enak atau tidak?"

Qiang Qiang bengong menatap mulut runcing ayam jago itu, lalu melihat "tangannya", dia menundukkan kepalanya dan melihat kedua "kakinya" yang berbentuk cakar, terakhir dia mengulurkan tangan untuk menggenggam "tangan" ayam jago yang diulurkan kepadanya.

Setelah hampir menggenggamnya, dia tidak berani, tangannya ditarik kembali, wajahnya terlihat ingin memegang tapi juga takut.

Ayam jago berkukuruyuk dan cakarnya yang berwarna keemasan menggenggam tangan kecil Qiang Qiang yang putih dan lembut, "Apakah kamu mau naik ke punggungku? Aku akan membawamu berputar satu putaran."

Qiang Qiang sangat gembira, karena dia tahu, cakar ayam jago itu meskipun terlihat panjang dan ganas tetapi sama sekali tidak menakutkan, melainkan sangat lembut, ketakukan pria kecil ini langsung menghilang, dia meluncur turun dari kursi dan merentangkan kedua tangannya, ingin naik ke punggung ayam jago.

Aku segera menahannya, "Qiang Qiang, paman mau kerja, kita jangan mengganggunya lagi, kita makan saja ya?"

Qiang Qiang sangat kecewa, dia mengerucutkan bibirnya dan menjawab "oh" lalu memanjat ke kursinya kembali dengan sedih.

Tetapi ayam jago itu malah berjongkok dan berkata, "Ayo naik, adik kecil."

Qiang Qiang segera memanjat naik ke punggungnya dengan gembira.

Aku sudah tidak bisa menghalanginya lagi, terserah mereka saja, hanya saja aku khawatir pelayan itu adalah orang yang sengaja memakai kostum ayam itu untuk mencelakai Qiang Qiang, jadi aku terus menatap mereka tanpa berkedip. Aku takut terjadi sesuatu kepada Qiang Qiang.

Tetapi kelihatannya aku sudah berpikir terlalu banyak, ayam jago menggendong Qiang Qiang dan berputar dengan gembira di luar, dia mengangkat kedua tangan Qiang Qiang dan membuat gerakan seperti sedang terbang, suara tawa Qiang Qiang terus terdengar.

Setelah sepuluh menit, tampaknya karena sudah lelah, ayam jago menurunkan Qiang Qiang. Berkata dengan lembut kepadanya : "Paman mau pergi kerja dulu, ayo cepat makan, jika tidak nanti sudah dingin tidak enak lagi."

Qiang Qiang menganggukkan kepala kecilnya lalu mengulurkan tangan dan bersalaman dengan cakar ayam jago itu, "Paman ayam jago, aku suka padamu."

"Adik kecil, aku juga suka padamu."

Setelah pelayan ayam jago bersalaman dengan Qiang Qiang, mereka melambaikan tangan dan berkata sampai jumpa, setelah itu pelayan itu masuk kembali ke dalam dapur restoran.

Novel Terkait

Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu