Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 101 Selalu Mencintainya
Aku memiringkan kepalaku dan meliriknya dengan tatapan mengejek, "Mo Ziqian, kamu mengikutiku malam-malam begini, apakah kamu tidak takut istri tercintamu cemburu!"
Mo Ziqian hanya berkata dengan datar : "Dia tertidur di belakang, besok pagi baru bangun."
Aku merasa terkejut dan menoleh ke bagian belakang mobil, malam sangat gelap, jadi aku tidak dapat melihat sosok yang ada di dalam mobil, tetapi memang sepertinya di bagian belakang mobil ada orang yang tidak bergerak sedang bersandar ke sandaran kursi mobil.
"Apa kamu memberikannya obat tidur?"
Aku merasa sangat tidak percaya, sebenarnya apa yang sedang dilakukan Mo Ziqian?
Mo Ziqian berkata dengan pelan : "Iya, demi mendapatkan satu kesempatan untuk berbicara denganmu, aku terpaksa berbuat seperti ini. Ada beberapa hal yang kamu mungkin tidak akan percaya jika aku mengatakannya kepadamu, semua yang aku perbuat dan katakan saat ini bukanlah apa yang aku inginkan, Wanwan, aku akan memberikanmu sebuah jawaban yang memuaskan."
Jendela mobil hitam itu tertutup pelan-pelan, lalu mobil Mo Ziqian pergi berlalu begitu saja.
Aku berdiri di sana dengan bodoh sambil melihat ke arah kemana mobil itu pergi, untuk sesaat aku merasa sangat bingung.
Taksi berhenti di luar apartemenku, lalu aku turun dari taksi, saat aku baru mau pulang, pundakku tiba-tiba ditepuk oleh seseorang, aku yang saat itu sedang tidak fokus merasa sangat terkejut, saat aku hampir berteriak orang itu berkata terlebih dahulu, "Ini aku."
Suara yang familiar disertai dengan aroma yang familiar membuatku menoleh ke arah orang itu, aku melihat Tuan kelima berdiri di depanku dengan satu tangan dimasukkan ke dalam saku celananya.
"Kapan kamu datang kemari?"
Aku terkejut, baru saja, kira-kira setengah jam yang lalu dia melemparku di tengah jalan begitu saja, sedangkan dia sendiri pergi dengan mengendarai mobil sport super mewahnya itu begitu saja, sekarang dia ternyata muncul lagi di depan rumahku.
"Beberapa menit yang lalu."
Di malam yang gelap, mata Tuan kelima yang indah bagaikan mengandung sesuatu yang tidak biasa, dia melirikku dengan mata yang berkilau.
Aku tidak tahu apa yang ingin dia lakukan, tetapi melihat ekspresinya yang terlihat berbeda dengan biasanya, aku merasa gugup, setelah itu aku mendengarnya berkata, "Tadi Mo Ziqian mencarimu?"
"Kamu melihatnya?"
Aku merasa curiga, saat Mo Ziqian mencariku, jelas-jelas Tuan kelima sudah pergi dengan mengendarai mobil sport mewahnya itu, apakah dia kembali lagi?
"Iya, aku melihatnya."
Tuan kelima memajukan tubuhnya, perbuatannya membuatku tanpa sadar mundur beberapa langkah dan akhirnya tubuhku menabrak tembok bagian luar apartemenku. Tuan kelima mengulurkan tangannya dan menaruhnya di dinding di belakang tubuhku, dia sedikit membungkukkan tubuhnya yang tinggi besar dan matanya yang berkilau terlihat dingin.
"Kamu masih mencintainya bukan?"
Pikiranku tiba-tiba terasa kacau, aku masih mencintai Mo Ziqian? tidak, aku sudah lama tidak mencintainya lagi, dia adalah seorang pembohong dan pengkhianat.
"Tidak, aku sudah tidak mencintainya lagi, bahkan aku sangat ingin membunuhnya."
Pandangan mata Tuan kelima yang dingin membuat seluruh tubuhku merasa sangat tidak nyaman, tanpa sadar aku ingin menolehkan wajahku ke samping untuk menghindari tatapannya yang tajam itu.
Tetapi Tuan kelima malah menjepit daguku, "Kamu bohong, matamu tidak dapat membohongi siapapun."
"Tidak!"
Aku berkata dengan keras : "Aku sudah tidak mencintainya lagi, sudah lama tidak mencintainya!"
Bagaikan ingin membuktikan sesuatu, aku tiba-tiba saja berjinjit dan mengalungkan kedua tanganku ke leher Tuan kelima, lalu aku ingin menciumnya, tetapi dia mengangkat tangannya yang besar dan menghalanginya.
"Ini menunjukkan kalau kamu merasa bersalah."
Tuan kelima berkata dengan dingin lalu mundur selangkah dan berbalik dengan tiba-tiba, sosoknya yang tinggi berjalan ke arah mobil sportnya yang diparkir di kegelapan malam, dia membuka pintu mobil lalu masuk ke dalamnya, mobil itu mundur lalu berbalik dengan gesit, setelah itu melesat pergi bagaikan anak panah.
Wajahku tiba-tiba terasa panas, apa yang baru saja aku lakukan?
Bahkan Tuan kelima merasa kalau pembuktianku adalah palsu, aku tiba-tiba mengangkat kepalaku dan menampar diriku sendiri dengan sangat keras. Lin Xiao, kau benar-benar murahan!
Ponsel di dalam tasku terus bergetar, aku mengangkatnya sambil naik ke atas, Qiang Qiang mengajakku video call, di sana masih pagi, saat wajah kecil Qiang Qiang yang tampan muncul di depanku, segala kegundahanku bagaikan menghilang.
Anak itu ngobrol sebentar denganku lalu menyerahkan ponselnya kepada Wen Yiru, Wajah Wen Yiru yang lembut muncul di layar ponsel, suaranya juga sangat lembut dan tenang, "Xiao Xiao, aku sudah menyuruh asistenku untuk membelikanmu tiket pesawat, ayo kemari untuk melihat Qiang Qiang, kalian ibu dan anak sudah hampir satu bulan tidak bertemu, anak ini sangat merindukanmu. kamu juga sekalian jalan-jalan keluar."
Aku ragu-ragu sejenak, tetapi akhirnya berkata : "Ok."
Wen Yiru tersenyum lalu memutuskan sambungan telepon.
Aku merindukan Qiang Qiang, juga ingin jalan-jalan keluar, mungkin perjalananku ke Kanada bisa membuat kabut di hatiku menghilang.
Prosedur kepergianku ke luar negeri semuanya diurus berbarengan dengan Qiang Qiang, jadi kepergianku ke Kanada hanya tinggal tunggu waktu saja, Wen Yiru sendiri yang menghubungi managerku untuk membantuku cuti kerja selama setengah bulan, aku juga tidak menundanya lagi, setelah menyelesaikan segala urusan pekerjaanku, keesokan malamnya aku langsung naik pesawat ke Kanada.
Penerbangannya sangat panjang, memakan waktu belasan jam, aku merasa sangat ngantuk dan tubuhku terasa sangat lelah. Tidak terasa aku bersandar di sandaran kursi lalu tertidur.
Saat aku terbangun, pesawatnya sudah terbang di atas langit negara Kanada.
Setelah pesawatnya mendarat, aku menarik koperku keluar dari bagian imigrasi, lalu aku langsung melihat seorang pria paruh baya yang mengangkat papan nama yang bertuliskan "Lin Xiao", dia adalah supir Wen Yiru.
Supir mengantarkanku ke kediaman Wen Yiru, sebuah villa yang terletak di daerah pinggiran Vancouver. Wen Yiru mengenakan gaun putih bunga-bunga, tangannya menggandeng Qiang Qiang yang mengenakan kemeja kotak-kotak dan celana pendek hitam bagaikan seorang gentleman kecil, mereka berdiri di depan pintu untuk menyambutku.
Begitu Qiang Qiang melihatku, dia langsung berlari secepat kilat kearahku, "Mama, mama."
Aku memeluk anak itu, dia sekarang terlihat putih bersih dan sedikit berisi, sama sekali terlihat berbeda dari sosoknya yang dulu kurus dan lemah, dia juga terlihat kuat dan sehat.
Aku mengecup dahi dan wajah lelaki kecil itu berkali-kali, dia terkikik lalu mengerucutkan bibirnya dan mencium wajahku berkali-kali, Wen Yiru tersenyum dan berkata : "Sudah, sudah, cepat masuk ke dalam rumah."
Supir mengangkat koperku, aku memeluk Qiang Qiang, Wen Yiru berjalan di depan kami untuk menunjukkan jalan, kami bersama-sama masuk ke dalam villa kecil yang bersih dan indah ini.
Setelah terpisah selama lebih dari sebulan, Qiang Qiang semakin menempel padaku, selain pergi ke sekolah, sisa waktunya semua dihabiskan denganku.
Qiang Qiang sudah dapat dengan lancar memainkan lagu Fur Elise, saat suara piano terdengar, aku seperti tenggelam di dalamnya, aku memandang anak kecil yang baru berumur 3 tahun itu, dia terlihat sangat serius, bagaikan seorang seniman kecil sejati, jarinya berlarian di atas tuts piano, lagu yang indah bagaikan air yang mengalir.
Wen Yiru tersenyum dan berkata : "Anak ini sangat berbakat, kelak masa depannya pasti akan sangat luar biasa."
Aku mengangkat kepalaku dan memandang wanita elegan di depanku ini dengan pandangan mata memuja, "Itu semua karena didikan tante."
Wen Yiru tertawa dan berkata : "Tidak lama lagi aku tidak akan bisa mengajarinya lagi, beberapa bulan lagi aku harus memanggil guru les piano untuk mengajarinya, anak ini benar-benar seorang jenius."
Wen Yiru memandang Qiang Qiang dengan tatapan sayang, itu adalah rasa sayang dari seorang senior kepada juniornya, aku merasa bahagia untuk Qiang Qiang, jika anak ini benar-benar ahli di bidang musik, itu merupakan suatu berkah bagi hidup kami.
Wen Yiru pergi ke firma hukum, aku dan Qiang Qiang dengan ditemani supir pergi mengunjungi museum di Vancouver, Stanley Park dan terakhir pergi ke China Town untuk makan.
Qiang Qiang ingin makan daging kecap, kami sudah mencari ke beberapa restoran chinese food tetapi tidak ada yang menjual masakan ini, Qiang Qiang sangat kecewa, dia berkata dengan lirih : "Dulu saat di rumah Paman Mo, aku pernah makan, sangat enak sekali."
Melihatnya begitu kecewa, aku juga merasa sangat sedih, aku menyesal kenapa dulu tidak belajar memasak beberapa macam masakan, jadi aku bisa memasak daging kecap untuknya.
Saat kami berdua kecewa dan ingin pulang, supir dengan bersemangat keluar dari satu restoran yang terakhir, "Nona Lin, Qiang Qiang, restoran ini bisa membuat daging kecap."
Supir adalah orang China yang berbahasa kanton, jadi saat dia berbicara, aksen kantonnya sangat kental.
Aku seketika merasa sangat gembira, lalu melihat Qiang Qiang, wajah kecilnya juga menampilkan senyuman yang paling polos dan imut.
Setelah menunggu dengan sabar selama setengah jam, sepiring daging kecap akhirnya dikeluarkan.
"Adik kecil, silahkan dimakan."
Pelayannya memakai kostum ayam jago, jengger yang merah, mulut yang runcing, tubuhnya juga dipenuhi bulu yang berwarna-warni, membawa piring masakan sambil bergoyang-goyang.
Qiang Qiang menoleh dan langsung tertegun.
"Mama, Mama, ayam jago juga bisa bicara."
Anak itu sangat kaget, sepasang matanya yang hitam seperti permata terus menatap ke arah "ayam jago" yang sebesar orang itu.
Mulutnya yang kecil juga terbuka dan membentuk huruf O.
Saat pelayan ayam jago itu melihat Qiang Qiang menatapnya dengan tatapan terkejut, dia berkukuruyuk menirukan suara ayam, lalu berkata : "Adik kecil, ayo dicoba, enak atau tidak?"
Qiang Qiang bengong menatap mulut runcing ayam jago itu, lalu melihat "tangannya", dia menundukkan kepalanya dan melihat kedua "kakinya" yang berbentuk cakar, terakhir dia mengulurkan tangan untuk menggenggam "tangan" ayam jago yang diulurkan kepadanya.
Setelah hampir menggenggamnya, dia tidak berani, tangannya ditarik kembali, wajahnya terlihat ingin memegang tapi juga takut.
Ayam jago berkukuruyuk dan cakarnya yang berwarna keemasan menggenggam tangan kecil Qiang Qiang yang putih dan lembut, "Apakah kamu mau naik ke punggungku? Aku akan membawamu berputar satu putaran."
Qiang Qiang sangat gembira, karena dia tahu, cakar ayam jago itu meskipun terlihat panjang dan ganas tetapi sama sekali tidak menakutkan, melainkan sangat lembut, ketakukan pria kecil ini langsung menghilang, dia meluncur turun dari kursi dan merentangkan kedua tangannya, ingin naik ke punggung ayam jago.
Aku segera menahannya, "Qiang Qiang, paman mau kerja, kita jangan mengganggunya lagi, kita makan saja ya?"
Qiang Qiang sangat kecewa, dia mengerucutkan bibirnya dan menjawab "oh" lalu memanjat ke kursinya kembali dengan sedih.
Tetapi ayam jago itu malah berjongkok dan berkata, "Ayo naik, adik kecil."
Qiang Qiang segera memanjat naik ke punggungnya dengan gembira.
Aku sudah tidak bisa menghalanginya lagi, terserah mereka saja, hanya saja aku khawatir pelayan itu adalah orang yang sengaja memakai kostum ayam itu untuk mencelakai Qiang Qiang, jadi aku terus menatap mereka tanpa berkedip. Aku takut terjadi sesuatu kepada Qiang Qiang.
Tetapi kelihatannya aku sudah berpikir terlalu banyak, ayam jago menggendong Qiang Qiang dan berputar dengan gembira di luar, dia mengangkat kedua tangan Qiang Qiang dan membuat gerakan seperti sedang terbang, suara tawa Qiang Qiang terus terdengar.
Setelah sepuluh menit, tampaknya karena sudah lelah, ayam jago menurunkan Qiang Qiang. Berkata dengan lembut kepadanya : "Paman mau pergi kerja dulu, ayo cepat makan, jika tidak nanti sudah dingin tidak enak lagi."
Qiang Qiang menganggukkan kepala kecilnya lalu mengulurkan tangan dan bersalaman dengan cakar ayam jago itu, "Paman ayam jago, aku suka padamu."
"Adik kecil, aku juga suka padamu."
Setelah pelayan ayam jago bersalaman dengan Qiang Qiang, mereka melambaikan tangan dan berkata sampai jumpa, setelah itu pelayan itu masuk kembali ke dalam dapur restoran.
Novel Terkait
Back To You
CC LennyHarmless Lie
BaigeMy Superhero
JessiCEO Daddy
TantoThe Gravity between Us
Vella PinkyI'm Rich Man
HartantoTakdir Raja Perang
Brama aditioCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)