Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 202 Ganti Pasangan (1)
Wajahku penuh dengan garis hitam, “Tuan muda, untuk apa dia menggoda aku, kamu menyangka aku masih gadis, atau putri keluarga orang kaya, siapapun akan menyukaiku.”
Tuan Kelima mengangkat alisnya, “Ya, kamu lebih menarik dari gadis dan putri keluarga orang kaya.”
Aku tertawa, menyemprot keluar seteguk anggur merah.
Dan Tuan Kelima, dia menatap fokus padaku, matanya yang indah dipenuhi senyuman.
“Dasar, masih bercanda.”
Aku tersenyum dan berkata, mengambil tisu menyeka mulutku, namun tanpa sadar aku terlihat Lan Yue, dia berdiri di depan tirai beludru hijau gelap, pandangannya bagaikan sedang memikirkan sesuatu menatap ke arah yang tidak jauh, jatuh di arah Ai Lisi.
Tadi ketika Ai Lisi menabrak Lan Yue, aku sudah terlihat keanehan di pandangannya, dan sekarang, dia menggunakan pandangan yang penuh pikiran dan seperti ingin menemukan sesuatu menatap pada Ai Lisi, sepertinya sedang mengenang sesuatu dan juga seperti sedang mengindentifikasi sesuatu dengan teliti, mengapa begitu?
Apakah Lan Yue mengenal Ai Lisi?
“Apa yang kamu lihat?”
Tuan Kelima melihat tatapanku melayang, dia merasa aneh dan bertanya.
Aku mengambil kembali pandanganku, berkata pada Tuan Kelima: “Sudah berapa lama kamu mengenal keluarga Lan? Apakah kamu kenal dengan seorang wanita yang bernama Yang Zilan?”
Tuan Kelima mengerutkan kening, sudah sekitar tujuh atau delapan tahun, tidak pernah mendengar Yang Zilan. Ada apa? Dan siapakah Yang Zilan?”
Aku: “Lan Ke berkata, Yang Zilan adalah teman dari orang tuanya, belakang telinga Yang Zilan memiliki tahi lalat persis seperti punyaku, sama seperti Ai Lisi.”
Tuan Kelima berpikir dan berkata: “Begini ya, kelihatannya ini adalah suatu hal yang aneh. Apa lagi yang Lan Ke katakan padamu?”
“Tidak ada lagi.”
Aku menggelengkan kepala, mengambil gelas di tanganku, dan berpikir.
Tuan Kelima: “Bocah yang bermarga Lan ini, sepertinya sangat tertarik padamu, dia bahkan mengetahui kamu memiliki tahi lalat di belakang telinga.”
Aku hampir saja menyemprot keluar seteguk anggur merah lagi, “Tuan muda, kamu terlalu banyak berpikir, bagaimana mungkin dia tertarik padaku, kamu menyangka seluruh pria di dunia akan seperti kamu, menyukai wanita bekas ya!”
Tuan Kelima melirikku, “Pria yang ingin memainkanmu, tidak akan peduli kamu wanita bekas atau bukan.”
Perkataan Tuan Kelima membuat kulit kepalaku kebal, aku menggunakan tatapan yang tajam meliriknya, “Tuan muda, apakah kamu juga hanya ingin memainkanku?”
Tuan Kelima mendadak menyadari dirinya salah berkata, tersedak dan berkata, “Apa, itu, kecuali aku.”
“Ayo, mari kita menari.”
Dia menarik tanganku, menggandeng tanganku berjalan menuju ke lantai dansa.
Ketika aku sedang menari bersama Tuan Kelima, terlihat Lan Yue menundukkan kepala, memegang gelas alkohol di tangannya, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, ada pria yang pergi mengundangnya menari, sepasang alisnya yang lembut masih sedikit berkerut, dan ketika menari bersama pria itu, juga agak tidak konsen.
Lan Ke sedang mengobrol dengan beberapa teman, tidak tahu sedang mengatakan tentang apa, beberapa pria tertawa terbahak-bahak, tawaan di wajah Lan Ke sangat terlihat.
Mendadak, pandanganku tertabrak dengan Aisha, gadis itu berdiri di tepi lantai dansa, tatapannya itu benar-benar sangat kesal dan benci. Kalau membunuh orang tidak bersalah, aku merasa dia mungkin akan mencari waktu ketika Tuan Kelima pergi, mengambil pisau kecil dan membunuhku.
“Kamu coba rasakan apakah jantungku masih berdebar?”
Aku berbisik kepada Tuan Kelima.
Tuan Kelima tertegun, “Ada apa? Apakah kamu mengira dirimu telah meninggal?”
Aku menaikkan bibirku ke arah Aisha, “Tuh, di sana ada dua buah pisau, siap membunuhku kapan saja.”
Tuan Kelima melirik Aisha, mengerutkan alisnya, “Jangan layani dia. Gadis ini sedikit gila.”
Aku: “Dia tulus menyukaimu.” Meskipun Aisha sedikit tidak masuk akal, membuatku sangat membencinya, namun aku harus mengakui, gadis ini benar-benar meletakkan Tuan Kelima di dalam hatinya.
Tuan Kelima: “Orang yang menyukaiku sangatlah banyak, apakah aku harus menerimanya semua?”
Aku: “Dia berbeda dengan wanita-wanita yang hanya menyukai uangmu.”
“Maaf, ganti pasangan.”
Pundakku tiba-tiba ditabrak oleh seseorang. Ketika tubuhku miring, aku terlepas dari kendali Tuan Kelima, Lan Yue meninggalkan pasangan prianya dan menggantikanku, berdiri di depan Tuan Kelima. Dan, berinisiatif berpegangan tangan Tuan Kelima.
Kalau pria lain yang agak gentleman, meskipun hatinya tidak rela, mungkin juga tidak akan membantah wajah wanita di depan umum, dan akan mengangguk segan pada wanita sebelumnya, membiarkannya menunggu sebentar, namun pria ini adalah Tuan Kelima, dia tidak akan bersikap seperti orang yang biasanya, dan paling tidak suka dikendalikan oleh orang lain.
Lan Yue mengganti pasangan dengan keinginannya sendiri, membuat wajah Tuan Kelima langsung menjadi dingin, dia dengan dingin melepaskan tangan Lan Yue yang ramping, dan berkata dengan dingin: “Kamu ingin ganti pasangan cari saja yang lain, aku hanya suka menari dengan wanitaku sendiri.”
Tuan Kelima sama sekali tidak memberi wajah kepada Lan Yue, mengambil langkah ke depanku, meregangkan lengan panjangnya, merangkul pinggangku dan tanganku secara alami berpegangan dengannya, kami sekali lagi berputar mengikuti musik.
Aku melihat wajah Lan Yue sangat pucat, Nona ini biasanya selalu dilindungi para pria, dalam hidup ini dua kali kehilangan wajah, semuanya terjadi pada Tuan Kelima.
Yang paling parah adalah pesta tunangan kali itu, dan kali ini ditolak oleh Tuan Kelima di depan umum.
Bibir Lan Yue yang merah sudah digigit hingga menjadi putih, pasangannya yang semula ingin pergi membujuknya, namun tidak berani mendekatinya, kemudian Lan Yue mengambil langkah, menundukkan kepalanya dan pergi tergesa-gesa.
Lan Ke mengejar keluar mengikuti di belakangnya
Setelah pesta selesai, Ai Lisi berjalan melewati para tamu yang berpakaian mewah dan mengenakan jas, menuju ke arahku. Tangannya meletakkan di bahuku, “Aku sudah teringat, wanita itu mirip denganmu.”
Aku pingsan.
Tetapi aku tetap bertanya dengan penuh keraguan: “Kamu melihat bagian mananya mirip denganku?”
Ai Lisi berpikir, namun berkata dengan kesal: “Aku tidak tahu bagian mananya mirip denganmu, pokonya merasa mirip. Di wajahnya seolah-olah memiliki bayanganmu.”
Aku membuka mulut, tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Tuan Wu datang tergesa-gesa, merangkul pinggang istrinya, berkata dengan penuh kemanjaan: “Datang mengganggu Nona Lin dan Tuan Kelima lagi? Kamu benar-benar harus selalu ingat ini.”
Tuan Wu menegur istrinya sendiri dengan penuh manja, dan mengangguk meminta maaf padaku dan Tuan Kelima, “Maaf, telah merepotkan kalian.”
Setiap kali Tuan Wu ini muncul, sepertinya selalu meminta maaf untuk istrinya, namun apa perlu meminta maaf? Mengapa aku tiba-tiba memiliki suatu perasaan bahwa dia sedang menyembunyikan sesuatu.
Aku tertegun menatap arah kepergian kedua pasangan suami istri, Tuan Kelima berkata: “Tuan Wu ini benar-benar hidup dengan lelah, memiliki seorang istri seperti ini.”
“Ayo, kita pergi.”
Dia mengambil tanganku, menggandengku berjalan menuju keluar.
Sepanjang jalan dalam mobil, aku sedang mengenang perkataan Ai Lisi, dia mengatakan bahwa di wajah Yang Zilan memiliki sosok bayanganku, apakah itu benar?
Tuan Kelima memiringkan kepala menatap padaku, sudut mulutnya mengeluarkan bau alkohol yang samar, “Kamu sepertinya sangat tertarik dengan Yang Zilan, perlukah aku membantu mencarikan info tentangnya?”
Aku mengerutkan kening menundukkan kepala, hatiku penuh dengan kabut, “Sepetinya tidak mudah untuk mendapatkan infonya, aku mendengar dia sudah meninggal hampir tiga puluh tahun.”
Tuan Kelima: ........
“Ternyata adalah seseorang yang telah meninggal.”
“Coba aku lihat fotonya?”
Tuan Kelima menggulurkan tangannya padaku, aku mengambil ponsel, dan mencari foto Yang Zilan menyerahkan padanya.
Tuan Kelima menyipitkan matanya menatap dengan teliti pada wajah di dalam foto, kemudian menatapku, “Sepertinya sedikit mirip, tetapi kalau tidak melihat dengan teliti, benar-benar tidak akan menemukannya.”
Tuan Kelima juga berkata seperti itu, jadi Yang Zilan ini benar-benar sedikit mirip denganku, aku berkata: “Benar-benar ingin tahu, apa hubungannya diriku dengan dia.”
Tuan Kelima: “Aku membantumu mencari tahu.”
Hari berikutnya, Tuan Kelima menelepon memberitahuku, dia mendapat kabar, Yang Zilan meninggal dalam kecelakaan dua puluh tujuh tahun yang lalu, dia pernah melahirkan seorang anak, namun telah meninggal tidak lama setelah dilahirkan, itu seorang putri.
Novel Terkait
Jalan Kembali Hidupku
Devan HardiInventing A Millionaire
EdisonThe Revival of the King
ShintaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaMy Goddes
Riski saputroAnak Sultan Super
Tristan XuThat Night
Star AngelUnperfect Wedding
Agnes YuCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)