Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 60 Muntah

Bab 60 Muntah

Aku membuat kuenya dengan teliti. Pada siang hari, aku mengirimkan dia sebuah pesan teks, "Aku yang mengantar kuenya atau kamu yang datang mengambilnya?"

Jika Waktu Bisa kembali berkata, "Aku akan pergi sendiri"

setelah setengah jam, aku membungkus kuenya. Jika Waktu Bisa kembali juga sudah sampai di toko. Sekian lama tidak berjumpa, pria ini tetap terlihat kurus dan diam.

Aku menyerahkan kue kepadanya dan dia memberi uang kepada aku. Aku menolak uangnya tetapi dia bersikeras ingin membayar. Pada saat Jika Waktu Bisa kembali mau meninggalkan toko, aku berkata, "Jika suatu saat kamu merasa menyesal dan ingin mengambil kembali rumah ini, silahkan bilang ke Aku. Aku akan mengembalikannya kepadamu"

Jika Waktu Bisa kembali menjawab dengan tenang, "Tidak perlu"

Pria yang diam itu meninggalkan toko. Ponselku berdering, Gao Le menelponku. Gao Le,"Malam ini ingat datang ke restoran Linji Sijia. Gao Xing ingin mengucapkan terima kasih atas kadomu dan mau traktir kamu makan" Gao Le mematikan telponnya dengan segera setelah dia selesai berbicara. Dia tidak memberikan aku kesempatan untuk berkata apakah aku bisa pergi atau tidak.

Gao Le baru baru ini ada sedikit aneh.

Sore, aku menutup toko dan memanggil sebuah taksi untuk pergi ke resotran Linji Sijia. Aku sering pergi ke tempat ini bersama Mo Ziqian beberapa tahun lalu. Pemilik restoran Linji Sijia saat ini adalah generasi ketiga dari keluarga mereka yang melanjutkan karier koki.

Setelah sampai di sana, aku diarahkan oleh pelayan restoran yang berpakaian seperti wanita pada zaman dinasti kerajaan ke ruangan yang dikatakan oleh Gao Le. Sesuai dengan dekorasi restorannya, setiap ruangan di sini di dekor dengan gaya dekorasi antik. Aku membuka pintu ruangan dan memanggil nama Gao Xing tetapi aku melihat ada bayangan belakang seseorang yang berada di depan jendela, orang itu tidak berbicara dan hanya menatap ke dekorasi bambu-bambu palsu yang berada di dalam ruangan.

Mo Ziqian duduk disana, memakai kemeja berwarna coklat. Aku menjadi bingung. Mo Ziqian berkata dengan tenang, "Gao Xing mereka tidak akan datang. Orang yang ingin bertemu dengan kamu adalah aku"

Pada saat berbicara, Mo Ziqian berputar balik badannya dan melihat aku dengan tatapan yang murni dan bersih.

"Mengapa? Kamu mau apa?"

Setelah kejadian hari itu yang membuat aku hampir menghilangkan nyawaku, aku berusaha untuk menghindari Mo Ziqian.

"Aku tidak ingin melakukan apa apa. Aku hanya rindu kepadamu. Terpikir tempat ini masih termasuk aman, aku meminta Gao Le untuk mengundang kamu ke sini" Mo Ziqian berbicara dengan tenang.

Aku merasa sangat kesal, "Mo Ziqian, apa yang ingin kamu lakukan? Apakah kamu tidak takut Chen Liyan cemburu? Dia adalah istrimu. Lalu, aku masih ingin hidup agak lama di dunia ini, aku tidak ingin mati sekarang. Jadi aku tidak akan berinteraksi dengan kalian lagi. Tolong jangan mencoba untuk hubungan denganku lagi" Aku bahkan tidak melihat Mo Ziqian dan langsung mengangkat tanganku ke arah pintu, ingin keluar dari ruangan.

"Disini sangat aman. Kamu tenang saja" Mo Ziqian bersuara dengan lemah. Aku berputar balik dan melihat ke tatapannya.

"Tiga tahun lalu, aku tidak sempat menjelaskan kepadamu dan hal itu terjadi. Dalam tiga tahun ini, setiap hari aku berpikir seharusnya aku memberi tahu kamu lebih awal tentang ini"

Ini adalah pertama kali Mo Ziqian berbicara tentang masalah tiga lalu bersama aku. Hatiku merasa tersentuh. Apakah dia benar benar memiliki alasan yang tersembunyi?

Tidak. Mo Ziqian memang adalah orang sampah. Dia berselingkuh dengan cinta pertamanya saat menikah dengan aku. Dia bahkan melahirkan anak bersama cinta pertamanya ketika dia masih menjadi suamiku. Dunia ini tidak ada orang yang bisa lebih sampah dari pria ini.

"Jika aku berkata jujur kepadamu lebih awal. Mungkin kita tidak akan menjadi seperti ini sekarang" Suara Mo Ziqian membawa sedikit rasa sakit hati. Aku melihat ke arah Mo Ziqian dengan dingin. Dia sedang menundukkan kepalanya ke bawah dengan wajah sedih. Dia sepertinya masih merasa sakit hati. Tetapi, apakah semua yang dikatakan dia benar atau dia hanya berakting di depanku lagi?

"Masalah dulu sudah tidak penting lagi. Aku hanya berharap kehidupanku selanjutnya bisa aman dan baik. Lalu, terima kasih sudah menyelamatkanku hari itu"

Aku berusaha menyembunyikan rasa sakit hati dan meninggalkan ruangan itu.

Aku berjalan di jalan yang sangat sunyi tanpa tujuan yang jelas. Semua masa lalu aku dengan Mo Ziqian berada di pikiranku sekarang. Aku sudah memutuskan untuk melepaskan semua kebencian, jadi aku juga sudah tidak begitu peduli dengan masalah dulu. Tentu saja, penjelasan Mo Ziqian juga sudah jadi tidak begitu penting lagi.

Setelah sudah jalan tidak tahu berapa lama, aku memasuki sebuah kedai kopi. Aku ingin memesan sebuah bir yang aku tidak ingat namanya. Aku minum sampai mabuk dan kepalaku merasa pusing, sampai mataku melihat banyangan Mo Ziqian. Mengapa aku begitu? Mengapa aku masih teringat kepadanya? Bukankah aku seharusnya sudah melupakan dia?

Dihadapanku munculah bayangan seorang pria. Dia memakai sebuah t shirt pria dan celana jeans. Tubuhnya terlihat bagus dan wajahnya terlihat tampan. Aku memilih untuk menutup mataku dan minum bir ku dengan diam. Pria itu mengulurkan lengan panjangnya dan mengambil gelas bir di tanganku.

"Apakah kamu ingin membuat aku menjemput mayatmu? Mengapa kamu sendiri minum sampai begitu"

Tuan Kelima menoleh ke wajahku. Matanya yang cantik memiliki sebuah tatapan menggoda. Aku mengambil balik gelasku dan berkata, "Kamu tidak usah peduli. Aku mau minum!"

Aku menghabiskan semua bir yang berada di dalam gelasku dalam sekali minum. Aku mengambil botol bir dan ingin menuangkan bir ke dalam gelasku. Tetapi Tuan Kelima malah mengambil botol bir-ku.

"Hanya wanita yang kesepian atau sedang sakit hati yang akan minum bir sendirian. Kedua jenis wanita itu sama sama sedang menunggu pria....."

Tuan Kelima mengucapkan sebuah kata yang sangat kasar setelah itu. Detik selanjutnya, dia meletakkan lenganku di atas bahunya dan mengangkat aku meninggalkan kedai kopi itu. Suhu di luar agak hangat dan membuat aku yang mabuk merasa sangat panas.

Aku terus memukul bahu Tuan Kelima, "Cepat lepaskan aku! Aku sangat panas!"

"Kamu akan merasa agak sejuk sebentar lagi"

Tuan Kelima meletakkan aku di dalam mobilnya. Aku memukul segala sesuatu di dalam mobil dan teriak, "Biarkan aku turun! Kamu orang gila !"

Tuan Kelima mengabaikanku dan menghidupkan mobilnya. Angin malam berhembus di dalam mobil dan kepanasan di dalam tubuhku menjadi berkurang. Aku tidak memperdulikan dimana keberadaanku dan tetap berteriak sana sini. Sampai akhirnya, aku merasa sangat capek dan tertidur.

Ketika Tuan Kelima meletakkan aku di atas tempat tidurnya, aku bangun lagi. Dia menutupi pandanganku dengan tubuhnya yang sehat dan kuat. Aku melihat ke wajah tampannya dengan penglihatanku yang kabur. Anehnya, wajah di depanku berubah menjadi Tuan Kelima dan berubah lagi menjadi Mo Ziqian. Ketika aku sedang berusaha untuk melihat dengan jelas, perutku merasa sangat tidak nyaman dan aku muntah. Aku tidak sempat bereaksi dan muntah di badan Tuan Kelima. T Shirt putih dia yang cantik dikotori oleh aku.

Tuan Kelima marah dan segera pergi ke kamar mandi. Perutku masih merasa tidak nyaman dan aku masih ingin muntah. Tetapi muntahan tadi, membuat aku lebih sadar diri. Aku sadar aku tidak boleh muntah di atas tempat tidur. Jadi aku lansung lari ke kamar mandi ruang tamu dengan kakiku yang telanjang.

Setelah muntah berkali kali, aku merasa agak baikan. Aku membuka kran air dan mencuci mulut dan mukaku. Setelah itu, aku merasa jauh lebih sadar diri. Kepalaku sangat sakit. Aku menepuk kepalaku dengan air dingin dan melihat ke cermin. Tadi aku hampir saja melakukan itu dengan Tuan Kelima.

"Tidak!!!"

Ada suara marah di dalam kamar tidur. Tuan Kelima merasa marah. Tidak pernah ada yang muntah di tubuhnya. Aku merasa takut dan ingin melarikan diri sebelum Tuan Kelima membunuhku.

"Kamu mau kemana?!" Suara Tuan Kelima terdengar sebelum aku sempat berbuat apa apa. Badanku merasa kaku dan aku berputar balik badanku dengan perlahan dan melihat ke Tuan Kelima dengan malu.

Badannya terlihat kuat dan sehat, otot perutnya tertata rapi di badannya. Dia memegang t shirt yang dikotori olehku itu di tangannya dan berdiri di depan pintu kamar tidurnya dengan tatapan yang ingin membunuh aku.

"Aku... aku takut aku akan mengotori rumahmu. Jadi aku ingin jalan jalan keluar"

Tiba tiba kakiku merasa lemah. Aku muntah di badan pria ini. Bajunya pasti sangat mahal dan pria ini adalah manusia yang kejam. Aku benar benar takut dia akan memukul aku atau menyuruh aku untuk mengganti pakaiannya.

"Cuci bajuku sampai bersih dan bersihkan rumahku!" Tuan kelima tiba tiba menutupi mulutnya ketika dia selesai berbicara. Dia melemparkan t shirt yang berada di tangannya ke lantai dan lari ke kamar mandi. Kemudian terdengar suara muntahannya. Aku merasa terkejut. Setelah aku muntah di badannya, pria ini juga ikut muntah!

Aku mengambil baju yang dilempar oleh Tuan Kelima dan pergi ke kamar mandi. Baju ini benar benar memiliki bau tidak enak.

Aku meletakkan baju itu ke wastafel dan menaruh deterjen di dalam kemudian mulai menyuci baju itu dengan teliti. Setelah beberapa saat, aku memeriksa bajunya dan memastikan sudah tidak ada noda lagi. Lalu, aku menjemur baju itu di teras rumah.

Setelah itu, aku juga mulai membersihkan kamar Tuan Kelima. Aku tidak melihat debu sebintik pun dari Kamar tidur sampai Ruang Tamu. Tetapi aku tetap membersihkannya dengan teliti. Pada saat itu, Tuan Kelima masih berada di dalam kamar tidur. Dia sudah muntah berkali kali. Sepertinya pria itu benar benar merasa jijik.

Aku sambil merasa malu dan sambil berdoa, semoga pria ini tidak menyiksa aku dengan cara yang aneh.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu