Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 60 Muntah
Bab 60 Muntah
Aku membuat kuenya dengan teliti. Pada siang hari, aku mengirimkan dia sebuah pesan teks, "Aku yang mengantar kuenya atau kamu yang datang mengambilnya?"
Jika Waktu Bisa kembali berkata, "Aku akan pergi sendiri"
setelah setengah jam, aku membungkus kuenya. Jika Waktu Bisa kembali juga sudah sampai di toko. Sekian lama tidak berjumpa, pria ini tetap terlihat kurus dan diam.
Aku menyerahkan kue kepadanya dan dia memberi uang kepada aku. Aku menolak uangnya tetapi dia bersikeras ingin membayar. Pada saat Jika Waktu Bisa kembali mau meninggalkan toko, aku berkata, "Jika suatu saat kamu merasa menyesal dan ingin mengambil kembali rumah ini, silahkan bilang ke Aku. Aku akan mengembalikannya kepadamu"
Jika Waktu Bisa kembali menjawab dengan tenang, "Tidak perlu"
Pria yang diam itu meninggalkan toko. Ponselku berdering, Gao Le menelponku. Gao Le,"Malam ini ingat datang ke restoran Linji Sijia. Gao Xing ingin mengucapkan terima kasih atas kadomu dan mau traktir kamu makan" Gao Le mematikan telponnya dengan segera setelah dia selesai berbicara. Dia tidak memberikan aku kesempatan untuk berkata apakah aku bisa pergi atau tidak.
Gao Le baru baru ini ada sedikit aneh.
Sore, aku menutup toko dan memanggil sebuah taksi untuk pergi ke resotran Linji Sijia. Aku sering pergi ke tempat ini bersama Mo Ziqian beberapa tahun lalu. Pemilik restoran Linji Sijia saat ini adalah generasi ketiga dari keluarga mereka yang melanjutkan karier koki.
Setelah sampai di sana, aku diarahkan oleh pelayan restoran yang berpakaian seperti wanita pada zaman dinasti kerajaan ke ruangan yang dikatakan oleh Gao Le. Sesuai dengan dekorasi restorannya, setiap ruangan di sini di dekor dengan gaya dekorasi antik. Aku membuka pintu ruangan dan memanggil nama Gao Xing tetapi aku melihat ada bayangan belakang seseorang yang berada di depan jendela, orang itu tidak berbicara dan hanya menatap ke dekorasi bambu-bambu palsu yang berada di dalam ruangan.
Mo Ziqian duduk disana, memakai kemeja berwarna coklat. Aku menjadi bingung. Mo Ziqian berkata dengan tenang, "Gao Xing mereka tidak akan datang. Orang yang ingin bertemu dengan kamu adalah aku"
Pada saat berbicara, Mo Ziqian berputar balik badannya dan melihat aku dengan tatapan yang murni dan bersih.
"Mengapa? Kamu mau apa?"
Setelah kejadian hari itu yang membuat aku hampir menghilangkan nyawaku, aku berusaha untuk menghindari Mo Ziqian.
"Aku tidak ingin melakukan apa apa. Aku hanya rindu kepadamu. Terpikir tempat ini masih termasuk aman, aku meminta Gao Le untuk mengundang kamu ke sini" Mo Ziqian berbicara dengan tenang.
Aku merasa sangat kesal, "Mo Ziqian, apa yang ingin kamu lakukan? Apakah kamu tidak takut Chen Liyan cemburu? Dia adalah istrimu. Lalu, aku masih ingin hidup agak lama di dunia ini, aku tidak ingin mati sekarang. Jadi aku tidak akan berinteraksi dengan kalian lagi. Tolong jangan mencoba untuk hubungan denganku lagi" Aku bahkan tidak melihat Mo Ziqian dan langsung mengangkat tanganku ke arah pintu, ingin keluar dari ruangan.
"Disini sangat aman. Kamu tenang saja" Mo Ziqian bersuara dengan lemah. Aku berputar balik dan melihat ke tatapannya.
"Tiga tahun lalu, aku tidak sempat menjelaskan kepadamu dan hal itu terjadi. Dalam tiga tahun ini, setiap hari aku berpikir seharusnya aku memberi tahu kamu lebih awal tentang ini"
Ini adalah pertama kali Mo Ziqian berbicara tentang masalah tiga lalu bersama aku. Hatiku merasa tersentuh. Apakah dia benar benar memiliki alasan yang tersembunyi?
Tidak. Mo Ziqian memang adalah orang sampah. Dia berselingkuh dengan cinta pertamanya saat menikah dengan aku. Dia bahkan melahirkan anak bersama cinta pertamanya ketika dia masih menjadi suamiku. Dunia ini tidak ada orang yang bisa lebih sampah dari pria ini.
"Jika aku berkata jujur kepadamu lebih awal. Mungkin kita tidak akan menjadi seperti ini sekarang" Suara Mo Ziqian membawa sedikit rasa sakit hati. Aku melihat ke arah Mo Ziqian dengan dingin. Dia sedang menundukkan kepalanya ke bawah dengan wajah sedih. Dia sepertinya masih merasa sakit hati. Tetapi, apakah semua yang dikatakan dia benar atau dia hanya berakting di depanku lagi?
"Masalah dulu sudah tidak penting lagi. Aku hanya berharap kehidupanku selanjutnya bisa aman dan baik. Lalu, terima kasih sudah menyelamatkanku hari itu"
Aku berusaha menyembunyikan rasa sakit hati dan meninggalkan ruangan itu.
Aku berjalan di jalan yang sangat sunyi tanpa tujuan yang jelas. Semua masa lalu aku dengan Mo Ziqian berada di pikiranku sekarang. Aku sudah memutuskan untuk melepaskan semua kebencian, jadi aku juga sudah tidak begitu peduli dengan masalah dulu. Tentu saja, penjelasan Mo Ziqian juga sudah jadi tidak begitu penting lagi.
Setelah sudah jalan tidak tahu berapa lama, aku memasuki sebuah kedai kopi. Aku ingin memesan sebuah bir yang aku tidak ingat namanya. Aku minum sampai mabuk dan kepalaku merasa pusing, sampai mataku melihat banyangan Mo Ziqian. Mengapa aku begitu? Mengapa aku masih teringat kepadanya? Bukankah aku seharusnya sudah melupakan dia?
Dihadapanku munculah bayangan seorang pria. Dia memakai sebuah t shirt pria dan celana jeans. Tubuhnya terlihat bagus dan wajahnya terlihat tampan. Aku memilih untuk menutup mataku dan minum bir ku dengan diam. Pria itu mengulurkan lengan panjangnya dan mengambil gelas bir di tanganku.
"Apakah kamu ingin membuat aku menjemput mayatmu? Mengapa kamu sendiri minum sampai begitu"
Tuan Kelima menoleh ke wajahku. Matanya yang cantik memiliki sebuah tatapan menggoda. Aku mengambil balik gelasku dan berkata, "Kamu tidak usah peduli. Aku mau minum!"
Aku menghabiskan semua bir yang berada di dalam gelasku dalam sekali minum. Aku mengambil botol bir dan ingin menuangkan bir ke dalam gelasku. Tetapi Tuan Kelima malah mengambil botol bir-ku.
"Hanya wanita yang kesepian atau sedang sakit hati yang akan minum bir sendirian. Kedua jenis wanita itu sama sama sedang menunggu pria....."
Tuan Kelima mengucapkan sebuah kata yang sangat kasar setelah itu. Detik selanjutnya, dia meletakkan lenganku di atas bahunya dan mengangkat aku meninggalkan kedai kopi itu. Suhu di luar agak hangat dan membuat aku yang mabuk merasa sangat panas.
Aku terus memukul bahu Tuan Kelima, "Cepat lepaskan aku! Aku sangat panas!"
"Kamu akan merasa agak sejuk sebentar lagi"
Tuan Kelima meletakkan aku di dalam mobilnya. Aku memukul segala sesuatu di dalam mobil dan teriak, "Biarkan aku turun! Kamu orang gila !"
Tuan Kelima mengabaikanku dan menghidupkan mobilnya. Angin malam berhembus di dalam mobil dan kepanasan di dalam tubuhku menjadi berkurang. Aku tidak memperdulikan dimana keberadaanku dan tetap berteriak sana sini. Sampai akhirnya, aku merasa sangat capek dan tertidur.
Ketika Tuan Kelima meletakkan aku di atas tempat tidurnya, aku bangun lagi. Dia menutupi pandanganku dengan tubuhnya yang sehat dan kuat. Aku melihat ke wajah tampannya dengan penglihatanku yang kabur. Anehnya, wajah di depanku berubah menjadi Tuan Kelima dan berubah lagi menjadi Mo Ziqian. Ketika aku sedang berusaha untuk melihat dengan jelas, perutku merasa sangat tidak nyaman dan aku muntah. Aku tidak sempat bereaksi dan muntah di badan Tuan Kelima. T Shirt putih dia yang cantik dikotori oleh aku.
Tuan Kelima marah dan segera pergi ke kamar mandi. Perutku masih merasa tidak nyaman dan aku masih ingin muntah. Tetapi muntahan tadi, membuat aku lebih sadar diri. Aku sadar aku tidak boleh muntah di atas tempat tidur. Jadi aku lansung lari ke kamar mandi ruang tamu dengan kakiku yang telanjang.
Setelah muntah berkali kali, aku merasa agak baikan. Aku membuka kran air dan mencuci mulut dan mukaku. Setelah itu, aku merasa jauh lebih sadar diri. Kepalaku sangat sakit. Aku menepuk kepalaku dengan air dingin dan melihat ke cermin. Tadi aku hampir saja melakukan itu dengan Tuan Kelima.
"Tidak!!!"
Ada suara marah di dalam kamar tidur. Tuan Kelima merasa marah. Tidak pernah ada yang muntah di tubuhnya. Aku merasa takut dan ingin melarikan diri sebelum Tuan Kelima membunuhku.
"Kamu mau kemana?!" Suara Tuan Kelima terdengar sebelum aku sempat berbuat apa apa. Badanku merasa kaku dan aku berputar balik badanku dengan perlahan dan melihat ke Tuan Kelima dengan malu.
Badannya terlihat kuat dan sehat, otot perutnya tertata rapi di badannya. Dia memegang t shirt yang dikotori olehku itu di tangannya dan berdiri di depan pintu kamar tidurnya dengan tatapan yang ingin membunuh aku.
"Aku... aku takut aku akan mengotori rumahmu. Jadi aku ingin jalan jalan keluar"
Tiba tiba kakiku merasa lemah. Aku muntah di badan pria ini. Bajunya pasti sangat mahal dan pria ini adalah manusia yang kejam. Aku benar benar takut dia akan memukul aku atau menyuruh aku untuk mengganti pakaiannya.
"Cuci bajuku sampai bersih dan bersihkan rumahku!" Tuan kelima tiba tiba menutupi mulutnya ketika dia selesai berbicara. Dia melemparkan t shirt yang berada di tangannya ke lantai dan lari ke kamar mandi. Kemudian terdengar suara muntahannya. Aku merasa terkejut. Setelah aku muntah di badannya, pria ini juga ikut muntah!
Aku mengambil baju yang dilempar oleh Tuan Kelima dan pergi ke kamar mandi. Baju ini benar benar memiliki bau tidak enak.
Aku meletakkan baju itu ke wastafel dan menaruh deterjen di dalam kemudian mulai menyuci baju itu dengan teliti. Setelah beberapa saat, aku memeriksa bajunya dan memastikan sudah tidak ada noda lagi. Lalu, aku menjemur baju itu di teras rumah.
Setelah itu, aku juga mulai membersihkan kamar Tuan Kelima. Aku tidak melihat debu sebintik pun dari Kamar tidur sampai Ruang Tamu. Tetapi aku tetap membersihkannya dengan teliti. Pada saat itu, Tuan Kelima masih berada di dalam kamar tidur. Dia sudah muntah berkali kali. Sepertinya pria itu benar benar merasa jijik.
Aku sambil merasa malu dan sambil berdoa, semoga pria ini tidak menyiksa aku dengan cara yang aneh.
Novel Terkait
Diamond Lover
LenaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMarriage Journey
Hyon SongLove and Trouble
Mimi XuIstri Yang Sombong
JessicaLoving Handsome
Glen ValoraMr Huo’s Sweetpie
EllyaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)