Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 95 Pesta Topeng
Di kamar yang menghadap Selatan, lampu kulit domba antik menaburkan cahaya lembut, menyinar pada sosok tubuh seorang dewasa dan seorang anak.
Wen Yiru berdiri di samping piano dan dengan teliti mengajar anak kecil itu. Qiang-Qiang menundukkan kepalanya, sepuluh jari yang lembut menyentuh tombol piano, wajahnya penuh dengan keseriusan.
Aku tidak ingin mengagetkan mereka, hanya berdiri di pintu dan mendengar dengan tenang, meskipun suara piano itu terputus-putus, masih belum begitu mahir, tetapi Qiang-Qiang hanyalah seorang anak kecil yang berusia kurang dari tiga tahun, dan tidak memiliki sedikitpun dasar musik. Dalam waktu singkat lebih dari dua puluh hari ini, sungguh luar biasa memiliki hasil seperti ini.
Anak kecil itu sedang berlatih piano dengan serius, dia tidak memperhatikan kedatanganku, Wen Yiru sudah menyadari, dia mengangkat bibirnya padaku, tetapi dia sedikit terkejut dan berjalan keluar dari kamar.
Pelan-pelan dia menutup pintu, “Apa yang terjadi dengan wajahmu?”
“Tidak berhati-hati dicakar oleh kucing.”
Aku menggulurkan tanganku menyentuh di pipiku yang masih sedikit menyakitkan.
Wen Yiru sedikit menggerutkan alisnya, menggelengkan kepalanya, “Benar-benar ceroboh.”
Aku mengikuti Wen Yiru duduk di sofa ruang tamu. Ibu pengasuh itu membawakan teh, krisan putih yang harum, dan keanggunan yang samar.
Wen Yiru berkata: “Apakah Chen Liyan mencari masalah lagi?”
Aku menggelengkan kepala dan teringat tamparan pada Chen Liyan, sudut mulutku terangkat. “Direkur Wen, terima kasih telah mengajari piano pada Qiang-Qiang.”
Wen Yiru tersenyum sedikit tak berdaya, “Aku menganggap Qiang-Qiang sebagai cucuku. Aku merasa berjodoh dengan anak ini. Jangan selalu berterima kasih padaku, itu terlalu berlebihan.”
Terdengar suara ponsel berdering dari ruang tamu, Wen Yiru berdiri pergi mengangkat telepon.
Ketika dia kembali dari panggilan telepon, wajahnya yang lembut menjadi serius. “Ada sesuatu yang terjadi di Kanada. Aku akan pergi besok. Dalam beberapa hari ini, kamu tinggal di sini untuk merawat Qiang-Qiang. Kakimu sekarang juga tidak lincah, jadi bisa biarkan bibi Wang menjagamu.”
“Apakah ada sesuatu yang serius?”
Aku sedikit khawatir.
Wen Yiru berkata: “Ini tidak terlalu serius, tetapi aku harus pergi dan melihatnya. kamu tinggal saja di sini dengan nyaman sekarang.”
Ketika Wen Yiru selesai berkata, dia berdiri dan pergi ke kamar tidur. Bibi Wang juga mengikuti. Ketika aku masuk, aku melihat bibi Wang sedang membantu Wen Yiru untuk mengemas barang bawaannya
Qiang-Qiang berlari keluar dari ruang piano, sambil lari sambil memanggil: “Nenek?”
Suara keras itu dapat menghilangkan semua kekhawatiran dalam pikiran, dan Wen Yiru mengangkat kepalanya, Wajah yang indah memiliki senyuman yang hangat. “Qiang-Qiang, ibumu datang, sudah lihat ibumu belum?”
Qiang-Qiang tertawa dan memelukku, dua lengan kecil memeluk kakiku, "Mama, Tante Mama.”
Aku menggendong anak kecil ini, mencium di pipinya yang sudah gendut, lengan Qiang-Qiang merangkul di leherku, dia menaikkan bibirnya, dan mencium di dua pipiku, tidak berhenti mencium.
“Mama, apakah kamu mendengar Qiang-Qiang memainkan piano? Qiang-Qiang belajar setiap hari, nenek juga memujiku.”
“Iya, mama sudah mendengar, Qiang-Qiang sangat pintar.”
Aku tidak tahan dan mencium lagi di wajah Qiang-Qiang.
Ibu dan anak selesai mencium, Qiang-Qiang turun dari pelukanku, lari ke sisi Wen Yiru, “Nenek mau kemana? Apakah kamu ingin pergi?”
Wen Yiru mengangkat tangannya mengelus kepala Qiang-Qiang, wajahnya yang penuh kasih sayang, “Nenek harus pulang ke Kanada untuk menangani sedikit pekerjaan, dan aku akan segera kembali, dan mulai besok, mamamu akan datang menemanimu.”
“Yee, bagus sekali!”
Qiang-Qiang menepuk tangan kecilnya dan melompat. Tiba-tiba, dia mengerutkan alisnya, dan berkata, “Tetapi bagaimana jika aku kangen dengan nenek? Apakah Nenek akan menelepon Qiang-Qiang?”
“Tentu bisa, sayangku.”
Wen Yiru tersenyum, jarinya mencubit hidung Qiang-Qiang dengan lembut.
Qiang-Qiang barulah menekuk matanya, lengan kecilnya merangkul leher Wen Yiru, tertawa berkata: “Nenek, Qiang-Qiang menunggu teleponmu.”
Pada malam itu, aku menginap di rumah Wen Yiru, dan pada pagi hari berikutnya, Wen Yiru pergi ke bandara dengan menaiki mobil asistennya, Aku mempercayakan Qiang-Qiang pada bibi Wang, kemudian aku berangkat kerja.
Bus berhenti sekitar tiga ratus meter dari Kaiwelz. Aku turun dari bus dan melangkah ke trotoar. Ada sebuah mobil di seberang jalan menuju ke arahku, itu adalah Ferrari yang indah. Dari dalam mobil keluar seorang wanita muda.
Dia mengenakan kacamata hitam di wajahnya, tapi aku masih bisa mengenalinya, itu adalah Chen Liyan. Dua hari yang lalu, tamparan Hu Yeming membuat pipi Chen Liyan masih sedikit bengkak dan memakai kacamata hitam seharusnya untuk menutupi keanehan di wajahnya, tetapi sangat jelas, itu tidak bisa menutupinya.
Chen Liyan juga melihatku, kami saling bertatapan di tengah udara, mata di belakang kacamata hitamnya mati-matian menatapku, aku bisa merasakan kebencian dari dalam tulang, sepertinya disaat berikutnya dia akan datang dan merobekku.
Bagaimanapun, tamparan semalam membuatnya kehilangan wajahnya, menderita pukulan berat, dan juga menyadari rasa sakit yang tidak bisa dikatakan.
“Lin Xiao, kamu tunggu saja, cepat atau lambat aku akan membiarkanmu sengsara nanti.”
Chen Liyan berkata dengan dingin, dan sosok langsing itu dengan sombong dan dingin memasuki gedung.
Aku tidak peduli kata-kata Chen Liyan. Untuk sesaat, dia seharusnya tidak berani menyakitiku. Hu Yeming masih sangat takut pada Tuan kelima, apalagi Chen Liyan yang sombong hanya karena memiliki lindungan dari Hu Yeming.
Dalam pekerjaan sibuk dari kantor hukum, aku menerima berita dari ‘jika waktu bisa kembali‘, “Saudaraku sangat suka kue yang kamu buat, terutama sepupu blasteran yang kembali dari Amerika Serikat. Dia sangat menyukai budaya kuno Tiongkok, jika ada waktu, dia ingin mengundangmu untuk berkunjung kerumah.”
***********(blasteran : ras campuran)**********
Aku: “Aku sepertinya tidak memiliki waktu, dan kakiku juga tidak nyaman. Kamu tahu, aku pergi menjadi tamu dengan kaki pincang, apakah itu tidak jelek?”
‘jika waktu bisa kembali’: “Kamu tidak perlu mengkhawatirkan ini, tidak ada orang yang akan menertawakanmu.”
Tidak tahu mengapa, aku percaya dengan perkataan ‘jika waktu bisa kembali’, mungkin saja karena kami pernah mengalami pengalaman dikhianati oleh pasangan, jadi dari dalam hati, kami lebih dekat.
“Baik, jadi kapan?”
Aku juga tertarik pada sepupunya ‘jika waktu bisa kembali’. Aku ingin melihat gadis blasteran ini yang menyukai gaya Cina kuno.
“Tiga hari kemudian. Aku akan menjemputmu di tempat kamu bekerja.”
‘jika waktu bisa kembali’ membalas.
Tiga hari kemudian, di pagi hari aku mencium kening Qiang-Qiang, “Qiang-Qiang, hari ini mama akan kembali agak malam. Kamu berlatih piano di rumah, dan menunggu mama kembali.”
“Baik.”
Qiang-Qiang mengangguk, anak kecil ini meskipun berusia kurang dari tiga tahun, tetapi memiliki kecintaan alami terhadap piano, setiap hari tanpa desakan orang dewasa, dia akan masuk ke ruang piano, tiba di waktu makan masih harus bibi Wang pergi untuk memanggilnya keluar.
Memanggilnya keluar untuk bermain sebentar dia akan dengan serius mengatakan: “Tidak, aku ingin berlatih lagu ini. Ketika nenek kembali, aku akan memainkannya untuk nenek.”
Anak kecil ini benar-benar sangat bersemangat, dengan ini aku hanya bisa mencubit wajah kecilnya, dan membiarkannya pergi.
Setelah pulang kerja, mobil ‘jika waktu bisa kembali’ berhenti di depan Kaiwelz, pria yang kurus ramping ini diam seperti biasanya.
Kami berada dalam kesunyiannya, aku memiringkan kepala dan beristirahat sebentar lalu tiba di sebuah rumah bertaman bunga.
‘jika waktu bisa kembali’ melepaskan sabuk pengaman, “Sudah sampai.”
Aku menuruni mobil, dia menyerahkan tongkat padaku, kakiku sudah banyak membaik, tetapi masih belum bisa meninggalkan tongkat.
‘jika waktu bisa kembali’ membawaku ke luar pintu vila, dari dalam keluar seorang gadis muda yang memiliki fitur wajah yang cantik, hidungnya yang mancung dan mata yang dalam. Aku menebak, ini adalah sepupunya ‘jika waktu bisa kembali’.
Tentu saja, ‘jika waktu bisa kembali’ berkata: “Ini adalah sepupuku Elisa. Elisa, ini adalah Lin Xiao pembuat kue antik yang aku katakan.”
‘jika waktu bisa kembali’ memanggilku pembuat kue antik, aku tersenyum mendengarnya.
“Ini pertama kali aku mendengar panggilan seperti ini.”
Elisa tersenyum dan menggulurkan tangannya padaku dan berkata padaku dalam bahasa Mandarin yang tidak fasih: “Halo, aku sangat menyukai hasil karyamu. Aku mengirimkannya ke Facebook ku. Teman-temanku yang di Amerika sangat terkejut, ada kue seperti ini. Mereka mengatakan bahwa ketika mereka merayakan ulang tahun, mereka juga ingin membuat kue seperti itu.”
Kata-kata Elisa membuatku kaget, dan kemudian aku sangat senang, “Terima kasih, aku akan sangat senang melayani mereka.”
Aku berbicara beberapa kata dengan Elisa, dan kemudian ada tamu datang, Elisa pergi menyambut para tamu, aku mengikuti ‘jika waktu bisa kembali’ ke aula villa.
Ini adalah sebuah bangunan bergaya Eropa, gaya dekorasi juga gaya Eropa, aula dipenuhi dengan musik ceria, sudah ada beberapa tamu di dalam, mereka mengenakan berbagai topeng di wajah mereka.
Aku terkejut dan melihat pada ‘jika waktu bisa kembali’, dia tersenyum berkata: “Lupa memberitahumu, ini adalah sebuah pesta topeng. Orang yang hadir semuanya teman Elisa.”
Aku membuka mulut tidak dapat berkata, tiba-tiba tidak dapat mencerna informasi ini. Seorang pelayan telah membawa nampan, dan ada beberapa jenis topeng berwarna-warni di nampan. ‘jika waktu bisa kembali’ membuat sebuah gerakan yang elegan menandakan “silakan memilih".
Aku di dalam situasi terkejut dan bingung mengambil sebuah topeng rubah dan mengenakannya di wajahku.
Selanjutnya aku mengikuti ‘jika waktu bisa kembali’ yang mengenakan topeng vampir memasuki aula. Aku sama sekali tidak mengenal orang-orang disini selain ‘jika waktu bisa kembali’, aku juga tidak tahu Elisa mengenakan topeng yang mana, dan yang mana adalah dia.
Orang-orang menari dengan musik yang menggembirakan, dan aku orang yang setengah lumpuh dengan tongkat, tentu saja tidak ada yang datang mengundang, dan ‘jika waktu bisa kembali’, aku tidak tahu ke mana dia pergi. Aku berdiri sendirian di meja prasmanan dan mengambil makanan ringan perlahan-lahan makan, hatiku mulai menyesal, bagaimana aku bisa setuju datang bertemu dengan Elisa, kami sama sekali beda tipe.
Satu sosok yang ramping datang.
Wajahnya ditutupi dengan topeng badut, kedua tangannya di saku celana, dengan celananya yang panjang terlihat bentuk tubuhnya sangat bagus.
Aku menatap pada orang itu dengan aneh, lelaki itu juga menatapku, aku tersenyum padanya, walaupun tidak saling mengenal, dan aku tidak tahu wajah seperti apa di balik topeng badut itu, tetapi seperti kata bijak, pertemuan pertama adalah menambah seorang teman.
“Sendirian?”
Orang itu berkata, nada suaranya rendah, sedikit serak.
“Ya.”
Aku mengangguk, sambil memasukkan cemilan manis ke mulutku dengan garpu perak.
Orang itu berjalan dua langkah ke depan, menundukkan kepalanya melihatku.
“Kamu sepertinya tidak dapat menari, ayo jalan-jalan keluar?”
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaThe Richest man
AfradenUntouchable Love
Devil BuddyHis Second Chance
Derick HoNikah Tanpa Cinta
Laura WangCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMenaklukkan Suami CEO
Red MapleCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)