Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
Qiang-Qiang mengalami mimpi buruk, anak ini di usia sekecil ini bertahan hidup setelah begitu banyak bahaya, beberapa malam ini, selalu terbangun menangis karena mimpi buruk.
Aku lari masuk ke kamar tidur dan memeluknya, dengan panik membujuknya, “Qiang-Qiang anak yang baik, ibu di sini, ibu di sini.”
Qiang-Qiang membuka mata melihatku, dan memanggil: “Ibu tante.” Lalu menutup kembali matanya, dan tertidur.
Jiayu menelepon, dia melihat berita yang disebarkan oleh wartawan, bertanya padaku, bagaimana kalau kepala komandan itu tidak menerimaku?
Jiayu sangat mengkhawatirkan situasiku. Dan sekarang, aku bagai menaiki harimau dan sulit untuk turun, aku sendiri yang memilih dan berjalan selangkah demi selangkah, seberapa pahit dan sulit, bahkan jalannya dipenuhi duri pun, aku harus menahan rasa sakit dan terus berjalan.
Gao Le menelepon lagi, “Besok sore jam tiga, pemakaman Qin Sumin.”
Gao Le sepertinya sangat malas berbicara denganku, selesai berkata langsung menutup telepon.
Pemakaman Qin Sumin aku pasti akan datang, dan tidak hanya itu, aku juga akan membawa Qiang-Qiang, Qin Sumin adalah ibu angkat Qiang-Qiang, dan juga orang menyelamatkan Qiang-Qiang, aku akan selalu berterima kasih padanya dalam hidup ini.
Waktu berlalu dengan cepat, sudah tiba di besok siang, dan dalam waktu ini, Tuan Kelima selalu tidak pulang ke rumah, tidak tahu dia sedang berada di rumah wanita cantik yang mana, aku tidak mencintainya, jadi juga tidak akan cemburu.
Aku meneleponnya, dan seorang wanita yang mengangkat.
Aku mendengar suara itu, sepertinya Yiyi.
“Tolong panggilkan Tuan Kelima.”
Yiyi mendengar suaraku, “Oh kamu, dia baru saja keluar, ada telepon penting, sepertinya masa depan Tuan Kelima akan menderita. Tuan Kelima, telepon dari wanitamu!”
“Ada apa?”
Terdengar suara Tuan Kelima, dengan membawa sedikit kesal.
Aku: “Aku nanti akan menghadiri pemakaman ibu angkat Qiang-Qiang, aku membutuhkan perlindunganmu.”
Tuan Kelima berkata dengan nada santai, “Tunggu.”
Aku tahu, Tuan Kelima membuat aku menunggu maka dia pasti akan datang, kemudian, aku mengganti pakaian Qiang-Qiang, kami duduk di sofa ruang tamu, menunggu Tuan Kelima pulang.
Belasan menit kemudian, Tuan Kelima meneleponku, “Ayo keluar.”
Kemudian, aku menggandeng tangan Qiang-Qiang, kami pasangan ibu dan anak turun kebawah bersama.
Tuan Kelima mengendarai sebuah mobil hitam, nomor platnya merupakan sebaris angka delapan yang sangat keren. Aku membawa Qiang-Qiang memasuki mobil Tuan Kelima, dan Tuan Kelima mengendarai mobil menuju ke kuburan.
Mo Ziqian dan asistennya, Gao Le, dan anggota staf perusahaan pemakaman, mereka sudah tiba, peti jenazah Qin Sumin terlihat sangat mahal, peti jenazahnya perlahan-lahan turun, ketika hampir masuk ke dalam lubang kuburan, Qiang-Qiang berteriak nangis.
Anak kecil ini sepertinya menyadari, ibu yang selalu melindunginya, dan mencintainya sudah tiada. Dia menangis histeris.
Mo Ziqian mengenakan kacamata hitam menatap kesini, tatapannya yang tajam dan sakit hati. Tuan Kelima berdiri di sampingku, menyeka mata Qiang-Qiang dengan sapu tangan, “Putraku yang baik, jangan menangis.”
Tuhanpun tahu, kata “Putraku”, bisa seberapa sakit menusuk hati Mo Ziqian. Dia segera memutarkan kepalanya, pandangannya bergerak dengan cepat.
Pemakaman selesai, aku menggendong Qiang-Qiang mengikuti Tuan Kelima berjalan menuju keluar kuburan, dan di belakangku adalah Mo Ziqian dan Gao Le serta asisten Mo Ziqian, tiba-tiba ada seorang wanita membawa sekelompok orang bergegas dengan marah, “itu mereka, mereka bertanggung jawab atas kompensasi Sumin, kita minta uang dengan mereka!” Wanita itu memimpin dan berteriak.
Aku terkejut.
Aku langsung mengenali wanita itu, dia adalah wanita yang pernah menampar Qiang-Qiang di tepi jalan. Sepertinya, dia adalah saudarinya Qin Sumin.
Setelah Qin Sumin mengalami kecelakaan, mereka tidak ada satu pun yang muncul, sekarang malah meminta uang kompensasi. Tetapi dari mana kompensasi? Qin Sumin dari pertolongan hingga pemakaman, semua biaya dikeluarkan oleh Mo Ziqian, termasuk tanah kuburan yang seharga Rp 400 juta lebih.
Tuan Kelima menggerutkan alisnya, “Siapa orang-orang ini?”
Aku berkata: “sepertinya saudara Qin Sumin.”
“Dia adalah tante dari ibuku.”
Anak kecil di pelukanku mengatakannya. Ketika dia melihat orang-orang ini, tangan kecilnya langsung merangkul leherku, mengerutkan alisnya, dia merasa takut dan jijik, “Dia selalu memukulku ketika ibu pergi.”
Perkataan anak kecil ini membuat kemarahan didalam hatiku segera bangkit. Aku memelototi mereka dengan marah, menunggu wanita itu mendekati, aku akan langsung menamparnya.
“Mana uang, beri kami uang kompensasi Sumin, kalau tidak hari ini siapapun jangan berpikir ingin pergi dari sini!” Para lelaki dan wanita yang dipimpin oleh wanita itu mengelilingi kami.
Terdengar suara Mo Ziqian dari belakang, nada suaranya yang rendah dan serius, “Lapor polisi, katakan saja mereka mencari masalah, percobaan pembunuhan!”
“Baik.” Asisten Mo Ziqian segera menghubungi polisi.
Tante Qin Sumin dan sekelompok orang semuanya terkejut mendengar kata lapor polisi.
“Jangan menakuti kami, polisi datang kalian juga harus mengeluarkan uang!”
Orang-orang ini sebenarnya sangat takut dalam hatinya, tetapi masih saja berpikir ingin mendapatkan sedikit uang.
Mo Ziqian sekali lagi memerintah, “Panggil orang untuk menutup lingkungan pemakaman. Jangan biarkan orang-orang ini pergi dan berikan mereka pada polisi!”
“Baik!”
Sekelompok orang ini yang ingin merampok di tengah kebakaran, semuanya panik, pada saat ini, terdengar suara sirene datang dari luar, polisi datang dengan cepat, orang-orang ini langsung menjatuhkan tongkat di tangan mereka dan berlari keluar, tetapi sudah terlambat, mobil polisi sudah masuk.
Melihat orang-orang ini, termasuk tante dari Qin Sumin dibawa masuk ke mobil polisi, hatiku terasa senang.
“Mo Wanwan, kamu dengarkan, kalau Qiang-Qiang terjadi apa-apa karena kamu, aku pasti tidak akan melepaskanmu!”
Mata jernih Mo Ziqian yang sangat ganas, memelototiku dengan kejam, dan tidak lagi mempedulikan kami, pergi membawa asistennya dan Gao Le.
Tuan Kelima memeluk dadanya dan menggelengkan kepala, berkata: “Mo Ziqian benar-benar sangat menyayangi anak ini. Setelah mendengar putranya sering dipukul, dia segera lapor polisi, membuat polisi menangkap orang-orang ini, dan menghukum mereka.”
“Mungkin saja.”
Aku tidak ingin bicara tentang Mo Ziqian, “Terima kasih sudah menemaniku kesini.”
Tuan Kelima berkata: “Tidak perlu merasa segan, aku akan memerlukan bantuanmu suatu hari, kita adalah keluarga bukan?”
Tuan Kelima tersenyum dengan penuh makna, dan berkata: “Ayo, matahari mulai terbenam, membawa anak di tempat ini tidak terlalu bagus.”
Tuan Kelima selesai berkata, melangkah maju dengan cepat.
Mobil melaju di sepanjang jalan, dengan cepat tiba di apartemen Tuan Kelima, Tuan Kelima duduk di dalam mobil tidak turun, “Aku tidak naik, daripada tidak tahan, membersihkan pistol keluar api, lalu dihancurkan oleh bocah ini, aku masih ingin hidup beberapa tahun lagi.”
“Bibi, apa maksud membersihkan pistol keluar api?”
Qiang-Qiang tiba-tiba bertanya.
Tuan Kelima menaikkan bola matanya ke atas, jendela langsung ditutup, dan mobil itu membawa Tuan Kelima yang kesal melaju pergi.
*****(membersihkan pistol keluar api artinya adalah hal kecil yang menimbulkan masalah besar, berkaitan dengan kali terakhir Lin Xiao dan Tuan Kelima diganggu tangisan Qiang-Qiang)*****
Aku menggendong Qiang-Qiang naik keatas, mengisi air mandi untuknya, membungkus tubuhnya dengan handuk besar, dan meletakkannya di sofa, anak kecil ini sambil minum susu sambil bertanya: “Tante, mengapa kita tidak tinggal di tempat paman itu, mengapa kita tinggal di rumah paman ini.”
Anak kecil ini meskipun dia masih kecil, tetapi tiap kata dan tiap kalimat dia mengatakannya dengan jelas.
“Karena tante akan hidup bersama paman ini.”
“Apa maksudnya hidup bersama? Itu seperti putri salju hidup bersama pangeran?”
Anak kecil ini masih ingat cerita putri salju yang aku ceritakan untuknya.
Aku mengangkat kepala mengelus kepala anak kecil ini, “Iya.”
Kalau menjelaskan hubunganku dan Tuan Kelima, anak kecil ini juga tidak akan mengerti, jadi jawaban yang aku berikan samar dan tidak jelas.
Untungnya anak kecil ini tidak bertanya lagi.
Qin Sumin sudah dikebumikan, Qiang-Qiang sekarang juga termasuk aman, aku percaya, anggota Hu Yeming tidak akan berani menyentuh Qiang-Qiang, dan orang yang menabrak Qiang-Qiang dan Qin Sumin, mungkin juga adalah anggota Hu Yeming.
Pada malam hari, Tuan Kelima meneleponku, dia mengatakan bahwa dia telah membantu Qiang-Qiang menghubungi taman kanak-kanak, besok sudah boleh membawanya pergi, dan tidak perlu berterima kasih padanya.
Kata “terima kasih” dari ku tersangkut di tenggorokan.
Taman kanak-kanak yang dicari Tuan Kelima adalah taman kanak-kanak yang terbaik. Biaya mengasuh anak di sini sangat tinggi dan keamanannya juga sangat baik. Lingkungan internal TK tidak tertandingi oleh taman kanak-kanak biasa lainnya. Anak-anak di sini lebih kaya dan berharga daripada yang lain.
Berdiri di luar taman kanak-kanak, aku tahu betapa mahalnya biaya taman kanak-kanak itu. Aku menggandeng tangan Qiang-Qiang dan merasa ragu.
Tubuh Tuan Kelima yang tinggi besar melangkah dengan santai mendekati, “Mengapa kamu tidak masuk? Tidak suka di sini?”
“Bukan, biaya di sini terlalu mahal, tidak cocok untuk Qiang-Qiang.”
Aku mana sanggup membayar biaya asuh yang begitu mahal. Bahkan kerja sampai matipun aku merasa tidak dapat mengumpulkan uang untuk biaya disini sebulan.
Tuan Kelima tersenyum, “Kamu tidak perlu mengkhawatirkan tentang biayanya, siapa suruh anak ini.......” Tuan Kelima mengangkat tangannya mengelus kepala Qiang-Qiang, “adalah anak angkatku?”
“Ayo, panggil ayah angkat, ayah angkat menggendongmu masuk.”
Tuan Kelima menggendong Qiang-Qiang.
“Ayah angkat.”
Qiang-Qiang memanggil dengn suara yang jelas dan manis.
Dia sudah lama hidup, selalu dikunci di dalam rumah oleh Qin Sumin, atau membuat tante Qin Sumin yang jahat membantu menjaganya, dia tidak pernah tahu bagaimana penampilan taman kanak-kanak, dan sekarang melihat begitu banyak anak-anak sedang bermain di dalam, langsung menjadi sangat senang.
Tuan Kelima melihat situasi ini, senyuman di wajahnya semakin kuat, dia menggendong Qiang-Qiang dan masuk ke dalam.
Hubunganku dan Tuan Kelima “tidak biasa”, itu semua bukan hubungan asli, aku tidak boleh berhutang begitu banyak uang padanya. Aku mengejarnya, “Tuan Kelima, batalkan saja”
Tetapi Tuan Kelima sama sekali tidak mempedulikanku, dia menggendong Qiang-Qiang masuk ke kantor kepala sekolah.
Kepala sekolah menyambut Tuan Kelima dengan semangat, dan mengumumkan akan menggratiskan biaya pengasuhan Qiang-Qiang selama setahun.
Tuan Kelima bahkan tidak berterima kasih padanya, dan juga tidak menolak.
Ketika keluar dari kantor kepala sekolah, aku menarik ujung baju Tuan Kelima, “Setahun 200 juta rupiah loh, biaya 200 juta memangnya tidak perlu dibayar?”
“Ya, datang kesini, itu untuk mengangkat levelnya. 200 juta untuk anak angkatku sekolah di taman kanak-kanak ini, itu adalah suatu berkah baginya.”
Kesombongan dan arogansi Tuan Kelima muncul lagi.
Setelah serangkaian pemeriksaan fisik, Qiang Qiang diatur dalam sebuah kelas kecil di taman kanak-kanak. Pada saat ini anak kecil ini merasa penasaran pada apapun, begitu banyak mainan, begitu banyak anak, ini adalah hal yang tidak pernah dia alami selama dua tahun.
Pada pagi hari, aku mengantar Qiang-Qiang ke taman kanak-kanak, langsung berangkat kerja, Wen Yiru pulang dari Kanada, ketika dia melihatku, dia menggelengkan kepalanya, dan wajahnya berekspresi tidak dapat mengatakan apapun. Dan kemudian, berjalan masuk ke kantornya.
Novel Terkait
Akibat Pernikahan Dini
CintiaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoAwesome Husband
EdisonCinta Yang Berpaling
NajokurataPengantin Baruku
FebiHabis Cerai Nikah Lagi
GibranCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)