Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 139 Perubahan (1)
Ini baru dua bulan, Hidupku sudah menjadi berantakan.
Di malam hari, aku hanya diam saja dengan Mo Ziqian, ketika aku pergi bekerja, aku merasa pusing. Hujan di tengah malam menyebabkan genangan air yang serius di beberapa tempat di sudut kota.
Ketika aku hampir tiba di perusahaan, sebuah mobil melaju kencang dari samping, dan air berlumpur yang dilindas oleh mobil tersebut langsung mengenai badanku. Ketika aku berniat menyumpahi. Mobil itu mengerem mendadak dan berhenti di kejauhan. Sebuah mobil mewah Lamborghini, hal pertama yang aku tebak dalam pikiranku, adalah Lan Ke.
Jendela Lamborghini diturunkan, dan seseorang menoleh dan melihat ke arahku, "Ternyata itu adalah ibu tiri ganas yang menyiksa anak tiri. Memercikkan air berlumpur untuk kamu juga masih termasuk menghormati kamu,bye bye.”
Lan Ke bersenandung dan melaju pergi dengan suara mendengung. Aku sangat marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Di firma hukum, kolega-kolega aku juga membicarakan tentang aku, mereka mengatakan bahwa menjadi ibu tiri itu sangat sulit, anak itu bukan anak yang baik, singkatnya, semuanya dibicarakan. Setelah lama bekerja untuk Kaiwelz, sebagian besar kolega aku juga tahu sifatku. Mereka juga tahu aku tidak akan memukuli orang tanpa alasan, jadi tidak begitu banyak perbincangan yang tidak baik yang terdengar tentang aku.
Malah sebaliknya, banyak orang yang bersimpati kepadaku.
Pada siang hari, aku pergi ke kafe terdekat. Aku sedang dalam suasana hati yang buruk. Aku ingin mencari tempat untuk menenangkan diri, tetapi lupa bahwa ada beberapa orang di dunia ini yang tidak pernah membiarkan kamu tenang.
Chen Liyan datang, dan wajah cantiknya itu penuh tawa. Dia bersandar di depanku dan matanya penuh senyum. "Lin Xiao, bagaimana kabarmu, sangat susah kan belakangan ini? Aku bilang ya, ini baru permulaan, kehidupan yang lebih menderita masih menunggumu nanti. "
Chen Liyan terkikik dan pergi.
Aku minum secangkir kopi, dan hatiku menjadi semakin tidak nyaman, aku bangun dan meninggalkan kedai kopi itu.
Kembali ke Kaiwelz, aku baru menyadari bahwa dalam waktu singkat hanya lebih dari setengah jam ketika aku tidak ada ditempat, sebutan ibu tiri kejam yang menyiksa anak tiri itu telah berubah 180 derajat.
Sisi benar-benar merekam video dengan sukarela dan mengakui kesalahan itu. Dia mengatakan bahwa dia yang salah, merebut mainan adiknya, dan memarahi adiknya jelek, anak haram dan ibu tirinya baru memukulnya.
Meskipun kami belum pernah memakai sebutan ibu tiri dan anak tiri.
Aku tidak tahu siapa orang yang merekam. Gadis kecil dalam video itu mengatakannya dengan sangat menarik simpati. Air mata berlinang dan dia berkata dengan tulus: Dia minta maaf kepada saudaranya, minta maaf kepada ibu tirinya, dan membungkuk hormat pada kamera.
Banyak hal telah berubah dengan tajam, dan orang-orang telah berpikir bahwa gadis kecil itu berada di bawah paksaan dan tekanan ibu tirinya, dan mengakui semua hal yang tidak dia lakukan.
Adegan video itu membuat aku tidak bisa mengatakan apa-apa untuk waktu yang lama. Siapa yang mengarahkan gadis yang baru berumur tujuh tahun ini, atau siapa menyuruhnya melakukan ini?
Aku merasa pusing dan kembali ke apartemen, tetapi aku malah melihat Mo Ziqian duduk di sofa di ruang tamu. Mata gadis kecil itu masih berlinang air mata. Dia berkata: "Papa, aku telah meminta maaf. Akankah ibu adikku bisa memaafkan aku? Aku berjanji untuk menjadi anak yang baik di masa depan, aku tidak akan memarahi adik laki-lakiku lagi, dan aku tidak akan merebut mainannya lagi. Papa, tolong kasih tahu Tante, supaya dia tidak membenciku? "
Ini apa, aku benar-benar tidak mengerti.
Dengan pandangan luar biasa aku menatap papa dan anak ini, beberapa hari ini, Qiang Qiang tinggal di rumah Wen Yiru disana, karena aku dan Mo Ziqian lelah berurusan dengan kasus penganiayaan ini, jadi tidak bisa memberikan tempat yang aman dan nyaman untuk Qiang Qiang.
Mo Ziqian menggunakan ujung jarinya untuk membantu Sisi menyeka air matanya dan berkata, "Sisi jangan menangis lagi, kalau sudah tahu salah, sekarang sudah menjadi anak yang baik."
Sisi: "Papa, apakah papa setuju kalau aku tinggal bersamamu nanti? Sisi juga kangen Papa, dan aku ingin tinggal di rumah papa seperti adikku."
Mo Ziqian mengangguk dan matanya memerah, "Tentu saja, Papa mencintai adikmu dan juga mencintai Sisi."
Aku terpaku, ini sedang bermain sandiwara apa?
Mo Ziqian melihat aku dan berkata kepadanya: "Tante sudah pulang, ayo panggil Tante."
"Tante."
Sisi terlihat sangat takut padaku.
Mo Ziqian berkata: "Ini adalah inisiatif Sisi sendiri untuk merekam video untuk mengakui kesalahannya. Aku tidak menyangka dia mau melakukan ini. Anak ini telah menyadari kesalahannya dan kita bisa membiarkannya tinggal bersama kita di masa depan."
Meskipun Mo Ziqian mengatakannya seperti sedang mencoba berdiskusi dan menanyakan pendapatku, tapi tidak ada pertanyaan dalam kalimatnya dan dia sudah memutuskan untuk membiarkan Sisi pindah masuk dan tinggal disini.
Aku tidak bisa menerimanya sama sekali. Sisi yang tiba-tiba minta maaf yang menurutku sangat mencurigakan, lalu sekarang mau pindah kemari, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti dan konsekuensinya kalau tinggal bersama di bawah satu atap.
Sisi adalah anak Chen Liyan. Aku tidak percaya kalau anak ini tidak mewarisi temperamen ibunya. Lagipula, bukankah terlalu aneh kalau dia tiba-tiba berinisiatif untuk meminta maaf?
Tetapi melihatnya berlinangan air mata, seperti anak anjing yang menyedihkan memohon untuk membiarkannya tinggal disana, aku tidak mampu menolaknya.
"Yah, aku harap kamu bisa rukun dengan Qiang Qiang."
Jika aku menolak Sisi untuk pindah kemari, aku akan menyakiti hati Mo Ziqian. Sisi adalah putrinya, aku tidak bisa melihatnya sedih.
Aku naik ke atas dan meninggalkan ruang di bawah untuk papa dan anak ini.
Pada malam hari, Sisi tidur di kamar di mana bintang-bintang dapat terlihat jelas. Mo Ziqian menemani sampai dia tertidur baru kembali ke kamarnya .
Dan aku, siksaan fisik dan mental dalam beberapa hari terakhir, membuatku kelelahan secara fisik dan mental, berbaring di tempat tidur, tidak ingin bergerak, Mo Ziqian pergi ke tempat tidur dan memelukku dari belakang.
Pagi harinya, Sisi turun dan menyambutku dengan canggung, "Tante, selamat pagi."
"Pagi."
Wajahku agak kaku, menghadapi seorang anak kecil yang menyapa, aku berusaha tersenyum semampuku.
Mo Ziqian mencium dahi Sisi, "ayo, papa mengantarmu ke sekolah."
Papa dan anak bergandengan tangan dan melangkah pergi. Sisi sambil berjalan dan bertanya, "Papa, adik dimana? Kapan dia kembali, Sisi akan meminta maaf kepadanya ........"
Perubahan ini terlalu besar, aku hampir tidak bisa mempercayai telingaku, apakah ini benar-benar Sisi?
Dalam pikiranku, wajah tersenyum Chen Liyan muncul lagi, "Lin Xiao, penderitaanmu akan menunggumu nanti, tunggu tanggal mainnya."
Tiba-tiba aku menggelengkan kepala. Kata-kata Chen Liyan membuatku percaya bahwa Sisi tidak akan pernah semudah itu berubah, aku takut dia sedang menjalankan rencana rahasianya.
Tapi aku gemetar dan tiba-tiba bulu kudukku berdiri dan merasa kedinginan. Sisi hanya seorang anak yang baru berusia tujuh tahun. Apa dia benar-benar memiliki begitu banyak trik. Bisakah dia mengikuti instruksi yang diberikan oleh Chen Liyan dan menyelesaikannya?
Tidak, tidak, bagaimana ini bisa terjadi? Aku terperangkap dalam pikiran yang tiba-tiba muncul di pikiranku, dan aku buru-buru menggelengkan kepalaku.
Mo Ziqian meminta aku untuk menjemput Qiang Qiang pulang nanti malam dan mengatakan bahwa dia akan mencoba menumbuhkan perasaan antara mereka. Aku sebenarnya tidak mau melakukan ini, tetapi Qiang Qiang tidak mungkin berada di tempat lain dan tidak tinggal bersama orang tua.
Ketika aku menjemput Qiang Qiang pulang, Sisi tampak sangat bahagia, tidak hanya meminta maaf dengan Qiang Qiang, tetapi juga mengatakan bahwa dia akan merawat adik laki-lakinya di masa depan.
Qiang Qiang merasa bahagia, karena kakak Sisi bersedia memanggilnya adik.
Novel Terkait
Yama's Wife
ClarkMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon Li1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaBeautiful Lady
ElsaPejuang Hati
Marry SuGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMarriage Journey
Hyon SongCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)