Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 245 Keracunan Makanan (2)

Tuan kelima memegang wajahnya sambil berkata : “Putri kesayanganku menendangku.”

Aku tertawa mendengarnya : “Putrimu berkata, ini siapa ya, terus mendekatiku seperti Tipatkai saja.”

****(Tipatkai : Dewa Langit Tampan yang dikutuk oleh Tuhan menjadi berwajah babi karena suka menggoda perempuan, muncul dalam film Kera Sakti)****

Tuan kelima melihatku dengan wajah kesal, lalu berkata pada perutku : “Sayang, papa bukann Tipatkai, jangan dengar mama sembarangan bicara, papa merupakan pria paling tampan sedunia. Papa jamin, putri papa juga pasti akan menjadi gadis yang paling cantik sedunia…………”

Dalam waktu sekejap setengah bulan berlalu lagi, tubuhku perlahan bertambah berat, terlihat begitu lambat karena begitu gemuk, Tuan kelima melihatku membawa perut yang begitu besar, gerakan juga menjadi semakin susah, mengataiku sebagai babi betina paling imut sedunia.

Tuan besar tetap belum sadar, Xu Jingya kadang ke rumah sakit untuk menengok Tuan besar, namun setiap kali datang ia terlihat begitu terburu-buru bahkan terkesan sangat tidak sabar berlama-lama disana.

Tentu saja ini semua diberitahukan oleh penjaga yang mengurus Tuan besar pada Tuan kelima.

Hari ini aku ikut Tuan kelima kesebuah apartemen di area militer, setelah membersihkan barang, apartemen disana disewakan tahunan, sekarang masih dalam masa sewa, masih ada banyak barang disana yang belum dipindahkan.

Tanpa perlu aku yang turun tangan, Tuan kelima sudah menggulung lengan bajunya dan mulai berberes.

“Ini masih mau? Kalau ini?”

Dia membereskan sambil bertanya padaku.

Aku : “Ini masih bisa dipakai, itu buang saja.”

Setelah satu jam, semua barang sudah diangkut oleh Tuan kelima keatas mobil, barang yang sudah tidak diinginkan semua dibawa ke tong sampah disamping apartemen.

Lalu melihat Tuan kelima, di wajahnya yang tampan mengalir keringat di kedua sisinya.

Aku memotretnya sambil tertawa lalu mempostnya, tidak berapa lama, aku menerima komentar di foto yang kuposting.

Terutama dari Chen Hui, dia berkata : Oh, ternyata Tuan kelima juga bisa bekerja, aku pikir hanya bisa dilayani orang.

Aku memperlihatkan komentar Chen Hui pada Tuan kelima, Tuan kelima hanya cemberut tanpa mengatakan apapun.

Lan Ke langsung mengirim pesan ke kotak pesan : “Kerja bagus, ingat, pria itu ada untuk menyayangimu, jika dia membuatmu susah, pukul saja dia, kalau tidak sanggup menandinginya masih ada kakak.”

Bibirku langsung menyungging, kata-kata ini tidak boleh terlihat oleh Tuan kelima.

Setelah membereskan barang, Tuan kelima membawaku ke tempat Tuan besar lagi. Kemarin perawat Tuan besar menelepon Tuan kelima untuk mengambil gaji, Tuan kelima menggerutu kenapa perawat tidak menagih gajinya ke Xu Jingya, namun ia tetap mengiyakan.

Kami tiba di rumah Tuan besar dengan cepat.

Pengasuh datang untuk membuka pintu, begitu melihat aku dan Tuan kelima yang datang, ia langsung berkata : “Akhirnya kalian datang juga, keluargaku sedang sangat membutuhkan uang sekarang, namun tidak ada orang yang bersedia menghitung gaji untukku, aku benar-benar panik.”

Tuan kelima : “Dimana Xu Jingya? Kamu tidak meminta padanya?”

Pengasuh : “Kak Xu sudah lama tidak pulang kemari, bahkan Jiao Jiao juga sudah lama tidak kembali.”

Aku dan Tuan muda terkejut, alis Tuan kelima langsung mengkerut, “Apa yang terjadi!”

Pengasuh hanya menggeleng menandakan tidak tahu.

Tuan kelima memberikan uang 40 juta rupiah kepada pengasuh, lalu menelepon Xu Jingya di ruang tamu, tentu saja tidak ada yang mengangkat teleponnya. Lalu dia menelepon Chen Hui, ketika Chen Hui mendengarnya ia juga terkejut, “Ada kejadian seperti itu? Kalian tunggu sebentar, aku segera kesana.”

Setengah jam kemudian, Chen Hui tiba, dia menanyakan pertanyaan yang sama pada pengasuh, pengasuh tetap sama jawabannya yaitu tidak tahu.

Lalu Chen Hui berkata : “Aku coba tanyakan ke rumah Li Tuanzhang, biasanya Bibi Xu sering berhubungan dengan istri Li Tuanzhang.”

Chen Hui kembali dengan cepat, dia bilang istri Li Tuanzhang sudah lama tidak bertemu dengan Xu Jingya.

Ucapan Chen Hui membuat perasaanku dan Tuan kelima merasa aneh, tepat disaat itu, bel berbunyi, ternyata Xu Jingya membawa Jiao Jiao pulang.

Dia melihat di ruang tamu ada kami, sempat terkejut, namun ia langsung berkata dengan nada lelah : “Kalian semua ada disini, aku mengajak Jiao Jiao tinggal kekampung halamanku untuk sesaat, ada apa kalian kemari?”

Bibir Tuan kelima mengetat, tidak mengatakan apapun, lalu Chen Hui berkata : “Kalau begitu kami merasa lega. Kamu istirahatlah lebih awal, adik kelima, Xiaoxiao, ayo kita pergi.”

Setelah mengatakannya, Chen Hui langsung berjalan keluar, aku dan Tuan kelima juga mengikutinya meninggalkan rumah ini.

Dijalan pulang, alis Tuan kelima mengkerut begitu ketat, “Pulang kekampung halaman, setan baru percaya.”

Aku : “Menurutmu ada yang ia tutupi dari kita?”

Tuan kelima : “Meskipun Xu Jingya datang dari kampung, namun yang paling ia pandang rendah adalah kampung, bertahun-tahun, belum pernah ia berhubungan dengan sanak saudaranya dikampung sekalipun, bagaimana mungkin ia pulang kesana.”

Aku : “Kalau begitu apa yang ia lakukan?”

Tuan kelima : “Aku tidak tahu, namun pasti bukan hal yang baik.”

Besoknya, Tuan kelima sudah tiba dikantor sejak pagi, aku ditemani Aisha jalan-jalan kesekitar sekolah Qiang Qiang, karena tubuhku yang semakin berat aku tidak berani berjalan sendiri.

Jam sekarang merupakan jam aktivitas sekolah, lapangan sekolah terlihat begitu ramai, anak-anak bagai burung yang lepas dari sangkar, suara tawa dan obrolan mereka menyebar dari berbagai penjuru.

Aku berdiri dipagar mencari-cari Qiang Qiang.

Tiba-tiba, aku melihat di pagar seberang ada bayangan seseorang yang begitu familiar. Dia berdiri dengan tenang disana, tatapannya mengikuti anak yang sedang berlari dengan senangnya.

aku melihat kelembutan dibalik wajahnya yang tampan.

Mo Ziqian, dia datang untuk melihat Qiang Qiang?

Tiba-tiba Qiang Qiang terjatuh, aku melihat tatapan Mo Ziqian berubah menjadi tatapan kaget, detik itu, jantungnya seolah hampir melompat keluar dari mulutnya. Qiang Qiang bangkit berdiri, tangan kecilnya membersihkan kotoran yang menempel di celananya, lalu lanjut bermain dengan temannya, setelah melihat itu rasa khawatir diwajahnya baru perlahan menghilang.

Lalu ia menerima sebuah telepon dan pergi.

“Kak, orang itu sepertinya Mo Ziqian!”

Aisha menunjuk Mo Ziqian yang sudah hampir masuk ke dalam mobil.

“Iya.” Aku melihat mobilnya pergi, aku berpikir, apakah Mo Ziqian sering seperti itu? Atau baru sekali ini namun suda terlihat olehku?

Aku dan Aisah kembali ke apartemen, Aisha terus merangkul lenganku, memapahku, ia merupakan seorang adik yang begitu perhatian, didepan pintu lobby apartemen kami melihat Lan Ke yang baru akan pergi.

Lan Ke melihatku, melihat Aisha, tersenyum, “Jalan kemana? Kalau kamu masih tidak kembali aku sudah mau pulang.”

Setengah bulan tidak bertemu, Lan Ke terlihat semakin tampan, menyipitkan mata sambil berdiri disana, matanya yang indah bagai bintang, membuat orang sulit mengalihkan pandangan darinya.

Di sampingku, ada sebuah lampu kecil yang diam-diam sedang berkelip.

“Jalan-jalan ke sekolah, sibuk apa akhir-akhir ini? Sudah lama tidak melihatmu.”

Lan Ke : “Sibuk berkencan. Adikku ini saja sudah hampir melahirkan, aku sebagai kakak harus lebih banyak bergaul, lalu mencari seorang pasangan untuk dinikahi, kalau tidak aku akan sangat berdosa pada keluarga Lan.”

Lan Ke berkata sambil masuk ke dalam rumah bersama kami.

Aku melihat satu kantung plastik berisi beraneka ragam buah, aku tahu itu pasti Lan Ke yang membawakannya.

Lan Ke duduk dengan santai di sofa, mengangkat satu kakinya, memiringkan kepala sambil berpikir : “Sepertinya tidak sampai dua bulan lagi kamu sudah akan melahirkan bukan, hadiah apa ya yang harus kuberikan untuk keponakanku?”

Aku tersenyum : “Bayi ini memiliki paman yang pandai mengumpulkan harta, hadiah kecil dan murah kami tidak terima loh.”

Lan Ke bergurau : “Benar sekali, bagaimana jika aku menurunkan jurus mengumpulkan hartaku padanya, jadi meskipun dia tidak mewarisi kekakayaan Tuan kelima, paling tidak bisa menjadi konglomerat cilik.”

Lan Ke bangkit sambil berjalan keluar, aku menatap kepergiannya, ketika menoleh aku melihat mata Aisha yang mengikuti kepergiannya…………..

Beberapa hari berlalu lagi, beberapa hari ini Xu Jingya ke rumah sakit setiap hari, seperti berubah menjadi orang lain, ia begitu telaten menjaga Tuan besar, ketika Tuan kelima mendengar kabar ini dari perawat, ia mengangguk.

Dan akhir-akhir ini Lin Xueman mulai memamerkan sikap mulianya lagi, Sisi ulang tahun, ia membuatkan sebuah party untuk Sisi lalu mempost semua video juga foto diacara ulang tahun Sisi ke instagram.

Dalam video dan foto itu, ia dan Sisi saling mencium, berpelukan bahkan bersikap seperti sepasang ibu dan anak yang harmonis.

Lin Xueman juga memberikan caption : putriku merupakan cotton candy dalam hidupku, sungguh beruntung memiliki seorang putri yang manis seperti ini.

Aku menghela nafas, wanita picik ini masih saja berpura-pura, perbincangan ini menjadi berita panas, keesokan harinya, aku melihat berita Lin Xueman keracunan makanan sampai dibawa ke rumah sakit.

Ketika itu aku terkejut sampai tidak bisa mengatakan apapun, Lin Xueman sedang hamil, dan usia kehamilannya sedikit lebih muda dariku, bukankah ini berarti kandungannya mungkin akan sulit untuk dipertahankan?

Aisha membawa ponsel datang dengan tergesa-gesa, “Kak, kamu sudah lihat belum, wanita picik itu semalam keracunan sampai masuk rumah sakit, katanya anak dalam kandungannya tidak tertolong, bahkan kondisinya sekarang begitu membahayakan.”

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu