Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 118 Masuk Perangkap (1)
Aku terasa sangat tercekik, dan tidak ada tempat pelampiasn, kembali ke rumah, raut wajah masih saja tidak baik, Qiang Qiang sedang bermain puzzle dengan pengasuh, anak kecil itu sudah melupakan kekecewaan kemarin karena tidak dipedulikan oleh Mo Ziqian, dengan kaki ditekuk terlungkup di atas lantai, dua tangan kecilnya menopang pipinya, sedang berpikir keras kepingan puzzle di tangannya seharusnya diletakkan dimana.
Pengasuh menyapaku, Qiang Qiang melihatku, sepasang mata yang berpikir keras pun langsung menjadi bersinar, “Mama cepat kemari, ini aku tidak tahu harus bagaimana menyusun.”
Puzzle yang disusun Qiang Qiang adalah puzzle peta China, kepingan puzzle yang digenggam adalah kota Chengdu, Qiang Qiang tidak tahu harus meletakkan kepingan puzzle ini dimana, jadi mengerutkan alis menguras otak.
Aku tersenyum ke sana, duduk menyilangkan kaki di samping Qiang Qiang, “Ayo kamu pikir-pikir lagi, Chengdu dimana? Chengdu itu berada di Sichuan, Mama pernah memberitahumu, bentuk seperti baskom.”
Setelah aku mengingatkannya mata Qiang Qiang pun langsung terang, kepingan puzzle Chengdu tepat diletakkan di daerah yang berbentuk seperti baskom itu.
Aku menepuk tangan, “Qiang Qiang hebat.”
Qiang Qiang berdiri, tangan kecilnya memeluk leherku, tertawa hehe dan mencium wajahku.
Suara kakak Wang terdengar dari lantai bawah, “Nona Lin, ada tuan Chen datang.”
Tuan Chen? Benakku seketika terbengong, dalam ingatanku hanya Chen Hui yang bermarga Chen, hingga sampai Tuan Kelima masuk baru lah aku tersadar, aku sudah melupakan Tuan Chen yang ini.
Tuan Kelima mengedipkan mata ke Qiang Qiang, “Anakku, Ayah datang melihatmu!”
Tuan Kelima yang menjadi ayah tiba-tiba tidak sedikit pun merasa aneh, malah sangat alami.
Qiang Qiang menyahut ayah angkat, Tuan Kelima mengoreksi sepatah: “Panggil ayah!”
Mata Qiang Qiang berkedip-kedip, tidak enak hati dan memanggil, “ayah.”
Tuan Kelima sangat senang, dia menggendong Qiang Qiang, “Suka tidak dengan barang dari ayah yang dibawa oleh Mama untukmu?”
Qiang Qiang melihatku, tertulis penuh dengan tanda tanya di mata yang jernih itu, “Mama, ayah kasih aku apa?”
Sorotan mataku terbesat, saat itu tidak tahu harus bagaimana mengatakannya, hadiah dari ayah angkatnya sudah dipecahkan oleh ayah kandungnya, semuanya mati.
Tuan Kelima mengerutkan alis, dalam mata yang cantik itu dipenuhi kesangsian.
Aku: “ayah angkat menghadiahkanmu gurita, botolnya tidak sengaja Mama pecahkan, jadi…. semuanya sudah mati.”
Hatiku sangat tidak enak, tapi mengatakan bahwa aku sendiri yang memecahkannya lebih baik daripada mengatakan bahwa Mo Ziqian yang memecahkannya.
Qiang Qiang jelas terlihat agak kecewa, menyahut sebentar ow..
Tuan Kelima memelototiku sejenak, sorotan mata yang penasaran ingin tahu.
“Ayah sekarang juga bawa kamu beli yang baru ya.”
Tuan Kelima menurunkan Qiang Qiang, “Cepat, pergi ganti baju.”
Qiang Qiang dengan gembira berlari naik ke atas, mata bengis dan sinis Tuan Kelima memelototiku, “Mo Ziqian yang melakukannya benar kan?”
Aku belum sempat membalas, Tuan Kelima pun sendiri bertanya sendiri menjawab, berkata: “Pasti pria itu, kalau tidak bagaimana mungkin botolnya pecah.”
Saat ini, Qiang Qiang memakai baju bergambar kartun yang baru dan bagus, saat keluar, Tuan Kelima menggendong Qiang Qiang dan pergi.
Saat kembali, di tangan Qiang Qiang dengan berhati-hati sekali membawa sebuah akuarium ikan kecil, di dalamnya ada beberapa ekor gurita dan juga dua bintang laut.
Anak itu meletakkan akuarium kecil itu di atas meja ruang tamu, kemudian lututnya berlutut di atas lantai, dengan mata yang gembira mengamati binatang-binatang kecil itu.
“Terima kasih Yah.”
Di hatiku berterima kasih terhadap Tuan Kelima, Tuan Kelima dengan dingin melirikku sejenak, “Nanti baru buat perhitungan dengan kamu.”
Aku: …
Tuan Kelima tidak makan di sini, beberapa menit kemudian pun pergi, Qiang Qiang sangat menyukai binatang-binatang kecil yang diberikan oleh Tuan Kelima ke dirinya, sebelum tidur masih menggendong akuarium kecilnya masuk ke dalam kamar tidur, meletakkannya di kepala ranjang, sebelum menutup matanya masih melihat-lihat, sampai benar-benar tidak tahan lagi dengan kantuknya.
Setelah dua hari, Tuan Kelima menelpon kemari, menyuruhku menemaninya menghadiri sebuah perjamuan makan, aku mengenakan long dress yang berwarna perak dan sepatu hak tinggi yang halus, spesial dipersiapkan oleh pria itu, merangkul lengan tangan pria itu, kami muncul di hotel berbintang lima itu.
Tuan Kelima tiba-tiba menempel di telingaku berkata: “Hari ini kasih kamu kesempatan untuk membalas dendam, kalau ada apa-apa ada aku dibelakangmu.”
Saat pria itu berkata, aku mengikuti pandangan mata pria itu menengok ke sana, terlihat Mo Ziqian yang bertubuh langsing, dia berdiri di tengah-tengah beberapa tamu, seperti burung bangau berdiri di antara segerombolan ayam, sangat lah menggugah pandangan.
Tuan Kelima tersenyum menawan, “Sebentar lagi lihat aksimu, bagaimana pun harus membalasnya untuk anakku bukan?”
Aku baru lah mengerti, Tuan Kelima membawaku menghadiri perjamuan ini ternyata supaya aku mencari Mo Ziqian melampiaskan amarah.
Aku harusnya mau bagaimana melampiaskannya? Tidak sekali pun aku membuat onar dengan Mo Ziqian, aku bisa menang, tidak hanya tidak pernah menang, malah masih membuatku sendiri terjerumus masuk tambah dalam.
Tuan Kelima tersenyum licik, memberiku segelas wine, “Selanjutnya lihat aksimu.”
Saat ini, ada tamu yang datang kemari menyapa Tuan Kelima, Mo Ziqian juga berjalan kemari, di sampingnya tidak ada Chen Liyan, hanya diikuti oleh beberapa orang kalangan bisnis.
Sambil berjalan mereka sambil membicarakan sesuatu, aku terdengar suara samar-samar Mo Ziqian seperti air yang mengalir menyebar dari kiri belakang, aku tiba-tiba menolehkan kepala, menyiram segelas wine yang diberikan oleh Tuan Kelima padaku ke muka Mo Ziqian yang tampan.
Mo Ziqian sangat terkejut mukanya disiram wine oleh seseorang, wine itu pun mengguyur ke bawah mengikuti wajah tampan itu, saat melihat aku lah yang menyiram, dirinya pun mengerutkan alis, dalam matanya yang jernih itu ada kabut yang sangat dalam.
“Yah, maaf sekali Tuan Mo, tadi tangan tidak stabil, tidak memegang gelas wine dengan baik.”
Aku tersenyum bak bunga meminta maaf ke Mo Ziqian, gambaran beberapa hari yang lalu dimana pria itu menghempaskan gurita yang diberikan Tuan Kelima ke tanah baru terlintas muncul di depan mataku, di hatiku yang terdalam, tersebat semacam perasaan puas setelah membalas dendam.
Mo Ziqian mengambil keluar sepotong sapu tangan putih dari kantong jasnya dan mengusap beberapa kali mukanya, dengan datar berkata: “Nona Lin, takutnya kamu menderita Parkinson ya? Kalau Tuan Kelima tidak ada waktu, aku bisa mengenalkan dokter untukmu, umurmu masih muda jangan sampai ditunda.”
**********(Parkinson adalah penyakit dimana tangan tidak bisa diam, terus bergetar)*********
Memandangi wajah Mo Ziqian yang tersenyum lembut itu, aku tahu, pembalasan dendamku tidak berhasil lagi, jelas-jelas ingin mempermalukannya, tapi batu terlempar lagi ke atas kakiku sendiri, yang dipermalukan jadi diriku sendiri.
Orang di sekitar dengan keras tertawa-tawa. Panas di mukaku seketika naik, saat dimana aku diolok-olok di depan Mo Ziqian dengan sangat memalukkan, menjadi bahan tertawaan orang-orang, Tuan Kelima berjalan menghampiri.
“Ada apa ini? Aku baru pergi beberapa menit saja, kalian segerombolan pria menggangu wanitaku?”
Suara Tuan Kelima yang sejuk, dalam sorotan matanya juga ada beberapa sikap dingin, tamu-tamu yang tadi tertawa terbahak-bahak ekspresi mukanya pun menjadi serius, tidak ada seorang pun yang berani mengeluarkan suara, semua berekspresi salah tingkah.
Ekspersi Mo Ziqian tidak berubah, dalam matanya tersirat senyuman dangkal, di tangannya menggoyang-goyangkan cairan wine berwarna merah di gelas wine, ”Tuan Kelima datang tepat waktu, wanitamu, dia sepertinya menderita penyakit Parkinson, sampai memegang gelas pun tidak stabil, Tuan Kelima sebaiknya bawa dia pergi ke dokter, mencegah lain kali menyiram wine ke muka Tuan Kelima.”
Mo Ziqian berkata sambil tersenyum-senyum, dalam mata yang berkilaunya itu tersimpan mendalam perasaan gembira dan puas yang memanjang ke dalam.
Tuan Kelima juga tersenyum, dengan memukau memberi tekanan pada orang-orang, malah dengan mengerutkan alis berkata padaku: “Xiaoxiao, apa yang terjadi tadi? Berani sekali menyiram muka Tuan Mo, cepat minta maaf ke Tuan Mo.”
Aku sama sekali tidak menghiraukan, juga tahu sekali bahwa Tuan Kelima juga bukan sungguh-sungguh bermaksud mau aku meminta maaf, senyumanku menoleh ke arah Mo Ziqian, namun dengan ekspresi sangat pernuh keluhan berkata pada Tuan Kelima: “Tadi aku sudah minta maaf.”
Tuan Kelima berkata dengan ekspresi yang tiba-tiba mengerti semua, “Sudah meminta maaf, ya sudah, aku percaya Tuan Mo orang yang sabar, tidak akan memperhitungkan masalah kecil, tidak akan perhitungan terhadap wanitaku yang bodoh ini, benar kan?”
Dalam mata Tuan Kelima yang indah terbesit hawa keanehan, membawa sedikit unsur provokasi, Mo Ziqian dengan datar berkata: “Kalau begitu minta tolong Tuan Kelima baik-baik jaga wanitamu.” Usai mengatakan, Mo Ziqian melangkahkan kaki berjalan ke depan.
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyUangku Ya Milikku
Raditya DikaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangAdore You
ElinaDon't say goodbye
Dessy PutriLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)