Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 103 Menjaganya
"Selain sibuk kerja, aku sibuk mencari tahu tentang masalah kalian. Tidak menyangka kamu bisa balikkan dengan Chen Liyan. Hari ini menyuruh kamu datang, aku mau melihat apakah Mo Ziqian yang pintar dan lembut itu masih berada di dunia ini?"
Jian Ping adalah teman kuliah dan teman terbaik Mo Ziqian yang berlawanan jenis dengannya. Mereka adalah tetangga sejak kecil. Jian Ping hanya lebih tua dari Mo Ziqian beberapa bulan. Dia selalu berada di sisi Mo Ziqian sebagai kakaknya. Pada saat dia bicara dengan Mo Ziqian, nada suaranya juga seperti seorang kakak yang sedang memarahi adiknya.
Aku tidak menyangka Jian Ping akan membahas hal ini dengan Mo Ziqian. Mo Ziqian menyalakan sebatang rokok, "Orang yang aku cintai adalah Liyan. Tentu saja aku harus balikkan kepadanya. Kak Jian Ping, apakah masalah pribadiku pun kamu mau ikut campur?"
Jian Ping marah, "Kalau kamu bukan Mo Ziqian, kalau wanita itu bukan Chen Liyan, aku tidak akan mau mengurus masalah pribadi kalian! Siapa yang merasa sakit hati sampai tiap hari mabuk mabukkan kemarin? Siapa yang tidak peduli dengan permintaan kamu dan mengugurkan kandungan yang sebesar 5 bulan kemarin? Apakah kamu melupakan semua itu?!"
Mo Ziqian tidak aktif di sosial media. Jian Ping adalah tipe wanita yang fokus pada karir. Selain sibuk kerja, kegiatan sehari-harinya adalah kerja. Dia tidak pernah membaca berita gosip di internet. Pada saat telepon dengan Mo Ziqian, Mo Ziqian juga tidak akan membahas masalah tentang dia bercerai dan balikkan dengan mantan. Karena itu, Jian Ping mengetahui masalah aku dan mo Ziqian setelah beberapa tahun.
Aku juga baru tahu setelah Chen Liyan menggugurkan anaknya, Mo Ziqian sakit hati sampai mabuk mabukan setiap hari. Dia pasti merasa sangat sakit hati pada waktu itu. Tetapi pada akhirnya, pada saat Chen Liyan melambaikan tangannya, Mo Ziqian juga tetap memilih untuk memanjat ke tempat tidurnya.
"Itu sudah masalah bebrapa tahun lalu. Anakku bersama Liyan sudah hampir tujuh tahun! Kalau kamu menyuruh aku datang hanya untuk menanyakan masalah seperti ini, aku tidak memiliki waktu!"
Mo Ziqian langsung pergi.
Jian Ping marah sampai wajahnya menjadi hijau, "Aku benar-benar cari masalah untuk sendiri!"
Aku ikut bangun dan mengejar keluar.
"Mo Ziqian"
Pria itu sudah berjalan jauh dari ruangan kita. Aku melihat dia menoleh ke aku dengan dingin.
Tatapannya tidak memilik kehangatan, jarinya mengambil rokok yang berada di mulutnya, "Ada apa? Nona Lin?"
"Aku hanya mau tahu. Kejadian di Vancouver, apakah itu kamu?"
Aku terus memandangnya. Aku ingat dia berkata semua kelakuan dan ucapannya adalah untuk di lihat dan di dengarkan oleh orang lain. Sebenarnya dia tidak berpikir seperti itu.
Seharusnya dia menyayangi Qiang Qiang. Jadi juga tidak tertutup kemungkinan bahwa dia pergi ke Vancouver dan memasak untuk Qiang Qiang.
Mo Ziqian tertawa seperti mendengar lelucon yang lucu, "Vancouver? Masalah kapan? Apakah kamu sedang mimpi? Kalau belum sadar, silahkan pulang dan tidur lagi."
Setelah berkata Mo Ziqian tersenyum dan pergi.
Pikiranku terus berpikir tentang kalimat 'apakah kamu sedang mimpi?'
Aku pasti sedang mimpi. Orang itu bukan Mo Ziqian, dia tidak mungkin pergi ke Vancouver hanya memasak untuk Qiang Qiang. Kalau dia ada waktu, dia pasti akan menemani anak putri yang dia sayangi.
Hatiku terasa seperti ditusuk oleh beribu ribu panah. Aku merasa sedih, sedih dan sedih.
"Xiao Xiao?"
Aku kembali ke ruangan dengan wajah kecewa. Jian Ping kaget dan datang memegang aku, "Apakah kamu baik baik saja? Xiao Xiao, semua ini salahku. Aku hanya tidak mau meliat dia bersama wanita lain. Maaf, Xiao Xiao aku menyakiti hatimu"
Jin Ping sangat merasa bersalah, sambil berkata dia membantu aku duduk di atas kursi.
Dia menyeka keringat di dahiku dengan sapu tangan, aku sibuk mengambil sapu tangannya dan menyeka keringatku sendiri.
"Aku tidak akan menghubungi dia lagi"
Jian Ping sangat marah, seperti seorang ibu yang memarahi anaknya, "Perubahan Mo Ziqian membuat aku hampir tidak mengenalnya lagi"
"Kakak Jian Ping, jangan membahas tentang dia lagi. Aku tidak mau mendengar namanya,
Jian Ping mengangguk.
Pada saat pulang, aku menolak Jian Ping yang ingin mengantar aku. Aku ingin sendirian.
Orang itu bukan Mo Ziqian.
Aku mengingat pria yang memakai kostum ayam. Dia sangat ramah memegang tangan Qiang Qiang bahkan menggendongnya.
Ketika pemilik restoran memberi tahu aku tentang orang itu, otakku langsung terpikir Mo Ziqian. Aku mengira dia pasti sayang bersama Qiang Qiang juga, makanya dia bisa memasak untuknya dan memakai kostum ayam untuk berinteraksi dengan Qiang Qiang. Kemudian menghilang setelah itu.
Aku mengira dia tidak mau diketahui oleh orang lain, makanya dia memalsukan dirinya sebagai orang samping dan datang melihat Qiang Qiang. Tetapi ternyata itu bukan dia, dia sama sekali tidak pergi ke Vancouver.
Semua itu hanya sebuah kebetulan.
Aku makin berpikir makin merasa sedih. Kepalaku juga merasa sangat sakit. Ketika Chen Hui menelponku, aku sedang menyandar di bangku taksi sambil memegang dahiku.
"Aku dengar kamu pergi ke Vancouver, apakah kamu sudah pulang? Apa kabar Qiang Qiang?"
Suara Chen Hui diisi dengan kehangatan dan perhatian.
"Sudah. Qiang Qiang sangat baik"
Chen Hui, "Bagus kalau begitu. Aku takut Qiang Qiang tidak terbiasa di sana. Bagaimana kabarmu sekarang? Apakah Hu Yeming dan Chen Liyan masih mencari masalah dengan kamu?"
"Tidak"
Aku tidak memiliki tenaga sekarang, seolah-olah setengah sadar.
"Apakah kamu sakit?"
Chen Hui akhirnya menyadari keanehanku juga.
"Tidak. Aku sangat sehat, hanya saja aku ngantuk sekarang"
Aku tidak ingin Chen Hui bermasalah lagi dengan Mo Ziqian. Setiap berjumpa dengan Mo Ziqian, Chen Hui selalu berkelahi dengannya. Hal ini akan membawa dampak tidak baik untuk identitas Chen Hui.
Sementara itu, Aku dan Chen Hui juga tidak sedekat itu.
Chen Hui berkata dengan dingin, "Baik. Kamu istirahat saja"
Setelah Chen Hui mematikan telpon, aku merasa agak lega.
Jiayu sudah pulang dari luar negeri. Dia terlihat sangat senang seolah olah sedang jatuh cinta. Jiayu menyambut aku dengan senyuman pada saat aku pulang, "Bagaimana dengan reuni malam ini?"
Aku menggelengkan kepalaku dan berkata dengan nada tidak bertenaga, "tidak ada apa-apa"
Aku benar-benar tidak memiliki tenaga sekarang dan lansung duduk di atas sofa.
Jiayu bertanya dengan perhatian, "Kenapa? Siapa membuat kamu tidak senang?"
Aku menggelengkan kepalaku. Aku benar-benar tidak ingin membahas tentang masalah malam ini.
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya butuh tidur saja"
Jiayu memanggilku ketika aku mau berjalan, "Xiao Xiao?"
"Iya?"
Aku menoleh ke belakang. Sepertinya Jiayu ingin berkat sesuatu kepadaku.
Jiayu menatap mataku dan wajahnya memerah, "Aku pacaran dengan Chen Hui"
Aku merasa sangat kaget.
Jiayu menjelaskan, "Pada saat kamu di Kanada, aku pulang agak malam suatu hari dan bertemu dengan pencopet. Chen Hui menolongku"
Tatapan Jiayu berisi kagum dan hormat, "Chen Hui memukul dua penjambret itu dan mereka pun lari. Dia bahkan sukses mengambil kembali tasku. Xiao Xiao, kamu tidak melihat, dia seperti seorang pahlawan yang jatuh dari langit dan aku langsung jatuh cinta kepadanya"
Jiayu sudah mengenal Chen Hui lumayan lama. Dulu dia bahkan memperkenalkan Chen Hui ke aku. Tidak menyangka dia sekarang baru jatuh cinta kepada Chen Hui.
Untungnya Chen Hui menolong dia.
Jiayu berkata dengan wajah bersalah, "Xiao Xiao, kamu tidak marah kan?"
"Marah apa?"
Aku tidak tahu harus menangis atau tertawa.
Jiayu berkata, "Aku pernah mencomblangkan kalian berdua"
Aku tertawa dan menepuk bahu Jiayu, "Kami bahkan tidak pernah mulai pacaran. Buat apa kamu merasa bersalah? Sebenarnya Chen Hui adalah orang yang baik. Kamu bersama dia adalah suatu hal yang bagus"
Aku menunjukkan ibu jari kepada Jiayu yang wajahnya semakin memerah.
Besok paginya, ada yang mengetuk pintu. Aku membuka pintu dan melihat Chen Hui berdiri di luar. Dia memberikan aku sebuah senyuman yang malu, "Xiao Xiao, apakah kamu mau pergi kerja?"
"Iya"
Hari ini adalah hari libur Jiayu, bisa jadi mereka memiliki urusan. Pasangan yang sedang jatuh cinta selalu mencari alasan untuk bersama.
Aku berpura-pura buru-buru mau pergi kerja dan mengambil tasku.
Jiayu bersuara, "Xiao Xiao, mengapa kamu pergi begitu awal?"
"Oh, aku mau sarapan di luar. Aku tidak menganggu kalian, kalian sibuk saja"
Aku membantu mereka menutup pintu. Aku merasa bahagia untuk Jiayu, selain itu aku juga merasa bebanku sudah terlepas. Chen Hui sudah memiliki orang yang mencintainya, dia tidak akan terus ikut campur masalahku lagi.
Pada siang hari, Jiayu menelponku dan berkata Chen Hui mau traktir kami makan malam. Setelah pulang kerja, aku melihat mobil Chen Hui parkir di depan kantor Kaiwelz dengan Jiayu duduk di sampingnya.
Jiayu seperti seorang wanita kecil, dia sangat malu saat bersama Chen Hui. Aku tidak pernah melihat pandangan Jiayu seperti ini ketika dia bersama Wu Zhihai. Chen Hui menjaga Jiayu seperti seorang kakak. Dia memanjakan pacarnya seolah-olah Jiayu adalah adiknya. Dulu, Jiayu selalu menjaga Wu Zhihai, sekarang akhirnya ada yang menjaga Jiayu.
Aku melihat mereka berdua dengan iri, Jiayu kali ini benar-benar mendapat pria yang benar.
Ponsel Chen Hui berdering dan dia pun mengangkatnya, "Apa? Kalian cepat menghalanginya! Aku akan pergi sekarang!"
Tidak tahu apa yang dikatakan orang itu, ekspresi Chen Hui berubah dan alisnya mengerut.
Chen Hui berkata, "Maaf, ayah angkatku disana ada masalah. Aku harus pergi sekarang, apakah kalian bisa naik taksi pulang sendiri?"
Novel Terkait
Cutie Mom
AlexiaAfter Met You
AmardaYama's Wife
ClarkMy Charming Lady Boss
AndikaMy Lady Boss
GeorgeBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)