Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
Aku tidak bisa memberi tahu Tuan Kelima bahwa aku telah melahirkan seorang putra dengan Mo Ziqian, dan anak malang itu aku berikan kepada orang lain begitu dia dilahirkan. Itu adalah rasa sakit terbesar di hati aku.
Tuan Kelima melihat aku enggan untuk mengatakannya, tidak bertanya lagi, hanya melanjutkan minum bir ditangannya.
"Apa yang ingin kamu makan? Pesan online saja.”
Aku mengeluarkan ponsel aku, karena Tuan Kelima terluka, aku pikir aku harus bertanggung jawab atas makanan dia.
Tuan Kelima menatap aku dan berkata, "Kamu bisa memasak? Aku ingin makan masakan kamu ."
Tuan Kelima setelah selesai mengatakan itu dan berbalik badan melangkah pergi.
Dapur bersih dan rapi ini penuh dengan fasilitas modern tercanggih. Selain kompor gas dan alat masak, tidak ada bahan memasak sama sekali. Aku harus keluar untuk membeli sayuran.
Meskipun keterampilan memasak aku tidak bagus, masih bisa untuk memasak beberapa hidangan yang cukup enak, cukup membuat aku dengan Jiayu lebih hemat.
Jiayu sibuk dengan pekerjaannya, dan sering pulang dengan perut kosong setelah bekerja. Tapi aku enggan makan di luar. Aku harus menjalani kehidupan yang pas-pasan sekarang. Jadi aku sering menonton resep di ponsel aku dan belajar memasak lewat video.
Sejak dibebaskan dari penjara hingga sekarang, hanya bisa memasak beberapa hidangan khusus.
Ada supermarket di luar gedung. Aku masuk dan membeli sayuran, membeli daging babi, dan kembali. Sebuah mobil datang dari belakangku. Saat melintas, kecepatan mobil melambat. Orang di dalam menatapku. Aku sedang terburu-buru, jadi aku tidak memperhatikannya sampai mobil itu melaju pergi.
Aku kembali ke apartemen Tuan Kelima dan langsung ke dapur, siap untuk fokus dalam membersihkan sayuran. Tuan Kelima datang dari belakangku. dia melihat bangunan apartemen yang berhadapan dengannya, dia berkata tanpa memperhatikanku, "Mo Ziqian tinggal di gedung yang berlawanan, lantai yang sama dengan di sini. Mungkin saja sekarang dia sedang berdiri di jendela dan melihat kita sekarang."
Jantungku berdegup kencang. Aku yang sedang memilih sayuran. Kuku aku tak sengaja menggores kulit aku yang halus dan memerah.
Bagaimana bisa begitu kebetulan bahwa Mo Ziqian dan Tuan Kelima tinggal di gedung yang berlawanan?
Jadi mobil tadi .......
Aku memikirkan mobil yang melaju perlahan melewati aku ketika aku kembali dari berbelanja.
"Kok bisa, bukankah dia seharusnya tinggal di villa mewah?"
Aku menanggapi dengan dingin.
Tuan Kelima tersenyum, tetapi dia mengangkat tangannya dan menepuk pundakku. "Mo Ziqian, dia sering tinggal di sini, seseorang diri."
Setelah selesai berbicara, dia keluar, tetapi aku memikirkannya. Apa yang dilakukan Mo Ziqian di sini?
Bukankah dia sangat mencintai istri dan putrinya?
Hati aku terganggu oleh kata-kata Tuan Kelima, selalu bertanya-tanya mengapa Mo Ziqian sering tinggal di sini sendirian? Apakah ada wanita yang lain lagi di luar?
Tiba-tiba terbayang kejadian dulu, pada pagi itu beberapa tahun yang lalu, aku memeluk lehernya dan berkata, "kamu selalu pergi ke kota sebelah. Apa kamu ada istri muda di sana!"
Apakah ada wanita lain selain Chen Liyan?
Apakah ini tempat mereka kencan?
Bagaimana mungkin seorang wanita dengan hati licik seperti Chen Liyan membiarkan Mo Ziqian tinggal di luar sendirian?
Pikiranku kacau. Itu semua spekulasi bahwa Mo Ziqian tinggal di sini sendirian, sehingga jarinya nyaris tergores pisau dapur.
Ketika ujung tajam pisau memotong kuku aku, sentuhan keras membuat aku tiba-tiba terbangun, aku menemukan bahwa aku telah kehilangan fokus gara-gara Mo Ziqian.
Ketika aku siap untuk memasak sayuran , aku menemukan bahwa tidak ada minyak, garam, kecap atau cuka di rumah ini.
Ini benar-benar kehidupan seorang bujangan.
Aku harus keluar dari dapur lagi.
Di ruang tamu, Tuan Kelima mengangkat lengan yang terluka, memandangi bentuk kupu-kupu putih kain kasa itu, dan tidak tahu apa yang dia lihat.
Aku berkata, "Aku akan membeli minyak dan garam. kamu tidak punya apa-apa di sini."
Tuan Kelima tidak mengangkat kepala. "Pergilah."
Aku bergegas ke supermarket di luar, garam, kecap asin, cuka, semua jenis bumbu makan yang menyertainya, semua membeli satu, dan membeli roti kukus, Tuan Kelima dapurnya yang bersih , takut kalau sampai tidak ada sebutir beras pun .
Bahkan jika ada nasi, aku khawatir tidak akan ada mesin penanak nasi. Penanak nasi harganya beberapa ratus ribu. Aku tidak punya cukup uang untuk membantunya membeli penanak nasi. Aku telah menghabiskan sebagian besar tabungan aku dengan membeli rumah seharga dua puluh juta rupiah.
Aku pergi dengan membawa tas besar dan kecil, dan seseorang datang dari luar. "Bos, satu slop rokok Djarum."
Ketika pria itu selesai berkata, dia menundukkan kepalanya dan merokok.
Aku melihat sisi wajah ini dengan alis yang dalam dan kepala yang tertunduk ini. Ini benar-benar jalan sempit untuk musuh kita. Tapi jalan untuk Mo Ziqian dan aku tidak sesempit biasanya. Kami bertemu lagi.
Ketika kasir mengambil rokok itu, Mo Ziqian mengambilnya, menyerahkan uang di satu tangan, mengambil rokok di tangan lain, menatapku dengan perasaan mendalam di matanya, berbalik dan pergi.
Dia juga pergi ke arah yang sama . Untuk menjauh darinya, aku sengaja menunggu beberapa saat baru keluar dari supermarket.
Tapi aku masih bisa melihat sosok Mo Ziqian yang kurus dan tinggi berjalan perlahan menuju gedung itu.
Bagaimana sampah ini bisa berjalan begitu lambat? Aku membawa begitu banyak barang di tangan aku, beratnya bisa mencapai sepuluh bahkan dua puluh kilogram. Pergelangan tangan yang terasa lelah dan mau patah ini, dan lelaki itu masih saja berjalan begitu lambat.
Aku tidak mau perduli sebanyak itu lagi. aku akan mempercepat langkahku, kalau berjalan begitu lambat ,lenganku akan patah.
Aku hanya ingin cepat-cepat meletakkan barang-barang ini di dapur sesegera mungkin.
Tapi akungnya, tepat ketika aku bergegas melewati Mo Ziqian, tas di tanganku tiba-tiba putus, dan botol, kaleng di dalamnya berguling keluar semua.
Sebotol kecap bahkan bergulir ke kaki Mo Ziqian.
Aku tertegun.
Mo Ziqian berhenti, mengambil botol yang bergulir di kakinya, memandang kata-kata di atas, dan sepertinya berkata dengan perasaan, "Bersedia mencuci tangan dan membuat sup untuknya, membantunya dengan rahasia yang kuceritakan kepadamu ditukar dengan kepentingan dan keuntungannya, mungkin, kamu benar-benar jatuh cinta padanya. "
Kulihat dia menundukkan kepalanya, tatapan penuh perhatian dan tampaknya kecewa, tiba-tiba aku menjadi marah, "Kamu pantas mendapatkannya!"
Aku melangkah maju beberapa langkah, meraih botol ditangannya, dan segera berjalan kembali, membungkuk untuk mengambil barang-barang di tanah, tetapi tasnya rusak, dan barang-barang ini tidak bisa dimasukkan.
Aku harus pergi ke supermarket lagi dan meminta tas baru. Ketika aku kembali, Mo Ziqian belum pergi. Sosok rampingnya masih berdiri di depan tumpukan barang-barang aku, merengut pada sesuatu.
Aku berjalan cepat dan memasukkan semua barang itu ke dalam tas. Tepat ketika aku akan pergi, Mo Ziqian berkata lagi, "Kamu tahu, kamu tidak mungkin bisa bersamanya."
Tiba-tiba aku berhenti dan jantung aku terasa terbakar. Walau aku sama sekali tidak memiliki cinta untuk Tuan Kelima, bahkan jika aku punya, bagaimana aku bisa membiarkan dia membicarakannya?
Ketika aku memelototi Mo Ziqian dengan marah, aku akan bersumpah padanya untuk mengabaikan campur tangannya, tetapi aku melihat raut wajahnya dan menatap aku dalam-dalam.
Pandangan itu mempunyai makna yang sangat rumit.
Tampaknya ada ribuan kata yang sulit diucapkan, dan tampaknya ada penyesalan yang mendalam dan ketidakberdayaan.
Pandangan seperti itu, yang sangat familiar, keluar dari penjara sudah pernah beberapa kali bertemu, dia selalu menggunakan pandangan yang begitu rumit itu padaku.
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusPernikahan Kontrak
JennyIstri Pengkhianat
SubardiLoving Handsome
Glen ValoraThe Sixth Sense
AlexanderLove In Sunset
ElinaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)