Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 182 Hati Dingin (2)

Penampilan Chen Hui mirip dengan aktor China yang bernama Hu Jun, lebih kasar dan sangat tampan, putri kecil mirip penampilan ayahnya, fitur wajah terlihat agak kasar, kekurangan kelembutan seorang gadis kecil, ini membuat Jiayu khawatir: “Bagaimana putriku menikah di masa depan!”

Chen Hui tidak merasa begitu, dengan senang dia berkata: “Anak gadis, tidak pasti harus cantik, namun harus cerdas dan imut, anak putri kita akan menjadi seorang gadis pintar yang cerdas dan imut, pada saat itu, mana mungkin bisa tidak mendapatkan pacar?”

Jiayu barulah merasa lega dan meregangkan alisnya.

“Mama, aku datang melihat adik perempuan.” Pintu kamar pasien didorong terbuka, Qiang-Qiang berwajah senang masuk ke dalam.

Semalam aku tidak kembali semalaman, jadi meminta Tuan Kelima membantuku untuk merawat Qiang-Qiang, tidak terduga pagi-pagi ini, Qiang-Qiang sudah ke sini, Tuan Kelima pasti berada di luar.

Benar saja, sosok Tuan Kelima yang tinggi berdiri di lorong, ujung kakinya menendang lantai, kelihatannya dia sangat bosan.

“Apakah kamu ingin masuk dan melihat bayi kecil?” Aku mendekatinya dan bertanya.

Tuan Kelima melirikku: “Untuk apa aku melihatnya, dia bukan anakku, aku sudah membawakan Qiang-Qiang padamu, kalau kamu tidak memiliki urusan lain, aku akan pergi.”

Tuan Kelima dengan dingin, memutar kepala dan akan pergi, pada saat ini Chen Hui kebetulan keluar, dia tertegun melihat Tuan Kelima, namun tetap berkata: “Mumpung sudah datang, masuk dan lihatlah keponakanmu.”

“Ayolah!” Aku menarik tangan Tuan Kelima, Tuan Kelima dan Chen Hui biasanya tidak terlalu akrab, namun sebenarnya mereka berdua adalah adik beradik, jadi bagus juga dengan cara ini untuk memperbaiki hubungan mereka

Tuan Kelima ditarik olehku, dan mungkin juga karena takut aku marah, meskipun dia sangat enggan, namun dia tetap ditarik masuk olehku. Tetapi dia berjalan sambil mengomel, “Keponakan apaan, aku tidak memiliki keponakan.”

Qiang-Qiang membuka lebar matanya menatap si kecil dalam kereta bayi, melihat Tuan Kelima masuk, dia datang menarik tangannya: “Ayah angkat, kamu cepat lihatlah, adik perempuan sangat imut.”

Tuan Kelima barulah menatap pada bayi di dalam kereta bayi, putri kecil sudah kenyang, dengan puas menjilat bibirnya, dan juga membuka matanya, jari-jari kecilnya mengepal dan sedang meregangkan badannya.

Tuan Kelima melihatnya, matanya langsung terfokus, seharusnya juga tertarik oleh bayi kecil. Dia melihat fokus pada bocah kecil untuk waktu yang lama, aku menyangka dia juga menyukai si kecil, tidak terduga dia mencibir dan mengatakan sebuah kata yang sangat merusak pemandangan: “Benar-benar jelek, jelek sekali.”

Aku pingsan, Tuan muda ini.....

Ok, aku mengakui putri kecil memang benar tidak terlalu cantik, tetapi seberapa jelek pun juga tidak boleh mengatakannya di depan orang tuanya. Kata “Jelek” masih tidak cukup, dia tambah lagi “Jelek sekali.” Dan wajahnya penuh rasa menjijikkan, ini membuat orangtuanya bagaimana!

Aku menggunakan kuku mencubit telapak tangannya, Tuan Kelima kesakitan dan membuka lebar sudut mulutnya, aku memelototinya dengan kejam, “Jelek apaan? Putri kecil mana jelek, keluar sana!”

Aku kesal dan mengusir Tuan Kelima keluar dari kamar pasien, membalik badan menghibur Chen Hui dan Jiayu: “Jangan mendengarnya sembarang bicara, orang itu matanya buta! Putri kecil mana mungkin jelek, dasar.”

Chen Hui tidak mengatakan apapun, dia memang tidak peduli dengan penampilan anak, namun Jiayu tidak tahan, sepasang matanya memerah, “Kelihatannya putri kecil benar-benar jelek, huhuhu.......”

Chen Hui melihat situasi ini, segera memeluk Jiayu dan membujuknya: “Siapa yang bilang putri kecil kita jelek, maka mata orang itu buta....”

Keluar dari rumah sakit, aku sangat kesal dan berteriak marah pada Tuan Kelima, “Hey, kenapa kamu melakukan ini, bayi kecil mana jelek, kamu malah begitu tak bermoral mengatakan dia jelek, apakah kamu tidak tahu orang tuanya akan sakit hati?”

Tuan Kelima: “Memang benar jelek, begitu jelek, memangnya kamu ingin aku memujinya peri kecil.”

“Kamu.....”

Aku benar-benar tak berdaya.

Di sepanjang jalan kembali ke rumah, aku masih sangat kesal dengan Tuan Kelima, Tuan Kelima melihatku marah, hatinya agak tegang, sepanjang jalan juga tidak berani berperang mulut denganku, tetapi terlihat jelas, aku begitu dingin padanya, dia sangat tidak nyaman.

“Qiang-Qiang, nanti ingin main ke mana?” Dia mencari topik, bertanya pada Qiang-Qiang.

Qiang-Qiang: “Taman bermain.”

Tuan Kelima: “Ok, ayah angkat membawamu ke taman bermain.”

Dengan cepat, mobil berhenti di luar taman bermain. Tuan Kelima dan Qiang-Qiang turun dari mobil, lalu melihat ke arahku, aku duduk di dalam mobil dan tidak bergerak.

Qiang-Qiang datang memanggilku: “Mama, apakah kamu tidak masuk ke dalam?”

Aku: “Mama lelah, ingin tidur sebentar.”

Qiang-Qiang menjawab oh, membantuku menutup pintu mobil.

Tuan Kelima membawa Qiang-Qiang masuk ke pintu taman bermain, dia masih memutar kepala menatapku, aku tidak melayaninya, Tuan Kelima langsung berwajah muram membalik badan masuk ke dalam.

Aku tertidur di dalam mobil, sampai Qiang-Qiang berkeringat dan mengetuk pintu mobilku, barulah aku membuka mataku yang masih ngantuk.

Qiang-Qiang mengambil gula berbentuk di tangannya, dengan senang hati berkata: “Mama, lucukah? Bentuk Sun Gokong lohh.”

Aku: “Lucu.”

Tuan Kelima sudah masuk ke tempat duduk pengemudi, “Qiang-Qiang, nanti makan apa?”

Qiang-Qiang: “Makan telur orak arik tomat yang dimasak Mama.”

Tuan Kelima menatapku, tatapannya itu sedikit malu-malu.

Dengan cepat, kami tiba di rumah, Tuan Kelima mengikuti kami masuk ke dalam rumah, aku masuk ke dapur menyiapkan makan siang, Tuan Kelima dengan bingung dan bosan berkeliling di ruang tamu.

Makan siang dihidangkan di atas meja, Qiang-Qiang dengan senang memanggil: “Ayah angkat, makan.”

Tuan Kelima langsung berjalan ke arah sini.

Aku memasak telur orak arik telur dan mie daging, mie daging untuk Tuan Kelima, tetapi aku tidak memanggilnya makan, ketika dia mengulurkan sumpitnya, aku langsung membawa pergi mangkuknya, “Mie ini untuk diriku sendiri, tidak ada hubungannya denganmu.”

Tuan Kelima membuka mulutnya, sedikit sesak nafas: “Bukankah kamu tidak suka makan ini?”

Aku: “Dulu tidak suka, sekarang suka.”

Tuan Kelima: “Semangkuk besar ini, apakah kamu dapat menghabiskannya? Sini aku membantumu!”

Dia berkata, dan akan mengambil mangkuk di tanganku.

Aku mengarahkan mie ke sisi kanan, membuatbya tidak dapat mengambilnya, dan berkata: “Siapa yang bilang aku tidak dapat menghabiskannya, tidak habis juga tidak akan memberikannya pada orang yang mulutnya tak bermoral!”

Tuan Kelima: “Mulut siapa yang tak bermoral, anak itu memang jelek, kalau aku dan kamu yang melahirkan, pasti sangat cantik!”

“Chen Bo!” Aku menjerit, membuat Qiang-Qiang ketakutan dan bahunya bergetar, melihat diriku menjerit bagai singa sedang meraung, dia segera mengambil sedikit telur orak arik tomat dan membawa mangkuknya langsung bergegas ke ruang tamu.

“Siapa yang ingin melahirkan anak denganmu!” Aku sangat marah, orang ini benar-benar sangat kurang ajar, selalu mengatakan anak orang jelek, dan ingin melahirkan anak denganku, mungkin hantu yang mau melahirkan anak dengannya.

Tuan Kelima mengangkat alisnya: “Apa yang kukatakan adalah kenyataan yang sebenarnya, kapan jaman ini tidak boleh mengatakan kenyataan, apakah harus membohongi diri memuji si anak jelek dan memaksa mengatakan arang berwarna putih? Dasar!”

Dia menegakkan sosok tubuhnya, langsung mengambil pergi mie daging yang aku letakkan jauh darinya, tanpa peduli dia memakannya.

Aku benar-benar tak berdaya, wajah orang ini benar-benar sangat tebal.

Tuan Kelima dengan cepat, memakan habis semangkuk besar mie daging, mengambil tisu menyeka mulutnya: “Lumayan, ada kemajuan.”

Aku mengambil sumpit dan memukul di tangan orang itu, “Pergi beli kado buat bayi kecil, kalau tidak jangan minta aku melihatmu lagi.”

Tuan Kelima mengangkat kepalanya, matanya yang indah tersenyum, “Ok, tidak masalah, asalkan kamu senang, mau aku mengatakan anak itu adalah peri kecil juga tidak masalah.”

Aku mendengus, “Begitu baru benar.”

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu