Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 182 Hati Dingin (2)
Penampilan Chen Hui mirip dengan aktor China yang bernama Hu Jun, lebih kasar dan sangat tampan, putri kecil mirip penampilan ayahnya, fitur wajah terlihat agak kasar, kekurangan kelembutan seorang gadis kecil, ini membuat Jiayu khawatir: “Bagaimana putriku menikah di masa depan!”
Chen Hui tidak merasa begitu, dengan senang dia berkata: “Anak gadis, tidak pasti harus cantik, namun harus cerdas dan imut, anak putri kita akan menjadi seorang gadis pintar yang cerdas dan imut, pada saat itu, mana mungkin bisa tidak mendapatkan pacar?”
Jiayu barulah merasa lega dan meregangkan alisnya.
“Mama, aku datang melihat adik perempuan.” Pintu kamar pasien didorong terbuka, Qiang-Qiang berwajah senang masuk ke dalam.
Semalam aku tidak kembali semalaman, jadi meminta Tuan Kelima membantuku untuk merawat Qiang-Qiang, tidak terduga pagi-pagi ini, Qiang-Qiang sudah ke sini, Tuan Kelima pasti berada di luar.
Benar saja, sosok Tuan Kelima yang tinggi berdiri di lorong, ujung kakinya menendang lantai, kelihatannya dia sangat bosan.
“Apakah kamu ingin masuk dan melihat bayi kecil?” Aku mendekatinya dan bertanya.
Tuan Kelima melirikku: “Untuk apa aku melihatnya, dia bukan anakku, aku sudah membawakan Qiang-Qiang padamu, kalau kamu tidak memiliki urusan lain, aku akan pergi.”
Tuan Kelima dengan dingin, memutar kepala dan akan pergi, pada saat ini Chen Hui kebetulan keluar, dia tertegun melihat Tuan Kelima, namun tetap berkata: “Mumpung sudah datang, masuk dan lihatlah keponakanmu.”
“Ayolah!” Aku menarik tangan Tuan Kelima, Tuan Kelima dan Chen Hui biasanya tidak terlalu akrab, namun sebenarnya mereka berdua adalah adik beradik, jadi bagus juga dengan cara ini untuk memperbaiki hubungan mereka
Tuan Kelima ditarik olehku, dan mungkin juga karena takut aku marah, meskipun dia sangat enggan, namun dia tetap ditarik masuk olehku. Tetapi dia berjalan sambil mengomel, “Keponakan apaan, aku tidak memiliki keponakan.”
Qiang-Qiang membuka lebar matanya menatap si kecil dalam kereta bayi, melihat Tuan Kelima masuk, dia datang menarik tangannya: “Ayah angkat, kamu cepat lihatlah, adik perempuan sangat imut.”
Tuan Kelima barulah menatap pada bayi di dalam kereta bayi, putri kecil sudah kenyang, dengan puas menjilat bibirnya, dan juga membuka matanya, jari-jari kecilnya mengepal dan sedang meregangkan badannya.
Tuan Kelima melihatnya, matanya langsung terfokus, seharusnya juga tertarik oleh bayi kecil. Dia melihat fokus pada bocah kecil untuk waktu yang lama, aku menyangka dia juga menyukai si kecil, tidak terduga dia mencibir dan mengatakan sebuah kata yang sangat merusak pemandangan: “Benar-benar jelek, jelek sekali.”
Aku pingsan, Tuan muda ini.....
Ok, aku mengakui putri kecil memang benar tidak terlalu cantik, tetapi seberapa jelek pun juga tidak boleh mengatakannya di depan orang tuanya. Kata “Jelek” masih tidak cukup, dia tambah lagi “Jelek sekali.” Dan wajahnya penuh rasa menjijikkan, ini membuat orangtuanya bagaimana!
Aku menggunakan kuku mencubit telapak tangannya, Tuan Kelima kesakitan dan membuka lebar sudut mulutnya, aku memelototinya dengan kejam, “Jelek apaan? Putri kecil mana jelek, keluar sana!”
Aku kesal dan mengusir Tuan Kelima keluar dari kamar pasien, membalik badan menghibur Chen Hui dan Jiayu: “Jangan mendengarnya sembarang bicara, orang itu matanya buta! Putri kecil mana mungkin jelek, dasar.”
Chen Hui tidak mengatakan apapun, dia memang tidak peduli dengan penampilan anak, namun Jiayu tidak tahan, sepasang matanya memerah, “Kelihatannya putri kecil benar-benar jelek, huhuhu.......”
Chen Hui melihat situasi ini, segera memeluk Jiayu dan membujuknya: “Siapa yang bilang putri kecil kita jelek, maka mata orang itu buta....”
Keluar dari rumah sakit, aku sangat kesal dan berteriak marah pada Tuan Kelima, “Hey, kenapa kamu melakukan ini, bayi kecil mana jelek, kamu malah begitu tak bermoral mengatakan dia jelek, apakah kamu tidak tahu orang tuanya akan sakit hati?”
Tuan Kelima: “Memang benar jelek, begitu jelek, memangnya kamu ingin aku memujinya peri kecil.”
“Kamu.....”
Aku benar-benar tak berdaya.
Di sepanjang jalan kembali ke rumah, aku masih sangat kesal dengan Tuan Kelima, Tuan Kelima melihatku marah, hatinya agak tegang, sepanjang jalan juga tidak berani berperang mulut denganku, tetapi terlihat jelas, aku begitu dingin padanya, dia sangat tidak nyaman.
“Qiang-Qiang, nanti ingin main ke mana?” Dia mencari topik, bertanya pada Qiang-Qiang.
Qiang-Qiang: “Taman bermain.”
Tuan Kelima: “Ok, ayah angkat membawamu ke taman bermain.”
Dengan cepat, mobil berhenti di luar taman bermain. Tuan Kelima dan Qiang-Qiang turun dari mobil, lalu melihat ke arahku, aku duduk di dalam mobil dan tidak bergerak.
Qiang-Qiang datang memanggilku: “Mama, apakah kamu tidak masuk ke dalam?”
Aku: “Mama lelah, ingin tidur sebentar.”
Qiang-Qiang menjawab oh, membantuku menutup pintu mobil.
Tuan Kelima membawa Qiang-Qiang masuk ke pintu taman bermain, dia masih memutar kepala menatapku, aku tidak melayaninya, Tuan Kelima langsung berwajah muram membalik badan masuk ke dalam.
Aku tertidur di dalam mobil, sampai Qiang-Qiang berkeringat dan mengetuk pintu mobilku, barulah aku membuka mataku yang masih ngantuk.
Qiang-Qiang mengambil gula berbentuk di tangannya, dengan senang hati berkata: “Mama, lucukah? Bentuk Sun Gokong lohh.”
Aku: “Lucu.”
Tuan Kelima sudah masuk ke tempat duduk pengemudi, “Qiang-Qiang, nanti makan apa?”
Qiang-Qiang: “Makan telur orak arik tomat yang dimasak Mama.”
Tuan Kelima menatapku, tatapannya itu sedikit malu-malu.
Dengan cepat, kami tiba di rumah, Tuan Kelima mengikuti kami masuk ke dalam rumah, aku masuk ke dapur menyiapkan makan siang, Tuan Kelima dengan bingung dan bosan berkeliling di ruang tamu.
Makan siang dihidangkan di atas meja, Qiang-Qiang dengan senang memanggil: “Ayah angkat, makan.”
Tuan Kelima langsung berjalan ke arah sini.
Aku memasak telur orak arik telur dan mie daging, mie daging untuk Tuan Kelima, tetapi aku tidak memanggilnya makan, ketika dia mengulurkan sumpitnya, aku langsung membawa pergi mangkuknya, “Mie ini untuk diriku sendiri, tidak ada hubungannya denganmu.”
Tuan Kelima membuka mulutnya, sedikit sesak nafas: “Bukankah kamu tidak suka makan ini?”
Aku: “Dulu tidak suka, sekarang suka.”
Tuan Kelima: “Semangkuk besar ini, apakah kamu dapat menghabiskannya? Sini aku membantumu!”
Dia berkata, dan akan mengambil mangkuk di tanganku.
Aku mengarahkan mie ke sisi kanan, membuatbya tidak dapat mengambilnya, dan berkata: “Siapa yang bilang aku tidak dapat menghabiskannya, tidak habis juga tidak akan memberikannya pada orang yang mulutnya tak bermoral!”
Tuan Kelima: “Mulut siapa yang tak bermoral, anak itu memang jelek, kalau aku dan kamu yang melahirkan, pasti sangat cantik!”
“Chen Bo!” Aku menjerit, membuat Qiang-Qiang ketakutan dan bahunya bergetar, melihat diriku menjerit bagai singa sedang meraung, dia segera mengambil sedikit telur orak arik tomat dan membawa mangkuknya langsung bergegas ke ruang tamu.
“Siapa yang ingin melahirkan anak denganmu!” Aku sangat marah, orang ini benar-benar sangat kurang ajar, selalu mengatakan anak orang jelek, dan ingin melahirkan anak denganku, mungkin hantu yang mau melahirkan anak dengannya.
Tuan Kelima mengangkat alisnya: “Apa yang kukatakan adalah kenyataan yang sebenarnya, kapan jaman ini tidak boleh mengatakan kenyataan, apakah harus membohongi diri memuji si anak jelek dan memaksa mengatakan arang berwarna putih? Dasar!”
Dia menegakkan sosok tubuhnya, langsung mengambil pergi mie daging yang aku letakkan jauh darinya, tanpa peduli dia memakannya.
Aku benar-benar tak berdaya, wajah orang ini benar-benar sangat tebal.
Tuan Kelima dengan cepat, memakan habis semangkuk besar mie daging, mengambil tisu menyeka mulutnya: “Lumayan, ada kemajuan.”
Aku mengambil sumpit dan memukul di tangan orang itu, “Pergi beli kado buat bayi kecil, kalau tidak jangan minta aku melihatmu lagi.”
Tuan Kelima mengangkat kepalanya, matanya yang indah tersenyum, “Ok, tidak masalah, asalkan kamu senang, mau aku mengatakan anak itu adalah peri kecil juga tidak masalah.”
Aku mendengus, “Begitu baru benar.”
Novel Terkait
Precious Moment
Louise LeeUnperfect Wedding
Agnes YuCinta Tak Biasa
SusantiTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniMy Greget Husband
Dio ZhengHis Second Chance
Derick HoLove Is A War Zone
Qing QingThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)