Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 174 Sepupu (1)

“Kamu memang dasarnya tidak tahu diri.” Aku berkata pada Lan Ke tanpa menyisakan harga diri untuknya, ekspresi wajah Lan Ke langsung menjadi serius.

Sudah jam 8 malam, entah Hu Yeming masih mencariku atau tidak, untuk sementara waktu aku tidak berani keluar, aku menunggu dikamar Lan Ke saja untuk merencanakan langkah berikutnya.

Lan Ke memijat kepalanya : “Kamu jangan jalan lagi bisa tidak? Aku yang melihatmu jalan bolak balik sampai pusing, begini saja, aku mau baik sekali saja, aku akan menyisakan sebuah kamar untukmu malam ini, kamu tinggallah semalam, besok pagi setelah semua aman baru kamu pergi.”

Aku mengangkat kepala melihat kearah lantai 2, sedang mempertimbangkan keamanan tinggal disini, Lan Ke harusnya jauh lebih aman daripada Hu Yeming ya kan?

Lanhe bisa menebak pikiranku, ia mendengus, “Apa yang sedang kamu pikirkan? Tampangmu yang seperti ini, gratispun aku tidak mau, jika kamu tidur dikamar atas, aku tidur di sofa lantai bawah.”

Setelah Lan Ke mengatakannya, dia mulai membuka pakaian.

Aku berjalan menelusuri tangga berpegangan kayu ukir naik ke lantai 2, disini hanya ada satu kamar tidur, dekorasinya mengikuti style mewah yang jarang dilihat, dikamarnya ada sebuah ranjang kayu yang besar, diatas kasur ada beberapa jaket Lan Ke yang tergeletak diatasnya, aku memungut pakaiannya dan menggantungkannya di rak jaket pojokan kamar.

Karena tidak ada baju ganti, juga tidak mandi, aku hanya bisa berbaring diatas ranjang besar itu. Rasa kantuk menyerang, aku tertidur.

Dalam mimpiku, Hu Yeming memegang sebuah pisau tajam, mendekatiku selangkah demi selangkah, “Wanita sialan, matilah kau!”

Aku tersudutkan sampai tidak ada jalan mundur lagi, tubuhku terpojok ke tembok, dan Hu Yeming sudah berada dihadapanku, dia menusukkan pisaunya yang tajam tepat ke jantungku dengan sekuat tenaga.

“Aaaaaaaaa!” aku berjerit sampai terduduk.

“Ada apa?” Lan Ke masuk sambil mendobrak pintu dengan baju masih berantakan, suara pintu terbuka begitu kencang, dengan satu tendangan menendang pintu kayu tua yang begitu tebal dan berat sampai terbuka, ia muncul didepanku dengan wajah panik.

Dan kemunculannya yang sambil mendobrak pintu membuatku lebih terkejut lagi, tendangan itu, membuat pintu menabrak tembok dengan kencang dan menghasilkan suara kencang yang memekakkan telinga.

“Aku tidak apa-apa.” Mimpi tadi membuat wajahku begitu pucat, jantungku berdegup kencang dan nafasku terengah-engah, sekarang telingaku juga hampir saja tuli.

Lan Ke mengumpat : “Brengsek, pintuku!”

Tangannya memegang pintunya sambil memeriksa kanan dan kiri, akhirnya berkata dengan sedih, “Pintu ini ditendang olehku sampai rusak, ganti pintuku!”

Aku hampir saja menyemburkan sisa darah yang tersisa di jantungku, “Wei, kamu itu penjahat ya, pintu itu kan kamu yang menendangnya sampai rusak, bukan aku yang menyuruhmu menendangnya, atas dasar apa aku harus menggantinya!”

Lan Ke : “Bukankah ini juga karena kamu? Aku kira ada yang melakukan sesuatu padamu, siapa yang menyangka kamu tengah malam malah menggila!”

“Kamu!” aku dibuat kehabisan kata-kata untuk membalas olehnya, bisa-bisanya ia mengatakan aku menggila, aku memungut bantal disampingku lalu melemparkan kearahnya : “Pergi kamu!”

Lan Ke berhasil terkena lemparanku, pintu kamar tertutup dan dia pun raib dari hadapanku.

Beberapa jam kemudian, langit sudah terang, Qiang Qiang menelepon masuk, bertanya apakah aku sudah bangun atau belum, dia bilang dia sudah bangun, kakeknya akan segera datang menjemputnya untuk pergi bermain.

Aku mengingatkannya untuk memperhatikan keselamatan, lalu berkata padanya : “Qiang Qiang, suruh papa mengangkat telepon.”

“Papa?” terdengar Qiang Qiang meneriaki ayahnya didalam telepon, Mo Ziqian datang dengan cepat, aku mendengar suaranya yang lembut : “Ada apa?”

Qiang Qiang : “Mama mau bicara denganmu.”

Mo Ziqian menerima telepon, aku sudah menahan jantungku untuk tidak melompat keluar : “Aku melihat Hu Yeming disini.”

Mo Ziqian terdiam sesaat, sepertinya ia terkejut oleh kabar yang kuberikan, “Apakah dia melihatmu?”

Aku : “Lihat, dia juga mengikutiku, untungnya aku berhasil kabur darinya.”

Aku tidak membicarakan Lan Ke, karena aku tidak ingin ditanya-tanya oleh Mo Ziqian.

Mo Ziqian : “Aku lapor polisi, kamu cepat pulang, tidak perlu mempedulikan pekerjaan yang manapun, yang penting keselamatan.”

Mo Ziqian langsung mematikan telepon, aku tahu dia terburu-buru ingin menelepon polisi.

Turun dari lantai atas kebawah, aku tidak melihat Lan Ke, ketika aku sedang mencari-cari dimana dia, tiba-tiba pintu halaman terbuka, Lan Ke masuk dari luar.

Ditangannya ada sekantung sarapan : “Cepat makan, setelah makan aku akan membawamu menemui kakak sepupu Yang Zilan.”

Lan Ke mambuat hatiku seketika merasa senang, kebetulan aku kelaparan, aku langsung membuka sarapan yang dibawakan oleh Lan Ke dan mulai makan.

“Sarapan ini ditambah dengan pintu itu, totalnya dua puluh juta rupiah.” Ketika aku sedang makan, Lan Ke tiba-tiba berkata.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu