Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 220 Kejam (2)

Kemarahan memenuhi otakku, aku mendadak membanting membalikkan meja makan. Tidak perlu bilang Ai Lisi ada atau tidak pikiran ingin menjadi Nyonya besar Lan, hanya dengan perkataan Tuan tua Lan, aku dapat memastikan dia adalah pria yang kejam.

Arah meja terbalik kebetulan berhadapan dengan Tuan tua Lan, hidangan di atas meja mengotori tubuhnya dan tubuh istri keduanya.

Tuan tua Lan kaget, dan menjerit bersama istri keduanya dan mundur beberapa langkah, “Kamu...... kamu berani!”

Tuan tua Lan sangat marah, menunjuk dengan marah padaku.

Kalau aku berdiri di depannya sekarang, dia pasti akan menamparku.

Aku tersenyum dingin, “Selama hidup ini, orang paling menjijikkan yang pernah kulihat adalah kamu, aku berharap kamu cepat masuk neraka.”

Selesai berkata, aku tidak lagi melayani sekumpulan orang-orang ini, mengambil langkah dan pergi.

Namun Lan Ke mengejar keluar.

“Lin Xiao!”

Aku mengabaikannya, pada saat ini semua anggota keluarga Lan membuatku merasa menjijikkan.

Aku tergesa-gesa masuk ke mobil, pergi tanpa memutarkan kepala.

Ketika Tuan kelima membawa Qiang-Qiang kembali, aku sedang minum hingga mata terasa kabur. Botol alkohol di depan mata pun serasa bergoyang, didepan mataku muncul wajah Tuan tua yang dingin dan kejam, dan lambungku terasa mual.

Tak terduga, aku akan memiliki seorang ayah seperti itu.

Aku benar-benar memilih tidak pernah dilahirkan, daripada mengalir darahnya di dalam tubuh.

Ketika Tuan kelima datang, aku sedang menangis, dalam pandangan kabur, aku melihat dia mengerutkan alisnya menatapku, dia mengambil pergi botol alkohol di tanganku, “Wanita bodoh, apakah kamu pandai minum alkohol? Mengapa minum sebanyak ini.”

“Kamu jangan ikut campur, lepaskan!”

Aku kehilangan kesadaran dan berteriak marah. Qiang-Qiang ketakutan bergemetar di sebelah.

Tuan kelima mengerutkan kening, duduk di hadapanku, “Qiang-Qiang, kamu masuk tidur ke kamar, ayah angkat ingin minum bersama Mamamu.”

Qiang-Qiang menatapku dengan khawatir, dan menatap Tuan kelima, dengan patuh masuk ke dalam kamar. Tuan kelima menuangkan penuh pada gelas di depannya, dan menuangkan untukku, “Ayo, kita habiskan ini.”

Aku mengangkat gelas bersulang dengannya, “Cheers!”

Tuan kelima: “Habiskan segelas ini, tidak boleh minum lagi!”

Aku tersenyum padanya, “Mengapa tidak boleh minum! Aku senang hari ini, ingin mabuk malam ini.”

Tuan kelima: “Kalau minum lagi kamu benar-benar akan menjadi orang lemah, Tuan tua Lan tidak mengakui identitasmu, kamu langsung tidak ingin hidup!”

“Siapa yang ingin dia mengakui identitasku!” Aku mendadak berdiri, memukul meja, “Siapa yang tidak ingin hidup! Aku hanya ingin merasakan perasaan mabuk!”

Tuan kelima menaikkan sudut mulutnya, tersenyum tak berdaya, “Mengapa biasanya kamu tidak ingin merasakannya, tapi kebetulan setelah bertemu dengannya, kamu ingin merasakannya, masih berani bilang bukan karena dia.”

Aku marah dan memelototinya, “Aku malas melayanimu, siapa peduli orang itu mengakuiku atau tidak, aku hanya berharap aku sama sekali tidak pernah hidup di dunia ini, hiks!”

Aku sekaligus meminum habis gelas alkohol itu.

Dalam pandangan kabur, Tuan kelima menghela napas ringan, dalam tatapannya perasaan belas kasihan lebih banyak daripada tak berdaya, “Ok.”

Kemudian dia menuang penuh gelasku lagi, “Kita sama-sama adalah orang yang menderita di dunia, mari kita bersulang lagi.”

Aku dan dia menghabiskan alkohol yang baru dituang, kali ini benar-benar tidak dapat mengangkat kepala lagi, wajah tampan di depan mataku ini berubah menjadi dua, lalu dari dua terbagi menjadi tiga, empat, aku terhuyung-huyung berdiri, menunjuk padanya, “Kamu...... kamu sebenarnya memiliki berapa kepala.”

Selesai berkata, aku langsung jatuh terbaring di lantai.

Aku tidak tahu bagaimana sifat mabukku, pokoknya pada malam itu, aku telah menyiksa parah pada Tuan muda ini, sebentar ingin muntah, sebentar ingin buang air, sebentar menyuruhnya untuk mengambilkan air minum, ketika Tuan muda belum sempat melayaniku, aku langsung mendekati gelas besar itu, sendiri mengambil air dari dalam dan memasukkan ke dalam mulut, untungnya Tuan kelima menarik dan menghentikanku tepat ada waktunya, “Sayangku, tidak boleh minum air untuk kloset!”

Dia memeluk dan menggendong diriku yang mabuk bingung ke ranjang, namun pada saat ini, aku muntah pada tubuhnya.

Aku tidak tahu setelah berapa lama diriku baru tertidur, hanya mengingat Tuan muda itu hampir menabrak dinding karena kelakukanku.

Aku tertidur nyenyak, ketika bangun sudah siang, kepalaku sangat sakit, dan perut kosongku terasa sangat tidak nyaman. Aku memegang kepalaku dan duduk, masalah semalam sangat berantakan, tidak teringat jelas.

Tuan kelima masuk membawa segelas air, “Aku menyangka kamu tidak dapat bangun lagi, sudah hampir tertidur bagai seekor babi.”

Dia sudah mandi dan mengganti baju yang bersih, seluruh tubuhnya yang segar membawa aroma mint, sambil meremehkanku sambil menyerahkan gelas air padaku, dan aku langsung menghabiskannya dalam satu tegukan.

“Aku sangat lapar, apakah ada makanan!”

Aku menyerahkan gelas padanya dan berkata.

Tuan kelima: “Aku telah memesankan makanan untukmu, meletakkannya di luar, setelah cuci muka keluar dan makan.”

Aku menggoyangkan kepalaku dengan kuat, pertama kalinya aku bersikap manja pada pria di depanku ini, “Tidak, kamu membawanya ke dalam untukku, aku lapar dan tidak dapat berjalan.”

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu