Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 244 Kamu dimana ?

Diam sesaat, lalu segera menjawab: "Tuan Shao sudah menyelidiki, jadi untuk apa datang kemari? Aku hanya mendanainya saja, sudah lama tidak menghubunginya. Lagi pula, apa hubungan dia dengan Lucy Lu?"

Gery Gu mengangkat alisnya, "Dia membantu membawa Lucy Lu pergi," kemudian melanjutkan, "Nona Song, tidak ada yang tertarik dengan hubungan kalian, jangan khawatir, kami hanya mencari seseorang. " Katanya tersenyum.

Ekspresi Rainie Song sedikit berubah, dan melirik Gery Gu: "Jika kamu berbicara omong kosong, silakan keluar."

Bulu mata yang panjang bergerak sedikit, teringat adegan terakhir Lucy Lu membantunya menghindar dari Zayn Shang. Dirinya tidak ingin menempatkannya dalam situasi berbahaya, Theo Mu terlalu impulsif ...

Setelah beberapa saat merenung, menoleh kepada Dean Shao: "Aku hanya tahu beberapa alamat tinggalnya, jika tidak dapat menemukannya, jangan salahkanku."

Pria itu menganggukan kepala.

Glen Lin segera mengambil pena dan kertas, Rainie Song menulis tiga atau empat alamat, dan akhirnya berhenti.

Dean Shao menatapnya dan berkata: "Jika benar-benar ingin kami menemukannya, tulis semua tempat."

Akhirnya Rainie Song menambahkan satu alamat.

Setelah menulis Rainie Song mengangkat kepala dan menatap Dean Shao: "Tolong tuan Shao jangan memberi tahu Zayn Shang tentang masalah yang berhubungan dengan Theo Mu."

“Aku tidak berniat untuk mengganggu masalah kalian.” Dean Shao berjalan pergi tanpa melihat ke belakang.

Rainie Song mengantar mereka pergi, ada sedikit perasaan bebas keluar dari persembunyian

Pertama-tama Dean Shao mengirim sekelompok orang untuk pergi kealamat yang diberikan, kecuali alamat yang terakhir ...

“Perintahkan Davin Yan untuk bersiap, kita akan pergi ke tempat yang terakhir, segera berangkat.” Dean Song memberi perintah.

Glen Lin terkesan: “Anda juga pergi?”

Pria itu menjawab: “Termasuk kamu.”

Glen Lin segera menutup mulut dan pergi mengatur."

......

Desa di kota Nan sebelah Barat, Lucy Lu berbaring di bawah pohon besar, dan mengayunkan kursi rotan dengan irama.

Dengan mata terpejam, mengingat wajah lelaki yang sedikit mengernyitkan dahinya, dan bertanya-tanya apa yang sedang ia lakukan sekarang.

Sudah tiga hari, benar apa yang dikatakan Theo Mu, ini adalah surga, pemandangannya bagus dan orang-orangnya baik, seharusnya bisa menikmati hidup tenang disini, tetapi mengapa dirinya merasa cemas.

“Saudari Lu, aku baru memetik semangka, silahkan dicicipi.” Theo Mu memotong semangka itu menjadi dua dan tersenyum.

Semangkanya sudah matang, warna merahnya sangat indah, Lucy Lu tidak sabar mengambil sendoknya.

"Manis sekali."

"Ini semangka yang baru ku curi, karna ketahuan jadi dikejar, mau di pukul.”

Lucy Lu tidak bisa menahan diri untuk memarahinya: "Orang-orang telah bekerja begitu keras menanamnya, berapa banyak yang sudah kamu curi beberapa hari ini?"

Theo Mu tertawa menyeringai: "Aku mencurinya begitu banyak, tetapi aku hanya makan sedikit.”

Sebenarnya beberapa hari ini Lucy Lu selalu merasa lapar, ditambah cuaca yang panas, makan apa saja terasa tidak cukup.

Setelah makan setengah semangka, Lucy Lu meletakkan sendoknya, sambil berpikir berkata kepada Theo Mu: “Kamu ambilkan ponselku kemari.”

Sejak tiba disini, dia tidak membuka ponselnya, seperti kehidupan yang terisolasi, meskipun nyaman, tetapi tidak terbiasa.

Ekspresi wajah Theo Mu berubah, senyumnya menghilang dan tatapan matanya bimbang.

“Kenapa?”

Lucy Lu mengedipkan matanya dan berbaring lagi, matanya menatap pepohonan.

"Aku merasa sedikit bersalah, ku takut orang tuaku khawatir, ku mau mengirim pesan kepada mereka.” Lalu menoleh kepala menatapnya, “Kamu sekarang belum bekerja? Aku ada beberapa koneksi, aku akan menghubungi mereka, seharusnya bisa dapat posisi yang cukup baik, kamu tidak bisa selalu menemaniku wanita hamil disini.”

Sudut mulut Theo Mu bergerak, dengan tatapan yang rumit, lalu menutup mulutnya.

Lucy Lu melihat ekspresi cemberutnya yang lucu: “Aku minta kamu menggambilkan ponselku, kenapa diam?”

Baru saja membuka ponsel, dia menerima beberapa panggilan tidak terjawab dan pesan teks, sebagia besar dari Dean Shao.

Catatan telepon tertulis setiap setengah jam ada satu telepon, apa lelaki ini tidak tidur?

Lucy Lu membaca satu demi satu, hingga matanya terasa pedih.

Kamu dimana ?

Pergi kemana, telepon aku...

Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu.

Jika kamu tidak kembali, aku pasti akan menemukanmu.

Hubungi aku, aku mengkhawatirkanmu.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu