Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 600 Pria itu Lajang

Dean bangkit berdiri, dan merapikan kemejanay dengan sedikit malu, lalu berjalan ke samping.

Lucy melirik ke arah Dean sejenak, lalu melambai-lambaikan tangannya ke arah Naomi yang berdiri di depan pintu itu, "Aku ada di sini, ada apa kau mencariku?"

Setelah melihat Dean duduk tenang, barulah Naomi tersenyum, ia tidak berjalan ke dalam, hanya menunjuk ke arah luar pintu dan berkata, "Mommy dan paman Grey sedang bermain, apa Tante Lucy dan Paman Dean ingin ikut juga?"

"Bermain?" Lucy penasaran, ia segera bangkit berdiri dari sofa, lalu berjalan ke arah pintu dan menengok keluar sejenak, ia melihat orang-orang sedang berkumpul di sana, suasananya sangat ramai.

Ia tersenyum, lalu menoleh ke arah Dean dan bertanya, "Mau ikut?"

"Lucy, sekarang sudah larut." pria itu mengerutkan keningnya, wajahnya tampak dingin, "Kau sudah lelah seharian, kau sudah harus istirahat."

Lucy langsung bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya, ia mengigigit bibirnya, lalu menggandeng tangan Naomi, dan langsung melangkah keluar tanpa menengok ke belakang lagi.

Saat Lucy dan Naomi berjalan menuju ke arah kerumunan orang, tiba-tiba Naomi menghentikan langkah kakinya, wajahnya tampak sedikit bingung. Melihat ekspresi Naomi, Lucy pun menundukkan kepalanya dan bertanya apa yang terjadi, akhirnya Naomi pun menjelaskannya dengan sedikit terbata-bata.

"Tante Lucy, aku dan mommy akan segera pergi ke Inggris setengah bulan lagi." Setelah terdaim sejenak, ia menambahkan lagi dengan pelan, "Sebenarnya, Naomi tidak begitu ingin pergi, tapi......"

Lucy tahu apa yang sedang dipikirkan Naomi, ia pun menambahkan, "Tapi kau tidak ingin membuat mommy khawatir, juga tidak ingin membuatnya sulit, iya kan?"

Mata Naomi pun berkaca-kaca, lalu mengangguk-anggukkan kepalanya dengan sekuat tenaga.

"Kalau begitu kau ingin tante melakukan apa?" wanita itu mengangkat bibirnya, lalu mengelus-elus kepala Naomi, "Seharusnya kau tahu jelas bagaimana sifat mommy mu, aku tidak akan bisa membujuknya."

"Aku tahu." Naomi menggigit bibirnya, setelah berpikir sesaat, ia pun menjinjitkan kakinya dan menggerak-gerakkan jari telunjuknya ke arah Lucy seperti telah membuat suatu keputusan.

Setelah Lucy membungkukkan tubuhnya, barulah Naomi membisikkan sesuatu ke telinganya.

Setelah mendengar perkataan Naomi, Lucy pun menegakkan tubuhnya perlahan-lahan, lalu melihat sejenak ke arah kerumunan orang-orang itu, akhirnya ia pun mengangguk-anggukkan kepalanya, "Aku akan mencobanya untukmu, tapi kurasa ide ini tidak begitu bagus."

Kata Lucy dengan wajah yang sedikit bingung.

Wajah Naomi pun juga berubah sedikit kecewa, saat ia hendak membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tiba-tiba Dean pun datang kemari, setelah melihat kedua orang itu berbisik-bising, Dean pun mengerutkan alisnya, "Bukankah kalian mau pergi bermain, kenapa tidak main?"

"Ah, main kok, kita baru saja akan pergi." Lucy mengangkat kedua alisnya, sambil memeluk lengan Dean, "Ayo kita lihat bersama."

Ketiga orang itu pun berjalan ke depan bersama-sama, belum saja mereka sampai ke sana, tiba-tiba sebuah suara yang gemuruh pun terpecah dari kerumunan orang-orang itu, semua orang sedang berteriak-teriak heboh, sehingga Lucy pun mempercepat langkah kakinya.

Setelah menerobos kerumunan orang itu, mereka pun melihat Grey yang wajahnya sangat merah sedang meneguk segelas besar arak baijiu.

Miyagi yang duduk di depannya dengan wajah dingin itu tersenyum dan mengejeknya, "Masih mau main?"

"Ayo!" jawab Grey sambil meletakkan gelasnya itu keras-keras ke atas meja.

Awalnya mereka hanya memainkan permainan kartu meja biasa saja, namun pada akhirnya ditambah dengan sesi jujur atau tantangan, orang yang kalah harus melakukan pilihan yang diberikan oleh si pemenang sebagai hukumannya.

Sebelumnya, saat Grey satu kelompok dengan Miyagi, ia sudah kalah berkali-kali, kali ini saat ia menjadi lawan Miyagi, siapa sangka ternyata keberuntungan Miyagi langsung melejit tinggi, Grey kalah telak lagi.

Setelah kalah berulang kali, akhirnya sang pria pun menyadari, ia tersenyum dan berkata, "Tadi kau sengaja kalah untuk mempermainkanku kan?"

Miyagi tersenyum puas, ia tidak mengakuinya namun juga tidak mengelaknya.

Lucy berdiri di belakang Grey, lalu berpikir sejenak, bagaimana caranya agar Grey bisa membujuk Miyagi untuk tidak pergi seperti yang dikatakan Naomi.

Bagaimana pun caranya, sepertinya sungguh sangat tidak mungkin.

Saat ia sedang berpikir keras, tiba-tiba ia menoleh dan melihat ke arah seorang wanita bule muda cantik yang sedang duduk di sofa bar sebelah, wanita itu memangku seorang gadis lolita kecil di dalam pelukannya.

Ia merasa wanita itu sedikit tidak asing baginya, belum sampai ia mengetahui siapa wanita itu, tiba-tiba ia pun melihat putranya muncul entah dari mana datangnya, putranya itu berjalan perlahan-lahan ke arah sofa itu.

Ia berjalan sambil melambai-lambaikan tangannya, wajahnya sungguh tampak seperti seorang playboy kecil.

Seketika, Lucy pun teringat siapa wanita itu, ia segera mengejar putranya, dan tiba-tiba Ibu Lu juga ikut mengejarnya, namun Danson ternyata sudah jatuh ke dalam pelukan wanita muda itu.

Begitu melihat kejadian itu, Lucy pun mencegah ibunya dan berkata, "Ibu, aku saja yang ke sana."

Lucy pun membalikkan kepalanya dan menunjuk ke arah Naomi yang sedang berdiri di antara kerumunan orang-orang itu, "Malam ini, Naomi tidur di tempatmu saja, tolong jaga dia malam ini."

Ibu Lu pun segera melihat ke arah yang ditunjuk oleh Lucy, setelah melihat wajah anak kecil yang memerah itu, ia pun segera berjalan ke sana.

Setelah melihat Naomi digandeng ke arah tangga oleh ibunya, barulah Lucy menghela nafas lega, setelah itu ia pun langsung berjalan ke arah wanita muda itu.

Kedua anak kecil yang sama sekali tidak mengerti bahasa masing-masing itu entah sedang heboh membicarakan apa, tak tahu apa mereka bisa mengerti apa yang sedang diucapkan oleh lawan bicaranya, tapi yang jelas mereka berdua tertawa dengan sangat gembira.

Wanita muda itu juga ikut tertawa, lalu ia pun melihat ke arah Lucy yang sedang berjalan ke arahnya, lalu ia pun menyapa Lucy dalam Bahasa Inggris dengan sedikit terkejut.

Lucy menganggukkan kepalanya dengan sedikit sungkan, lalu melambaikan tangannya pada Danson, "Ayo ke mommy sini."

Kedua anak itu sedang berbincang-bincang ria, begitu mendengar suara mommy, Danson membalikkan kepalanya sejenak, dengan sedikit tidak rela, ia pun berjalan ke arah Lucy perlahan-lahan.

"Anak ini sangat lucu." kata wanita itu sambil tersenyum, "Putriku juga sangat menyukainya."

Lucy menundukkan kepalanya, melihat ke arah gadis lolita berambut pirang dan bermata biru itu, baru saja ia mau memujinya, tiba-tiba wanita itu bertanya lagi, "Apa kau mengenal ayah anak ini?"

"Ayah?" Lucy sedikit bingung, meskipun wanita itu sedang menanyainya, namun sorotan mata wanita itu tertuju pada tempat lain.

Sorotan matanya tertuju pada bayangan seorang pria yang berada di tengah keramaian itu.

Tiba-tiba, Lucy pun mengerti, dengan tersenyum ia menjelaskan, "Ini anakku."

"Kalau begitu......" sepertinya wanita itu masih belum mengerti, awalnya ia ingin mengulurkan tangannya untuk menunjuk ke arah sana, namun tiba-tiba ia merasa tidak enak dan segera menurunkan tangannya.

"Bukan, pria yang duduk di sana itu bukan ayah dari anak ini." Lucy tahu apa yang ingin ditanyakan wanita ini, dengan tersenyum ia berkata, "Pria itu pria lajang."

Dan ternyata benar, begitu mendengar bahwa pria itu adalah pria lajang, wajah wanita bule itu pun langsung berubah terkejut dan terlihat senang seketika, bahkan tanpa sengaja, ia juga memainkan rambut pirangnya itu, "Ternyata hanya salah sangka."

"Apa kau juga lajang?"

Wanita di depannya ini sepertinya tidak ingin menyembunyikan perasaannya lagi, oleh karena itu, Lucy pun memberanikan dirinya untuk bertanya langsung.

Dan, wanita itu pun mengangguk-anggukkan kepalanya dengan bersemangat, "Meskipun aku punya seorang anak perempuan, tapi aku masih belum menikah."

Saat dua orang itu berbincang-bincang, tiba-tiba kerumunan orang-orang itu mulai ricuh lagi, sebuah suara seorang pria yang sangat berat pun terdengar, "Begini saja, pilihan pertama, carilah seorang lawan jenis yang lajang dan cium bibirnya, pilihan kedua, minum arak baijiu ini sampai habis, kalian berdua pilih saja sendiri."

Lalu, ada orang yang melanjutkan, "Kalian berdua kan sama-sama lajang, saling berciuman saja kalian."

Kemudian, semua orang pun bertepuk tangan dan berteriak, "Cium... Cium..."

Lucy merasa sangat penasaran, ia langsung menggendong Danson dan berjalan ke sana, dan ia pun melihat yang sedang dipaksa orang-orang itu untuk berdiri adalah Miyagi dan Grey.

Grey menatap ke arah Miyagi tanpa berkata apa-apa, saat ia sedang memikirkan bagaimana cara menyelesaikan hal ini, tiba-tiba, Miyagi pun langsung mengangkat gelas berisi arak baijiu itu dan meneguknya sampai habis.

Miyagi tidak begitu bisa minum minuman keras, satu gelas arak baijiu itu saja sudah cukup untuk membuatnya mabuk berat, oleh karena itu setelah ia meminumnya, ia langsung melempar kartu di tangannya itu, lalu melambai-lambaikan tangannya hendak pergi, "Kalian main saja, aku sduah lelah."

Melihat wajah Miyagi yang memerah, orang-orang itu pun tidak menghentikannya, namun Grey yang melihat bayangan wanita itu pergi dari sana pun merasakan suatu perasaan yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata di hatinya.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu