Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 196 Aku Tidak Mungkin Mengintipmu Mandi

Setelah mematikan telepon, Lucy Lu berpikir sejenak dengan tatapan menyelidik.

Ia kemudian berjalan ke sisi Dean Shao, lalu menatap wajahnya, “Dean Shao, apa kamu tahu apa target Zayn Shang?”

Dean Shao tertawa, “Yang kamu maksud dalam aspek apa?”

Alis Lucy Lu terangkat, “Kamu paham maksudku.”

Dean Shao tidak menjawab. Beberapa detik kemudian, Lucy Lu berkata lagi, “Apa ia benar-benar tertarik padaku? Kalian, para pria yang tidak biasa, umumnya juga memiliki selera yang tidak biasa. Bisa jadi ia benar-benar punya maksud khusus padaku."

Dean Shao tersenyum tipis sambil memeluk pinggang Lucy Lu. Ia tertawa, “Jangan mengira-ngira lagi, ia tidak tertarik padamu.”

Lucy Lu tidak risih sama sekali dengan kata-kata barusan, “Kamu ternyata benar-benar tahu segalanya.”

“……”

Dean Shao tersedak, wanita ini ternyata berani memancing-mancing dirinya.

Ia kemudian mengelus-elus kepala wanita itu sambil berkata, “Aku sebenarnya hanya tahu sedikit sekali. Aku pikir ia ingin membuntutimu, kemungkinan besar ada hubungannya dengan aku.”

“……”

Wajah Lucy Lu berubah, “Karena kamu?”

Otak Lucy Lu tiba-tiba terasa ingin meledak.

Ketika baru tiba di Kota Nan, Zayn Shang langsung mengadakan jamuan makan malam dan mengundang banyak pengusaha lokal, termasuk Benefit Corp. Lucy Lu saat itu ikut secara tidak sengaja, lalu bertemu dengan pria itu. Sejak saat itu, pria itu sepertinya kepincut dengannya.

Jangan-jangan targetnya sejak pertama kali datang ke Kota Nan adalah dirinya? Jangan-jangan pria itu sejak awal sudah menyelidiki hubungannya dengan Dean Shao?

Ia tiba-tiba teringat suatu kali Zayn Shang pernah secara khusus mengundang Dean Shao ikut makan malam, jangan-jangan itu dilakukan untuk menyelidiki hubungan mereka berdua lebih lanjut?

Semakin dipikirkan, Zayn Shang semakin menyeramkan.

Entah terpikir apa, Lucy Lu langsung mengalihkan pandangan ke Dean Shao, “Ia tahu kamu pernah menikah, jadi ia mengadakan penelusuran yang mendalam tentangmu lalu menemukan diriku?”

Melihat wajah terbelalak Lucy Lu, Dean Shao tertawa sambil mengelus-elus bibir. Ia kemudian menjelaskan, “Iya, sangat mungkin. Kalau ia ingin mengetahui isi hatiku, ia jelas harus menelurusiku hingga secara menyeluruh. Tetapi ia pasti mengeluarkan usaha yang banyak, karena menelusurimu nampaknya bukan hal yang mudah?”

Lucy Lu mengernyitkan alis. Ia berpikir cukup lama, tetapi akhirnya tetap merasa aneh, “Tetapi kita kan sudah bercerai, lantas mengapa ia masih bisa mencariku?”

Dean Shao tertawa, lalu menatapnya lekat-lekat: “Hanya laki-laki yang paham isi hati sesama laki-laki. Dalam pandangannya, kamu masih berguna.”

Lucu Lu tidak paham, “Berguna untuk apa? Sekali pun kita tidak bercerai, ia akan tetap berusaha memuaskanku setiap saat. Apakah itu bukan berarti ia sedang berusaha mengambil hatiku untuk meninggalkanmu? Aku rasa ia bukan tipe orang yang akan melakukan hal menjijikan seperti ini.”

Meski saat ini ia sudah sadar Zayn Shang agak menjijikan, tetapi ia selalu yakin pria itu tidak mungkin merebut istri orang lain hanya karena persaingan bisnis. Tindakan seperti itu hanya akan merusak nama besarnya. Kalau pun ingin memenangkan pertarungan, pria itu bisa mencari bawahan yang sedikit tampan untuk melakukannnya.

“......”

Kata-katanya memang masuk akal, tetapi mendengar seorang wanita mengatakan hal seperti itu padanya, Dean Shao merasa kurang senang. Wajahnya kini agak muram.

Lucy Lu dalam hati menganalisa sejenak, lalu teringat pertanyaan yang ingin ia tanyakan padanya. Ketika menatap pria itu, ia melihat ekspresinya agak tidak wajar. Ia tercengang, “Kamu, kamu mengapa melihatku seperti ini? Apakah aku ada salah kata?”

Dengan wajah yang tetap muram, pria itu berkata, “Tidak ada salah kata. Sekarang kamu sudah tahu isi hatinya, apakah kamu masih akan meladeninya?”

Zayn Shang, seorang pria yang tidak kalau oleh pria mana pun, bisa dikatakan mendekati sempurna. Bagi perempuan, pesonanya tidak akan mungkin bisa dilawan. Tanpa perlu menarik perhatian perempuan, kalau ia pergi ke suatu tempat, ia pasti akan langsung didekati oleh berbagai macam wanita yang sangat menarik.

Ia juga seorang wanita dan pernikahannya baru menghadapi tragedi. Ketika ada seorang pria yang mendekati sempurna mendekatinya, masa hatinya tidak tersentuh sama sekali?

Lucy Lu memalingkan kepala ke arah Dean Shao, “Mengapa tidak? Ia adalah klien penting perusahaan kami sekaligus orang yang tidak berani dihadapi CEO Lee. Urusan kantor adalah urusan kantor, urusan pribadi adalah urusan pribadi, aku paham betul itu.”

Lucy Lu tidak pernah membawa perasaan pribadi ke dalam pekerjaan. Kalau pun ia sekarang semakin membenci Zayn Shang, ketika bertemu dengannya ia akan tetap tersenyum ramah.

“Kalau begitu sekarang kamu sudah tahu, ia sama sekali bukan benar-benar ingin bekerjasama dengan perusahaan kita. Kalau pun ia berjanji menjaga komitmen, ia nanti-nanti pasti akan mencari berbagai alasan untuk memutus kontrak. Bagi perusahaan kecil seperti kita, ini akan sangat mempengaruhi nama baik kita. Ini pada akhirnya akan sangat merepotkan.”

Lucy Lu terdiam.

Dean Shao juga tidak berbicara dan mengganggu Lucy Lu lagi. Ia membiarkan wanita itu berpikir sendiri. Ia sesekali mengelus rambut panjang wanita itu.

Setelah hening beberapa saat, Lucy Lu mengangkat kepala dari pelukannya, lalu dengan wajah tanpa ekspresi berkata: “Kalau begitu saya harus menjalani setiap tahapan dengan wajah tersenyum. Saya tidak boleh membuatnya menyinggung perasaannya, kalau tidak perusahaan kami akan repot dan CEO Lee akan memarahi saya mati-matian.”

Lagipula, kalau ia sekarang membatalkan kerjasama itu, bagaimana ia harus menjelaskannya pada CEO Lee? Masa iya ia harus menjelaskan semua maksud Zayn Shang kepadanya? Itu sama sekali tidak mungkin.

Dean Shao menundukkan kepala, lalu alisnya terangkat, "Jadi kamu masih akan tetap pergi makan dengannya?"

Lucy Lu ragu-ragu menjawab, “Hm...... Iya.”

Makan malam ini jelas masih harus dilaksanakan.

“Oke, baik.” Pria itu mengangguk dan tidak berbicara lagi. Wajahnya kosong tanpa ekspresi.

“......”

Lucy Lu kemudian menatapnya dengan wajah bertanya-tanya, “Tidak ada lagi yang ingin kamu katakan?”

Ekspresi Dean Shao ganjil. Jari pria itu mengelus-elus pelipis Lucy Lu, lalu bergerak ke belakang telinganya. Pria itu kemudian tersenyum tipis, “Kamu tidak suka kalau ada orang lain ikut campur urusanmu kan? Kalau aku tidak izinkan kamu pergi, memang kamu akan patuh?”

Lucy Lu bergidik geli karena elusan tangan Dean Shao di telinga belakangnya. Ia tahu jari pria itu masih akan bergerak-gerak ke bagian lainnya, jadi ia menahan pergelangan tangannya. Ia kemudian bangkit berdiri dari sofa, “Aku ingin mandi, kamu tunggu di luar.”

Dean Shao tertawa sambil menatap tubuh Lucy Lu yang kurus, “Mau mandi ya mandi saja. Aku tidak mungkin mengintipmu mandi, jadi mengapa kamu harus mengusirku ke luar?”

Lucy Lu, yang biasanya selalu berpikir panjang, langsung menatapnya dengan wajah tidak enak, “Tetapi aku tidak mau melihatmu. Keluar kamu sekarang!”

“......”

Dean Shao terdiam sejenak, lalu akhirnya bangkit berdiri. Dengan tubuhnya yang setinggi seratus delapan puluh sentimeter lebih, Dean Shao membuat Lucy Lu merasa mungil.

Mungkin pria itu memang benar-benar sangat jarang melihat wajahnya memerah.

Dean Shao agak kehilangan akal sehatnya. Pria itu memegang belakang kepalanya, lalu mengecup sejenak sudut bibirnya, “Mandilah, aku tunggu di luar.”

Kalau tidak tunggu di luar, ia takut dirinya sendiri tidak akan sanggup menahan diri untuk tidak masuk ke kamar mandi. Kalai itu terjadi, Lucy Lu pasti akan langsung menonjok dan memaki-makinya setengah mati.

Sekalinya dituruti, keinginan hati dan nafsu birahinya pasti akan langsung menggila dan ia pada akhirnya akan kehilangan kontrol. Itulah sikapnya ketika berhadapan dengan Lucy Lu.

Ia mengambil laptop dan ponsel, lalu keluar dari kamar.

Lucy Lu terdiam cukup lama karena pikirannya masih mengembara entah ke mana.

......

Theo Mu belum pulang juga hingga sore hari. Lucy Lu tidak enak hati meneleponnya, jadi ia keluar hanya dengan Christopher.

Sepanjang perjalanan, hatinya dirundung kebingungan dan seribu pertanyaan. Pikirannya masih tertinggal di hotel.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu