Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 84 Memiliki Kemampuan Kamu Baru Maju

Menolak dengan halus untuk traktiran makan siang dari klien, Lucy Lu membereskan barangnya lalu mengajak dua orang untuk pergi bersama.

Melihat waktu, dia memerintahkan: “Pergi makan siang dulu, nanti sore kita pergi ke perusahaan satu lagi.”

Christoper menganggukan kepala tanda setuju.

Theo Mu mengerutkan dahi, “kita tidak kembali ke hotel untuk beristirahat dahulu?”

Lucy Lu menatapnya, “Kamu lelah?’

“Saya seorang pria tidak terasa apa-apa, tapi kamu sudah sibuk setengah hari bukan?” dia membalas pertanyaan Lucy Lu, mengkhawatirkannya: “Jangan terlalu dipaksakan, sore nanti biar aku dan Christoper yang pergi kesana.”

Christoper tampak kebingungan, tapi menganggukan kepalanya lagi, “benar itu.”

Lucy Lu melihat kearah mereka, Theo Mu melihat dirinya, berpikir keras, apa ada yang salah dengan dirinya, Sue Wu tertawa: “Tadi saya bertanya hanya basa-basi saja, anda percaya? Kalau saja tidak terlambat, akan tidak enak untuk menolak permintaan makan siang dengannya tadi.”

Tidak tahu dia hanya berpura-pura berbicara seperti itu atau tidak, tapi Theo Mu tetap menghiraukannya, anak ini terlihat ceroboh, tapi terkadang juga terlihat pintar.

Theo Mu terkaget seketika, sambil tertawa, juga tidak merasa canggung, berkata dengan nada ringan:“Lagi-lagi mengerjai manager Lucy Lu, kelihatannya umur saya masih terlihat muda, tidak bisa diperkirakan."

Christoper akhirnya mangerti, ikut berbicara: "Bukan hanya anda, saya sendiri juga tidak mengerti. Kalau saja kejadian tadi terjadi, siang ini kita tidak harus bekerja lagi."

Lucy Lu memutar matanya, melipat tangannya, "Jangan mengkambing hitamkan, ayo pergilah, cari tempat makan."

"....."

Setibanya di tempat makan, Lucy Lu menerima panggilan telepon dari Dean Shao.

Lucy Lu belum berbicara, dua orang lainnya meninggalkan tempat makan.

"Sedang sibukkah?" suara pria di telepon terdengar serak, seperti baru bangun tidur.

Lucy Lu berbicara dengan tenang: "Membawa mereka berdua makan siang."

"Siang tadi tidak kembali ke hotel kah?"

"Iya, waktu tidak banyak lagi, sore nanti akan pergi ke kantor satunya untuk meeting."

Pria ditelepon itu membalas: " Lucy Lu, kamu tidak perlu terlalu memaksa seperti ini."

Suara desahan terdengar jelas ditelinga Lucy Lu, merasa agak sedikit geli, Lucy Lu bisa mendengar jelas suara nafas dia, jantungnya ikut berdebar.

Dia sangat ingin membalas perkataannya, saya tidak ingin kamu menghidupi saya, seperti sinetron, tapi kenyataan tetaplah kenyataan, sebenarnya dia sudah menyatakan perasaannya, Lucy Lu juga belum tentu tersentuh, hanya bisa membalasnya dengan terpaksa.

Melihat ke arah matahari yang terik, Lucy Lu sedang tidak mood berbicara: "Tubuh punyaku sendiri, saya dibandingkan oleh orang lain, saya lebih tersakiti,lelah atau tidak lelah, saya lebih tahu."

Dean Shao tidak tahu harus bagaimana, membalas perkataannya, "Saya sangat sayang anak kecil. Kamu mau dengan dua orang ini berusaha keras, kenapa tidak saya yang membawamu kembali kepada saya?"

Lucy Lu tak kenal takut, tersenyum dan berkata, "Kalau begitu kamu tetap seperti ini, lagipula mereka masih ada didalam tubuh saya, saya pergi kemana mereka tetap mengikutiku, jika kamu punya kesabaran maka tunggulah sampai saatnya."

Menyelesaikan pembicaraan dengan perasaan sedikit marah, Lucy Lu langsung menutup teleponnya, dia bisa menebak bagaimana ekspresi dia sekarang, mood nya mulai perlahan kembali.

Dia dapat mengetahui dimana hotelnya, masih dapat mengetahui sore ini akan pergi ke perusahaan mana?

Lucy Lu kembali ke meja makannya, Theo Mu melihatnya, menyipitkan mata melihat kearah dia, berkata: "Kakak Lucy Lu, ada berita gembira apa sampai anda terlihat senang sekali?"

Lucy Lu hanya tertawa, mengambil sumpitnya, dengan serius, "Barusan saja aku dipuji cantik oleh temanku."

Christoper, "....."

Theo Mu menyibirkan bibir, " Temenmu yang satu ini..... Matanya mungkin sedikit kurang bagus."

Lucy Lu, "....."

......

Setelah amarahnya dilampiaskan tadi, suasana hatinya sore ini sudah lumayan, tapi sesaat kembali sedih.

Perusahaan terakhir yang mereka kunjungi, sangatlah ramah sehingga susah untuk ditolak, perusaah itu bersikeras ingin mentraktir mereka makan, Lucy Lu dan rekan kerja tidak bisa menolak permintaan mereka, hanya bisa menyetujuinya.

Langit sudah mulai gelap, sekelonpok orang mulai pergi ke bar di pinggir jalan.

Lucy Lu terpaksa tersenyum.

Theo Mu melihat kearah Lucy Lu, tersenyum bertanya, "Bagaimana? Sekelompok orang tua ini, kemungkinan akan membuat kita bertiga mabuk berat nantinya."

Lucy Lu menaikkan alis, menatapnya, "Mau tidak mau, kamu bukannya sangat bisa berbicara? Bisa ditolak ya ditolak, jangan karena masih muda tidak bisa membedakan mana yang baik dan benar."

Client seperti ini Lucy Lu sudah bertemu banyak, tapi karena sedang hamil dia tidak bisa, sekelompok orang tua ini, kalau tidak minum sampai mabok tidak akan pernah berakhir.

"Kalau kamu bagaimana?" Tanya Theo Mu penasaran.

Lucy Lu tersenyum kecil, berkata: "Disini hanya saya sendiri perempuan, mereka berani membully saya? Bagaimanapun kita adalah tamu mereka, mereka mabuk sampai bagaimanapun pasti akan berpikir bagaimana kondisi kantor mereka nanti."

"Nona Lucy Lu, cepat cepat, silakan duduk."

Ada orang memanggilnya dengan suara kencang menyuruhnya masuk dan duduk.

Lucy Lu menyapanya dengan senyuman manis, melihat kearah Theo Mu,sambil berjalan masuk.

Seorang manager dari perusahaan lain, menyambut Lucy Lu dan membantu mendorongkan kursinya, tertawa genit sambil berkata: "Nona Lucy Lu, duduk disini."

Senyuman itu terlihat dimata Lucy Lu amatlah jijik, tapi mau bagaimana lagi, dia hanya bisa pasrah dan menurutinya duduk disana.

Pria itu tertawa sampai matanya tidak terlihat lagi, sambil menarik kursi Lucy Lu mempersilakannya duduk, Theo Mu dengan kaki panjangnya, duduk di tengah-tengah mereka, tidak lupa menyapanya dengan senyuman, "Manager Fang, kamu sangat sungkan, cepatlah duduk."

Dipotong di tengah-tengah, raut muka manager Fang tersenyum tanda tidak suka, mengeluarkan tangannya, menganggukan kepalanya, "sudah seharusnya......"

Disisi kira ditempati Christopher, disisi kanan ditempati Theo Mu.

Lucy Lu sangat nyaman, melihat kearah mereka dan memberi kode terima kasih.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu