Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 53 Kalau Begitu Harusnya Disini Terdapat Begitu Banyak Penyuka Sesama Jenis

Lucy Lu dikagetkan lagi sampai mengelus dadanya meloloti dia. “Kamu berjalan tanpa mengeluarkan suara?”

Jika dia mempunyai penyakit jantung, hari ini dia pasti sudah mati karena terkejut.

“Hehehe... ini adalah senjata rahasiaku.” Secara sengaja tersenyum, dia melipat kartu nama lalu mengoyang-goyangkannya.

Lucy Lu terkejut seketika, mengambil kartu nama dari tangannya lalu melihat sebentar, dia sedikit terkejut. “Sebanyak ini? Kamu memintanya satu persatu?”

Di dalam ini pasti ada mencapai 30 lembar.

Bahkan ada beberapa kartu nama vice CEO, bagaimana orang ini mendapatkannya?

“Iya, dijamin tidak melewati batas waktu, tadi aku melihat kamu dan CEO Shang ngobrol sangat asyik, jadi tidak berani menganggu.” Theo Mu mengambil jus buah yang berada di depannya, langsung diminum.

Lucy Lu memiringkan kepalanya, melihat dia seperti akan terbang setelah dipuji, tiba-tiba dia menyipitkan matnya dan berkata, “Kamu tidak… menjual dirimukan?”

“Pushhh!”

Theo Mu hampir tersedak, dengan tatapan sedikit aneh melihatnya sejenak, lalu menunjuk sekitarnya, “Kalau begitu, di sini harusnya ada beberapa yang menyukai sesama jenis.”

“……”

Lucy Lu melihat-lihat sekitarnya, ujung bibirnya naik ke atas, berhasil ditahan.

Seluruh yang melihatnya, benaran tidak ada seorang wanita satupun.

“Dan lagi, penampilan adalah pemberian dari orang tua, dan kemampuanku sendiri,kamu tidak boleh diskrimanasi ya.” Dengan nada tidak puas mengingatkannya sekali.

Lucy Lu dengan lemah mengomel, hanya bisa mengembalikan semua kartu nama ke dia, dengan mengelus-elus kepalanya. “Ternyata tidak membuatku kecewa, sangat bagus! Setelah ini aku akan merekomendasikan kamu kepada CEO Ji.”

“Lalu bagaimana dengan kamu?” tanyanya terhadap Lucy Lu, “Kamu berbicara dengan big boss begitu lama, ada hasilnya kah?”

Lucy Lu mengangkat alisnya sambil tersenyum, memainkan tisu makan di depannya. “Menurutmu? Kamu pikir seniormu ini sia-sia menggunakan posisi manajer saat ini?”

“Tapi… kak, huruf itu sepertinya… tidak terlihat jelas lagi,” Theo Mu dengan ragu mengingatkannya setelah melihat tisu yang ditangannya.

Wajah Lucy Lu berubah, langsung menundukan kepalanya.

Tidak tahu sejak kapan tisunya tersentuh oleh air, dari awal sudah memang tidak begitu jelas angka itu, angka-angka dibagian tengah sudah menghilang.

“Apa!”

Lucy Lu dari hati yang sangat senang berubah menjadi sangat sedih, dia menatap sekuat tenaga genangan air yang berada di atas meja, rasanya ingin marah kepada orang lain.

Dia menghabiskan setengah hari tenaganya, dan semuanya menjadi sia-sia begitu saja.

Theo Mu yang melihat wajahnya penuh dengan kesedihan dan kekesalan, dengan sedikit bergetar dan berhat-hati memberi saran, “Atau… kamu pergi bertanya lagi ke dia?”

“Apakah saya mempunyai muka untuk bertanya lagi?” Orang itu sudah berendah hati menuliskan untuknya, lalu sekarang dia masih mau lari dengan bodohnya meminta sekali orang itu menuliskannya, jika orang itu menolak, mau taruh di mana lagi muka ini.

Setelah galau sebentar, dia menghembus napas dan berkata, “Sudahlah, setidaknya malam ini tidak sia-sia, mungkin di waktu yang akan datang dapat bertemu CEO Shang, semoga dipertemuan berikutnya dia masih mengingatku.”

Theo Mu seolah mewakili rasa CEO Shang sambil tersenyum berkata, “Kamu begitu cantik, dia pasti akan mengingatmu”

Lucy Lu langsung memalingkan wajahnya.

Setelah pesta selesai, langit masih terang, tapi setengah jam lagi waktunya jam pulang kerja, dia juga tidak berencana untuk kembali ke kantor, dia berdiri di pintu utama hotel, berbicara kepada Theo Mu. “Kamu telah bekerja sangat baik, hari ini dapat pulang lebih awal, kamu tidak perlu mengikutiku lagi.”

“Lalu kamu mau ke mana?”

“Aku tentu saja pulang ke rumah.”

Theo Mu melihat jam sebentar, tersenyum dan berkata, “Kamu bukannya ada mobil? Untuk apa terburu-buru? Bagaimana kalau aku mentraktir kamu makan.”

“Kamu yakin, kamu yang traktir? Bukan menyuruh orang lain yang membayarnya ?” Lucy Lu sedikit curiga.

Theo Mu pasrah. “Manajer Lu, jadi kamu tidak memberikan aku kesempatan untuk menyuapmu?”

Lucy Lu mengelus-elus dagunya, sedikit ragu sejenak. “Jika kamu tidak bertindak seperti adik kecil yang kasihan, aku masih dapat berpikir ulang, jika tidak, aku merasa tidak enak hati.”

“Ternyata kamu masih mempunyai hati Nurani.” Dia terkejut.

“……”

Mereka mengendarai mobil sampai ke restoran terdekat, di lobi mereka mencari tempat yang tidak orang duduk di sana.

Theo Mu melihat ke arah jendela, di seberang ada sebuah restoran, sedikit merasa tersayangkan dan berkata, “Dengar-dengar toko hotpot yang di seberang itu baru dibuka, katanya cukup enak, awalnya ingin ajak kamu makan di sana.”

Lucy Lu langsung mengelengkan kepala, “Jangan, belakangan ini aku lebih cocok dengan yang sedikit rasanya yang sedikit tawar, rasa-rasa yang begitu berat, lebih baik kamu mengajak temanmu saja mencoba bersama-sama.”

Demi anak, dia harus selalu waspada, tidak boleh sembarangan.

Theo Mu menuangkan the panas untuknya, dia mencemberutkan bibirnya. “Aku baru sadar, kamu menggendut banyak, ini tidak seperti orang yang makan makanan yang hambar.”

Lucy Lu langsung terkejut, takut dia curiga, dia pura-pura melototinya seolah-olah marah, “Kamu yang gendut. Kalau kamu bilang gitu lagi, makanan ini aku tidak mau makan, aku pulang ke rumah lalu diet.”

Pria ini langsung menyerah meminta ampun. “Baiklah, baiklah, aku tidak ngomong lagi, Badan Manajer Lucy Lu adalah yang paling bagus.”

“Aku pesan makanan ya!” dia dengan ketus berkata, sambil meliriknya, dalam waktu bersamaan hatinya merasa gundah.

Seperti ini terus menerus, takutnya dia tidak bisa menyembunyikannya begitu lama.

"Oh, kamu mau makan apa aja, silahkan pesan, tidak perlu sungkan.”

“Tenang saja, aku tidak sungkan kok.” Lucy Lu mengambil menu makanan dan mulai memesan.

Setelah memesan, dia juga tidak bertanya pendapatnya, langsung mengembalikan menu kepada pelayan.

Saat menunggu makanan, dia mengeluar ponsel, menelepon ibu Lu.

“Ma, malam ini tidak perlu masak untuk aku, malam ini aku makan di luar.”

“……”

“Iya, setelah mama selesai makan cepat istirahat, tidak perlu tunggu aku.”

“……”

“Baik, aku pasti akan memperhatikannya, aku tutup ya.”

Setelah selesai menelepon, dia mengangkat kepalanya melihat Theo Mu, yang tiba-tiba sedang melihat dirinya sendiri.

“Kenapa melihat aku sampai seperti itu?”

“Kakak Lucy, aku dengar dari karyawan kantor, jika kamu pernah menikah.”

Lucy Lu menundukkan kepalanya dan meminum air, dia berusaha menutupi perasaannya, dengan pelan berkata, “Umurku yang segini jika belum menikah maka bisa menjadi perawan tuakan? Sejelek-jeleknya wajahku tapi tidak sampai tahap yang tidak laku dipasarankan.”

Sebenarnya dia tidak begitu tua, disaat umur 24, dia menikah dengan Dean Shao, sekarang hanya saja sudah berumur 27 tahun, wanita lain yang seumuran dengan saat ini masih belum nikah sudah banyak ditemui.

“Iya juga.” Theo berpikir dengan serius beberapa lama, setelah itu dia tersenyum, “Mempunyai wanita yang begitu cantik dan bisa melakukan apa saja seperti kamu, pria itu pasti akan sangat bahagiakan?”

“Kamu bukannya seorang pria? Tanyakan pada diri sendiri saja, pasti tahu jawabannya.” Lucy Lu menggerakan bibirnya, antara tersenyum atau tidak.

Walaupun dia masih cantik bagaimanapun atau bisa melakukan apapun, tapi Dean Shao tidak menyukai tipe sepertinya, pria seperti itu semakin tidak bisa memberikan kelembutan kepadanya.

Jadi, jika seorang pria mencintai seorang wanita, tidak akan mempedulikan sehebat apapun dia, dapat masak makan atau sejenisnya, asalakan dia yang suka saja, keburukan sebanyak apapun akan menjadi lebih baik dibandingkan kebaikan orang lain.

Theo Mu sepertinya tidak mengerti apa yang dimaksud, dia mengelus kepalanya sedikit bingung. “Aku tidak tahu.”

“…...”

Lucy Lu terkejut, melihat tatapan yang diberikan olehnya sedikit berbeda. “Kamu masih belum mempunyai pacar?”

Tidak mungkin, anak muda seperti ini bukannya menjadi andalannya untuk mendapatkan pasangan? Ternyata dia masih single, sedikit berbeda.

“Tidak ada.”

“Mantan pacar?”

“Eh… ada satu.” Katanya setelah berpikir sejenak.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu