Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 255 Bertemu CEO Lee

Ketika Dean Shao keluar, dia melihat Lucy Lu telah memakai pakaiannya dan membuka pintu ingin keluar, dia sedikit terkejut, kemudian dia bereaksi dan dengan samar berkata: “Aku akan mengantarmu kembali.”

“Tidak perlu, kamu tidur saja.” Pintu kamar tidur tertutup.

Wajah pria itu yang sudah sedikit hangat, kembali menjadi dingin.

Lucy Lu berdiri di depan pintu, dia menggigit bibir bawahnya dengan kesal.

Sesampainya di rumah, Fanny telah tertidur, dia masuk ke kamarnya untuk melihatnya sekilas, orang yang kecil tertidur dengan pulas di tempat tidur yang besar.

Ibu Lu mengeluarkan nasi dari kotak dan meneriakinya: “Datang dan makanlah.”

Ibu Lu yang menatapnya seperti ini pasti ingin bertanya mengenai masalah tadi, dia mulai merasa sakit kepala, lalu memperlambat tindakannya dan memikirkan bagaimana untuk mengatakannya.

“Di mana ayah? Sudah tidur?”

“Iya,” Ibu Lu langsung menjawabnya dan menatapnya bertanya, “Apakah mereka bertengkar karena kamu?”

Lucy Lu meminum seteguk bubur lalu mengerutkan keningnya: “Hanya sebuah kesalahpahaman, bagaimana mungkin karena aku?”

Ibu Lu seakan tidak percaya, wajahnya yang jarang membuat perawatan sangat serius, tetapi suaranya juga tidak selembut biasanya: “Lucy, ibu melihatnya dengan jelas dari samping, Dean ingin menyelematkan pernikahan kalian. Beberapa waktu ini, dia memang berkelakuan sangat baik, jika kamu merasa bagus, kamu juga tidak perlu membiarkan anakmu mengakui pria lain sebagai ayahnya.”

Lucy Lu mengerutkan keningnya tidak mengatakan sepatah katapun, dia mengaduk buburnya dan mendadak kehilangan nafsu makan.

“Aku tahu.”

“Kamu tidak tahu! Memang Harry Xiang juga menyukaimu, tetapi dia sendiri sudah mempunyai anak, dia tidak mungkin memberi seluruh hidupnya padamu dan anakmu, apalagi anakmu masih anak kembar.”

Ketika Ibu Lu selesai berbicara, dia melihatnya yang tidak makan beberapa suap, tidak tega untuk melanjutkan perkataannya dan menambah sayuran di dalam mangkuknya.

Lucy Lu menatap mangkuknya dan tidak bergerak.

Dean Shao juga pernah mengatakan hal seperti ini, Harry Xiang bukan pilihan yang paling baik.

Memang benar.

Apakah mungkin dia yang sedang hamil masih ingin mencari suami yang telah mempunyai anak?

Dia menurunkan bulu matanya untuk menutupi emosinya, dia bergumam: “Ibu, apakah kamu pernah berpikir bahwa dia melakukan seperti ini hanya demi anak? Dia tidak bisa mencintaiku selama kita tiga tahun bersama, mungkinkah dia segera berubah setalah aku mempunyai anak?”

Dia terdiam sejenak, lalu mengangkat matanya dan dengan tidak bersedia mengatakan: “Jika demi anak, aku tidak akan kembali dengannya.”

Bagaimana mungkin Ibu Lu tidak memikirkannya, tetapi dari sudut pandang orang tua, pada akhirnya kehidupan lebih penting daripada cinta.

Dia mendesah dan tidak banyak berkata, dia hanya mengingatinya: “Masalah perasaan tergantung padamu, tetapi mereka berdua…”

“Aku telah menolak Harry Xiang, apakah kamu masih khawatir dengan apa yang dilakukan putri anda?” Lucy Lu tersenyum pahit.

Ibu Lu tersenyum: “Tidak khawatir, cepatlah makan.”

……

Fanny telah bangun pagi-pagi dan mencari Harry Xiang ke mana-mana, Lucy Lu memeluknya dan menjelaskan: “Ayahmu telah pergi dinas, kamu tinggal bersama dengan tante dua hari ini, baikkah?”

Adanya keadaan dinas seperti sebelumnya membuat Fanny dengan cepat menerima.

Lucy Lu melihat dia yang begitu patuh, tidak dapat menahan dirinya untuk menciumnya: “Cepat sikat gigi dan sarapan, tante akan mengantarmu ke sekolah nanti.”

Dean Shao datang saat mereka sedang sarapan, Ibu Lu menyuruhnya untuk duduk dan ikut makan.

Dia melepaskan jaketnya dan duduk di samping Lucy Lu, sebuah aroma habis cukuran tercium.

Pria itu menoleh: “Aku akan mengantarnya ke sekolah, jika kamu khawatir dan ingin ikut, aku akan mengantarmu kembali lagi.”

Lucy Lu tidak berpikir dan langsung menolak: “Tidak perlu, terlalu merepotkan, kami akan naik taksi ke sana.”

Ibu Lu menuangkan segelas susu kacang kepada Dean Shao, matanya menyapu putrinya sendiri lalu berkata: “Dean saja tidak merasa repot, untuk apa kamu merasa repot? Dengarkan dia.”

Pria itu tersenyum: “Terima kasih, Ibu.”

Lucy Lu tidak menahan diri untuk mengkritik ibunya sendiri dalam hati, bantuannya terlalu jelas.

Setelah menempati Fanny di kelas, Lucy Lu mengeluarkan suaranya sebelum naik ke mobil: “Aku tidak pulang dulu, aku akan mengikutimu ke Benefit Corp.”

Pria itu mengerutkan kening.

Theo Mu masih di posisi semula, alasan mengaturnya kembali adalah untuk melihat dengan matanya sendiri, asalkan dia tidak banyak bertemu Lucy Lu, dia bisa pelan-pelan mencari celah darinya.

Reaksi pertamanya adalah mengira dia ingin bertemu dengan Theo Mu, kesepakatan yang mereka katakan sebelumnya takutnya Lucy Lu telah tidak mengingatnya.

Lucy Lu melihat dia yang tidak senang langsung tahu apa yang dipikirkannya, dia dengan marah berkata: “Aku pergi mencari CEO Lee. Masalah aku yang dipaksa untuk mengundurkan diri harus diperjelas, aku tidak bisa menerima begitu saja dicelakai oleh beberapa penjahat, ini juga membuat hasil kerja kerasku dalam bertahun-tahun ini sia-sia.”

Setelah kejadian itu, Dean Shao telah menyelidiki dan memang sangat mudah untuk mengetahui sumber foto dari penerbit itu, akhirnya semua tertuju kepada seorang wartawan gosip, karena dia baru saja memperhatikan Lucy Lu, dia tidak tahu apakah masalah ini menguntungkan bagi wartawan itu.

Banyak masalah yang terjadi beberapa waktu yang lalu sehingga masalah ini ditunda untuk sementara, Lucy Lu sekarang mengingatkan dirinya.

Tetapi, Lucy Lu tidak menunggu dia berbicara dan menolak tanpa ragu: “Jangan berkata ‘Tidak perlu khawatir, aku akan membantumu menyelesaikannya’ perkataan seperti ini, beberapa tahun yang lalu, aku juga hidup dengan baik tanpa perlindunganmu, bagaimanapun juga, ini adalah hidupku, aku tidak bisa selalu bergantung padamu, jika kamu tidak senang suatu hari dan tidak bersedia untuk menemaniku bermain, bukannya ini akan mencelakaiku.”

Selesai berbicara, dia masuk ke dalam mobil dan tidak memberinya kesempatan untuk berbicara.

Pria itu diam di tempat, ekspresinya samar dan tidak menunjukkan emosi.

Lucy Lu melihat dia tidak bergerak lalu mengetuk jendela mobil memberinya isyarat untuk bergegas.

……

Sesampainya di lantai bawah Benefit Corp, Lucy Lu turun dari mobil. Dean Shao mengantarnya masuk lalu menelepon CEO Lee.

“Lucy Lu akan menanyaimu mengenai masalah foto, walaupun ini tidak berhubungan denganmu, akan tetapi dia harusnya mencarimu untuk memberinya beberapa koneksi.” Dean Shao langsung mengatakan poinnya.

CEO Lee melihatnya menelepon pagi-pagi dan berpikir itu adalah masalah bisnis, setelah mendengarkannya, dia baru berekasi beberapa saat kemudian.

“Apa yang CEO Shao ingin aku lakukan?” Dia bertanya dengan sopan.

Jari telunjuk kiri Dean Shao mengetuk-ngetuk roda kemudi, dia dengan serius berpikir…

……

Lucy Lu naik lift karyawan, waktu pagi adalah waktu puncak karyawan. Setiap lift selalu penuh, dia dengan susah mendapatkan lift yang tidak begitu banyak orang dan bergegas naik.

Banyak rekan akrab di dalam lift yang melihat dia dengan perut besar datang ke Benefit Corp merasa terkejut, kemudian mereka teringat alasan dia mengundurkan diri dan tatapan mereka berubah menjadi tidak jelas.

“Lucy Lu? Lama tidak berjumpa denganmu, kamu sudah banyak berubah, aku hampir tidak mengenalimu.” Suara sinis Tessa Zheng tiba-tiba terdengar.

Lucy Lu tersenyum sedikit, dia dengan pelan menoleh dan melihatnya sedang menatapnya dari atas sampai bawah seakan menertawakannya, dia juga tidak marah.

“Manager Zheng, apa kabar.”

“Kamu ini…” Tessa Zheng menunjuk perutnya dan membesarkan matanya, “Mungkinkah berita yang ditulis itu benar? Dengan siapakah kamu bersama?”

Setelah perkataan ini dilontarkan, semuanya menatapnya dengan rasa ingin tahu, ada yang mencibir, ada yang mengerti dan ada juga yang tertawa.

Lucy Lu merasa kesal sampai tangannya gemetar, tetapi dia beusaha tetap menenangkan ekspresinya.

Dia selamanya tidak akan membiarkan musuhnya untuk mempermainkan emosinya, ini adalah moto yang diikutinya selama dia bekerja bertahun-tahun.

Sudut matanya terangkat, sudut bibirnya terukir sebuah senyuman, matanya bersinar dan dia terlihat seakan sangat bahagia.

Dia tahu ekspresinya sungguh kelihatan seakan minta dipukul sehingga dia jarang menggunakannya.

Tetapi, ini adalah waktu yang tepat.

“Untuk apa memerdulikan apakah itu benar atau tidak? Memang aku memiliki hubungan dengan mereka dan aku tidak takut jika orang-orang mengetahuinya, ada orang yang bersikap baik dan lugu seperti teratai bersih di depan, tetapi mengatakan orang lain di belakang, apakah ini bukan cemburu? Aku rasa Manager Zheng pasti bukan orang yang seperti itu, bukan?” Lucy Lu mengedip-ngedipkan matanya dan dengan lugu menatapnya.

Bagaimana mungkin dia tidak tahu bahwa dia mengatakan banyak hal-hal buruk tentangnya dari belakang, dan ingin mengeksposnya di depan orang lain.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu