Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 124 Aku Ingin Setiap Saat Mengetahui Posisinya

“Halo.” Suaranya terdengar serak, nafasnya sedikit berderu.

“Apa.. yang terjadi padamu?” suara pria di seberang sana terdengar khawatir karena menyadari suara serak Lucy Lu.

Suara rendah dan serak pria tersebut membuat hati Lucy Lu berdebar, “Aku baik-baik saja, kenapa kau meneleponku?”

“Aku ingin menanyakkan apakah kau sudah pulang.” Tentu saja, tapi terlebih lagi ia tiba-tiba ingin mendengar suara wanita ini, suaranya terdengar ada sedikit ketakutan yang sangat jelas, apa yang terjadi kepadanya?

“Aku sudah dijalan pulang.”

Lucy Lu meletakkan ponselnya, memasang headset bluetoothnya ke telinga, kemudian mengemudi kembali.

“Lucy Lu, tadi terjadi masalah apa kepadamu?” Dean Shao masih sedikit penasaran.

Lucy Lu membenarkan pernafasannya, dan membalikkan lagi suaranya seperti awal, “Beneran tidak terjadi apa-apa. Mungkin akhir-akhir ini aku terlalu lelah, istirahat sebentar juga sudah baikan.”

Dengan cepat, Lucy balik bertanya kepadanya: “Apakah kau masih lembur di kantor ?”

“Aku juga baru selesai, setelah beres-beres aku akan segera pulang.”

Alis Lucy Lu berkerut sebentar, “Jangan sering-sering bergadang, tidak baik terhadap tubuh, memangnya di tanganmu kau harus memelihara berapa banyak orang? Kenapa harus bekerja sendiri.”

“Baiklah.” Pria itu tidak membantah sama sekali, menjawabnya satu kata dengan nurut.

Lucy Lu tertegun, mukanya menjadi merah, untung saja Dean Shao sedang tidak berada di depan mukanya.

“Ka.. kalau begitu kau cepetan pulang, aku masih menyetir, kututup ya.” Ia sedikit panik, kemudian buru-buru mematikan teleponnya.

Sementara itu, di kantor Glorious Corp, dibawah lampu yang terang menderang, seorang pria meletakkan ponselnya, matanya yang dalam, masih memikirkan respon Lucy Lu tadi saat menerima teleponnya.

Setelah lewat beberapa saat, di menelepon kepada Davin Yan.

“Direktur Shao.”

Pria itu terdiam beberapa detik, baru bersuara dengan nada tenang, “Davin Yan, besok kirimkan dua orangmu untuk mengikuti Lucy Lu, jangan beritahu dia, dan jangan di ikuti terlalu dekat, hanya perlu setiap saat memberitahuku posisinya sudah cukup.”

“Baiklah.” Davin Yang menjawabnya dengan suara serius dan tanpa bantahan.

Setelah Davin Yan menutup teleponnya selang berapa lama, Lucy Lu sudah sampai di rumah sakit.

“Nona Lu.”

Lucy Lu dengan penuh terima kasih melihatnya, “Tuan Yan , maaf merepotkanmu, sekarang kau sudah bisa istirahat, sisanya biar aku yang menjaganya.”

“Nona Lu , kau bisa memanggilku dengan Davin Yan saja, ini semua sudah menjadi tugasku, waktu istirahat sudah ada jadwalnya, kau tidak perlu khawatir.”

Lucy Lu sebenarnya masih ingin berbicara, tapi setelah di pikir-pikir ya sudahlah, lebik baik tidak mengulur jam kerja orang, takutnya upah mereka di potong, dia sudah kelewatan kalau gitu.

Mengangguk kepala, kemudian seorang diri masuk ke ruang rawat.

“Lulu, kau sudah pulang.” Ibu Lu berdiri dan dengan senyuman lembut berkata, “kau sudah makan?”

“Aku sudah makan.” Ia meletakkan tasnya, berjalan mendekati ayah Lu membungkuk melihat keadaannya, kemudian dengan suara kecil berkata: “Bagaimana keadaanya hari ini?”

Ibu Lu merapikan barang, dan berkata, “bisa gimana lagi? Hanya berbicara beberapa kalimat yiyiyaya, aku juga tidak mengerti.”

Lucy Lu tersenyum, melihat ibunya dengan jelas berbicara dengan cuek tetapi nada bicaranya mengandung sedikit rasa bahagia, “dengar beberapa kali juga mama akan mengerti, saat aku dulu belajar berbicara, aku juga berbicara yiyiyaya mama juga tidak mengerti bukan?”

“Dasar! Sembarang berbicara.” Ibu Lu menarik tangan Lucy Lu, kemudian mendudukinya di sebelah ibu Lu, alisnya seketika berkerut, “Kenapa tanganmu dingin sekali, apa karena pakaianmu terlalu tipis?”

Lucy Lu mengeleng kepala sambil tersenyum, “Tadi dari luar, sebentar lagi juga membaik.”

“Kau ini, akhir-akhir ini memikirkan masalah ayahmu terus, sampai melupakan diri sendiri, mulai dari sekarang kau harus memperhatikan dirimu sendiri.” Ibu Lu dengan khawatir dan penuh kasih sayang mengenggam kedua tanggannya, memberikan ia kehangatan.

“Hmm.” Lucy Lu dengan patuh mengangguk kepala.

“Anakmu akhir-akhir ini tidak menganggumu kan?”

“Sementara waktu tidak ada pergerakan apapun.” Lucy Lu menundukkan kepalanya dan melihat benjolan kecil di perutnya, dan tersenyum dengan lembut.

Dia percaya dekat-dekat ini pasti akan muncul.

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu