Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 251 Bukankah Kamu Juga Suka Memotret ?

Lucy Lu tersenyum, melepaskan pelukan DeanShao, rambutnya sedikit berantakan.

Gina Qi setengah kepala lebih tinggi dari Lucy Lu, memakai baju kasual hitam putih rapi mempesona, melihatnya berjalan, sungguh sangat cantik mempesona.

Semakin mendekat dan memandang Lucy Lu dari kepala hingga kaki dengan tidak sopan.

Lucy Lu merasa sangat tidak nyaman, berdeham dan menatapnya: “Nona Qi, apa yang membuatmu tertarik dengan tubuhku?

Gina Qi tidak menyangka Lucy Lu begitu tenang, mengedipkan mata besarnya dan tersenyum.

Lucy Lu hendak mengangkat tangan untuk merapikan rambutnya.

Mau merapikan apa? Dari berbagai sisi tidak mungkin dapat menandingi Gina Qi.

Tiba-tiba di tarik ke belakang, seluruh tubuhnya di peluk hangat oleh Dean Shao.

Pria itu dengan tegas, memandang Gina Qi: “Apa begini caramu menyambut tamu?”

Gina Qi tidak bergerak,sepertinya sudah terbiasa dan tidak takut.

Dean Shao tertawa: Apa tahun ini kamu tidak mau bertemu dengan tamu kedua.”

“Tadi aku hanya bercanda, kamu jangan masukkan kedalam hati, aku ini orang yang senang bercanda.” Matanya melebar, tersenyum: “Sudah lama aku penasaraan istri kesayangan Dean Shao ini seperti apa, akhirnya hari ini bisa bertemu, kesan ku padamu cukup baik, mari berteman.”

Gina Qi menjabat erat tangan Lucy Lu.

Lucy Lu: “……”

Dean Shao melihat mereka berdua berjabatan tangan, lalu menarik kembali tangan Lucy Lu, tanpa ekspresi berkata: “Berteman atau tidak, hari ini kami mau berfoto, kamu lekas persiapkan agar cepat mulai.”

“Kamu mengandung berapa bulan?” Gina Qi menatap Lucy Lu.

“Lima bulan.”

“Mau Photo ibu hamil.”

“……” Dia tidak mengerti apa itu photo ibu hamil.

“Foto suami istri?”

Sudah bukan suami istri.

Lucy Lu tiba-tiba menjadi kesal dan.berkata: “Potert saja secara acak, belum terpikir mau foto apa.”

Dean Shao menundukkan kepala melihat wajah Lucy Lu yang bulat dan hatinya merasa sedikit gembira.

“Potret dengan bagus.” Mengangkat kepala memandang Gina Qi, “Gunakan semua keahlianmu, jika aku tidak puas, jangan harap bisa bertemu dengan tamu kedua.”

Gina Qi melirik perempuan yang berdiri di sebelahnya, dengan kesal: “Ambilkan kamera yang terbaik.”

Lucy Lu melihat hubungan antara Dean Shao dan Gina Qi tidak ada perasaan khusus, apa mungkin ada hubungannya dengan Grey Gu.

“Dia adalah photografer?” Tanya Lucy Lu.

Dean Shao memandangnya dan mengangguk, "Ini hanya hobby, tapi mungkin karena bakat, sehingga mendapat banyak penghargaan, dan senang membuka studio ini.”

Lu Yao tidak bisa menahan senyum, menggunakan sebidang tanah yang begitu besar di dekat pusat kota untuk menyalurkan hobby, sungguh sangat pemborosan.

Dean Shao berpikir dan berkata, "Keahliannya cukup baik, kamu bisa tenang. "

Lucy Lu meliriknya, "Apa yang harus aku khawatirkan?"

"Bukankah kamu juga suka memotret ?”

Pada awal pernikahan, Lucy Lu membawa seperangkat kamera dari rumahnya, Dean Shao sering melihat Lucy

Lu keluar membawa kamera, lalu Dean Shao membelikan kamera model terbaru, tetapi tidak pernah melihat Lucy Lu memakainya.

Lucy Lu terkejut, keahlian memotretnya tidak mungkin sebanding dengan Gina Qi yang profesional.

Melihatnya tidak berbicara, menundukkan kepala, mencium kening Lucy Lu: “Aku juga bisa, aku akan memotretmu.”

......

Tidak lama kemudian, suasana di studio tiba-tiba menjadi dingin, Gina Qi dan Dean Shao sedang perang dingin.

Gina Qi tersenyum memegang kameranya: “Ibu hamil tentu tidak takut untuk photo diluar, coba lihat pemandangan mana yang cocok?”

Dean Shao menarik Lucy Lu, tanpa tersenyum berkata: “Photografer yang belajar tanpa menggunakan perasaan, bagaimana bisa memotret orang dan pemandangan dengan bagus.”

Gina Qi tersenyum dingin dan menganggukan kepala: “Baiklah, kamu photo sendiri? Ku pinjamkan kamera kesayanganku ini.”

Gina Qi memberikan kameranya ke tangan Dean Shao, lalu berjalan pergi.

Beberapa asisten saling menatap, tidak tahu harus tinggal atau pergi.

Lucy Lu tersenyum kepada mereka, dengan ramah berkata: “Kalian keluar dahulu, aku dan dia akan photo sendiri sebentar.”

Hanya tinggal mereka berdua, Lucy Lu pergi mengambil segelas air, memalingkan wajahnya ke arah Dean Shao: “Kama mau?”

Tetapi Dean Shao langsung mengambil kamera untuk memotret...

Dean Shao berdiri di depan pintu berkata: “Kita pergi kedalam taman.”

Lucy Lu berbaring di kursi, sedang makan semangka, sepotong semangka di mulutnya, dan terbengong melihatnya.

Siapa yang tahu seketika langsung “Click” suara kamera.

Lucy Lu menggerutkan alisnya ingin marah, tidak perlu melihat, sudah tahu hasil fotony pasti sangat jelek, ia meletakkan semangkanya, lalu bangun berdiri ingin menghapus fotonya.

Tetapi Dean Shao tidak berhenti memotret, dari saat Lucy Lu berdiri sampai dia berdiri disebelahnya, kurang lebih ada sepuluh lembar photo.

Lucy Lu dengan curiga bertanya: “ Kamu sungguh bisa memotret? Orang biasa tidak bisa memotret dengan begitu cepat.”

Lucy Lu menjulurkan tangan hendak menggambil kamera, tetapi ditahan oleh Dean Shao.

Dean Shao sambil berhati-hati agar Lucy Lu tidak menghapus photonya, dan tangan satunya membuka slide foto.

Membalikkan beberapa slide, akhirnya tersenyum, memperlihatkan kepada Lucy Lu: “Kamu lihat foto ini.”

Lucy Lu memperhatikan dengan seksama.

Ini foto Lucy sedang menarik tangan Dean Shao, tangan satunya memegang pinggang dengan wajahnya tersenyum, kulit putihnya terpancar terang sinar matahari.

Sangat bagus.

Dean Shao tertawa, berkata: “Ini adalah keahlianku, tidak berhenti memotret, lalu memilih foto yang terbagus.

Lucy Lu tersenyum: “Ternyata sangat ahli.”

Dua jam berlalu, Gina Qi membalikan foto di kameranya, baru sebentar sudah ada seribu lembar foto, ini mau di pilih sampai berapa tahun?

Lucy Lu adalah orang yang sangat pengertian, dengan sopan berkata: “Semua foto bisa aku bawa pulang, pelan-pelan aku pilih, lalu ku kirim kepadamu.”

Dean Shao menolak: “Tidak baik melihat komputer terlalu lama, biar dia yang memilih, ini adalah pekerjaannya.”

Gina Qi tersenyum sinis melihat Dean Shao, bertolak pinggang acuh tak acuh: “Kamu yang memotret semua photo ini, kamu paling tahu photo mana yang bagus, sepertinya lebih cocok kamu yang memilih.”

Wajah Dean Shao terlihat kesal, tidak menyangka Gina Qi lebih memihak kepada orang lain daripada dirinya.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu