Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 218 Akan Selalu Dapat Menemukan Seseorang Yang Sesuai Dengan Seleranya

Ibu Shao tidak bisa berkata-kata. Ada beberapa hal yang bisa dia lihat dengan jelas, pada dasarnya dia tidak bisa melawan perkataan Dean. Melanjutkan masalah ini hanya akan membuatnya menjadi seorang ibu yang suka cari masalah, dan kemungkinan sampai saatnya dia tidak memiliki muka untuk mlawan anaknya, jadi untuk sekarang dia memilih diam.

Namun, wajahnya masih tidak ramah.

Dean Shao sekilas menatap ibunya dalam-dalam, lalu mengalihkan pandangannya ke Bibi Lin dan berkata, "Makan siang buat lebih banyak. Aku akan makan di rumah."

“Oke, baiklah.” Bibi Lin segera tersenyum dan mengangguk.

Ibu Shao meliriknya dan mendengus dingin. Wajahnya tidak terlalu senang, tetapi tidak lagi semarah tadi.

Tapi ketenangan ini tak berlangsung lama. Menjelang makan siang, sosok Stephanie Fu muncul dihadapannya.

"Bibi, Kak Dean." Riasan wanita itu rapi, jaket panjang warna krem, rambut keriting sepanjang bahu diikat rapi di belakang kepala, warna bibir merah dipadu dengan kulit putihnya, menjadikannya lebih menawan dari biasanya.

Menaruh hadiah di meja, Stephanie Fu sekali-kali menatap pria itu

Ibu Shao sangat senang. "Stephanie, ayo ke sini, sudah beberapa hari ini kamu tidak datang menemuiku. Apakah akhir-akhir ini kamu sibuk?"

Stephanie Fu menatap pria itu lagi dan duduk di samping Ibu Shao. Dia tersenyum. "Bisa dianggap tidak terlalu sibuk. Hanya saja Kak Dean telah kembali. Jadi lebih sibuk sedikit, tapi tidak apa-apa, sibuk sedikit juga bagus."

"Beristirahatlah ketika kamu lelah. Jangan membuat dirimu sakit." Ibu Shao peduli tentangnya, nadanya menjadi sangat ramah.

"Hm hm." Stephanie Fu mengangguk sambil tersenyum, mengulurkan tangan dan membuka kotak hadiah yang dibawanya. "Bibi, aku membawakanmu hadiah, coba lihat."

"Apa lagi yang kamu beli?" Aku tidak butuh apa-apa. Lain kali jangan lagi memhamburkan uangmu untukku. "Ibu Shao memperhatikannya membuka kotak itu. Meskipun nada bicaranya seperti menolak, tapi senyum di alisnya tidak bisa ditutupi.

"Tidak mengeluarkan banyak biaya, kemarin malam aku pergi ke mal dan melihat sebuah liotin giok yang sangat bagus. Kurasa bibi akan menyukainya jadi membelinya." Stephanie Fu mengeluarkan liontin itu dari kotak dengan senyum manis dan imut.

Dean Shao dian-diam meliirk mereka, menurunkan kakinya, dan bangkit dari sofa lalu naik ke atas tanpa sepatah kata pun.

Mata Stephanie bergerak, dan dia mengeluarkan suara cepat: "Kak Dean, aku juga membawakanmu hadiah. Apakah kamu ingin melihatnya?"

Ibu Shao memandang pria itu dengan alis yang naik dan senyum di wajahnya tampak memudar. "Duduk! Bukannya kamu bilang akan menemani Ibu seharian, sekarang belum duduk sebentar, kamu sudah mau lari. "

"Ada orang lain di sini, kurasa Ibu juga tidak butuh aku menemanimu," kata Dean Shao datar.

Ibu Shao tersenyum dan berkata, "Ibu tidak butuh kamu temani, hanya saja apakah kamu tidak melihat ada tamu di sini?"

Stephanie Fu berkata, "Bibi, kamu tidak harus sungkan padaku. Aku akan menemanimu berbincang. Jika Kak Dean sibuk, biarkan dia pergi."

"Oh yah Kak Dean, aku tidak tahu apa yang kau suka, jadi aku memilih sebuah arloji. Silahkan dilihat" Stephanie mengambil kotak hitam yang indah di sebelahnya dan membukanya.

“Ah! Benar-benar arloji yang bagus. Ibu Shao hanya melihatnya sekali, dan matanya bersinar. Kemudian dia melihatnya lagi dengan teliti. Senyum di wajahnya semakin dalam. "Stephanie, dilihat-lihat rasanya arloji ini sangat mahal."

Jam tangan pria kulit hitam dengan gaya bisnis terlihat berkelas.

Stephanie Fu menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Tidak seberapa, aku merasa arloji itu sangat cocok untuk Kak Dean.”

Stephanie mengambil arloji dan membuka kuncinya. Dia bangkit dan pergi ke pria itu. Saat dia akan mengambil tangan Dean dan memakainya, Dean, menolakknya.

"Tidak perlu, aku tidak butuh hal-hal semacam ini." Dean Shao memandangnya dengan acuh tak acuh, mengeluarkan ponsel dari sakunya, melihatnya, dan berbalik lalu berjalan ke atas.

“Dean Shao!” Wajah Ibu Shao sedikit berubah, tetapi dia tidak menyangka bahwa Dean akan menolak Stephanie dengan tegas bahkan tak memberi Stephanie sedikit muka.

Mata Stephanie Fu meredup, dirinya merasa terhina dan marah, dan dengan kesal mengopek ban arloji.

Pria itu tidak berbalik dan naik sambil menekan nomor.

"Stephanie!" Shao Mu memandang wanita itu dengan malu, bergegas mengambil pundaknya dan terus menenangkan, "Jangan marah, aku akan berbicara dengannya."

Stephanie Fu menundukkan kepalanya dan menghapus air mata dari matanya. Dia tersenyum dan menarik bibirnya. "Bibi, aku baik-baik saja. Sepertinya Kak Dean benar-benar tidak suka padaku. Jadi sebaiknya aku kembali.

Ibu Shao, dengan wajah datar, menariknya. "Jangan kembali. Tidak mudah bagiku untuk menyatukan kalian berdua. Bibi ada di pihakmu. Kamu tidak bisa berhenti sekarang."

Stephanie Fu tampak menaikkan alisnya, matanya merah, terlihat sangat sedih, "Tapi bibi, Kak Dean dia ......"

Dean bahkan tidak ingin memandangnya sekarang. Meskipun dulu sikap Dean kepadanya cuek, tapi tidak parah seperti sekarang.

"Dia agak keras kepala, tapi bukan berarti dia tidak bisa berubah, kebaikkanmu pasti akan dia lihat, lalu wajah asli dari Lucy itu cepat atau lambat pasti akan terlihat, terus terang, Dean sedikit manja, pria saat mengejar wanita memerlukan banyak usaha, wanita yang mengejar pria juga tidak mudah. Tunggu sampai dia menurunkan gengsinya, semua akan baik-baik saja.” Ibu Shao menghiburnya dengan susah payah.

Stephanie Fu mengencangkan bibir merahnya dan tidak berbicara. Hatinya masih sedikit terguncang, tentu saja bukan karena Dean Shao, tetapi karena ibunya Dean. Selama Ibu Dean berdiri dengan kuat di sisinya, maka dia sudah setengah berhasil.

Dean Shao yang ada di lantai atas, tentu saja, tidak tertarik mengetahui apa yang dipikirkan oleh dua orang itu. Dia baru saja membahas masalah perusahaan dengan Glen Lin, lalu menerima panggilan lain.

Dia menaikkan kelopak matanya dan melihat layar ponsel, sebelah tangan dimasukkan ke sakunya, perlahan menuju jendela, dengan malas membuka mulutnya, “Halo.”

"Dean, kamu bermain denganku seperti itu?" Begitu telepon berdering, terdengar suara raungan Grey Gu.

Dean Shao mengangkat alisnya dan dengan santainya menjawab. "Kamu bahkan tidak ada di sini, apa yang sedang ku mainkan?

"Apakah kamu memberi tahu lelaki tua itu di mana aku berada? Sudah bertahun-tahun kita menjadi teman baik, dan kamu menjualku seperti ini?

"Sekarang kamu berada di luar negeri, bahkan jika dia tahu, kamu pikir dia punya waktu untuk berlari kepadamu secara langsung, sejak kapan kamu menjadi begitu tergesa-gesa?"

Grey Gu tampaknya benar-benar marah. Nada suaranya penuh dengan kecemasan. "Tentu saja, dia tidak akan datang kepadaku secara pribadi, tetapi apakah kamu pikir aku bisa hidup dalam damai sekarang?" Beberapa wanita telah menemukan hotel yang aku tempati. Betapa gila, saat ada yang tiba-tiba muncul dari ranjang dan hampir membuatku mati terkejut. "

"..."

Dean Shao benar-benar terdiam. Seperti itu putra, seperti itu pula ayahnya. CEO Gu, nampaknya memiliki rencana yang berbeda dari orang lain. Mengetahui jika satu orang wanita tidak sanggup memaksa Grey, Ia pun menyuruh segerombolan wanita untuk memaksanya menyerah. Dan semua itu adalah wanita dari keluarga kaya dan terhormat, yang selain bersantai hanya bisa bersenang-senang, dan mungkin sekarang Grey Gu sedang berjuang untuk melarikan diri.

“Tampaknya ayahmu sudah menetapkan keputusannya. Atau coba kamu pikirkan kembali. Dari sekian banyak wanita, kamu pasti dapat menemukan yang sesuai dengan selera Anda.

Sama sekali tak ada rasa simpati, nada suara Dean seperti senang di atas kesusahan Grey Gu.

Penampilan Grey Gu yang biasa seperti anak liar menghilang. Di sana dia hampir meledak dan menggeram. "Pikirkan kentutmu, kamu tidak tahu. Wanita-wanita ini seperti serigala lapar. Jika aku tidak berlari sekarang aku akan dimakan habis bahkan tulang pun tak bersisa. Aku curiga berapa banyak uang yang diberikan orang tua itu kepada mereka."

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu