Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 182 Aku Sendiri Yang Pergi Ke Rumah Sakit untuk Aborsi

Kesunyian yang sementara, tiba-tiba terdengar suara ketokkan dari arah pintu, terdengar jelas namun tak terduga.

Ketika sekretaris melirik ke belakang, dia melihat sosok wanita cantik yang berdiri di pintu, ia segera mundur ke samping dan menyapa dengan sopan “Nona Song.”

Dengan pakaian yang sangat modis dan elegan, wanita tersebut berjalan mengarah ke dalam ruangan dengan hak tinggi, meliriknya dan mendengus dengan dingin, lalu berjalan ke arah pria yang sedang terduduk diam, memandangnya dengan lembut, “Apakah masih sibuk?”

Zayn Shang tidak menunjukkan ekspresi yang berbeda terhadap kedatangannya, suaranya pun terdengar datar, “Ada apa kamu ke sini?”

Wanita tersebut membawa kotak makan ke depan pria tersebut, sambil membuka kotak dan berkata: “Aku menyuruh Bibi buatkan bekal makan, masih hangat, kamu makanlah.”

Zayn Shang melambaikan tangan.

Dalam ruangan rapat tersebut tertinggal mereka bedua, saat tidak ada yang berbicara, hanya terdengar suara tabrakan kecil dari peralatan makan, rasa aneh yang tak dapat dijelaskan, tetapi tidak ada perbedaan dalam wajah kedua orang itu, Sepertinya mereka sudah terbiasa dengan cara kehidupan suami istri ini sudah menjadi kebiasaan.

Wanita tersebut memakai dress merah, mengenakan mantel kecil, dengan kulitnya yang putih merona, memancarkan elegan seorang putri konglomerat, jarinya yang ramping diwarnai dengan kuteks warna merah terang, cincin berlian yang sebesar telur merpati yang ada di jari manis putih itu pun kehilangan kecemerlangannya.

Wajahnya tidak termasuk wajah yang manis dan menyanjung, tetapi sangat memikat, ketika tidak berbicara, dapat merasakan sikap yang berkelas tinggi dan dingin.

Mungkin memang begitu untuk beberapa orang, terlahir dengan wajah yang berkelas, mungkin dia adalah orang seperti itu.

“Tidak perlu, nanti aku masih ada rapat lagi, kalau kamu belum makan, kamu makan saja di dalam ruangan aku.” Pria tersebut berdiri dengan perlahan, meregangkan kaki dan tangan, berjalan kea rah jendela.

Wanita menyiapkan kotak makan tersebut dengan cepat dan kemudian ia berhenti dan berkata dengan datar: “Masih ada waktu, kamu makan sedikit saja, aku menunggu mu di ruangan mu, tidak menganggu kamu kerja dulu, habis makan nanti biarkan Sekretaris yang membawa bekalnya ke sana saja.”

Selesai berkata, tidak menunggu pria membalas, dia langsung membalikkan badan dan meninggalkan ruang rapat tersebut.

Zayn Shang membalikan kepalanya dan melihat belakangnya, tatapannya menjadi mendalam.

Di ruang CEO.

Wanita tersebut mendorong pintu dan masuk, Sekretaris sedang membereskan beberapa dokumen administrasi mendengarkan suara dorongan pintu, ia memutarkan kepala dan melihat wanita tersebut, tersenyum dan menyapa, “Nona Song”

Tidak ada perbandingan maka tidak ada yang terluka, Sekretaris yang mengenakan seragam dengan badan yang sangat proposional itu berdiri di depan wanita tersebut pun menjadi kurang menawan, dengan sangat pas memperlihatkan perbandingan antara sosialita papan atas dan orang awam.

Tatapannya memandang lurus ke Sekretaris, dengan ramah namun entah kenapa terdengar seperti adanya tekanan dan khawatir, “

Sekretaris tertegun, sedikit ragu-ragu, “ini……..”

Kemudian wanita tersebut dengan suara yang rada dingin, “Aku istrinya, tidak berhak tahu?”

Wajah Sekretaris pun tiba-tiba menjadi pucat mendenger ucapan tersebut.

Benar tidak salah, wanita yang berdiri di depannya merupakan Istri dari CEO Shang mereka, putri Keluarga Song, Rainie Song, hartanya lebih dari 100 miliar, sudah pasti mereka datang latar belakang yang sepadan, dan ia juga merupakan wanita berbakat yang terkenal di kalangan sosialita.

Namun mereka tidak mengumumkan pernikahan mereka, oleh karena itu ia tetap di panggil dengan sebutan Nona Song.

“Kantor terjadi beberapa masalah……”

Sekretaris memberitahukan masalah-masalah yang menimpa kantor akhir-akhir ini.

Rainie Song mengeluarkan rokok dari tas dan menyalakan rokoknya, kemudian ia menaruh rokok tersebut di bibir dan mengisapnya, bibir yang berwarna merah tua tersebut meniupkan asap putih dari mulutnya, gaya merokok tersebut menambah beberapa rasa liar dari gayanya yang angkuh dan berkelas tersebut.

Setelah mendengarkan dengan tenang, ia membuang abu rokok ke dalam asbak, dengan santai ia bertanya :”Sekian lama dia tinggal di Kota Nan, sedikit hasil pun tidak ada?"

Sekretaris menelan luda, menundukkan kepala, dengan ragu-ragu memikirkan harus bagaimana menjelaskannya kepada dia.

Tidak mungkin dia memberitahu kepadanya bahwa CEO Shang ke Kota Nan dikarenakan oleh seorang wanita?

Setelah berpikir, ia menjelaskkan dengan : “Ada beberapa, memahami perkembangan industri yang bersangkutan, dan juga berhasil menghasil membawa beberapa kerja sama, sembari….. memahami sumber daya manusia yang dimiliki…..CEO Shao.”

Jika dia memberitahukan kalau ingin memahami wanita yang dimiliki CEO Shao, dia tidak tahu apakah dia akan dipukul.

Ekspresi wajah Rainie Song tidak berubah, sepertinya tidak mencurigai penjelasan yang diberi Sekretaris tersebut, hanya membuang sisah rokok ke dalam asbak, dan berkata : “Setengah bulan terakhir ini apakah dia…. ada waktu luang di pagi hari?”

“Setengah bulan ini? Mohon menunggu。 “ Sekretaris langsung mengambil ipad yang terletak di mejanya, dan membuka ipad tersebut mengecek jadwal, setelah melihat jadwal dengan detil, tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah, seperti terlihat ada keberatan, dia mengangkat kepalanya berkata, “Nona Song…. Apakah Anda ada urusan, akan aku cocokkan dengan jadwal, nanti aku sampaikan kepada CEO Shang.”

Wanita tersebut seperti sudah tidak heran melihat ekspresi wajah sekretaris, dengan wajah datar melambaikan tanganya dan berkata, “Tidak perlu, nanti aku yang ngomong dengan dia saja.”

Setelah Sekretaris selesai berberes, ia berpamitan dan pergi, tidak lama kemudian, Zayn Shang mendorong pintu dan masuk ke dalam ruangan, tercium bau rokok yang belum hilang dari ruangan, mengerutkan keningnya dengan suara yang rendah berkata: “Aku sudah pernah bilang jangan merokok di dalam ruang kantor aku bukan?”

Dia berjalan ke depan meja dan mengambil remote membuka kipas ventilasi udara.

Zayn Shang berdiri di sana dan melihatnya, “Kenapa kamu belum pergi?”

Dari nadanya tidak bisa terdengar apakah ia sedang marah atau senang, namun tatapannya seperti sedang memandang orang asing.

Rainie Song meletakkan kakinya dan menatapnya, "Ada urusan yang ingin aku sampaikan, kira-kira kapan kamu bisa menjadwalkan setengah hari untukku?"

Zayn Shang dengan datar bertanya, “Ada apa?”

Wanita tersebut mengembalikan tatapannya dari pandang dia, melihat ke bawah dan berkata, “tidak bisa aku jelaskan sementara waktu.”

Zayn Shang melihat wanita tersebut, mengerutkan alisnya dengan semakin kencang, mengerangkan bibirnya terdiam beberapa saat, namun ia tetap berkata: “Aku sangat sibuk akhir-akhir ini, kalau kamu mau buatlah janji dengan Sekretaris.”

“Tidak perlu, aku langsung beritahu kamu saja, besok jam 12 siang, aku menunggu mu di rumah.” Wanita tersebut tiba-tiba mengambil tasnya dan berdiri, nadanya terdengar jelas dan terus terang.

“Rainie Song! “ terlihat wajah Zayn Shang yang kurang senang, “Kamu jangan tidak patuh, aku sanga sibuk sekarang.”

Wanita tersebut berjalan mendekatinya, dengan perhatian merapikan dasinya, menatapnya dengan tersenyum, “Aku tahu kamu sangat sibuk hari ini, makanya saja tidak mengganggu mu hari ini, jadi besok jam 12 siang, kalau kamu tidak pergi, aku harap kamu kedepannya jangan menyesal.”

Selesai berkata, jari ramping tersebut membelai pakaian di dadanya dan membalikkan badan ingin meninggalkan tempat tersebut.

Emosi Zayn Shang yang sudah tertumpuk beberapa hari ini terlepas dengan rasa marah, ia menarik lengannya, wajah tampan yang suram tersebut berkata dengan dingin: “Kamu mengancamku? Raine Song, kamu tahu aku…….”

Menyesal?

Sepanjang hidupnya sampe detik ini dia belum membuat dirinya menyesal, termasuk menikahinya, walaupun tidak memiliki perasaan apa-apa, namun keuntungan besar yang di bawa untuk perusahaannya membuatnya tidak menyesal terhadap pilihan tersebut, tapi dia paling benci orang mengancamnya.

“Aku hamil.“ wanita tersebut memotong kata-katanya, dan wajahnya saking datar saat mengucapkan perkataan tersebut terlihat tidak biasa.

Pria dengan menatapanya, matanya pun terpana.

Rainie Song melanjutkan, “Aku tadi bermaksud memberimu waktu setengah hari untuk memikirkannya, kalau tidak menginginkannya, aku sendiri akan ke rumah sakit untuk melakukan aborsi.”

Mendengar perkataan dengan nada datar seolah-olah bukan hal yang krusial, wajah pria pun menjadi tegang, tangan yang menarik lengannya tersebut sudah hampir mematahkan tangan wanita tersebut.

Terdiam beberapa detik, tetap tidak terlihat maksud dari ekspresi wajahnya, hanya suaranya yang tiba-tiba menjadi lebih dingin, “Kamu ingin aborsi?”

Rainie Song mengedipkan matanya, tiba-tiba tertawa, “Kenapa? Memangnya kamu menginginkannya?”

Raine Song menatap lurus kepadanya, hatinya pun terenyut.

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu