Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 386 Aku Mencintaimu

Di supermarket, Dean Shao kemudian memenuhi keranjang belanjanya menuju ke kasir, bibi yang membantunya men-scan belanjaannya sembari melihatnya, expresinya dingin, hal ini sangat jarang terjadi, tidak tau wanita mana yang telah beruntung mendapatkannya.

Tuan, ini adalah popok bayi, apakah anda juga akan membelinya? bibi itu menggoyangkan bungkusan di tangannya, di dalam tumpukan pembalut wanita, popok bayi itu terlihat sangat mencolok.

Dean Shao, tanpa expresi menjawab, Tidak, terimakasih.

Bagaimana dengan ini? Ini khusus digunakan oleh ibu hamil. Bibi itu kembali menggoyangkan bungkusan celana dalam ibu hamil.

Juga tidak perlu

Wajah Dean Shao masih tidak berubah, sangat tenang, tapi hatinya sudah pasang-surut.

Selesai melakukan pembayaran, dia menjinjing dua tas besar berat, dengan cepat melangkah keluar.

Sekitar sepuluh menit kemudian, Lucy Lu melotot melihat ranjang yang penuh dengan pembalut wanita, terkejut dia tiak bisa mengucapkan sepatah katapun.

Dean Shao seolah tidak peduli, Aku tidak tau merek apa yang biasa kamu pakai, jadi aku beli saja, kamu pilih saja yang kamu sukai.

Lucy Lu diam mengatup rapat bibirnya, tidak mengatakan apapun, mengambil salah satu dan segara masuk kembali ke kamar mandi.

Setelah keluar, Dean Shao telah merapikan tempat tidurnya, kemudian menuangkan air hangat kedalam gelasnya, Istirahatlah, aku tinggal di kamar sebelah jika ada apa-apa, panggil aku.

Lucy Lu melihat air hangat dihadapannya, dengan lirih membalas, En, kemudian menyingkap selimut dan beristirahat diatas ranjang.

Dean Shao menunggu sejenak, kemudian melangkah pergi.

Pada hari kedua, Dean Shao dan Lucy Lu pergi kerumah sakit menjemput Wenny Tao, suster memberitahu mereka bahwa pagi-pagi sekali, dia sudah menyelesaikan administrasinya dan keluar. Lucy Lu mengernyitkan dahi, menyuruh Dean Shao agar menelepon Wenny Tao, telepon berdering cukup lama, namun tidak ada yang mengangkatnya, setelah diputus, terdengar bunyi pesan singkat.

Rumah sakit sangat sibuk, aku keluar lebih cepat.

Menjelaskan dengan singkat, di dalam tulisan tidak tertebak perasaan apapun, Dean Shao menyimpan kembali handphonenya, mengangkat kepala mengatakan, Dia telah kembali ke kota Jin.

Lucy Lu mengingat kembali percakapannya dengan Wenny Taosemalam, dia pun tidak terkejut.

Dia memesan tiket pesawat tercepat dari handphonenya, melihat pria didepan, dia tersenyum, Aku juga akan pulang.

Tudak menuggu lama, Lucy Lu turun dan memanggil taksi, di atas mobil dia melihat Dean Shao mengejar mobilnya, ketika mobil hampir berangkat, dia mengetuk bagian kap mobil.

Supir terkejut, menurunkan jendela untuk memarahinya, Dean Shao melangkah mendekati mobil, membuka pintu depan dan duduk di sebelah pak supir, bandara Qiaoyuan.

Lucy Lu mengernyitkan dahi, ketika supir masih dalam kebingungan, dia berseru: Berangkat.

Setibanya, dia menyadari tiket pesawat yang dibeli Dean Shao menuju ke kota Nan, melihatnya sejenak, belum sempat dia mengatakan apa-apa, pria itu segera menjelaskan: Ada yang harus kuurus di sana.

Menggenggam tiketnya, Lucy Liu hanya setengah mempercayainya, tapi dia juga tidak menanyakan lebih lanjut, mendengarkan pengumuman, dia segera melangkah menuju ruang pemeriksaan tiket.

Diatas pesawat, Lucy Lu menemukan tempat duduknya, melewati pria muda di samping, dia duduk dan memejamkan matanya, karena perutya keram, semalam dia tidak bisa tidur dan sekarang dia sangat kelelahan.

Dalam keadaan setengah sadar, dia mendengar suara bising di sebelah, membuka mata sedikit, dia melihat wajah tampan Dean Shao di sampingnya.

Tanpa sdar dia kemudian membelalakkan matanya, dan berkedip, dengan expresi kosong menatap wajah dihadapannya.

Dean Shao merasakan pandangannya, akhirnya berbalik melihatnya, dengan tenang mnjelaskan: Di sana ada sepasang kekasih yang ingin bertukar tempat denganku.

Lucy hanya setengah percaya, tapi dia juga tidak bertanya, dengan lirih menjawab O, membalikkan badan dan tidur.

Dean Shao dengan gesit, mengubah tujuan ke kota Nan, karena Lucy Lu dan sebuah telepon dari Grey Gu.

Turun dari pesawat, dia segera pergi kerumah sakit, menjenguk Grey Gu Yang berbaring di atas ranjang rumah sakit, kedua lengannya dibalut dengan perban, wajahnya juga membengkak, tidak bisa dikenali.

Dean Shao bersandar di pintu kamar, melihat pemandangan ini, dia tidak bisa berkata.

Setahun belakangan ini, Grey Gu banyak memberi modal pada perusahaan Dean Shao dan perusahaan banyak memperoleh untung besar. Ayah Gu tidak bisa lagi menggunakan uang untuk mengendalikan putranya, oleh karena itu dia sekarang sangat bebas, hal yang dilakukannya juga sulit ditebak Dean Shao.

Dia berdiri pintu untuk beberapa saat, melihat pria diatas ranjang yang limbung, akhirnya memutuskan menelepon ayah Gu, diluar dugaan hal ini terlihat oleh Grey Gu, dalam ketakutannya dia segera menjerit: Saudaraku, jangan khianati aku!

Mendengarnya, Dean Shao mengangkat kepalanya, mngalihkan perhatiannya dari layar handphone, seraya menggenggam handphone dia membalas: Beritahu apa yang sesungguhnya terjadi dan aku akan kembali mempertimbangkannya.

Sambil berbicara, Dean Shao mendekatinya, tanpa berbelas kasihan dia menepuk wajah yang sudah tidak bisa dikenali itu, Kamu minum lagi?

Kali ini bukan seperti itu. Grey Gu terlihat sangat besedih. Dia kemudian menjelaskan masalah sesungguhnya.

Rupanya dia dipukul karena menyelamatkan Gina Qi.

Kerutan di dahi Dean Shao bertambah dalam sembari mendengar Grey Gu, Kamu bilang ada yang mengikuti Gina Qi?

Grey Gu kedinginan menahan sakit, tidak menyangka Dean Shao juga bisa menaruh perhatian pada hal ini, Grey Gumenggertakan giginya, Sepertinya semua orang berpikir Gina Qi, gadis gilaku itu sangat cantik, ketika aku membawa mobil, beberapa orang terus saja mengikuti mobilku, karena sudah tidak tahan, akhirnya aku mengambil tindakan.

Setelah mengatakan hal ini, Dean Shao kemudian berhenti bertanya, mengangkat alis berbalik bertanya: Gadis gilamu?

Grey Gu membersihkan hidungnya, seolah yang dikatakannya adalah hal yang wajar, Waktu kecil dia tinggal di belakang rumah, aku menganggpnya seperti adik kandungku sendiri, kenapa bukan gadis gilaku?

Tertegun, Grey Gu berpikir Dean Shao sedang menyamakan Jessy Qi dengan Gina Qi, Grey Gu tidak tahan dan memperingati Dean Shao, Dengarkan aku baik-baik, Gina Qi berbeda dengan kakaknya yang licik, lagipula karena hal ini, akhir-akhir dia sering bersedih, kamu jangan menambah kesedihannya lagi.

Dean Shao merapatkan bibirnya, setelah berpikir keras, Dean Shao memperingatinya: Gina Qi tidak sesederhana yang kamu bayangkan, dan juga jangan selalu menganggap bahwa dirimu selalu benar.

Dean Shao mengutarakan maksudnya secara tersirat, ketika melihat Grey Gu yang memikirkan makna perkataanya, dari luar terdengar suara langkah kaki yang mendekat.

Berbalik, terlihat Gina Qi yang sedang membawa termos air panas, berdiri di kaki ranjang, wajahnya tersenyum hambar, terlihat seperti senyum yang seolah dipaksakan.

Apa yang tidak sederhana dari diriku, coba kakak Dean Shao katakan. Dia dan Dean Shao saling berpandangan, dia berjalan mendekat dan terdengar suara benturan ketika dia meletakkan termos air tersebut di atas meja.

Dean Shao terdiam, tidak ada expresi, juga tidak membalas.

Sesaat mereka saling berpandangan, Dean Shao bangkit dari tempatnya dan merapikan pakaiannya, melihat kearah Grey Gu, Aku pergi dulu, jika masih ada yang ingin bicarakan, telepon saja aku.

Tidak menunggu jawaban Grey Gu, Dean Shao pun melangkahkan kaki keluar.

Gina Qi menatap kearah pintu keluar, kemarahan masih terlihat di matanya.

Grey Gu menyadari kemarahan Gina Qi, berusaha membantu Dean Shao menjelaskan, Urusan kakakmu tidak seharusnya disangkut pautkan denganmu, kamu juga tahu, keadaannya sekarang tidak begitu baik.”

Aku tahu. Gina Qi membelakangi Grey Gu, air mata berkumpul di bawah matanya, menggigit bibirnya, menahan agar suarany tidak terdengar sengau.

Gina Qi tahu, pada akhirnya apa yang terjadi Jessy Qi adalah kesalahannya sendiri, tapi bagaimanapun Jessy Qi adalah kakak kandungnya, secara rasional yang dia lakukan mungkin masih dapat dipahami, tapi jika berbicara tentang perasaan, hal ini menjadi sulit diterima.

Setelah berhasil keluar dari perasaan tidak nyaman, Gina Qi berbalik melihat Grey Gu, di dalam matanya terlihat sedikit keseriusan, dia memperhatikan pria dihadapannya dengan seksama, tiba tiba sudut bibir merahnya terangkat.

Tidak paham mengapa dirinya bisa terbelenggu di dalam cinta seperti ini.

Gadis gila, ada apa denganmu? Grey Gu merasakan ada yang tidak beres, kemudian mengulurkan tangannya dan menggerakkkannya di hadapannya.

Gina Qi berpikir, membulatkan tekadnya, Grey Gu, tahun ini aku sudah berusia 28 tahun, aku tidak bisa terus-terusan menjadi perisaimu, tidak mempunyai kepercayaan diri sanggup menjadi gadis gilamu yang tidak akan pernah dewasa.

Sunyi sesaat, dia menghela napas panjang, Jika kamu terus berpura-pura bodoh, maka aku akan berterus terang padamu, aku mencintaimu, aku akan memberimu waktu 1 hari untuk memikirkan kembali status hubungan kita.

Menyelesaikan perkataannya, seolah takut segera menjawabnya, dia segera meninggalkan ruangan tersebut.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu