Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 193 Aku Akan Cemburu

Sejak pria itu duduk di sampingnya, Lucy Lu langsung bisa merasakan keberadaannya. Ia tidak bergerak dan tidak melawan, ia biarkan pria itu memeluknya. Ia lalu bertanya datar, “Kamu tidak salah apa-apa, jadi kamu minta maaf untuk apa?”

“Aku sudah salah, aku tidak seharusnya melampiaskan kecemburuanku padamu.” Sembari mengucapkan kalimat ini, bibir Dean Shao perlahan mendarat lembut di pipi Lucy Lu.

Lucy Lu tercengang. Ia membuka mata lebar-lebar, lalu bertanya tanpa basa-basi, “Cemburu?”

Kata-kata ini sangat sulit ia bayangkan bisa keluar dari mulut seorang Dean Shao.

Dean Shao menatapnya lekat-lekat, matanya memperlihatkan hatinya tengah berdesir. Pria itu tersenyum pahit, “Memang aneh ya? Setiap kali ada pria di antara kita berdua, aku akan cemburu.”

“……”

Lucy Lu terdiam menatap Dean Shao. Ia memejamkan mata dalam-dalam untuk menyembunyikan suasana hatinya yang kaget.

Pria itu tiba-tiba bilang ia cemburu.

Melihat ekspresi Lucy Lu yang terlalu datar, Dean Shao mengangkat alisnya, “Kamu tidak percaya?”

Ketika sedang berpikir harus menjawab apa, Lucy Lu tiba-tiba mendengar nomor antriannya sudah dipanggil. Ia langsung membuka mata dan melepaskan diri dari pelukan Dean Shao, “Tiba giliranku.”

Alis Dean Shao terangkat semakin tegang. Wajahnya tidak senang, tetapi ia pada akhirnya juga ikut berjalan.

Setelah diolesi obat, rasa perih pada luka Lucy Lu kini terasa dingin. Setelah berkonsultasi dengan dokter dan memastikan tidak ada masalah besar, keduanya mengambil obat lalu keluar dari rumah sakit.

Hingga mereka tiba di hotel, Lucy Lu tidak mengungkit-ungkit tenang kata-kata Dean Shao tadi. Entah ia benar-benar lupa atau sengaja mengabaikan, yang jelas Dean Shao takut kembali membuatnya tidak senang, jadi ia tidak bertanya lagi. Meski begitu, tatapannya yang menyimpan seribu tanda tanya tidak ia lepaskan juga dari wajah Lucy Lu.

Lucy Lu sendiri juga bisa merasakan tatapan itu. Ia awalnya tidak begitu peduli, tetapi akhrinya risik juga. Ia mengambil laptopnya lalu menatap Dean Shao sekilas: “Aku ingin mencari Christopher untuk membicarakan sesuatu, kamu jangan ikut.”

Setelah Lucy Lu mengucapkan ini barulah Dean Shao menarik tatapannya. Ia kemudian mendeham tanda mengiyakan.

Lucy Lu langsung membuang nafas lega sekeluarnya dari kamar. Ia menenangkan diri, lalu berbalik badan dan pergi ke kamar Christopher.

Satu kamar lainnya adalah kamar dua orang. Christopher dan Theo Mu tinggal bersama di situ. Ketika Lucy Lu mengetuk pintu dan masuk, Christoper tengah duduk di depan mejanya menatap komputer, sementara Theo Mu sedang merapikan pakaian.

Lucy Lu mengedip pada Theo Mu, “Kamu ingin keluar?”

Theo Mu menarik resleting jaketnya, lalu tersenyum pada Lucy Lu, “Benar, seperti yang aku bilang waktu itu, ada seorang teman datang kesini dan aku ingin menemuinya. Aku akan kembali sebentar lagi, kalau ada urusan mendadak silahkan hubungi aku.”

Lucy Lu teringat ucapan Theo Mu waktu itu. Ia mengangguk lalu tersenyum, “Tidak masalah, nikmati waktumu. Kami tidak buru-buru di sini, lagipula ada Christopher kok.”

Gerakan tangan Theo Mu tiba-tiba berhenti ketika sedang merapikan kerah baju. Ia dengan terbata-bata berkata, “Kakak Lu…… Tadi siang…… Kata-kata aku tadi siang, jangan kamu dan CEO Shao masukan dalam hati. Aku hanya bercanda.”

Lucy Lu terdiam, lalu menggeleng, “Tidak akan kok. Kamu pun tidak salah bicara apa-apa, untuk apa kami memasukannya dalam hati? Kamu punya pilihanmu sendiri, aku akan tetap mendukungmu kok.”

Lucy Lu kemudian menepuk-nepuk bahunya, “Pergi dan bersenang-senang lah, jangan pulang terlalu larut.”

Wajah Theo Mu tersenyum hangat, “Baik, Kak.”

Setelah Theo Mu pergi, Lucy Lu menaruh laptopnya di atas meja lalu membuka layarnya. Ia kemudian bertanya, “Christopher, kamu pagi ini dapat kabar terbaru apa di kantor?”

Christopher melepas tangannya dari mouse, lalu menggeser kursi ke arah Lucy Lu. Wajahnya perlahan berubah serius, “Aku tahu kabar ini dari dua orang Bright Corp. Nampaknya perusahaan mereka mengalami gejolak di pasar Distrik Barat. Gejolak ini langsung membuat tiga anak perusahaan mereka rugi parah, bahkan nyaris bangkrut."

Wajah Lucy Lu seketika berubah serius. Ia mengangkat alis, “Separah ini?”

Bright Corp bagaimana pun juga sudah eksis selama 10 tahun. Mereka tumbuh perlahan dan semua orang tahu mereka sangat kuat dalam berbagai aspek. Bagaimana mungkin mereka tiba-tiba goyah hanya karena suatu gejolak? Lagipula Zayn Shang jelas tidak akan membiarkan hal semacam ini terjadi.

Christoper Lu menatap Lucy Lu dalam-dalam, “Kak Lu, apa kamu tahu siapa saingan kompetitor utama Bright Corp di Distrik Barat?”

Lucy Lu masih larut dalam pikirannya dari tadi, ia menjawab tanpa konsentrasi, “Siapa?”

“Glorious Corp,” ujar Christopher.

Lucy Lu langsung terhenyak. Beberapa detik kemudian, ia baru menatap Christopher dengan wajah bingung, “Glorious Corp?”

Ia sama sekali tidak tahu hal ini.

“Kamu dengar dari mana?”

Christopher mengigit-gigit bibir, lalu menjelaskan: “Aku sendiri juga baru tahu. Glorious Corp dan Bright Corp adalah dua perusahaan raksasa di Kota Nan. Mereka sekarang tengah memperebutkan izin dari sebuah merek terkenal asal Eropa. Ini informasi orang dalam, aku juga baru mengeceknya. Meskipun keduanya di permukaan terlihat adem-adem saja, namun pertarungan keduanya diam-diam sudah makin parah layaknya badai.”

Tatapan Lucy Lu semakin serius. Ia memegang bibir dengan kedua tangannya, matanya menatap ke bawah tanda sedang berpikir.

Kyoto, Kota Pu, dan Kota Nan semuanya masuk dalam area Distrik Barat. Ekonomi distrik ini cukup kuat.

Jangan-jangan Zayn Shang waktu itu tiba-tiba pergi ke Kota Nan untuk mengurusi ini? Jangan-jangan ia tiba-tiba pulang ke Jingdu juga karena terjadi gejolak di kantor?

Tetapi mengapa Glorious Corp tidak mengalami gejolak apapun? Setidaknya ia tidak pernah melihatnya dari wajah Dean Shao. Ia juga tidak percaya Zayn Shang bisa membiarkan ini terjadi tanpa melakukan apa pun.

Lucy Lu terdiam sejenak, ia kemudian menatap Christopher dan berkata: “Nanti tolong bantu aku cek apakah terjadi gejolak di Glorious Corp.”

Raut wajah Christopher yang dari tadi serius akhirnya pudar. Ia tertawa, “Kamu begitu peduli dengan CEO Shao, jadi menurut aku kamu lebih baik bertanya langsung padanya. Ia pasti tahu jauh lebih banyak daripada aku.”

Lucy Lu membalas kesal, "Kamu sendiri memang bersedia membicarakan rahasia perusahaan sendiri dengan orang lain? Lagipula, kapan kamu lihat aku peduli dengannya? Gajiku satu bulan hanya empat puluh juta, untuk apa aku memusingkan orang yang gaji tahunannya miliaran lebih? Aku paham betul dirinya."

Christopher melanjutkan candaannya tanpa takut, "Dengan orang lain mungkin tidak, tetapi kalau denganmu ia pasti akan membuka semuanya."

Lucy Lu semakin kesal, ia langsung menendang pelan kursi Christopher, “Sudah jangan banyak omong lagi, cepat kerjakan tugasmu.”

Kalau pun ia ingin mengetahui urusan Glorious Corp, ia juga tidak akan membiarkan Dean Shao mengetahui gerak-geriknya.

Di satu kamar lainnya, Dean Shao tengah duduk di sofa. Ia menaruh sebuah tablet di depannya lalu mengetiknya dengan satu tangan, sementara satu tangannya lagi memegang ponsel di samping telinga.

Tawa Grey Gu yang kencang terdengar dari ponsel itu, ”Maksud saya, teman-teman, tindakan kalian kali ini bukankah terlalu kejam? Kalian langsung menghabisi mereka dalam satu gerakan, bahkan kesempatan menarik nafas saja tidak kalian berikan sama sekali.”

Dean Shao menatap layar tanpa ekspresi, suaranya datar, “Waktu satu bulan pendek? Andai saja Zayn Shang di Kota Nan waktu itu tidak menghabiskan waktu terlalu lama, ia pasti tidak akan terkena dampak apa-apa dari kejadian ini."

Grey Gu bertanya malas: "Jadi ini semua karena dia di Kota Nan terpikat dengan kekasihmu?”

Jari pria itu berhenti bergerak. Ia kemudian kembali menggerakan kursor tabletnya sambil bertanya, “Kamu meneleponku ada urusan apa?”

“Hehe…… Jelas ada urusan besar.”

Dean Shao mengernyitkan alis, “Kalau kamu bosan, carilah sahabat-sahabatmu dan ajak mereka bermain mahjong. Aku tidak punya waktu menemanimu.”

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu