Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 599 Jabatan yang Tidak Bisa Dilepaskan

Pria itu tersenyum lagi sambil memegang rangakian bunga di tangannya.

Tiba-tiba, ia mearsa ada sesuatu yang menariknya dari bawah, ia menunduk ke bawah, lalu melihat Danson yang sedang menarik-narik celananya, sambil tersenyum riang.

Pria itu mengerutkan keningnya, lalu bertanya pada Danson, "Kau mau apa?"

"Buna......" Danson menjinjitkan kakinya sambil menunjuk ke arah bunga di tangan Grey itu.

"Kau mau ini?" tanyanya sambil membungkuk dan menggendong anak itu, setelah itu barulah ia menyerahkan bunganya, "Kau ini anak laki-laki kenapa suka bunga?"

Namun Danson tidak mempedulikannya, setelah ia berusaha keras untuk turun ke bawah, ia menarik-narik celana Grey lagi, dan membawanya berjalan ke arah kerumunan orang.

Lalu, ia pun berhenti di hadapan seorang wanita bule muda yang cantik.

Grey yang masih belum mengerti apa yang terjadi merasa sedikit malu, saat ia menundukkan kepalanya hendak bertanya pada Danson, tiba-tiba Danson pun menyerahkan bunga yang ada di tangannya itu pada seorang gadis kecil yang ada di depannya.

Seketika itu, barulah Grey mengerti, ternyata wanita muda ini membawa seorang gadis cilik yang dandanannya seperti lolita.

Lolita kecil itu menerima bunganya, sambil tersenyum lebar, setelah itu ia pun melangkah maju ke depan dan mengecup pipi Danson.

Setelah kecupan itu berakhir, kedua anak itu tersenyum dengan sangat gembira, namun kedua orang dewasa yang berdiri di sebelah mereka itu merasa sangat mali.

Wanita muda itu merapikan rambut pirangnya itu ke belakang, lalu tersenyum dan menjelaskan apa yang terjadi di dalam gereja tadi dalam Bahasa Inggris, Grey pun mengangguk-anggukkan kepalanya sambil berkata, "Ternyata begitu."

Baru saja kedua orang dewasa itu berbincang-bincang sejenak, kedua anak kecil yang berdiri di bawah mereka itu malah saling berpelukan.

Melihat keadaan yang tak berubah menjadi semakin parah itu, Grey pun segera mengangkat tubuh Danson dan menggendongnya, setelah itu ia pun melambaikan tangannya dan berpamitan, ia mengatakan kalau ia akan membawa anak itu kembali ke pesta.

Sesaat sebelum pergi, wanita muda itu mengulurkan tangannya dan mengelus-elus wajah Danson, "Anakmu sangat lucu, aku sangat menyukainya."

Grey sedikit tercengang, tak tahu harus berkata apa.

Ia membawa Danson ke pinggiran jalan, Dean yang sedang menunggunya di depan pintu mobil itu melihat mereka datang kemari selangkah demi selangkah.

Lalu, Grey pun menyerahkan Danson pada daddy nya, lalu mengejeknya, "Kenapa kau yang memiliki sifat kaku ini bisa melahirkan anak laki-laki yang playboy seperti ini, apa kau tidak tahu semalu apa aku barusan?"

Sebenarnya Dean melihat jelas kejadian yang baru saja terjadi itu.

Wajahnya yang dingin itu hanya melirik ke arah Danson, wajah Danson pun berubah panik dan penuh rasa bersalah, ia segera menutup kedua matanya dan menyandarkan kepalanya ke pundak Dean, dengan sedikit merengek ia berkata, "Adik kecil, cantik......"

"Kau hanya punya satu adik."

Dean tidak mempedulikannya, ia memasukkan Danson ke dalam mobil, lalu dirinya sendiri juga masuk ke dalam mobil, sebelum ia menutup pintu mobilnya, dengan berlagak seolah tak peduli ia berkata, "Kau naik bus belakang saja."

Grey pun menurutinya, ia tak duduk di kursi mobil yang masih kosong itu, dan berjalan ke arah bus di belakang, ternyata setelah ia naik ke dalam bus, ia pun melihat Naomi yang sedang melambai-lambaikan tangannya padanya, "Paman Grey, sini......"

Pesta pernikahannya diadakan di hotel yang sudah dipesan oleh Lucy sebelumnya, setelah Lucy selesai mengganti pakaiannya dan turun ke bawah, ternyata acara makan-makan di bawah sudah dimulai.

Ia dan Dean saling bergandengan tangan dan mengunjungi meja tamu satu per satu untuk memberi sulang pada para tamu, saat mereka sampai ke satu meja, tiba-tiba ada seseorang yang menarik baju Lucy, setelah itu ia pun mendengar sebuah suara manis yang sangat lucu, "Tante Lucy."

Lucy tercengang sejenak, setelah ia menundukkan kepalanya barulah ia melihat sebuah wajah lugu yang sedang tersenyum lebar melihat ke arahnya.

"Fanny......" Ia membungkukkan tubuhnya dengan sangat terkejut.

Belum sampai ia berkata apa-apa, Alice yang berada di sebelahnya itu pun segera menggendong Fanny ke sebelah, lalu memberitahunya, "Tante Lucy sedang tidak enak badan, kau harus lebih hati-hati."

Suara wanita itu terdengar sangat lembut, mendengar perkataan Alice itu, Fanny pun mengedip-ngedipkan mata polosnya itu dengan sedikit kecewa, lalu menyembunyikan dirinya ke samping.

Lucy memandanginya, hampir setahun mereka tidak bertemu, Fanny sudah lebih tinggi dari sebelumnya, wajahnya juga tampak lebih cantik, tidak seperti dulu yang kurus kering.

Namun rupanya yang sangat was-was dan berhati-hati itu membuat Lucy teringat pada pertemuan pertama mereka.

"Tidak apa-apa." Lucy pun memberikan gelas air putihnya itu pada Dean dan membungkukkan tubuhnya, lalu menepuk-nepuk tangannya ke arah Fanny, "Fanny, coba Tante Lucy lihat, apa kau bertambah tinggi, apa kau bertambah cantik."

Fanny pun tercengang, ia mengangkat kepalanya melihat ke arah Alice, setelah itu barulah ia memberanikan dirinya untuk melangkah ke depan, namun langkah kakinya terhenti sebelum sampai ke pelukan Lucy, ia tersenyum.

Lucy pun mengangkat kepalanya dan mengelus-elus kepala Fanny, tiba-tiba sesosok seorang pria pun berdiri di hadapan mereka, pria itu adalah Harry yang sedang menunduk melihat mereka.

"Selamat, Lucy." wajah pria itu tampak sangat lembut, setelah itu ia menatap ke arah Dean, "Terima kasih pula atas undangan CEO Shao."

Dean hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkata apa-apa, Lucy pun bangkit berdiri, membuka matanya lebar-lebar, lalu menatap ke arah pria di depannya itu, "Terima kasih, Senior."

Ia segera menyimpan kembali ekspresi wajahnya yang sedikit bingung itu dan merubahnya dengan senyuman yang sangat ramah.

Setelah sekian lama tidak bertemu, ia merasa Harry tidak sama seperti biasanya, namun dia juga tidak bisa mengatakan apanya yang berbeda.

Lebih gemuk dari yang dulu, juga terlihat lebih tidak bahagia dari dia yang dulu, namun yang terlihat paling jelas, adalah perasaan yang dulu ada di matanya dulu kini telah tiada lagi.

Namun sekarang, Lucy juga tidak ingin mempertanyakannya lagi, setelah berbasa-basi sejenak, ia pun pergi ke meja tamu selanjutnya bersama dengan Dean.

Pesta pun hampir selesai, namun Lucy sama sekali tidak ingin makan, ia hanya duduk istirahat di sofa kamar sebelah, tiba-tiba ia pun bertanya, "Kenapa kau juga mengundang Senior, kalau tidak salah ingat bukankah kau tidak begitu menyukainya dulu?"

Pria yang duduk di hadapannya itu menopang kepalanya dengan satu tagnannya, ia bersandar di sofa, setelah mendengar pertanyaan dari istrinya itu, ia tersenyum. "Dulu aku tidak menyukainya karena dia selalu bertentangan denganku, tapi sekarang sudah tidak lagi, aku juga harus membuatnya melihat dengan jelas bahwa selamanya, kau, Lucy Lu adalah istriku, Dean Shao."

Setelah beraktifitas seharian dengan membopong perutnya itu, Lucy pun merasa lelah, ia mendengarkan jawaban Dean itu dengan sedikit memejamkan matanya, meskipun ia tidak mendengarkannya dengan serius, namun pada akhirnya ia tetap saja tersenyum, "Itu cerita lama, Senior Xiang sudah lama bersatu kembali dengan istrinya."

Mendengar perkataan itu, sang pria pun menaikkan alisnya, matanya tampak seperti sedang tersenyum, "Kau pikir kenapa waktu itu Alice Lin bisa tiba-tiba kembali?"

Lucy pun terkejut, matanya terbuka perlahan-lahan, ia menatap ke arah sang pria dengan wajah yang sedikit bingung, "Jangan-jangan kau......"

Pria itu hanya tersenyum untuk menjawab pertanyaan Lucy itu.

Tiba-tiba ia menegakkan tubuhnya, dan bangkit berdiri, setelah ia melepaskan jasnya, ia berjalan ke hadapan sang wanita dan membungkukkan tubuhnya.

Sang pria mengulurkan kedua tangannya dan menyandarkannya pada sandaran sofa, menjepit Lucy di bawah tubuhnya, lalu mengangkat bibirnya perlahan-lahan, "Sekarang prosedurnya sudah lengkap, kau sudah tidak akan bisa melepaskan jabatan Nyonya Shao ini seumur hidupmu."

Baru saja ia selesai bicara, wajah Dean semakin mendekat ke arah Lucy, aroma parfum di tubuh Dean pun menusuk ke dalam hidung Lucy.

"Tante Lucy, apa kau ada di dalam......"

Tepat saat bibir Dean hampir menempel pada wajah Lucy, tiba-tiba pintu ruangan itu pun terbuka, lalu seorang gadis kecil bergaun putri merah muda yang berdiri di depan pintu itu pun membelalakkan kedua matanya lebar-lebar melihat kejadian yang terjadi di depan matanya itu.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu