Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 592 Tuan Muda yang Tidak Biasa

"Alvin tidak sama seperti tuan muda keluarga kaya lainnya yang sejak kecil ia selalu dimanja, sebelum kakaknya kecelakaan, hubungan antara dirinya dengan keluarganya tidak begitu dalam, semua usaha dan bisnisnya di Inggris ia dapatkan dengan usahanya sendiri, semua itu ia dapatkan dengan keringatnya sendiri."

Begitu mengungkit masa lalu, Elly pun menggigit bibirnya yang sedang tersenyum tipis itu, hanya dengan mengatakan beberapa patah kata saja, ekspresi wajahnya itu tampak begitu datar, seolah sedang terjebak dalam ingatannya sendiri.

Rainie tetap tidak memotong perkataannya, ia hanya meletakkan salah satu tangannya di depan dadanya, dan mengambil cangkir tehnya dengan tangannya yang satunya lagi, lalu meminumnya sedikit.

Sebenarnya, ia memang memiliki sedikit rasa penasaran terhadap Alvin Dan ini.

Ternyata benar, setelah terdiam beberapa saat, ia tersenyum lagi dan melanjutkan, "Saat ia masih belum lulus, ia sudah bekerja sama dengan beberapa teman sekolahnya untuk melakukan investasi perdagangan, awalnya karena masih belum punya pengalaman dan masalah pasar, ia rugi cukup banyak, setelah itu, teman-teman yang bekerja sama dengannya memilih untuk menyerah, oleh karena itu pada akhirnya dari lima orang itu, hanya dia sendiri lah yang masih bertahan."

"Oleh karena itu, kehidupannya cukup sulit dulu, setelah ia lulus, keadaan ekonominya sangat krisis, dulu ia pernah menyewa sebuah balkon tua milik orang lain sebagai tempat tinggal, pernah memakan makanan-makanan sisa, karena ia tinggal di luar, di awal saat memulai sebuah bisnis baru bagi seorang orang Asia berkulit kuning dan bermata hitam seperti dia, sungguh terasa sangat sulit, tak jarang ada orang yang mendatanginya untuk membuat masalah dengannya, oelh karnea itulah ia juga berubah menjadi seseorang yang penuh dengan kepicikan."

Lalu, tiba-tiba ia pun menoleh dan bertanya kepada Rainie, "Apa kau juga merasa, ia tidak sama seperti tuan muda keluarga kaya lainnya?"

"Iya." jawab Rainie, ia pun teringat saat ia bertemu dengan pria itu di rumah sakit, ia melihat bekas-bekas luka di belakang punggungnya, ia tidak bisa menyangkal hal itu.

"Akhirnya, bisnisnya pun mulai sukses perlahan-lahan, dari sebuah perusahaan yang kecil lama-kelamaan berubah menjadi perusahaan besar, tanpa sadar, dia pun menjadi seorang pebisnis yang lumayan terkenal di sana. Tentu saja, semua ini adalah hasil keringatnya sendiri, tak ada seorang pun yang berani meragukan keberhasilannya......"

Setelah terdiam sesaat, senyuman di wajah wanita itu pun meulai menghilang, dengan sedikit kecewa ia berkata, "Sayang......"

"Sayang, setelah menikmati keberhasilan itu selama beberapa saat, ia terpaksa harus melepaskan semua hasil keringatnya itu dan kembali ke Shanghai karena masalah keluarganya. Saat ia baru kembali, aku selalu melihat dirinya berdiam diri di dalam ruang baca, pagi dan malam, ia hanya melakukan dua hal saja, meneliti dokumennya dan merokok."

Lalu, ia pun tersenyum sejenak, dan melirik ke arah Rainie, "Apa aku bicara terlalu banyak?"

Ini pertama kalinya, ada orang yang berbicara mengenai hal-hal yang tidak ada hubungannya dengannya namun ia tidak merasa jengkel sedikit pun, bahkan semakin ia mendengarnya, gambaran di dalam benaknya malah semakin jelas.

Tuan Muda Keluarga Dan, dengan rambutnya yang sedikit panjang itu, duduk di dalam ruang baca yang gelap, sambil merokok, dan membaca dokumen statistiknya dengan mengerutkan keningnya, gambaran Tuan Muda Keluarga Dan itu sama persis seperti gambaran dirinya yang ada di benak Rainie.

Tanpa berekspresi, Rainie pun meletakkan cangkir tehnya, lalu bertanya dengan tenang, "Sepertinya kau sangat mengenalnya?"

Begitu mendengar pertanyaan itu, Elly pun tercengang, lalu menundukkan kepalanya sambil tersenyum, "Sejak tahun ketiga ia memulai bisnisnya, aku selalu ikut dengannya, aku tahu jelas kesulitan apa saja yang sudah ia lalui. Kau bisa membayangkan, seorang tuan muda besar yang terkenal di Shanghai ini, berkelahi dengan para preman di pinggiran jalan di Inggris karena dimintai biaya keamanan, lalu pada akhirnya kepalanya terluka parah, dan menolak untuk pergi ke rumah sakit karena masalah biaya pengobatan rumah sakitnya?"

Setelah berpikir sesaat, ia menggeleng-gelengkan kepalanya lagi, "Masalah-masalah seperti ini sering kali terjadi, waktu itu aku mengira, dia sama seperti diriku, seorang mahasiswa yang keluarganya bekerja mati-matian untuk membiayai hidupnya."

Lalu, sepertinya Elly tak ingin melanjutkan ceritanya itu lagi, karena kalau ia terus melanjutkannya, ia pasti akan teringat kembali pada Albert Dan, pria yang muncul tak sampai satu tahun di dalam kehidupannya, pria yang membuatnya merasa sangat sakit hati.

Rainie mendengarkannya dengan tenang, ia tak ingin memecah perasaan Ellu saat ini, ia juga tidak ingin memperlihatkan apa yang sedang ia pikirkan, namun hanya dengan begitu saja, ia pun bisa merasakan air mata Elly yang mulai bercucuran ke bawah, suaranya juga terdengar lebih berat.

Rainie segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Elly pun segera mengusap air matanya, lalu setelah emosinya kembali tenang, ia menghela nafasnya, dan bangkit berdiri, "Aku harus menemani paman dan bibi untuk menghibur para tamu, kalau Nona Song merasa di luar terlalu ramai, istirahat saja sejenak di sini, aku akan mengatakannya pada pelayan di luar supaya tidak ada yang masuk dan mengganggumu."

"Baik." katanya pelan, pandangan matanya tampak sangat lembut, setelah melihat Elly melangkah keluar, dan tiba-tiba menghentikan langkahnya, melihat ke arahnya dengan wajah yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu.

"Ada masalah apa lagi? Nona Shi?"

Tanyanya tenang sambil mengangkat kepalanya.

Elly tersenyum tipis, setelah berpikir sejenak, ia pun menjelaskan, "Kedua orang tua Alvin sampai sekarang sama sekali tidak mengetahui semua pengalaman yang dialami oleh Alvin di luar negeri selama ini, sebenarnya aku mengatakan semua ini pada Nona Song bukan karena ada maksud lain, kuharap kau tidak merasa bahwa aku berkata terlalu banyak."

Setelah terdiam beberapa saat, ia tersenyum lagi, "Aku bisa melihat bahwa dia memiliki perasaan terhadap Anda, Nona Song, ini pertama kalinya. Sebenarnay aku sangat senang, aku merasa senang untuknya, terkadang dia memang sedikit nakal, namun perasaannya yang sebenarnya selalu ia simpan di dalam hatinya. Jadi, entah bagaimana pun sikap Nona Song, kuharap Anda bisa memberinya kesempatan untuk mengenalnya lebih dalam."

Lalu, tanpa menunggu jawaban dari Rainie, ia pun berjalan keluar dari ruangan itu.

Meninggalkan Rainie yang menundukkan kepala sambil memandangi teh yang sudah dingin di tangannya itu, sorotan matanya terlihat sangat dalam.

Ia hanya bisa mengakui bahwa dirinya cukup mengagumi ALvin.

Karena ia kagum pada orang seperti Alvin ini, anak muda yang bisa mengandalkan usaha dan kerja kerasnya sendiri untuk mencapai keberhasilan. Kalau dibandingkan dengan orang yang selalu membuat takdir sejak lahir sebagai alasan, yang selalu berusaha untuk mencari jalan pintas melalui pertemanan dengan orang-orang kelas atas, orang seperti Alvin ini jelas terlihat jauh lebih unggul.

Kalau begitu, sepertinya dirinya dan Zayn sudah terlihat jelas sangat berbeda.

Entah kenapa, Rainie yang menyadari hal itu pun mulai merasa sedikit kesal, wajahnya tampak muram, ia pun meletakkan cangkir tehnya di atas meja, matanya melihat ke seisi ruangan istirahat itu, lalu ia pun bangkit berdiri dan keluar dari sana.

Baru saja Rainie keluar dari ruang istirahat, sebuah langkah kaki yang sangat panik pun terdengar dari sebelah sana, pria itu melihat ke arah pelayan yang berjaga di depan ruang istirahat, "Siapa yang ada di dalam?"

Pelayan itu pun menganggukkan kepalanya dengan hati-hati, "Tadi Nona Shi mengatakan, bahwa Nona Song sedang istirahat di dalam, tapi barusan ia keluar."

"Keluar?"

Alvin pun segera membalikkan kepalanya dan melihat ke arah kerumunan orang-oran gitu.

Saat itu, Rainie baru saja selesai mencuci tangannya di toilet, ia melangkahkan kakinya ke arah pesta itu, saat ia melewati bar yang sangat ramai, tiba-tiba ia mendengar sebuah suara yang sangat tajam.

"Aku belum selesai minum, tapi kau sudah membereskannya, apa kau sengaja ingin membuatku kesal?"

Suara itu terdengar tidak asing, Rainie pun menghentikan langkah kakinya dan melihat ke arah suara itu, ternyata benar, ia melihat Nona Kecil Keluarga Yuan yang sedang mengacungkan jari telunjuknya ke arah kepala seorang pelayan wanita dengan sangat kesal.

Pelayan wanita itu menundukkan kepalanya, lalu meminta maaf dengan terbata-bata, "Maaf, Nona, aku akan segera membuatkan yang baru untuk Anda."

Sebenarnya, yang membuat Nona Yuan kesal bukan karena pelayan wanita itu membereskan minumannya, tapi karena pelayan wanita yang membereskan minumannya itu tidak mengenali bahwa dirinya adalah Nona dari Keluarga Yuan.

Begitu melihat kejadian itu, Rainie pun berjalan ke sana, lalu mengulurkan tangannya dan menghentikan jari telunjuk Nona Yuan yang ingin menyundul kepala pelayan wanita itu lagi, begitu merasa dirinya terselamatkan, sang pelayan wanita itu pun langsung menangis tersedu-sedu, lalu memanggil, "Nona Song."

Rainie dipanggil Nona Song, tapi putri Keluarga Yuan hanya dipanggil Nona saja.

Nona Yuan pun kesal, wajahnya bertambah marah.

Namun Rainie hanya menatap wanita di hadapannya itu tanpa berkata apa-apa, hanya dalam waktu singkat, Nona Yuan pun merasa sekujur tubuhnya merinding, dan langsung mengalihkan tatapan matanya.

Melihat sikap Nona Yuan, Rainie pun tak berkata apa-apa lagi, ia menoleh ke arah pelayan gitu dan berkata, "Kau boleh pergi."

"Huh......" Nona Yuan membalikkan badannya, baru saja ia ingin mengatakan sesuatu, namun lirikan mata Rainie itu membuat mulutnya tak berani terbuka.

"Ini bukan rumahmu, ini adalah pesta ulang tahun Tuan Besar Dan, meskipun ayahmu datang, tetap saja kau harus menghormatinya."

Katanya pelan, lalu ia pun melangkahkan kakinya dan berjalan ke depan.

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu