Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 108 Hidup Dan Mati

"Lucy!"

Ibu Lu dan Janice sangat ketakutan sehingga mereka bergegas ke sisinya dan melindunginya dari depan.

Mereka benar-benar mendobrak masuk, apa yang telah terjadi di luar?

Janice meraung, "Kalian terlalu kurang ajar."

Ketiga lelaki itu tampak garang dan bertanya, "Apakah kalian merupakan keluarganya?"

Hati Lucy tiba-tiba tenggelam dan kulit kepalanya mati rasa.

Orang-orang ini jelas bukan pemberontak, mereka benar-benar telah dianiaya oleh ayahnya sehingga datang untuk membalas dendam, tatapannya dipenuhi dengan kebencian dan tekad yang kuat.

Dia panik dan buru-buru mendorong Janice, "Janice, kamu cepat membawa ibumu keluar. Urusan keluargaku tidak ada hubungannya dengan kalian, jangan ikut mencampuri urusan disini."

Ibu Lu berkedip dan berteriak, "Lucy!"

“Bibi, terima kasih sudah datang menemui ayahku, tapi aku tidak ingin masalah ini menyulitkan kalian,mohon kepada bibi untuk kembali.” Dia memberi sebuah tatapan pada Janice.

Jika seseorang bisa keluar baru bisa ada pertolongan, jika mereka bertiga terjebak disini pasti akan mengalami masalah, bagaimana mereka bisa melawan tiga pria kuat,dia tidak akan membiarkan temannya mengalami kesakitan.

Janice menggertak gigi, hati di dalam hatinya berhadapan dengan ibu Lu dan berkata "Ibu kamu pergi dulu. Ketiga teman ini mungkin reporter, akan lebih baik jika aku menemani mereka disini."

Hati ibu Lu sangat kacau, tetapi dia masih punya sedikit pikiran rasional dan mengangguk dengan suara gemetar, "Baik ibu akan menuangkan air untuk kalian."

Lucy menggigit bibirnya, memaksa diri sendiri untuk tenang, dan melihatnya untuk pergi ke luar, selangkah demi selangkah seperti sedang menginjak jantung hatinya.

"Panggg!"

Hanya tersisa langkah terakhir, pintu dengan celah terbuka itu tiba-tiba dibanting menutup. Pria itu mengunci pintu itu.

"Siapaapun tidak boleh pergi!"

Wajah mereka bertiga terlihat suram, dan pupilnya mengencang.

"Apa yang ingin kalian lakukan?" Janice menggertakkan giginya dan menatap orang-orang itu. "Jika kalian membunuh kami,hukuman kalian akan lebih berat daripada orang yang berada di ranjang itu, yang berupa hukuman mati. Kalian harus berpikir jernih."

“Oh, hukuman mati? Hari ini jika aku tidak membunuhnya, aku tidak mungkin datang lagi.” Seorang pria di tengah tersenyum dingin, dan membanting sebuah golok ke kursi.

Darah Lucy di bibirnya memudar, kukunya mengerat pada telapak tangannya,punggungnya basah oleh keringat, dan kepanikan langsung memasuki kepalanya.

Dia menatap golokan itu dan menelan air liurnya, memaksakan diri untuk tenang, dan suaranya terdengar sedikit gemetar. "Kalian tenang dulu, kita bisa membicarkannya dengan jelas, bahkan jika kalian ingin membunuh, juga harus membiarkanku mati dengan alasan yang rasional. "

"Ayahku adalah pejabat korup, sangat jahat, aku tidak punya apapun untuk dipertahankan, kalian mendobrak masuk dengan amarah, tidak peduli pada nyawa diri sendiri untuk membalas dendam membuatku kagum, tetapi kejahatan dan kebaikan akan mendapatkan balasannya sendiri, aku berharap kalian untuk tidak melukai orang yang tidak bersalah. Mereka berdua tidak ada hubungannya dengan ayahku. "

"Lucy!" Ibu Lu tidak bisa lagi menahan, memegang tangannya dan menangis, "Aku adalah ibumu, kalian sudah mendapatkan masalah mau bagaimana membiarkanku hidup seorang diri!"

Wajah Lucy berubah, tetapi dia menatapnya dengan tak berdaya.

Ibu Lu berdiri di depannya dan menangis serta memohon kepada orang-orang di depan, "Aku adalah ibunya. Ini adalah suamiku yang berada di tempat tidur, jika kalian ingin membalas dendam bisa menyerang kami berdua,jangan menyerang putriku ..."

"Ibu!"

"Bibi!"

“Cukup!” Ketiga lelaki itu mendengus dengan sangat tidak sabar.

"Apa kalian sangat menginginkan kematian? Baik aku akan memenuhi keinginan kalian semua!"

Lucy memasukkan tangannya ke dalam sakunya dan meremas ponselnya dengan berkeringatan. Dia tidak bisa bertindak ceroboh membangkitkan amarah mereka, dan konsekuensinya akan lebih mengerikan.

Dia bernafas dengan tenang, menatap lurus ke arah lawannya, sedikit bernafas dan bergegas. "Bisakah kalian memberitahuku bagaimana ayahku menyakiti kalian? Jika kalian masih memiliki keluarga, aku masih berharap agar kalian bisa tenang dulu, jangan biarkan tragedi itu terulang kembali, pikirkan apa yang akan terjadi pada putri kalian di masa depan. "

Suara itu baru saja jatuh, sebaliknya ketiga pria itu menjadi marah dengan wajah cemberut,kemudian berjalan untuk mencekik lehernya, dengan penuh amarah mengaum, "Masih berani menyebutkn masalah ini dengan kami,semua karena ayahmu, tahun lalu sebuah proyek di kota Nan menjadi ambruk, apakah kamu tahu berapa banyak orang yang sudah meninggal? Apakah kamu tahu berapa banyak anggota keluarga yang tinggal di sana? Istriku, putriku ... semua terkubur di bawah, pembunuh langsung ialah bos dari proyek itu, tetapi hakim malah mengatakan bahwa tanggung jawabnya bukan hanya terdapat pada satu orang, hukumannya tidak lebih dari sepuluh tahun, ini adalah pengadilan dari ayahmu! "

"Jika bukan karena dia menerima uang itu, jika bukan karena dia merencanakan sesuatu dari belakang, kenapa baru diadili sampai saat ini, dia seharusnya menjalani hukuman mati!"

Suara pria itu semakin tergesa, dia tampaknya telah kehilangan akal, dan kekuatan di tangannya tidak terkontrol. Wajah Lucy sudah biru dicubitnya, menggertak gigi sambil melepaskan tangan pria itu.

"Lucy!"

"Kamu lepaskan dia, lepaskan!!!"

"Lucy!"

Ibu Lu berteriak dan melepaskan tangan pria itu. Janice bingung dan mengambil kursi di sebelahnya untuk membantingnya, tetapi dihentikan oleh kedua pria lainnya.

"Lepaskan aku! Lucy ..." Janice berteriak keras, berharap suaranya bisa terdengar sampai luar.

Namun, efek isolasi suara rumah sakit sangat baik. Beberapa suara tidak jelas terdengar, hanya terasa sangat berisik. Mereka semua berpikir bahwa anggota keluarga pasien menangis dan mereka tidak terlalu peduli.

"Ehek ehek ..."

Lucy tidak bisa mengeluarkan suaranya sama sekali, hanya merasa kepalanya kekurangan oksigen, dan wajahnya berangsur-angsur menjadi hitam dan tubuhnya mulai melemas.

"Mati, aku ingin kamu membayar untuk itu ..."

Pria itu tiba-tiba tersenyum liar dan tatapannya berlumuran darah.

Suara pintu ditendang dari luar terdengar tiba-tiba.

“Lucy!” Teriakan berisi amarah terdengar, dan lelaki itu masih belum bereaksi dari kegilaan itu dan segera diusir!

"Jangan bergerak!"

Kemudian sekelompok penjaga keamanan menyelinap masuk dan dengan cepat menghentikan ketiga pria itu.

Lucy bergoyang dan tubuhnya jatuh ke bawah tetapi ditahan pada waktu yang tepat.

“Lucy!” Wajah suram Dean menjadi pucat dan mengerut, dan urat biru di dahinya terlihat, menatapnya, dengan cepat berteriak ke luar dan memanggil “Dokter!”

"Lucy!"

Ruangan itu kacau dalam sementara waktu.

Pada saat ini, ada dua sosok berdiri di pintu, itu adalah ibu Shao dan Stephanie.

Pada saat itu, keduanya sudah memasuki rumah sakit, tidak kepikiran Dean akan keluar untuk menghentikan mereka.

Tetapi siapapun tidak mengira bahwa yang tertunda di jalanan, disini malah terjadi pertempuran sengit antara hidup dan mati.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu