Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 404 Sekarang Aku Adalah Suamimu

Lucy Lu terdiam melihat akta nikah yang diletakkan di atas meja.

Tiba-tiba dia tersenyum, berpikir bahwa mimpi ini sungguh nyata.

Dean Shao yang berada di sampingnya, menggenggam erat telapak tangannya tanpa bersuara.

Tidak peduli ini mimpi atau bukan, pada saat ini Lucy Lu sangat terpana.

Dia meraih leher Dean Shou dengan satu tangan, dan bibirnya yang dingin menciumnya dengan sedikit bau alkohol.

"Dean Shao, Dean Shao..."

"Sekarang, aku adalah suamimu ..."

——

Keesokan harinya, Lucy Lu terbangun dan merasa sakit di seluruh tubuhnya, ketika dia bergerak, beberapa bagian tubuhnya terasa sakit yang tidak tertahankan.

Dia duduk, dengan tangannya yang halus dan lembut menepuk dahinya, dan perlahan-lahan membuka matanya.

Terdiam beberapa saat, kelima jarinya memegang erat seprai abu-abu terang, dan mencoba berpikir.

Di mana ini dan mengapa dia telanjang?

Melihat sekeliling ruangan di mana dia berada, memperhatikan dekorasi dan tata ruangan ini seperti milik seseorang.

Hanya saja ... dia tidak bisa mengingat dengan jelas, dan ketika dia mengingat sesuatu, terasa hampir pingsan.

"Ooo Tuhan, menikah?"

Dia membuka selimut, kakinya menginjak lantai, tubuhnya membungkuk mengambil pakaian yang berserakan satu per satu.

Tanpa diduga, tiba-tiba terdengar suara, Dean Shao bersandar di pintu dan memandangi tubuh wanita itu dengan penuh minat, "Lucy, sarapan."

Lucy Lu membungkuk sedikit, wajah dan lehernya memerah dalam sedetik. Dia segera kembali ke tempat tidur seperti hantu dan memeluk selimut untuk menutupnya, "Kamu, Dean Shao, kamu ..."

Dean Shao tersenyum, mengabaikan Lucy Lu, masuk ke dalam kamar, mengambil pakaian dilantai dan meletakakannya di samping, dari dalam lemari pakaian mengambil kemeja putih dan memberikan kepadanya. "Pakaian itu kotor, pakai ini. . "

Lucy Lu sedikit mengerutkan bibir, tubuhnya menegang, dan Dean Shao tersenyum melihatnya. Dia membungkuk dan mencium dahinya, dan menyeka rambut yang ada di pelipisnya. "Keluar dan makan? Katamu hari ini masih memiliki perjalanan bisnis."

“Perjalanan bisnis?” Lucy Lu menunggu dia keluar kamar, langsung mengganti pakaian dan keluar.

Lucy Lu memakai kemeja putih Dean Shao, sungguh sangat mempesona.

Dean Shao bahkan tidak sadar bahwa susu meluap dari gelas.

Dean Shao batuk dengan canggung dan menunjuk ke arah ruang makan, "Ayo makan dulu, Glen Lin akan datang membawakan pakaian dan mengantarmu pulang."

Lucy Lu melihat dia sudah mengaturnya, tanpa berkata apa-apa berjalan ke arah ruang makan.

Dean Shao melihat kaki Lucy yang ramping, matanya menegang dan berusaha mengendalikan emosi di dalam hatinya, lalu berkata "Tunggu sebentar."

“Ada apa?” Lucy Lu membalik badan, tidak tahu mengapa.

Pria itu menatap kaki Lucy beberapa saat, lalu pergi beberapa saat lalu kembali membawa sepasang sandal di tangannya, dan matanya memandang kaki wanita itu.

Lucy Lu mengerti, dengan sedikit canggung menggosok punggung kakinya dengan kaki satunya.

Dean Shao membungkuk dan memakaikan sandal tanpa mengatakan sepatah kata pun. Setelah dia berdiri, segera membuka pintu ruang makan, "Silahkan duduk."

Lucy Lu tidak terbiasa dengan hal itu, duduk berhadapan dengan Dean Shao dan melihat sekeliling, "Ini apartemenmu di kota Jin? Bagaimana dengan ibumu?"

"Dia dirawat di rumah sakit." Dean Shao menyajikan bubur untuknya, dan meletakkan semangkuk bubur panas di depannya. Dia melirik, "Apa kamu ingat apa yang terjadi semalam?"

Lucy Lu tiba-tiba merasa pipinya merasa panas, karena Dean Shao berinisiatif menceritakan apa yang terjadi semalam, dia juga merasa tidak dapat melarikan diri, jadi dia berdeham malu.

"Tiga kali."

Lelaki itu menyipitkan mata dan meletakkan telur yang sudah dikupas di piring Lucy, "Jika kamu tidak tertidur, mungkin bisa tambah dua kali."

“Siapa yang menyuruhmu mengatakan ini?” Lucy Lu melihat Dean Shao dengan tidak yakin apa dirinya salah dengar.

Dean Shao mengangkat kepala, memberikan sesendok bubur ke bibirnya, dan menatapnya sejenak, "Kamu ingin aku mengatakan apa?"

Jantungnya berdetak cepat, tetapi dia sengaja menghindari topik tertentu. Dia sangat berhati-hati, takut kalau Lucy akan berkata bahwa dia menyesal.

“Aku tidak menyesal.” Lucy Lu menunduk kepala, mengupas sepotong putih telur untuk dimakan, berkata “Saat ini aku merasa sangat bahagia.”

Dia baru saja ingin mengatakan sesuatu, tetapi setelah melihat kepanikan di mata Dean Shao, tiba-tiba dirinya merasa sangat tertekan, seketika seperti memahami apa yang dipikirkannya.

Dean Shao bergetar menatap matanya, "Sungguh tidak menyesal?"

Lucy Lu dengan lembut menjawab "Ya selama hidupku, Aku adalah milik Tuan Shao, ada atau tidak ada akta nikah, tidak begitu banyak berpengaruh bagiku."

Dean Shao menebak arti dari kata-katanya, Lucy Lu mengangkat alisnya dan bertanya, "Jadi, bisakah kamu menunjukkan padaku?"

Pria itu mendorong kursinya, berjalan dengan langkah kaki perlahan dan segera kembali.

Lucy Lu berkerut melihat Dean kembali dengan kedua tangan yang kosong, lalu bertanya, "Bagaimana dengan akta nikah?"

Detik berikutnya dia melihat Dean Shao dari dalam sakunya mengeluarkan kotak beludru hitam, mengulurkan tangan dan memberikan kepada Lucy Lu.

Lucy Lu dengan sedikit terpana mengambilnya, membuka kotak dan melihat cincin yang sama seperti satu tahun yang lalu.

Tiba-tiba seperti mengerti apa yang terjadi, matanya tiba-tiba memerah, berusaha untuk menahan emosi dari dalam hatinya.

Berkata dengan sulit, "Ternyata tidak hilang."

Dia menyentuh setiap sudut berlian.

Pada saat itu dia berpikir bahwa cincin itu telah menghilang dan beberapa harapan di hatinya pun akan hilang dan tidak memiliki banyak harapan untuk masa depan keduanya, membayangkan akan sulit untuk hidup bersama.

"Lucy" Dean Shao berkata, "Setahun yang lalu, aku menunggu kamu untuk mengatakan ya, tetapi saat itu kita berpisah, sekarang aku berharap bisa memakaikan langsung kepadamu.”

"Iya."

Wanita itu menjawab pelan dan merentangkan jari-jarinya.

Cincin terpasang di jari manisnya, keduanya saling terdiam.

Lucy Lu meletakkan tangannya di belakang punggungnya, pura-pura batuk dua kali, berjalan dari ruang makan menuju kamar mandi. "Aku pergi mandi, sebentar lagi aku harus berangkat.”

Di belakangnya, pria itu sedikit tersenyum dan berjalan dengan cepat mengikutinya. Keduanya masuk ke dalam kamar mandi satu demi satu, Lucy Lu berseru: "Apa yang kamu lakukan, Dean Shao?"

Dia membungkuk dan mencium bibirnya dengan kuat, dan tangannya mulai berkeliaran meraba tanpa terkendali.

"Sekarang aku adalah suamimu, aku menuntut hak sebagai suami istri."

Tidak lama kemudian, terdengar suara air dari dalam kamar mandi, dan perlahan-lahan terdengar suara desahan wanita.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu